07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

donesia tidak hitam putih. Tidak menolak agama secara mutlak,<br />

tetapi mengalami akomodasi di sana-sini. Yang terpenting tidak<br />

menjadikan agama sebagai landasan negara.<br />

Saya juga melihat UU No.1/PNPS/1965 sebenarnya juga bagian<br />

dari proses sekularisasi. Namun demikian, pada praktiknya, saya<br />

cenderung mengatakan ada dua hal: pertama, seharusnya setelah<br />

ada amandemen pascareformasi, UU itu segera disesuaikan, bahkan<br />

harus batal atau dibatalkan karena bertentangan dengan konstitusi.<br />

Dalam amandemen, ada pasal yang sangat penting, misalnya,<br />

mengenai jaminan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) secara<br />

mutlak, yang tidak bisa ditawar lagi meskipun oleh syariat Islam<br />

dan sebagainya. Kalau melihat isi amandemen konstitusi tersebut,<br />

maka, misalnya, deklarasi Kairo tentang HAM yang sangat sharia’<br />

minded seharusnya batal dan tidak berlaku di Indonesia. Artinya,<br />

secara teori konstitusi, kita itu mutlak menerima HAM.<br />

Kedua, masalah kebebasan beragama dan berkeyakinan juga termaktub<br />

secara eksplisit di dalam UUD amandemen. Konsekuensinya,<br />

menurut saya, undang-undang lain yang tidak sejalan dengan<br />

konstitusi dengan sendirinya harus batal. Sebelum ada Mahkamah<br />

Konstitusi (MK) ada Tim Penyelaras Amandemen Hasil MPR,<br />

mestinya tim ini tidak hanya menyelaraskan teks dari amandemen<br />

itu sendiri, tapi juga menginventarisir undang-undang yang bertentangan<br />

dengan itu. Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi. Sekarang,<br />

kekuatan politik lama sudah keburu masuk lagi dalam sistem, dan<br />

dengan uang hasil korupsinya di era Orde Baru mereka bisa memobilisasi<br />

kelompok-kelompok agama untuk mengamankan kepentingannya.<br />

Mereka tidak punya concern apakah negara selamat<br />

atau tidak, yang penting bagi mereka adalah amannya kepentingan.<br />

Golkar kuat lagi. Militer sudah pada posisinya yang siap menghe-<br />

192<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!