07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

dengan baik. Jangan karena ateis lalu bertindak sesukanya dan<br />

memusuhi tetangganya. Jika itu yang terjadi maka mereka akan<br />

hancur sendiri.<br />

Dari beberapa artikel-artikel yang terkumpul dalam buku “Mencari<br />

Autentisitas dalam Kegalauan” dan beberapa tulisan lainnya, Anda<br />

demikian mendambakan sebuah negara hukum yang kuat dan demokratis.<br />

Dapatkah Anda menjelaskan pengertian tentang kuatnya<br />

negara hukum untuk konteks Indonesia?<br />

Untuk mewujudkan demokrasi yang dicita-citakan bersama,<br />

faktor utama yang harus dipenuhi adalah penegakan hukum yang<br />

sehat dan kuat. Bila melihat kondisi demokrasi sekarang ini, jelas<br />

apa yang kita angankan tentang negara hukum masih jauh dari<br />

ideal, bahkan memprihatinkan. Ini menunjukkan bahwa hukum<br />

di negara ini rapuh dan sama sekali tidak sehat. Semua ini di antaranya<br />

tercermin dalam perilaku para menteri yang ketika membuat<br />

undang-undang, dapat dipastikan “main sogok”, sementara<br />

para anggota DPR juga meminta “bagian” – walaupun, misalnya,<br />

jumlahnya tidak terlalu tinggi, tetapi pasti mereka meminta “jatah”.<br />

DPR juga kerap memakai cara-cara kekerasan ketika dalam rapat<br />

tidak terjadi kata sepakat, dan banyak hal lainnya yang memperlihatkan<br />

betapa kondisi demokrasi atas dasar hukum di negeri ini<br />

sedang tidak sehat. Money politic juga kian akut menjangkiti perilaku<br />

politik di daerah. Hal itu sering terjadi dengan cara yang<br />

vulgar sekalipun, seperti lazim terjadi dalam praktik pemilihan gubernur,<br />

bupati dan wali kota. Semua itu adalah musuh demokrasi.<br />

Celakanya, itu kerap dilakukan orang atas nama demokrasi. Maka<br />

dari itu, sebagaimana telah saya utarakan sebelumnya, demokrasi,<br />

240<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!