Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
–Democracy Project– Kabar Baik: Laporan Kebebasan Beragama Kita Dalam sektor ini, dilihat dari perkembangan di atas, pertanyaannya kemudian: sejauh mana kita sudah melangkah? Alhamdulillah, kita sudah melangkah cukup jauh. Yang diperlukan di masa-masa mendatang adalah perbaikan, jika bukan penyempurnaan, atas apa yang sudah kita miliki saat ini. Mengapa demikian? Pada waktu yang hampir bersamaan di akhir 2008 dan awal 2009 lalu, tiga lembaga yang berbeda sudah merilis tiga laporan tentang kebebasan beragama di Indonesia pada tahun 2008, yang juga sudah kami kutip di bagian-bagian yang lalu. Ketiganya adalah: The Wahid Institute (WI), sebuah lembaga masyarakat di Jakarta yang sudah lama bergiat dalam penegakan pluralisme, dengan laporan berjudul Menapaki Bangsa yang Kian Retak: Laporan Tahunan Pluralisme Beragama/Berkeyakinan di Indonesia 2008; SETARA Institute (SI), sebuah lembaga swadaya masyarakat di Jakarta yang juga sudah lama aktif mengampanyekan hak-hak asasi manusia (HAM), demokrasi, dan perdamaian, dengan laporan berjudul Berpihak dan Bertindak Intoleran: Intoleransi Masyarakat dan Restriksi Negara dalam Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia; dan Center for Religious and Cross-Cultural Studies (CRCS), sebuah lembaga pendidikan dan penelitian di bawah Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan laporan berjudul Laporan Tahunan: Kehidupan Beragama di Indonesia Tahun 2008. Berbeda dari laporan SI yang kini sudah memasuki tahun kedua, laporan WI dan CRCS adalah laporan tahunan mereka yang pertama. Dengan tingkat variasi yang berbeda, ketiga laporan didasarkan atas observasi langsung, pendalaman melalui diskusi terfokus dengan para pihak, dan liputan media massa. Ketiga xxxvi – Membela Kebebasan Beragama (Buku 1)
–Democracy Project– laporan ini dapat diunduh lewat situs masing-masing lembaga di Internet; bahkan, baru-baru ini, SI menerbitkan laporannya menjadi buku dengan judul yang sama (2009). Rilis laporan-laporan ini merupakan terobosan penting dalam upaya penguatan, pendalaman dan perluasan advokasi kebebasan beragama di Tanah Air. Pertama, dengan tersedianya laporan tahunan seperti ini, yang merekam baik perkembangan yang negatif maupun yang kebalikannya, kita bisa memeriksa atau membandingkan apakah kinerja kita dalam bidang ini semakin baik tahun demi tahun atau sebaliknya, sejauh mana, dan dari segi apa saja. Dengan begitu kita bisa bekerja menegakkan kebebasan beragama dengan arah yang lebih jelas: sisi mana yang masih harus kita perbaiki dan bagaimana, dan sisi mana pula yang harus kita pertahankan. Kedua, dengan tersedianya laporan seperti ini, kita memiliki landasan yang kokoh untuk mengadvokasikan kebijakan publik yang lebih bersahabat kepada ideal kebebasan beragama di masa depan. Seperti umum diketahui dan sudah kami diskusikan secara ekstensif di atas, kebebasan beragama adalah hak setiap warganegara Indonesia, yang sudah memperoleh jaminan konstitusional. Akhirnya, yang ketiga tetapi tak kalah penting, ketiga laporan di atas disusun oleh para peneliti dan penggiat HAM dalam negeri. Ini menunjukkan makin meningkatnya kapasitas kita di dalam terus menegakkan kebebasan beragama, karena sebelumnya laporan sejenis dan terbit secara reguler ditulis dan disebarluaskan oleh peneliti, penggiat HAM, bahkan pemerintahan asing. Butir ini membawa manfaat sampingan lain, yakni bahwa hal ini dapat mempersempit ruang bagi kalangan yang kurang atau tidak mendukung penegakan kebebasan beragama untuk mengeritik dan mengecam advokasi Membela Kebebasan Beragama: Catatan Pengantar – xxxvii
- Page 1 and 2: Cover menyusul, lupa bawa file nya
- Page 3 and 4: -Democracy Project- MEMBELA KEBEBAS
- Page 5 and 6: -Democracy Project- Daftar Isi Ucap
- Page 7 and 8: -Democracy Project- Membela Kebebas
- Page 9 and 10: -Democracy Project- Zainani, Moh. H
- Page 11 and 12: -Democracy Project- Membela Kebebas
- Page 13 and 14: -Democracy Project- Jaminan Kebebas
- Page 15 and 16: -Democracy Project- Begitu juga, ay
- Page 17 and 18: -Democracy Project- eksekutif (pres
- Page 19 and 20: -Democracy Project- Konteks Mutakhi
- Page 21 and 22: -Democracy Project- UU tersebut aca
- Page 23 and 24: -Democracy Project- menentukan hing
- Page 25 and 26: -Democracy Project- aturan Pemerint
- Page 27 and 28: -Democracy Project- ini, yang merup
- Page 29 and 30: -Democracy Project- pok itu, bebera
- Page 31 and 32: -Democracy Project- Laporan Center
- Page 33 and 34: -Democracy Project- Dimensi ketiga
- Page 35: -Democracy Project- lama penerapan
- Page 39 and 40: -Democracy Project- 1. Laporan kebe
- Page 41 and 42: -Democracy Project- penting yang ha
- Page 43 and 44: -Democracy Project- Bibliografi Ali
- Page 45 and 46: -Democracy Project- Simandjuntak, M
- Page 47 and 48: -Democracy Project- Indonesia merup
- Page 49 and 50: -Democracy Project- sering berbuah
- Page 51 and 52: -Democracy Project- buku ini, dan m
- Page 53 and 54: -Democracy Project- lah sebenarnya
- Page 55 and 56: -Democracy Project- Saya kira perbe
- Page 57 and 58: -Democracy Project- lebih toleran.
- Page 59 and 60: -Democracy Project- karena berpikir
- Page 61 and 62: -Democracy Project- Menjelaskan ada
- Page 63 and 64: -Democracy Project- Pluralisme pada
- Page 65 and 66: -Democracy Project- menyertai perad
- Page 67 and 68: -Democracy Project- kontekstual. Ha
- Page 69 and 70: -Democracy Project- bisa menjadi ko
- Page 71 and 72: -Democracy Project- memisahkan anta
- Page 73 and 74: -Democracy Project- penting diperha
- Page 75 and 76: -Democracy Project- Seberapa banyak
- Page 77 and 78: -Democracy Project- pok Islam garis
- Page 79 and 80: -Democracy Project- indeks mengenai
- Page 81 and 82: -Democracy Project- ekslusif dan in
- Page 83 and 84: -Democracy Project- nik dan relasi
- Page 85 and 86: -Democracy Project- Membela Kebebas
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
laporan ini dapat diunduh lewat situs masing-masing lembaga di<br />
Internet; bahkan, baru-baru ini, SI menerbitkan laporannya menjadi<br />
buku dengan judul yang sama (2009).<br />
Rilis laporan-laporan ini merupakan terobosan penting dalam<br />
upaya penguatan, pendalaman dan perluasan advokasi kebebasan<br />
beragama di Tanah Air. Pertama, dengan tersedianya laporan tahunan<br />
seperti ini, yang merekam baik perkembangan yang negatif<br />
maupun yang kebalikannya, kita bisa memeriksa atau membandingkan<br />
apakah kinerja kita dalam bidang ini semakin baik tahun demi<br />
tahun atau sebaliknya, sejauh mana, dan dari segi apa saja. Dengan<br />
begitu kita bisa bekerja menegakkan kebebasan beragama dengan<br />
arah yang lebih jelas: sisi mana yang masih harus kita perbaiki dan<br />
bagaimana, dan sisi mana pula yang harus kita pertahankan.<br />
Kedua, dengan tersedianya laporan seperti ini, kita memiliki<br />
landasan yang kokoh untuk mengadvokasikan kebijakan publik<br />
yang lebih bersahabat kepada ideal kebebasan beragama di masa<br />
depan. Seperti umum diketahui dan sudah kami diskusikan secara<br />
ekstensif di atas, kebebasan beragama adalah hak setiap warganegara<br />
Indonesia, yang sudah memperoleh jaminan konstitusional.<br />
Akhirnya, yang ketiga tetapi tak kalah penting, ketiga laporan<br />
di atas disusun oleh para peneliti dan penggiat HAM dalam negeri.<br />
Ini menunjukkan makin meningkatnya kapasitas kita di dalam terus<br />
menegakkan kebebasan beragama, karena sebelumnya laporan sejenis<br />
dan terbit secara reguler ditulis dan disebarluaskan oleh peneliti,<br />
penggiat HAM, bahkan pemerintahan asing. Butir ini membawa<br />
manfaat sampingan lain, yakni bahwa hal ini dapat mempersempit<br />
ruang bagi kalangan yang kurang atau tidak mendukung penegakan<br />
kebebasan beragama untuk mengeritik dan mengecam advokasi<br />
<strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong>: Catatan Pengantar –<br />
xxxvii