07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Sebagian kalangan beranggapan bahwa Islam memiliki konsep negara<br />

sendiri. Sebagian yang lain memandangnya tidak. Perdebatan<br />

inilah yang kemudian menjadi pangkal perbincangan konsep sekularisme<br />

dalam Islam. Sebenarnya adakah fondasi dalam Islam yang<br />

mendukung sekularisme?<br />

Fondasi tersebut berada pada sejarah kelahiran Piagam Madinah<br />

yang, sebenarnya, sama sekali tidak memasukkan pertimbanganpertimbangan<br />

teologis ke dalam instrumen piagamnya. Kalau kita<br />

cari dari 47 atau 48 pasal dalam Piagam Madinah tidak ditemukan<br />

satu kutipan pun yang berasal dari al-Quran. Hal ini menunjukkan<br />

bahwa dasar Piagam Madinah sama sekali bukan pertimbangan<br />

keagamaan, melainkan pertimbangan politis.<br />

Fakta demikian bisa dimengerti karena jumlah umat Islam<br />

pada saat itu tidak terlalu besar, hanya kurang lebih 1500 orang,<br />

sementara kaum musyrik Madinah 4500 orang dan Yahudi 4000<br />

orang. Makanya tak aneh kalau beberapa kalangan dari kaum Yahudi<br />

kemudian mengkritik perjanjian itu dengan sangat tajam.<br />

Tindakan mengkritik itu sendiri, menurut saya, sangatlah wajar<br />

karena Muhammad dan kelompoknya, yang notabene pendatang,<br />

tiba-tiba menguasai politik dan aset-aset perekonomian yang ada<br />

di Madinah. Kurang lebih kaum Yahudi mempertanyakan, kenapa<br />

Muhammad yang bukan putera daerah bisa menguasai aset politik<br />

dan ekonomi. Intinya terdapat rasa cemburu atau sentimen terhadap<br />

para pendatang. Dari sini kemudian terjadilah pertengkaran<br />

di Madinah yang semuanya, menurut saya, lebih disebabkan oleh<br />

motif ekonomi dan politik ketimbang teologis. Kesimpulannya,<br />

Piagam Madinah adalah awal kemunculan traktat politik yang<br />

Abdul Moqsith Ghazali –<br />

97

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!