07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Barangkali, pertama-pertama, gagasan dapat saja berasal dari<br />

atas. Gagasan itu lalu disebarkan di tingkat bawah yang diberi ruang<br />

seluas-luasnya untuk mendialogkan gagasan tersebut. Mungkin<br />

prosesnya agak panjang, tapi tahapan-tahapan dialog semacam ini<br />

harus dilalui untuk mendapatkan gambaran utuh tentang aspirasi<br />

masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok minoritas. Masyarakat<br />

di bawah diberi ruang untuk menyampaikan gagasan atau bahkan<br />

menawarkan gagasan alternatif melalui partai politik, organisasi-organisasi<br />

sosial dan keagamaan, atau salauran-saluran yang lain. Cuma<br />

sayangnya, partai hanya dapat bernafas saat menjelang pemilu. Untuk<br />

itu, organisasi-organisasi sosial keagamaan mestinya dapat memainkan<br />

peran sebagai mediator atau bahkan aktor yang menjalankan<br />

proses dialog dengan umatnya secara terus-menerus.<br />

Terkait dengan kemajemukan agama, dulu pada zaman Orde Baru<br />

pernah diperkenalkan suatu model toleransi yang akrab dikenal sebagai<br />

konsep SARA, di mana relasi antara satu dengan yang lain sekadar pada<br />

tingkat peacefull co-existence dan polanya segregatif. Konsekuensinya,<br />

mereka tidak saling mengenal dan berusaha membuka diri perihal<br />

hak-hak dan pandangan agama atau keyakinan kelompok lainnya.<br />

Lalu timbullah rasa saling curiga yang, belakangan ini, bila dipicu<br />

oleh sedikit saja masalah dapat meledak menjadi konflik yang berujung<br />

pada kekerasan. Menurut Anda konsep toleransi semacam apa<br />

yang tepat untuk konteks sekarang ini?<br />

Hemat saya, semua agama harus membuka diri lalu saling berdialog<br />

dengan sungguh-sungguh dan terbuka. Jika tidak ada dialog<br />

dan keterbukaan, maka kita tidak dapat mengenali dan menghargai<br />

keyakinan orang lain. Orang seperti saya saja, dari lingkungan<br />

164<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!