07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

gaskan kalau agama mengganggu ketertiban umum, saya memakai<br />

istilah Michael Walzer, negara mesti hanya sampai pada batasan<br />

“at” the boundaries dan bukannya “across” the boundaries dari agama.<br />

Artinya, ketika ada tafsir agama yang menimbulkan ketertiban<br />

umum terganggu, negara tidak bisa melarang agamanya. Jadi<br />

negara harus tetap membiarkannya hidup bebas. <strong>Kebebasan</strong> dalam<br />

arti ini tidak bisa ditawar lagi.<br />

Ironisnya di negara kita, kebebasan<br />

negative immunity terse-<br />

publik telanjang, berarti hendak<br />

Dengan mengatakan ruang<br />

but masih belum benar-benar menegaskan bahwa ruang publik<br />

terjamin. Jangankan pada level harus netral, tidak boleh terdistorsi<br />

positive immunity, yang negative<br />

immunity pun masih dalam dengan Neuhaus bahwa pendapat<br />

nilai-nilai agama. Saya setuju<br />

tanda tanya besar.<br />

seperti ini omong kosong dan tidak<br />

Jika kita baca hak politik<br />

mungkin terjadi.<br />

dan hak sipil dalam ICCPR,<br />

menurut saya, ada yang mesti dikritik. Karena di situ disebutkan<br />

negara harus terbatas, negara kalau bisa harus negatif, dan seterusnya.<br />

Akan tetapi jika kita lihat dalam konteks Pancasila sila<br />

pertama, yang saya tafsirkan sebagai public religion, negara harus<br />

mendorong peran agama-agama di publik. Ini yang saya baca dari<br />

Soekarno dan T.B. Simatupang. Jadi negara harus mendorong dan<br />

berperan aktif, tidak hanya bersikap pasif dengan tidak ikut campur<br />

sama sekali.<br />

Tapi tidak seperti model negara integralisme ala Supomo?<br />

Tidak. Saya tidak setuju dengan model tersebut. Integralistik<br />

ala Supomo menyamakan state dan society. Bagi saya tetap harus<br />

Benjamin F. Intan –<br />

345

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!