07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

lain, ruang angkasa dan planet-planet lain sudah menjadi sasaran<br />

baru petualangan manusia dalam jagad raya ini bagaikan mi’raj<br />

Nabi di masa lalu.<br />

Karena itu diperlukan pemahaman baru atas Sunnah dan ayatayat<br />

yang sama, yang mungkin berbeda dari pemahaman ulama<br />

di masa 1000 tahun yang lalu. Bukan karena pemahaman ulama<br />

di masa lalu itu salah atau kurang tepat, tetapi karena ada faktafakta<br />

empiris baru yang di masa lalu belum ada. Hal yang sama<br />

sesungguhnya dilakukan para ulama salaf ketika merekonstruksi<br />

ajaran sesudah sekitar satu abad Nabi wafat. Ijtihad Umar dan<br />

Usman mengkodifikasi al-Quran memiliki latar belakang sosialbudaya<br />

yang berbeda ketika zaman Nabi Muhammad saw masih<br />

hidup, sama halnya telah jauh berbeda latar belakang sosial-budaya<br />

sekarang dan dalam konteks Indonesia, ketika berupaya merekonstruksi<br />

ayat-ayat yang sama.<br />

Demikian pula yang dilakukan Kiai Ahmad Dahlan dengan<br />

Muhammadiyahnya dan Kiai Hasyim Asy’ary dengan Nahdlatul<br />

Ulama (NU)-nya ketika itu. Atas pertimbangan fakta-fakta aktual<br />

dan lokal, upaya mereka merekonstruksi ajaran-ajaran Nabi diwujudkan<br />

dengan mendirikan rumah sakit, panti asuhan, sekolah<br />

modern, pesantren, shalawat badar, barzanji, istighasah dan lain<br />

sebagainya yang dalam kitab-kitab klasik bisa disebut belum ada.<br />

Semua itu membutuhkan pemikiran baru yang secara mudah<br />

bisa diberi label apa saja, seperti halnya dengan label liberal. Bisa<br />

saja pemikiran semacam itu dinisbatkan kepada Mu’tazilah, Sunni<br />

dan semacamnya. Persoalan akan menjadi ruwet ketika pemikiran-pemikiran<br />

baru itu diidentifikasi sebagai bagian dari liberalisme<br />

kefilsafatan dan neo-liberal dalam perekonomian.<br />

148<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!