07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Apakah konsep common good tersebut berangkat dari pemikiran<br />

John Rawls?<br />

Konsep dari Rawls sebenarnya kita tolak, meskipun belakangan<br />

ada perubahan dari Rawls melalui konsep overlapping consensus-nya.<br />

Kembali pada konsep common good, konsep ini sebenarnya adalah<br />

the unity. Jadi ini semacam satu-kesatuan dari pelbagai good dari<br />

masing-masing kelompok. Saya pernah menulis ini di Suara Pembaruan,<br />

kalau tidak salah “Pluralisme dan Common Good”.<br />

Kalau menurut Franz Magnis-Suseno, ukuran common good<br />

minimum ada perlindungan terhadap minoritas. Jadi tetap common<br />

good, menurut John Courtney Murray, harus pluralist in structure.<br />

Jadi sekali lagi ukuran common good bukanlah yang lebih populer,<br />

mayoritas atau yang lebih kuat argumennya, melainkan satu kesatuan.<br />

Dengan kata lain, common good, seperti ditegaskan Murray,<br />

harus dicapai secara consensus melalui kontemplasi dan argumentasi,<br />

yakni ketika tercapai doctrine solidifies. Dalam arti bahwa ia<br />

tetap dalam satu-kesatuan tetapi tetap pluralist in structure dan juga<br />

mesti bisa menjamin hak-hak minoritas.<br />

Kita juga bisa mengambil dari sumber kekristenan yang disebut<br />

Golden Rule, yang menurut John Hick, berbagai variasinya<br />

ada di dalam setiap agama. Ia mengutip dari Hadits, bahkan juga<br />

dari agama Zoroaster, Hindu, Budha, dll. Inti dari Golden Rule<br />

itu adalah: apa yang engkau kehendaki supaya seseorang berbuat<br />

kepadamu, maka lakukanlah sesuatu itu kepada orang lain. Kalau<br />

saya teruskan dengan ajaran kekristenan, kasihilah orang lain sebagaimana<br />

kamu mengasihi dirimu sendiri.<br />

Satu contoh, ketika saya studi di Boston ada seorang tokoh<br />

Muslim dari Indonesia bertanya kepada saya: “Oke, kami akui<br />

bahwa umat Muslim memang perlu mengevaluasi diri. Namun<br />

348<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!