07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Ya, jika syariah ditafsirkan secara misoginis seperti itu. Ironisnya<br />

para pengusung formalisasi syariah adalah kelompok-kelompok<br />

yang pikirannya misoginis. Bila agenda itu berhasil, maka perempuanlah<br />

yang pertama kali disingkirkan dari ruang publik. Karena<br />

dalam pandangan mereka tempat yang ideal bagi perempuan adalah<br />

rumah tangga dan keluarga.<br />

Jadi penerapan syariat Islam yang seringkali muncul dan kemudian<br />

menimbulkan masalah, menurut saya, berangkat dari paradigma<br />

dan tafsir syariah yang tidak benar. Ironisnya, ada semacam<br />

anggapan umum bahwa kalau sudah ada label syariah, itulah<br />

satu-satunya kebenaran. Akibatnya sesuatu yang sesungguhnya<br />

hanya tafsir manusia akan menjadi hakim kebenaran. Inilah yang<br />

seringkali menimbulkan benturan antarsesama umat Islam sendiri.<br />

Karena ada pihak yang merasa paling benar. Semangat merasa paling<br />

benar ini menjadi berbahaya jika kemudian diformalisasikan<br />

dalam bentuk perda atau undang-undang. Karena melalui perda<br />

dan undang-undang, perasaan paling benar yang tidak seharusnya<br />

ada itu mendapatkan legitimasi.<br />

Terkait dengan hak dan kebebasan perempuan, apakah syariat Islam<br />

memang memarginalkan perempuan?<br />

Menurut saya, yang memarjinalkan perempuan adalah formalisasi<br />

(satu tafsir) syariat Islam oleh pemerintah atau negara, bukan<br />

syariat Islam itu sendiri. Kalau kita lihat di Malaysia, misalnya, konstitusinya<br />

Islam, tapi perempuannya mendapatkan akses yang sama<br />

dengan laki-laki di ranah publik. Mereka juga bebas berekspresi.<br />

Berbeda dengan perempuan di Afghanistan semasa rezim Taliban<br />

yang diharuskan hidup di balik tembok rumah. Juga berbeda de-<br />

316<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!