07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

tasi sebagaimana hanya para dokter yang dianggap mampu menafsirkan<br />

fakta-fakta medis dalam penyembuhan sebuah penyakit?<br />

Kalau dalam tafsir ini kita memakai tamsil dokter, apakah semua<br />

day to day hidup kita merujuk kepada dokter? Bukankah ada<br />

komunitas-komunitas yang sesuai dengan kepentingan komunitasnya<br />

kemudian mereka membuat interpretasi sendiri tentang medis?<br />

Artinya, dalam hal akses terhadap agama, siapa yang paling berhak<br />

berhubungan dengan Tuhan? Bukankah semua manusia berhak<br />

untuk mendapat petunjuk dari Kitab Suci?<br />

Oleh karena itu, semua orang mempunyai hak untuk menafsir<br />

ayat atau menafsir kondisi medis. Namun demikian, tidak semua<br />

orang dapat menjadi ahli tafsir atau ahli medis. Sebab masing-masing<br />

mempunyai kriteria dan syarat-syarat tertentu yang<br />

harus dipenuhi untuk mengajar tafsir sebagai ahli tafsir. Hak atas<br />

penafsiran, di satu sisi, dan menjadi ahli tafsir, pada sisi lainnya,<br />

harus dibedakan. Adalah hak setiap orang untuk menafsirkan ayat<br />

sesuai dengan kemampuannya untuk mendapatkan petunjuk (hudan)<br />

dari Kitab Suci bagi dirinya sendiri, berbeda ketika ia hendak<br />

mengajar ilmu tafsir.<br />

Bagaimana dengan adanya persoalan subjektivitas dalam penafsiran?<br />

Orang seperti Amrozi dan kawan-kawannya menafsirkan al-Quran<br />

untuk menjustifikasi tindak terorismenya. Bagaimana Anda mengomentari<br />

persoalan ini?<br />

Sekali lagi perlu ditekankan bahwa dalam penafsiran pun, perlu<br />

disadari bahwa kita hidup bersama orang lain. Oleh sebab itu<br />

kita perlu menghormati, mamahami, dan menghargai orang lain.<br />

Di situlah peran negara menjadi penting untuk memediasi dialog<br />

152<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!