07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

pertama, secara substantif. Dalam arti bahwa kalau kita memakai<br />

istilah Abraham Kuyper yaitu a free church in a free state atau a free<br />

religion in a free state, yang menegaskan: agama-agama harus bebas<br />

dalam negara yang bebas. Jadi tidak boleh saling mensubordinasi<br />

satu sama lain. Itu secara subtantif. Jadi tidak boleh ada dominasi<br />

negara, sebaliknya juga tidak boleh ada hegemoni agama.<br />

Yang kedua adalah secara fungsional. Artinya, kalau kita memakai<br />

istilah John Calvin, separated but not parted, ada pemisahan<br />

tetapi tidak ada keterpisahan antara agama dan negara. Jadi, jika<br />

kita kembali sebagai orang yang beriman, sebetulnya Tuhan yang<br />

menciptakan dua intitusi ini. Nah di situ nanti kita akan melihat<br />

bahwa ada tanggung jawab negara tanpa mencampuri urusan agama,<br />

dan sebaliknya ada tanggung jawab agama tanpa mencampuri<br />

urusan negara.<br />

Apakah konsepsi tersebut sama dengan yang diungkapkan oleh Alfred<br />

Stephan bahwa negara harus toleran terhadap agama dan agama juga<br />

harus toleran terhadap negara, saling menghormati, tetapi keberadaan<br />

keduanya tidak dapat dipisahkan?<br />

Kalau menurut saya, ini bukan hanya toleransi. Hubungan<br />

agama dan negara justru lebih pada hubungan simbiotik. Jadi, lagilagi,<br />

bukan hanya toleransi. Oleh karena itu, saya memakai istilah<br />

fungsional di sini. Fungsional di sini berarti ada perasaan saling<br />

membutuhkan atau saling menguntungkan satu sama lain. Kalau<br />

hanya toleransi, itu kurang. Kalau kita membaca David Little, toleransi<br />

itu ada dua macam, yaitu toleransi dalam arti sempit dan<br />

toleransi dalam arti luas. Kalau Little sendiri mengambil toleransi<br />

dalam arti yang luas.<br />

Benjamin F. Intan –<br />

343

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!