07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

rights dengan cara tidak intervensi dalam persoalan hak milik dan<br />

wilayah privat.<br />

<strong>Kebebasan</strong>, pertama-tama, perlu didampingi oleh tanggung jawab<br />

individu. Memang, konsekuensi dari kebebasan adalah mengurangi<br />

peran negara. <strong>Kebebasan</strong> yang ekstrem (anarki) juga disertai<br />

dengan paham minimal state atau negara kecil, negara terbatas. Tetapi<br />

seperti yang saya katakan tadi, di lain pihak, justru negara itu<br />

bertanggungjawab terhadap kebebasan melalui penetapan hak-hak<br />

sipil dan hak asasi manusia. <strong>Kebebasan</strong>, pada akhirnya, memerlukan<br />

perananan negara juga. Kalau kebebasan tidak diimbangi dengan<br />

kekuasaan negara, ia menjadi anarki. <strong>Kebebasan</strong> berbeda dengan<br />

anarki. Anarki adalah individualisme yang ekstrem.<br />

Dengan prasangka bahwa individualisme, sebagai inti dari liberalisme,<br />

akan menyebabkan anarki dan dekadensi moral, banyak kalangan<br />

lantas menyuarakan penerapan syariat Islam sebagai upaya negara<br />

dalam membatasi peran individu. Bagaimana pendapat Anda dengan<br />

anggapan tersebut?<br />

Ajaran agama kalau diwujudkan dalam hukum positif akan<br />

menjadi pemaksaan, karena konsep hukum bersifat memaksa. Siapapun<br />

yang tidak melaksanakan hukum, dia dihukum. Oleh karena<br />

itu, maraknya penerapan perda syariat Islam akan cenderung<br />

bertentangan dengan deklarasi universal hak asasi manusia, terutama<br />

hak-hak dan kebebasan sipil. Dalam kasus jilbab, kita bukan<br />

melarang orang memakai jilbab, tapi lebih baik jilbab dipakai atas<br />

dasar keyakinan dan pilihan pribadi, yakni pilihan bebas yang tidak<br />

dipaksakan oleh hukum positif (formal), dan lebih didasarkan pada<br />

26<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!