07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

square). Inilah keberatan Neuhaus. Dengan mengatakan ruang<br />

publik telanjang, berarti hendak menegaskan bahwa ruang publik<br />

harus netral, tidak boleh terdistorsi nilai-nilai agama. Saya setuju<br />

dengan Neuhaus bahwa pendapat seperti ini omong kosong dan<br />

tidak mungkin terjadi. Kalau kita melihat contoh di Amerika, mereka<br />

mengatakan bahwa tidak boleh membaca kitab suci atau berdoa<br />

di sekolah negeri (public school). Publik harus bebas dari distorsi<br />

nilai-nilai agama. Tapi di sana diajarkan teori evolusi, ajaran<br />

Marxis dan sebagainya, yang bagi saya, itu sebetulnya juga suatu<br />

agama, agama sekular.<br />

Kalau kita kembali kepada pemikiran Michael Polanyi mengenai<br />

Personal Knowledge, di situ ia membedakan antara values dengan<br />

facts. Values adalah sesuatu yang personal, yaitu nilai-nilai agama<br />

yang bersifat privat dan hanya bisa dibicarakan dalam kehidupan<br />

pribadi, keluarga, gereja, masjid, sekolah-sekolah agama, dan sebagainya.<br />

Berbeda dengan facts. Facts adalah fakta-fakta obyektif<br />

yang terkait dengan wilayah sosiologi, biologi, dan evolusi termasuk<br />

juga di dalamnya. Polanyi mempunyai pengaruh di Amerika. Kita<br />

kasih contoh seperti Harvard Divinity School, Yale Divinity School<br />

yang beberapa waktu lalu diisukan akan tutup. Sebagai elaborasi<br />

kita masuk ke kasus ini.<br />

Pada awalnya penyebab mau ditutupnya professional school ini<br />

adalah masalah uang. Namun saya ingin melihat lebih dalam, yakni<br />

masalah filosofi, masalah fondasi, di mana mereka ingin mengatakan<br />

bahwa teologi sebagai masalah personal, masalah values. Ini<br />

yang saya lihat bahwa sekularisme mempunyai gejala-gejala yang<br />

muncul, yang coba kita lihat di sini.<br />

Saya melihat bahwa antara sekularisme dan fundamentalisme<br />

itu seperti pendulum, apabila yang satu ditekan maka ia akan ber-<br />

340<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!