Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
07.06.2015 Views

Democracy Project– Kuatnya anggapan masyarakat Indonesia terhadap sekularisme sebagai paham yang menyebabkan decline of religion, di mana fungsi dan peran agama dipandang tidak lagi memadai untuk kehidupan modern, menyulut mereka bersikap keras dalam menentang paham ini. Bagaimana sesungguhnya sekularisme menurut pandangan Anda? Istilah sekularisme pada dasarnya sangat debatable. Artinya, hingga sekarang ini seringkali istilah ini masih didiskusikan atau diperdebatkan nyaris tanpa ada ujungnya. Akibatnya, pemahaman setiap orang tentang sekularisme juga tidak seragam. Sehingga tak jarang juga bisa menimbulkan mis-persepsi atau kekacauan dan salah pengertian. Tetapi secara konseptual sekularisme itu sendiri sebenarnya paham tentang pemisahan antara agama dengan politik. Jadi, dengan pemahaman semacam itu berarti agama adalah urusan pribadi dan masyarakat; bukan urusan politik. Jika demikian pengertiannya, maka pada prinsipnya tidak otomatis dalam sebuah negara yang menerapkan sekularisme, agama menjadi mundur dan tertindas, karena agama tetap bisa diamalkan dan dikembangkan pribadi dan masyarakat; tetapi tentu saja tanpa bantuan negara dalam bentuk apapun. Meskipun begitu, ada beberapa macam sekularisme yang diterapkan berbagai negara dengan mengambil bentuk yang berbedabeda. Salah satu contohnya sekularisme yang friendly, berteman dengan agama, tidak memusuhi agama. Sekularisme model ini identik dengan praktik yang terjadi di Amerika Serikat. Di sana negara memisahkan antara urusan politik atau urusan publik dengan urusan agama, tanpa memusuhi dan menghilangkan agama. Jadi, urusan agama tidak boleh masuk atau dibawa-bawa ke dalam urusan politik atau publik. Contoh yang paling jelas dari kebijakan sekularisme Amerika adalah di kantor-kantor pemerintahan 248 – Membela Kebebasan Beragama (Buku 1)

Democracy Project– atau instansi publik, misalnya, tidak boleh diletakkan simbol-simbol agama seperti salib, bintang David (lambang agama Yahudi) bulan-bintang atau simbol-simbol keagamaan lainnya. Itu contoh yang paling konkret. Tetapi, lagi-lagi, agama di Amerika Secara konseptual sekularisme itu tidak dilarang dan perkembangannya dipersilakan tan- pemisahan antara agama dengan sendiri sebenarnya paham tentang pa ada campur tangan negara. Sebab keberadaan dan semacam itu berarti agama adalah politik. Jadi, dengan pemahaman perkembangan suatu agama urusan pribadi dan masyarakat; bukan urusan negara. Karena itu kalau mau bikin ge- pengertiannya, maka pada bukan urusan politik. Jika demikian reja, masjid, sinagog silakan prinsipnya tidak otomatis dalam sebuah negara yang menerapkan urus sendiri dan tidak bisa sekularisme, agama menjadi mundur meminta dananya pada pemerintah. Siapa saja dipersila- dan tertindas, karena agama tetap bisa diamalkan dan dikembangkan kan mengembangkan agamanya masing-masing selama ti- saja tanpa bantuan negara dalam pribadi dan masyarakat; tetapi tentu dak mengganggu kepentingan bentuk apapun. umum. Jika sudah mengganggu kepentingan umum maka berarti melanggar hukum dan ada sanksi hukumnya. Dalam hal itu negara tidak mengurusi agama karena agama menjadi urusan pribadi dan masyarakat. Lebih jauh lagi, negara juga tidak mengurusi hal internal agama seperti persoalan teologi, praktik ritual dan sebagainya, kecuali sudah mengganggu kepentingan publik, misalnya agama yang mengembangkan dan mendemonstrasikan suatu teologi kebencian dan negara kemudian menganggap hal ini sebagai satu hal yang Azyumardi Azra – 249

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Kuatnya anggapan masyarakat Indonesia terhadap sekularisme sebagai<br />

paham yang menyebabkan decline of religion, di mana fungsi dan<br />

peran agama dipandang tidak lagi memadai untuk kehidupan modern,<br />

menyulut mereka bersikap keras dalam menentang paham ini.<br />

Bagaimana sesungguhnya sekularisme menurut pandangan Anda?<br />

Istilah sekularisme pada dasarnya sangat debatable. Artinya,<br />

hingga sekarang ini seringkali istilah ini masih didiskusikan atau<br />

diperdebatkan nyaris tanpa ada ujungnya. Akibatnya, pemahaman<br />

setiap orang tentang sekularisme juga tidak seragam. Sehingga tak<br />

jarang juga bisa menimbulkan mis-persepsi atau kekacauan dan<br />

salah pengertian. Tetapi secara konseptual sekularisme itu sendiri<br />

sebenarnya paham tentang pemisahan antara agama dengan politik.<br />

Jadi, dengan pemahaman semacam itu berarti agama adalah urusan<br />

pribadi dan masyarakat; bukan urusan politik. Jika demikian<br />

pengertiannya, maka pada prinsipnya tidak otomatis dalam sebuah<br />

negara yang menerapkan sekularisme, agama menjadi mundur dan<br />

tertindas, karena agama tetap bisa diamalkan dan dikembangkan<br />

pribadi dan masyarakat; tetapi tentu saja tanpa bantuan negara<br />

dalam bentuk apapun.<br />

Meskipun begitu, ada beberapa macam sekularisme yang diterapkan<br />

berbagai negara dengan mengambil bentuk yang berbedabeda.<br />

Salah satu contohnya sekularisme yang friendly, berteman<br />

dengan agama, tidak memusuhi agama. Sekularisme model ini<br />

identik dengan praktik yang terjadi di Amerika Serikat. Di sana<br />

negara memisahkan antara urusan politik atau urusan publik dengan<br />

urusan agama, tanpa memusuhi dan menghilangkan agama.<br />

Jadi, urusan agama tidak boleh masuk atau dibawa-bawa ke dalam<br />

urusan politik atau publik. Contoh yang paling jelas dari kebijakan<br />

sekularisme Amerika adalah di kantor-kantor pemerintahan<br />

248<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!