Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

abad.demokrasi.com
from abad.demokrasi.com More from this publisher
07.06.2015 Views

Democracy Project– Contohnya, apakah ketika konotasi liberal itu berarti bebas lantas orang kemudian bebas membunuh, bebas berteriak di jalan? Tentu saja dalam sejarah konsep liberalisme itu sendiri tidak seperti itu. Padahal itu konsep liberal yang tidak ada embel-embel Islamnya, seperti yang terjadi di Barat. Kalau, misalnya, Anda malam-malam bermain gitar dengan bernyanyi keras-keras di tengah-tengah penduduk, Anda bisa ditangkap polisi karena mengganggu tetangga. Dalam konteks itu, makna liberal menuntut hak dan kewajiban. Bebas dalam arti selama tidak mengganggu dan mencabut hak-hak orang lain. Ketika mengganggu orang lain maka ada kewajiban kita untuk menjaga dan melindunginya. Pada satu sisi, ada kelompok yang menginginkan menerapkan gagasan liberal secara kâffah. Artinya, liberal tidak hanya dari segi pemikiran, tapi juga mendukung ekonomi liberal. Pada saat yang sama, ada yang berpendapat tidak harus seperti itu. Bagaimana menurut Anda? Pengertian liberal dalam Islam liberal, tidak sepenuhnya liberal. Karena di sana ada batasan Islamnya. Nilai Islam itu yang menjadi dasarnya. Silakan saja menerapkan ekonomi liberal, tapi apakah itu mensejahterakan masyarakat? Dalam Islam, sebuah gagasan yang bersentuhan dengan kepentingan publik harus terdapat maqâshid al-syarî‘ah-nya. Karenanya, bagi saya, Islam liberal harus kritis, baik pada Islam juga pada Barat. Jadi, ketika ada tawaran tentang perlunya liberalisasi ekonomi, hendaknya dipertanyakan terlebih dahulu apakah dengan kondisi masyarakat seperti sekarang ini akan mampu menyejahterakan atau tidak? 58 – Membela Kebebasan Beragama (Buku 1)

Democracy Project– Jadi, menurut saya, jangan membangun sikap dikotomis atau oposisi biner. Bukan berarti di sini liberal dan di sana tidak liberal. Tapi liberal harus ada dasar Islamnya. Karena bagi saya rujukannya adalah nilai Islam: bagaimana memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam secara liberal. Menurut Anda, apakah Indonesia sudah cukup memberikan jaminan kebebasan beragama dan berkeyakinan, terutama dari sisi konstitusi, baik Pancasila maupun UUD 1945? Konsep dasar Pancasila dan UUD kita sebetulnya sudah cukup memadai. Tetapi ketika ada batasan, seperti mengapa hanya lima agama, di situlah yang tidak memadai. Mengapa Yang harus diperhatikan oleh harus diatur-atur dan dibatasi jumlahnya? Bila seperti sehingga tercapai keadilan dan pemerintah adalah penegakan hukum, itu, mengapa tidak langsung kesetaraan. Dengan begitu, kerukunan membatasi bahwa agama Indonesia cuma satu, yaitu Is- kelompok lain yang berbeda akan antarkelompok akan tercapai dan lam? merasa lebih kerasan dan betah Dari sisi ini sebetulnya hidup bersama karena ada jaminan keamanan. ada ketentuan hukum yang kurang memadai. Pertanyaannya: mengapa agama ini boleh sementara yang lain tidak boleh? Mungkin tafsir kita masih setengah hati terhadap dasar negara. Bukankah Indonesia sudah meratifikasi ICCPR, Cedaw, dan beberapa kesepakatan internasional lain? Abd A’la – 59

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Contohnya, apakah ketika konotasi liberal itu berarti bebas<br />

lantas orang kemudian bebas membunuh, bebas berteriak di jalan?<br />

Tentu saja dalam sejarah konsep liberalisme itu sendiri tidak<br />

seperti itu. Padahal itu konsep liberal yang tidak ada embel-embel<br />

Islamnya, seperti yang terjadi di Barat. Kalau, misalnya, Anda<br />

malam-malam bermain gitar dengan bernyanyi keras-keras di tengah-tengah<br />

penduduk, Anda bisa ditangkap polisi karena mengganggu<br />

tetangga.<br />

Dalam konteks itu, makna liberal menuntut hak dan kewajiban.<br />

Bebas dalam arti selama tidak mengganggu dan mencabut<br />

hak-hak orang lain. Ketika mengganggu orang lain maka ada kewajiban<br />

kita untuk menjaga dan melindunginya.<br />

Pada satu sisi, ada kelompok yang menginginkan menerapkan gagasan<br />

liberal secara kâffah. Artinya, liberal tidak hanya dari segi pemikiran,<br />

tapi juga mendukung ekonomi liberal. Pada saat yang sama, ada yang<br />

berpendapat tidak harus seperti itu. Bagaimana menurut Anda?<br />

Pengertian liberal dalam Islam liberal, tidak sepenuhnya liberal.<br />

Karena di sana ada batasan Islamnya. Nilai Islam itu yang menjadi<br />

dasarnya. Silakan saja menerapkan ekonomi liberal, tapi apakah itu<br />

mensejahterakan masyarakat? Dalam Islam, sebuah gagasan yang<br />

bersentuhan dengan kepentingan publik harus terdapat maqâshid<br />

al-syarî‘ah-nya.<br />

Karenanya, bagi saya, Islam liberal harus kritis, baik pada Islam<br />

juga pada Barat. Jadi, ketika ada tawaran tentang perlunya liberalisasi<br />

ekonomi, hendaknya dipertanyakan terlebih dahulu apakah<br />

dengan kondisi masyarakat seperti sekarang ini akan mampu menyejahterakan<br />

atau tidak?<br />

58<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!