07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Bagi Jose Casanova, yang telah belajar dari pelbagai kasus – meskipun<br />

dia mengatakan belum belajar kasus Islam, Hindu, Budha,<br />

dan sebagainya – bila kita berbicara tentang public religion, maka<br />

pada saat yang sama juga berbicara tentang kedewasaan. Namun<br />

berbicara mengenai kedewasaan itu bukan hanya problem Indonesia.<br />

Oleh karena itu, Casanova mengambil kesimpulan bahwa<br />

agama publik harus bermain pada tataran civil society. Dan ketika<br />

dia berbicara pada tataran civil society, saya menangkap bukan<br />

berarti dia melarang, melainkan tidak merekomendasikan adanya<br />

partai politik agama dan sebagainya.<br />

Perlu kita ingat bahwa bukan berarti karena kita main pada<br />

tataran civil society kemudian dampaknya kecil terhadap negara. Abraham<br />

Kuyper menyebut ada<br />

dua dampak: pertama, dampak<br />

secara institusi; dan ke-<br />

Dalam politisasi agama, bukan hanya<br />

agama yang dirugikan, tapi juga<br />

dua, secara organik. Dampak negara. Begitu pula dalam agamaisasi<br />

secara institusi, bagi saya, politik, bukan hanya negara yang<br />

mesti masuk ke dalam politik<br />

moral. Organik artinya demikian, yang terjadi dalam politisasi<br />

dirugikan tapi juga agama. Dengan<br />

individu, dengan merayakan agama dan agamaisasi politik adalah<br />

kehidupan keagamaan. Kalau<br />

kita lihat, pertama kali<br />

tindakan bunuh diri (suicide), baik bagi<br />

agama maupun negara.<br />

demokrasi muncul justru di<br />

negara-negara Protestan. Lalu pertanyaannya, kenapa itu bisa terjadi?<br />

Huntington mengatakan, Konfusius, Islam, dan Katolik tidak bisa<br />

mengadopsi demokrasi. Namun kemudian ia memasukkan negara<br />

yang mayoritas Katolik dalam The Third Wave.<br />

Kembali pada pertanyaan tadi, kenapa negara-negara yang<br />

warganya mayoritas menganut Protestan bisa menjadi negara de-<br />

Benjamin F. Intan –<br />

355

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!