Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project
–Democracy Project– Jadi, sejatinya, perbedaan sengaja dianugerahkan Tuhan bukan sekadar untuk saling mengenal, melainkan secara implisit di sana ada juga himbauan untuk bertukar nilai-nilai peradaban, untuk saling memberi dan menerima keberbagaian, pluralitas. Tetapi yang banyak disalahpahami oleh orang-orang tertentu, pluralisme itu dianggap mengakui semua agama benar, semua agama sahih. Tentu saja, paham semacam itu konyol. Dengan paham seperti itu orang boleh lalu-lalang pindah agama. Sehingga, tafsiran terhadap pluralisme seperti itu adalah “kampungan”. Kalau memang maksud pluralisme adalah pindah agama dengan seenaknya, saya akan menentangnya. Kalau kita mempercayai bahwa agama kita mengandung nilai mutlak, yang benar-benar mutlak, hal itu wajar, dan orang beragama memang banyak yang demikian. Namun, yang harus menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana memberi hak yang sama juga kepada orang yang menganut agama lain untuk beropini seperti itu. Hal seperti itu merupakan bagian dari pluralisme. Beberapa kalangan Islam seolah mendapat pem-benaran, atas aksiaksinya yang meresahkan, dengan doktrin tentang kebenar-an agama atau Tuhan yang mereka yakini sebagai maha mutlak atau the ultimate truth. Doktrin semacam ini kerap dijadikan alasan beberapa kalangan fun-damentalisme Islam, atau sekelompok golongan yang tadi Anda deskripsi-kan sebagai kalangan “preman berjubah”, untuk melakuan peru-sakan dan kekerasan lainnya terhadap umat atau tempat ibadah dari penganut paham dan agama yang berbeda demi menegakkan kebenaran ultim tersebut. Apa komentar Anda tentang doktrin seperti ini? 242 – Membela Kebebasan Beragama (Buku 1)
–Democracy Project– Kalau membaca buku Khaled Abou El-Fadl memang banyak kecenderungan dari beberapa umat Islam mempunyai tafsir atas doktrin the ultimate truth seperti itu, yakni membenarkan tindak kekerasan terhadap agama lainnya. Namun, buku itu juga mengingatkan: kalau cara memahami agama selalu kaku seperti itu, tunggu saja hancurnya peradaban Islam. Begitupun Sejatinya, perbedaan sengaja menurut saya: tinggal tunggu saja harakiri (bunuh diri) untuk saling mengenal, melainkan dianugehrahkan Tuhan bukan sekadar peradaban Islam. Jadi, dalam beragama apabila iman himbauan untuk bertukar nilai-nilai secara implisit di sana ada juga peradaban, untuk saling memberi dan kita mengatakan bahwa almenerima keberbagaian, pluralitas. Quran merupakan wahyu Tetapi yang banyak disalahpahami yang mengandung kebenaran mutlak, memuat the ul- oleh orang-orang tertentu, pluralisme itu dianggap mengakui semua agama timate truth di dalamnya, benar, semua agama sahih. Tentu saja, ada kebenaran yang tertinggi, adalah suatu sikap yang paham seperti itu orang boleh lalu- paham semacam itu konyol. Dengan dapat diterima. Sungguhpun lalang pindah agama. Sehingga, demikian, yang patut ditegaskan di sini: pada tingkat adalah “kampungan. tafsiran terhadap pluralisme seperti itu penafsiran terhadap al-Quran, tidak pernah benar secara mutlak, pasti nisbi. Kalau tafsir agama tidak bersifat relatif (nisbi) tentu tidak akan bermunculan banyak mazhab pemikiran dalam suatu agama. Sehingga, dalam masing-masing agama juga di dalammya terdapat perbedaan pandangan atau tafsiran yang melahirkan bermacam-macam mazhab. Dalam Islam pertentangan pemahaman tidak saja terjadi dalam fikih, tetapi juga dalam soal-soal teologis. Akibatnya, ilmu kalam Ahmad Syafii Maarif – 243
- Page 275 and 276: -Democracy Project- politik yang be
- Page 277 and 278: -Democracy Project- gemoni, meskipu
- Page 279 and 280: -Democracy Project- tangan dengan k
- Page 281 and 282: -Democracy Project- Saya setuju pen
- Page 283 and 284: -Democracy Project- aturan-aturan a
- Page 285 and 286: -Democracy Project- Kalau impeach i
- Page 287 and 288: -Democracy Project- globalisasi, ta
- Page 289 and 290: -Democracy Project- bih kecil, namu
- Page 291 and 292: -Democracy Project- yang mengherank
- Page 293 and 294: -Democracy Project- Jadi persoalann
- Page 295 and 296: -Democracy Project- kan dari sejara
- Page 297 and 298: -Democracy Project- saat bank syari
- Page 299 and 300: -Democracy Project- bukan persoalan
- Page 301 and 302: -Democracy Project- Pluralisme yang
- Page 303 and 304: -Democracy Project- upaya purifikas
- Page 305 and 306: -Democracy Project- yang melanggar
- Page 307 and 308: -Democracy Project- Sekali demokras
- Page 309 and 310: -Democracy Project- Namun demiki-an
- Page 311 and 312: -Democracy Project- mereka dengan n
- Page 313 and 314: -Democracy Project- Pancasila. Jadi
- Page 315 and 316: -Democracy Project- mengembangkan d
- Page 317 and 318: -Democracy Project- kuat, maka pemb
- Page 319 and 320: -Democracy Project- pat cela-cela d
- Page 321 and 322: -Democracy Project- lai-nilai Islam
- Page 323 and 324: -Democracy Project- Hal yang serupa
- Page 325: -Democracy Project- sebagai capaian
- Page 329 and 330: -Democracy Project- rangkali ada pe
- Page 331 and 332: -Democracy Project- Tidak otomatis
- Page 333 and 334: -Democracy Project- atau instansi p
- Page 335 and 336: -Democracy Project- ke wilayah poli
- Page 337 and 338: -Democracy Project- yang sesungguhn
- Page 339 and 340: -Democracy Project- orang-orang pen
- Page 341 and 342: -Democracy Project- diyah. Ketika p
- Page 343 and 344: -Democracy Project- lam hal ini, sa
- Page 345 and 346: -Democracy Project- berkenaan denga
- Page 347 and 348: -Democracy Project- penjara yang ma
- Page 349 and 350: -Democracy Project- Islam yang emos
- Page 351 and 352: -Democracy Project- belakangan ini
- Page 353 and 354: -Democracy Project- Pemihakan terha
- Page 355 and 356: -Democracy Project- Percakapan deng
- Page 357 and 358: -Democracy Project- Bagaimana panda
- Page 359 and 360: -Democracy Project- tidak bermaksud
- Page 361 and 362: -Democracy Project- rhum), semua it
- Page 363 and 364: -Democracy Project- simbol kapitali
- Page 365 and 366: -Democracy Project- kalau agama tid
- Page 367 and 368: -Democracy Project- Banyak kalangan
- Page 369 and 370: -Democracy Project- Kalau persoalan
- Page 371 and 372: -Democracy Project- saja memakai pe
- Page 373 and 374: -Democracy Project- mencontoh cara
- Page 375 and 376: -Democracy Project- stansi pemikira
–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />
Kalau membaca buku Khaled Abou El-Fadl memang banyak<br />
kecenderungan dari beberapa umat Islam mempunyai tafsir atas<br />
doktrin the ultimate truth seperti itu, yakni membenarkan tindak<br />
kekerasan terhadap agama lainnya. Namun, buku itu juga<br />
mengingatkan: kalau cara memahami agama selalu kaku seperti<br />
itu, tunggu saja hancurnya<br />
peradaban Islam. Begitupun Sejatinya, perbedaan sengaja<br />
menurut saya: tinggal tunggu<br />
saja harakiri (bunuh diri) untuk saling mengenal, melainkan<br />
dianugehrahkan Tuhan bukan sekadar<br />
peradaban Islam. Jadi, dalam<br />
beragama apabila iman himbauan untuk bertukar nilai-nilai<br />
secara implisit di sana ada juga<br />
peradaban, untuk saling memberi dan<br />
kita mengatakan bahwa almenerima<br />
keberbagaian, pluralitas.<br />
Quran merupakan wahyu<br />
Tetapi yang banyak disalahpahami<br />
yang mengandung kebenaran<br />
mutlak, memuat the ul-<br />
oleh orang-orang tertentu, pluralisme<br />
itu dianggap mengakui semua agama<br />
timate truth di dalamnya, benar, semua agama sahih. Tentu saja,<br />
ada kebenaran yang tertinggi,<br />
adalah suatu sikap yang paham seperti itu orang boleh lalu-<br />
paham semacam itu konyol. Dengan<br />
dapat diterima. Sungguhpun lalang pindah agama. Sehingga,<br />
demikian, yang patut ditegaskan<br />
di sini: pada tingkat<br />
adalah “kampungan.<br />
tafsiran terhadap pluralisme seperti itu<br />
penafsiran terhadap al-Quran,<br />
tidak pernah benar secara mutlak, pasti nisbi. Kalau tafsir<br />
agama tidak bersifat relatif (nisbi) tentu tidak akan bermunculan<br />
banyak mazhab pemikiran dalam suatu agama. Sehingga, dalam<br />
masing-masing agama juga di dalammya terdapat perbedaan pandangan<br />
atau tafsiran yang melahirkan bermacam-macam mazhab.<br />
Dalam Islam pertentangan pemahaman tidak saja terjadi dalam<br />
fikih, tetapi juga dalam soal-soal teologis. Akibatnya, ilmu kalam<br />
Ahmad Syafii Maarif –<br />
243