07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

yang kontroversial itu, karena, antara lain, mengatur aurat yang<br />

dianggap tidak mengakomodir kebhinekaan pandangan.<br />

Terkait dengan penerapan perda syariah di sejumlah daerah, termasuk<br />

di Aceh, ternyata banyak yang dirugikan, terutama kaum perempuan.<br />

Perempuan tidak punya ruang gerak yang luas, mereka terpinggirkan.<br />

Sementara dengan penerapan sistem yang demokratis, perempuan lebih<br />

diposisikan secara sama. Bagaimana tanggapan Anda?<br />

Jangan salah, demokrasi juga tidak serta merta mewujudkan<br />

kesetaraan laki-laki dan perempuan. Tetapi idealisme seperti ini<br />

masih harus diperjuangkan juga. Walaupun banyak negara sudah<br />

demokratis, apresiasi terhadap perempuan ternyata masih banyak<br />

sebatas di atas kertas. Karena kita semua tidak sekadar dihadapkan<br />

pada persoalan pemahaman agama, tetapi juga budaya patriarki.<br />

Budaya seperti ini dimiliki oleh lintas agama dan lintas suku. Budaya<br />

patriarki menjadi semakin mendapat legitimasi dengan tafsir<br />

agama. Syariat Islam sering dinilai menyudutkan perempuan, padahal<br />

yang dimaksud adalah tafsir atas Islam yang memarjinalkan<br />

perempuan.<br />

Ironisnya, banyak perda-perda syariah yang disemangati oleh<br />

tafsir agama yang seperti itu, sehingga menganggap bahwa proyek<br />

pertama syariat Islam adalah busana Muslim yang dikenakan oleh<br />

perempuan, larangan keluar malam untuk perempuan karena dianggap<br />

bisa mengundang fitnah, dan sebagainya. Sangat ironis,<br />

karena aturan-aturan seperti itu berangkat dari pandangan bahwa<br />

soal moralitas dan seksualitas publik adalah beban dan kewajiban<br />

perempuan, sehingga merekalah yang harus lebih dulu “ditertibkan”.<br />

Problemnya, apakah pandangan ini islami? Menurut saya ti-<br />

314<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!