Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
–Democracy Project– Percakapan dengan Azyumardi Azra Azyumardi Azra, Profesor Sejarah dan Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ia pernah menjabat rektor di universitas yang sama selama dua periode (1998-2006). Gelar MA dan PhD dalam bidang sejarah ia peroleh dari Columbia University. 246
–Democracy Project– Tidak otomatis dalam sebuah negara yang menerapkan sekularisme lantas agama menjadi mundur dan tertindas. Justru sebaliknya: umat beragama bisa mengembangkan kehidupan agamanya sesuai dengan semangat keagamaannya masing-masing. Namun, tentunya harus tetap dalam koridor hukum atau mengacu pada deklarasi universal hak asasi manusia, di mana negara tidak ikut campur mengatur hak-hak dan kebebasan warganya dalam mengekspresikan keyakinan agamanya. Karenanya, lolosnya perda-perda bernuansa syariah yang diskriminatif di sejumlah daerah, di antaranya dipicu oleh kegagalan negara. Maka, yang harus segera dilakukan bangsa ini: penguatan demokrasi dan state rebuilding, memperkuat kembali kapasitas negara. Azyumardi Azra – 247
- Page 279 and 280: -Democracy Project- tangan dengan k
- Page 281 and 282: -Democracy Project- Saya setuju pen
- Page 283 and 284: -Democracy Project- aturan-aturan a
- Page 285 and 286: -Democracy Project- Kalau impeach i
- Page 287 and 288: -Democracy Project- globalisasi, ta
- Page 289 and 290: -Democracy Project- bih kecil, namu
- Page 291 and 292: -Democracy Project- yang mengherank
- Page 293 and 294: -Democracy Project- Jadi persoalann
- Page 295 and 296: -Democracy Project- kan dari sejara
- Page 297 and 298: -Democracy Project- saat bank syari
- Page 299 and 300: -Democracy Project- bukan persoalan
- Page 301 and 302: -Democracy Project- Pluralisme yang
- Page 303 and 304: -Democracy Project- upaya purifikas
- Page 305 and 306: -Democracy Project- yang melanggar
- Page 307 and 308: -Democracy Project- Sekali demokras
- Page 309 and 310: -Democracy Project- Namun demiki-an
- Page 311 and 312: -Democracy Project- mereka dengan n
- Page 313 and 314: -Democracy Project- Pancasila. Jadi
- Page 315 and 316: -Democracy Project- mengembangkan d
- Page 317 and 318: -Democracy Project- kuat, maka pemb
- Page 319 and 320: -Democracy Project- pat cela-cela d
- Page 321 and 322: -Democracy Project- lai-nilai Islam
- Page 323 and 324: -Democracy Project- Hal yang serupa
- Page 325 and 326: -Democracy Project- sebagai capaian
- Page 327 and 328: -Democracy Project- Kalau membaca b
- Page 329: -Democracy Project- rangkali ada pe
- Page 333 and 334: -Democracy Project- atau instansi p
- Page 335 and 336: -Democracy Project- ke wilayah poli
- Page 337 and 338: -Democracy Project- yang sesungguhn
- Page 339 and 340: -Democracy Project- orang-orang pen
- Page 341 and 342: -Democracy Project- diyah. Ketika p
- Page 343 and 344: -Democracy Project- lam hal ini, sa
- Page 345 and 346: -Democracy Project- berkenaan denga
- Page 347 and 348: -Democracy Project- penjara yang ma
- Page 349 and 350: -Democracy Project- Islam yang emos
- Page 351 and 352: -Democracy Project- belakangan ini
- Page 353 and 354: -Democracy Project- Pemihakan terha
- Page 355 and 356: -Democracy Project- Percakapan deng
- Page 357 and 358: -Democracy Project- Bagaimana panda
- Page 359 and 360: -Democracy Project- tidak bermaksud
- Page 361 and 362: -Democracy Project- rhum), semua it
- Page 363 and 364: -Democracy Project- simbol kapitali
- Page 365 and 366: -Democracy Project- kalau agama tid
- Page 367 and 368: -Democracy Project- Banyak kalangan
- Page 369 and 370: -Democracy Project- Kalau persoalan
- Page 371 and 372: -Democracy Project- saja memakai pe
- Page 373 and 374: -Democracy Project- mencontoh cara
- Page 375 and 376: -Democracy Project- stansi pemikira
- Page 377 and 378: -Democracy Project- Saya kira reaks
- Page 379 and 380: -Democracy Project- Mereka berjuang
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
Tidak otomatis dalam sebuah negara yang menerapkan sekularisme<br />
lantas agama menjadi mundur dan tertindas. Justru sebaliknya:<br />
umat beragama bisa mengembangkan kehidupan agamanya<br />
sesuai dengan semangat keagamaannya masing-masing.<br />
Namun, tentunya harus tetap dalam koridor hukum atau mengacu<br />
pada deklarasi universal hak asasi manusia, di mana negara<br />
tidak ikut campur mengatur hak-hak dan kebebasan warganya<br />
dalam mengekspresikan keyakinan agamanya. Karenanya, lolosnya<br />
perda-perda bernuansa syariah yang diskriminatif di sejumlah<br />
daerah, di antaranya dipicu oleh kegagalan negara. Maka, yang<br />
harus segera dilakukan bangsa ini: penguatan demokrasi dan<br />
state rebuilding, memperkuat kembali kapasitas negara.<br />
Azyumardi Azra –<br />
247