07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Menyadari masih belum tuntasnya bangsa ini dalam mengatasi sengitnya<br />

tarik-menarik pola hubungan negara dan agama, bagaimana<br />

pandangan Gus Dur perihal hubungan ideal antara negara dan<br />

agama?<br />

Saya ini orang NU (Nahdlatul Ulama). Jadi, saya mengikuti<br />

keputusan-keputusan di NU. Saya membiasakan diri untuk tidak<br />

berpikir lain. NU pada 1935, sepuluh tahun sebelum proklamasi<br />

kemerdekaan, mengadakan muktamar ke-9 di Banjarmasin. Waktu<br />

itu ada dua buah pertanyaan. Pertama, wajibkah bagi seorang<br />

Muslim mempertahankan kawasan Hindia-Belanda yang notabene,<br />

waktu itu, diperintah oleh non-Muslim (Belanda)? Jawabannya adalah<br />

wajib. Sebab di kawasan ini dulu pernah ada kerajaan Islam.<br />

Karena adanya kerajaan Islam itu, maka otomatis setelah dipegang<br />

orang lain pun, kaum Muslimin di sini masih ingin menerapkan<br />

ajaran Islam. Sebaliknya, kalau kawasan ini dipegang oleh orang<br />

lain (non-Muslim), berbeda dari yang memerintah sekarang, maka<br />

ada kemungkinan terdapat pelarangan untuk melaksanakan syariah.<br />

Karena itu kawasan Hindia-Belanda tetap wajib dipertahankan. Ini<br />

diambil dari kitab Bughyat al-Murtasyidîn.<br />

Kedua, wajibkah adanya negara Islam untuk dapat melaksanakan<br />

syariah? Jawabannya tidak wajib. Untuk melaksanakan syariah<br />

memang wajib. Tetapi apakah dalam melaksanakannya harus dengan<br />

memakai negara Islam atau bukan, itu terserah. Prinsipnya adalah<br />

asal syariatnya bisa berjalan. Itu tugas ulama untuk melaksanakannya,<br />

tetapi tanpa kekerasan. Berangkat dari pengertian tidak wajib<br />

adanya negara Islam, maka otomatis mengandaikan sekularisme.<br />

Jadi, pandangan NU dari awal sejak 1935 telah membolehkan sekularisme,<br />

walaupun sesungguhnya tidak sekular. Tidak sekular di<br />

170<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!