Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
07.06.2015 Views

Democracy Project– sebagaimana mestinya. Negara tidak berjalan efektif. Saya melihat kekerasan terjadi juga karena mereka yang melakukan tindak kekerasan merasa dibiarkan. Mereka tidak merasa dilarang oleh negara. Kalau mereka melakukan kekerasan, mestinya mereka ditindak dengan tegas dan dihukum dengan hukuman yang setimpal. Kita selama ini selalu berwacana, bahwa hukuman mati melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Buat saya, itu tidak menyelesaikan masalah, justru menambahnya. Buktinya, sekarang orang yang divonis melakukan korupsi hanya dihukum, paling lama, di bawah sepuluh tahun. Ini sama sekali tidak setimpal dan tidak menimbulkan efek jera. Di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono banyak orang yang dihukum karena korupsi. Tapi yang melakukan korupsi juga tetap banyak. Artinya, hukuman yang ada tidak menimbulkan efek jera. Karena itu, bagi saya, lebih baik menerapkan hukuman yang keras dan sungguh-sungguh. Kita juga harus memahami bahwa masyarakat sudah frustasi dengan kondisi penegakan hukum yang tidak jelas. Mereka melakukan kekerasan karena mereka frustasi menyaksikan hukum yang tidak berjalan. Sejak dulu kita telah mempunyai undang-undang yang melarang perjudian dan peredaran minuman keras, tapi itu tidak dijalankan. Yang terjadi justru aparat hukum menjadi backing bisnis haram itu. Dengan segala preseden yang ada, ke depannya, kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia akan seperti apa? Saya kira kita harus tetap optimis bahwa situasi yang lebih baik masih bisa kita upayakan. Hanya saja kita harus lebih sungguh-sungguh dalam mengelola negara ini. Tidak berwacana yang 302 – Membela Kebebasan Beragama (Buku 1)

Democracy Project– didasarkan atas kekenesan, tetapi berorientasi pada penyelesaian masalah. Bagaimana pula dengan pluralisme yang banyak memperoleh rongrongan dari banyak aspek? Pluralisme merupakan kenyataan yang harus diakui dan dihormati. Ini juga merupakan sunnatullah. Mirip dengan ajaran agama, pluralisme ini juga harus diberi tafsir. Tafsirnya pun menurut saya harus sesuai dengan konteks Indonesia, bukan konteks negara lain. Akan seperti apa Pancasila, dasar negara kita, seiring dengan maraknya tuntutan syariat Islam dan sebagainya? Menurut saya, Pancasila akan tetap menjadi sandaran beragama kita. Agama merupakan sesuatu yang juga hidup di sini. Jadi, tidak bisa diabaikan. Keduanya tidak harus dilihat sebagai sesuatu yang kontradiktif, atau alternatif bagi yang lain. Tapi bisa dilihat secara komplementer. Karenanya, sekali lagi saya tegaskan, harus ada akomodasi (parsial) terhadap agama. Bahtiar Effendy – 303

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

didasarkan atas kekenesan, tetapi berorientasi pada penyelesaian<br />

masalah.<br />

Bagaimana pula dengan pluralisme yang banyak memperoleh rongrongan<br />

dari banyak aspek?<br />

Pluralisme merupakan kenyataan yang harus diakui dan dihormati.<br />

Ini juga merupakan sunnatullah. Mirip dengan ajaran<br />

agama, pluralisme ini juga harus diberi tafsir. Tafsirnya pun menurut<br />

saya harus sesuai dengan konteks Indonesia, bukan konteks<br />

negara lain.<br />

Akan seperti apa Pancasila, dasar negara kita, seiring dengan maraknya<br />

tuntutan syariat Islam dan sebagainya?<br />

Menurut saya, Pancasila akan tetap menjadi sandaran beragama<br />

kita. Agama merupakan sesuatu yang juga hidup di sini. Jadi, tidak<br />

bisa diabaikan. Keduanya tidak harus dilihat sebagai sesuatu yang<br />

kontradiktif, atau alternatif bagi yang lain. Tapi bisa dilihat secara<br />

komplementer. Karenanya, sekali lagi saya tegaskan, harus ada akomodasi<br />

(parsial) terhadap agama.<br />

Bahtiar Effendy –<br />

303

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!