Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>GAMBARAN</strong> <strong>PENGETAHUAN</strong> <strong>IBU</strong> <strong>NIFAS</strong> <strong>TENTANG</strong><br />
<strong>PROGRAM</strong> <strong>KELUARGA</strong> <strong>BERENCANA</strong><br />
Rohani Susanti, Sutinah, Ariyono Yerey Wibowo<br />
Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />
ippmwimisada@gmail.com<br />
ABSTRACK<br />
Family Planning Program is a program in tended to help couples and<br />
individuals in achieving reproductive goals, preventun wanted pregnancies and<br />
reduce the incidence of high - risk pregnancy, illness and death, making quality<br />
service, aff ordable, acceptable and accessible to all those who need, improve the<br />
quality of advice, communication, education and counseling services, to increase<br />
the participation and responsibility of menin family planning practicesan<br />
dincrease breast feeding (breast milk) for spacing pregnancies.<br />
The general objective is to identify Overview Knowledge about Mother<br />
Postpartum Family Planning Program at Regional Occupational Health Center<br />
Kertosono, District Kertosono, District Nganjuk 2014.<br />
This research is descriptive. The study population were 97 respondents in<br />
the District Regional Occupational Health Center Kertosono, Kertosono Nganjuk,<br />
a large sample of 50 respondents. Techniques of data collection using<br />
questionnaires. Data analysis was continued by discussing the results of research<br />
with theory and existing studies.<br />
The results showed thatof the 50 respondents whose knowledge good that<br />
31 respondents (62.0%), respondents whose knowledge enough that 19<br />
respondents (38.0%), and respondents whose knowledge is less that 0 respondents<br />
(0%).<br />
Expected to be able to follow / participate in the implementation of family<br />
planning programs, especially new mothers as well,in order to reduce the birth<br />
rateand the creation of quality small family.<br />
Keyword : Knowledge, Postpartum, Family Planning Program
PENDAHULUAN<br />
Menurut WHO (World Health<br />
Organization) di seluruh dunia setiap menit<br />
seorang perempuan meninggal karena<br />
komplikasi yang terkait dengan kehamilan,<br />
persalinan, dan nifas. Pada tahun 2012<br />
sejumlah 99% kematian ibu akibat masalah<br />
persalinan atau kelahiran terjadi di negaranegara<br />
berkembang. Rasio kematian ibu di<br />
negara-negara berkembang merupakan yang<br />
tertinggi dengan 450 kematian per 100.000<br />
kelahiran hidup jika dibandingkan dengan<br />
rasio kematian ibu di sembilan negara maju<br />
dan 51 negara persemakmuran. Sebanyak<br />
81% AKI akibat komplikasi selama hamil dan<br />
bersalin dan 25% selama masa postpartum.<br />
Dalam upaya penurunan AKI, maka<br />
pemerintah menjalankan berbagai program<br />
yang direncanakan secara internasional<br />
diantaranya adalah “safe motherhood” dan<br />
“making pregnancy safer (MPS)”. Making<br />
Pregnancy Safer (MPS) memiliki 3 peran<br />
kunci yaitu : setiap persalinan ditolong oleh<br />
tenaga medis terlatih , setiap komplikasi<br />
obstetrik dan neonatal ditangani secara<br />
adekuat, setiap perempuan usia subur<br />
mempunyai akses terhadap pencegahan<br />
kehamilan yang tidak diinginkan dan<br />
penanganan komplikasi keguguran. Laju<br />
pertumbuhan penduduk (growth rate)<br />
ditentukan oleh tingkat kelahiran dan<br />
tingkat kematian. Tingkat kelahiran kasar<br />
(crude growth rate) dan (crude growth rate)<br />
tingkat kematian kasar masing-masing<br />
menunjukan jumlah kelahiran hidup dan<br />
jumlah kematian per 1000 penduduk<br />
pertahun, dengan demikian ada empat<br />
kemungkinan dari dua variabel ini yaitu<br />
tingkat kelahiran tinggi dan tingkat<br />
kematian tinggi, tingkat kelahiran tinggi<br />
dan tingkat kematian rendah, tingkat<br />
kelahiran rendah dan tingkat kematian<br />
rendah, tingkat kelahiran rendah dan tingkat<br />
kematian tinggi. Berdasarkan hal tersebut<br />
kemungkinan keempat hal itu merupakan<br />
kombinasi yang paling membahayakan.<br />
Masa nifas atau puerperium dimulai<br />
sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta<br />
sampai 6 minggu (42 hari) setelah itu.<br />
Periode pasca persalinan meliputi masa<br />
transisi kritis bagi ibu, bayi, dan<br />
keluarganya secara fisiologis, emosional<br />
dan sosial. Baik di negara maju ataupun<br />
berkembang perhatian utama bagi ibu dan<br />
bayi terlalu banyak tertuju pada masa<br />
kehamilan dan persalinan, sementara<br />
keadaannya yang sebenarnya justru<br />
merupakan kebalikannya, oleh karena<br />
resiko kesakitan dan kematian ibu serta<br />
bayi lebih sering terjadi pada masa<br />
pascapersalinan.<br />
Paradigma baru program Keluarga<br />
Berencana Nasional telah diubah visinya<br />
dari mewujudkan norma keluarga kecil<br />
bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi<br />
untuk mewujudkan “keluarga berkualitas<br />
tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas<br />
adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,<br />
memiliki jumlah anak yang ideal,<br />
berwawasan kedepan, bertanggung jawab,<br />
harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang<br />
Maha Esa.<br />
Visi program Keluarga berencana<br />
adalah membentuk keluarga berkualitas<br />
2015 untuk mewujudkan penduduk yang<br />
berkualitas dimana keluarga menjadi maju,<br />
mandiri, sejahtera, dalam kehidupan yang<br />
serasi, selaras, dan seimbang dengan daya<br />
dukung dan daya tampung lingkungan<br />
melalui keluarga kecil sebagai bagian yang<br />
mutlak untuk peningkatan kualitas sumber<br />
daya manusia yang potensial bagi<br />
pembangunan nasional, maka pemerintah<br />
lebih banyak berinisiatif untuk peningkatan<br />
peran serta masyarakat dalam<br />
menanggulangi masalah kependudukan.<br />
Program keluarga berencana<br />
ditujukan untuk meningkatkan derajat<br />
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak,<br />
keluarga serta masyarakat pada umumnya.<br />
Dengan pelaksanaan keluarga berencana,<br />
diusahakan agar angka kelahiran dapat
diturunkan, sehingga tingkat kecepatan<br />
perkembangan penduduk tidak melebihi<br />
kemampuan kenaikan produksi, dan dengan<br />
demikian diharapkan dapat ditingkatkan<br />
taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat.<br />
Jumlah penduduk yang besar,<br />
tingkat pertumbuhannya yang masih<br />
tinggi, dan penyebaran antar daerah yang<br />
kurang seimbang merupakan ciri<br />
penduduk Indonesia dan merupakan<br />
masalah pokok di bidang kependudukan.<br />
Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi<br />
disebabkan tingkat kelahiran masih lebih<br />
tinggi dibandingkan tingkat kematian<br />
penduduk. Seluruh manusia menyadari dan<br />
melihat kenyataan ini, sehingga berbagai<br />
usaha dilakukan untuk menyatukan<br />
pendapat dan menerapkan strategi, dengan<br />
tujuan utama, menekan laju pertumbuhan di<br />
negara masing-masing.<br />
Pertumbuhan jumlah penduduk di<br />
Indonesia yang setiap tahunnya semakin<br />
meningkat tentu saja perlu tindakan<br />
pengendalian untuk mencegah terjadinya<br />
ledakan penduduk. Melihat bahwa jumlah<br />
penduduk Indonesia berada pada urutan ke<br />
empat terbesar di dunia, sudah seharusnya<br />
pemerintah melakukan pengendalian jumlah<br />
penduduk secara serius. Dampak yang akan<br />
timbul jika terjadi ledakan<br />
penduduk diantaranya terkait dengan<br />
kesiapan sumber daya alam, ketahanan<br />
pangan yang jika negara tidak siap akan<br />
membuatpenduduknyatidakbisahidupbaik.<br />
Seperti yang kita ketahui Indonesia<br />
merupakan negara yang termasuk memiliki<br />
kepadatan penduduk terbanyak di dunia.<br />
Hal ini disebabkan salah satunya adalah<br />
karena negara Indonesia memiliki tingkat<br />
kelahiran yang begitu tinggi sehingga<br />
terjadilah kepadatan penduduk. Kepadatan<br />
penduduk tersebut tentu saja menjadi suatu<br />
masalah bagi negara Indonesia yang perlu<br />
diperhatikan oleh pemerintah sehingga<br />
banyak upaya yang dipilih atau<br />
diprogramkan oleh pemerintah Indonesia<br />
untuk mengurangi kepadatan penduduk<br />
tersebut dengan cara melakukan program<br />
Keluarga Berencana atau dikenal dengan<br />
singkatan KB.<br />
Berdasarkan data sementara dari<br />
Badan Pusat Statistik (BPS) Sensus<br />
Penduduk 2014, jumlah penduduk<br />
Indonesia sampai tahun ini sudah mencapai<br />
237.641.326 orang. Dalam keterangan yang<br />
disampaikan Deputi Bidang Statistik Sosial<br />
BPS disebutkan, mayoritas penduduk RI<br />
adalah laki-laki mencapai 1000 laki-laki<br />
dan 986 perempuan.<br />
Di Indonesia (2012) jumlah ibu<br />
nifas dalam beberapa tahun terakhir terlihat<br />
mengalami peningkatan sedangkan angka<br />
kematian ibu nifas mengalami penurunan..<br />
Sementara pada tahun 2012 enam bulan<br />
terakhir ibu nifas sebanyak 198.300 dengan<br />
angka kematian ibu sebanyak 3%.<br />
Sedangkan cakupan program<br />
keluarga berencana secara Nasional di<br />
Indonesia pada bulan Juli 2013 jumlah<br />
peserta kontrasepsi sebanyak 622.503<br />
peserta. Dengan prosentasenya adalah<br />
sebagai berikut : 40.338 peserta IUD<br />
(6,48%), 8.256 peserta MOW (1,33%),<br />
38.212 peserta implant (6,14% ), 325.243<br />
peserta suntikan (52,25%), 173.162 peserta<br />
pil (27,82%), 636 peserta MOP (0,10%)<br />
dan 36.656 peserta kondom (5,89%).<br />
Dari data BKKBN Jawa Timur,<br />
tercatat total jumlah KB aktif pada bulan<br />
Juli 2013 sebanyak 4.327 peserta. Dengan<br />
persentase sebagai berikut : 833 peserta<br />
IUD (19,25%), 422 peserta MOW (9,75%),<br />
127 peserta implant (2,94%), 2.081 peserta<br />
suntikan (48,09%), 677 peserta pil<br />
(15,65%), 5 peserta MOP (0,12%) dan 182<br />
peserta kondom (4,21%).<br />
Data BPPKB Kabupaten Nganjuk,<br />
hasil pencapaian peserta KB baru di<br />
Kabupaten Nganjuk bulan Desember 2013<br />
tercapai 7.366 peserta. Dari 216.752<br />
Pasangan Usia Subur tingkat kesertaan KB<br />
sebesar 80,70%. Tercatat peserta KB aktif
pengguna kontrasepsi suntik 3.116 orang<br />
(42,3%), peserta kontrasepsi pil 1.556<br />
orang (21,1%), peserta kontrasepsi implan<br />
1.128 orang (15.3%), kontrasepsi IUD 969<br />
orang (13,2%), peserta kontrasepsi kondom<br />
337 orang (4,6%), peserta kontrasepsi<br />
MOW 204 (2,8%), dan peserta kontrasepsi<br />
MOP 56 orang (0,8%).<br />
Sedangkan data BPPKB Kabupaten<br />
Nganjuk, hasil pencapaian peserta program<br />
KB di Wilayah kerja Puskesmas Kertosono<br />
pada tahun terakhir 2013 mencapai target<br />
75,49 %, dimana pencapaian program KB<br />
mengalami peningkatan dari tahun<br />
sebelumnya.<br />
Program KB juga merupakan salah<br />
satu program pemerintah dalam upaya<br />
meningkatkan kualitas penduduk. Adanya<br />
perubahan paradigma program KB dari<br />
pendekatan pengendalian populasi dan<br />
penurunan fertilitas ke arah pendekatan<br />
kesehatan reproduksi, menunjukkan bahwa<br />
semakin pentingnya kualitas pelayanan KB<br />
dan kesehatan reproduksi yang berwawasan<br />
gender melalui pemberdayaan perempuan<br />
dan partisipasi pria. Dengan tidak<br />
mengikuti gerakan KB akan menimbulkan<br />
masalah pada bidang pendidikan, masalah<br />
gizi dan<br />
pangan, keamanan, lapangan kerja serta<br />
masalah perumahan dan tempat tinggal.<br />
Keluarga Berencana merupakan<br />
suatu cara yang efektif untuk mencegah<br />
mortalitas ibu dan anak karena dapat<br />
menolong pasangan suami istri<br />
menghindari kehamilan resiko tinggi, dapat<br />
menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka<br />
kesakitan. Dengan KB ibu juga dapat<br />
terhindar dari 4 terlalu too Young (terlalu<br />
muda), too old (terlalu tua), too many<br />
(terlalu banyak) dan too cloose (terlalu<br />
dekat jaraknya). Program KB nasional<br />
mempunyai arti penting dalam pelaksanaan<br />
pembangunan di bidang kependudukan dan<br />
keluarga kecil berkualitas yang<br />
dilaksanakan secara berkesinambungan.<br />
Melalui upaya program Keluarga<br />
Berencana pemerintah dapat mengurangi<br />
kepadatan penduduk dan mengurangi beban<br />
keluarga dalam memenuhi kebutuhan<br />
hidupnya. Dimana dalam program Keluarga<br />
Berencana merupakan aspek yang sangat<br />
penting dalam pelayanan kebidanan dan<br />
kesehatan reproduksi. memperbaiki<br />
kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak,<br />
keluarga dan bangsa, mengurangi angka<br />
kelahiran untuk menaikkan taraf hidup<br />
rakyat dan bangsa, memenuhi permintaan<br />
masyarakat akan pelayanan KB yang<br />
berkualitas, termasuk upaya-upaya<br />
menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan<br />
anak serta penanggulangan masalah<br />
kesehatan reproduksi. Berdasarkan uraian<br />
diatas hal tersebut menarik peneliti untuk<br />
mengetahui lebih jauh bagaimana<br />
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Program Keluarga Berencana di Wilayah<br />
Kerja Puskesmas Kertosono Kecamatan<br />
Kertosono Kabupaten Nganjuk tahun 2014.<br />
METODOLOGI PENELITIAN<br />
Dalam penelitian ini jenis penelitian<br />
ini adalah deskriptif. Populasi penelitian<br />
sebanyak 97 responden di Wilayah Kerja<br />
Puskesmas Kertosono Kecamatan<br />
Kertosono Kabupaten Nganjuk, besar<br />
sampel 50 responden. Cara pengambilan<br />
sampel adalah simple random sampling.<br />
Metode pengumpulan data dengan<br />
menggunakan kuesioner. Analisis data<br />
dilanjutkan dengan membahas hasil<br />
penelitian dengan teori dan studi yang ada.<br />
Setelah data terkumpul melalui<br />
kuesioner, kemudian dilakukan tabulasi<br />
untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan<br />
Ibu Nifas tentang Program Keluarga<br />
Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas<br />
Kertosono Kecamatan Kertsono Kabupaten<br />
Nganjuk Tahun 2014.
HASIL PENELITIAN DAN<br />
PEMBAHASAN<br />
HASIL PENELITIAN<br />
Distribusi responden dalam<br />
penelitian ini adalah ibu nifas di Wilayah<br />
Kerja Puskesmas Kertosono, Kecamatan<br />
Kertosono, Kabupaten Nganjuk.<br />
Tabel 1 : Karakteristik Responden<br />
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Pengertian Program Keluarga Berencana di<br />
Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono<br />
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk<br />
pada Tahun 2014.<br />
No Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)<br />
1 Baik 30 60,0<br />
2 Cukup 14 28,0<br />
3 Kurang 6 12,0<br />
Total 50 100,0<br />
Sumber : Data Primer Penelitian, Juni 2014<br />
Tabel 2 : Karakteristik Responden<br />
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Tujuan Program Keluarga Berencana di<br />
Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono<br />
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk<br />
pada Tahun 2014.<br />
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)<br />
1. Baik 28 56,0<br />
2. Cukup 17 34,0<br />
3. Kurang 5 50,0<br />
Total 50 100<br />
Sumber : Data Primer Penelitian Juni Tahun 2014<br />
Tabel 3 : Karakteristik Responden<br />
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Sasaran Program Keluarga Berencana di<br />
Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono<br />
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk<br />
pada Tahun 2014.<br />
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase<br />
(%)<br />
1. Baik 20 40,0<br />
2. Cukup 27 54,0<br />
3. Kurang 3 06,0<br />
Total 50 100<br />
Sumber : Data Primer Penelitian, Juni Tahun 2014<br />
Tabel 4 : Karakteristik Responden<br />
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Ruang Lingkup Program Keluarga<br />
Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas<br />
Kertosono Kecamatan Kertosono<br />
Kabupaten Nganjuk pada Tahun 2014.<br />
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase<br />
(%)<br />
1. Baik 32 64,0<br />
2. Cukup 14 20,0<br />
3. Kurang 4 08,0<br />
Total 50 100<br />
Sumber : Data Primer Penelitian, Juni Tahun 2014<br />
Tabel 5 : Karakteristik Responden<br />
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Manfaat Program Keluarga Berencana di<br />
Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono<br />
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk<br />
pada Tahun 2014.<br />
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)<br />
1. Baik 35 70,0<br />
2. Cukup 7 14,0<br />
3. Kurang 8 16,0<br />
Total 50 100<br />
Sumber : Data Primer Penelitian Juni Tahun 2014<br />
Tabel 6 : Karakteristik Responden<br />
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Dampak Program Keluarga Berencana di<br />
Wilayah Kerja Puskesmas Kertosono<br />
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk<br />
pada Tahun 2014.<br />
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase<br />
(%)<br />
1. Baik 15 30,0<br />
2. Cukup 25 50,0<br />
3. Kurang 10 20,0<br />
Total 50 100<br />
Sumber : Data Primer Penelitian Juni Tahun 2014<br />
Berdasarkan tabel diatas dapat<br />
diketahui bahwa sebagian besar responden<br />
berpengetahuan baik tentang Program<br />
Keluarga Berencana.
PEMBAHASAN<br />
Berdasarkan hasil penelitian dapat<br />
diketahui bahwa hampir seluruh responden<br />
berpengetahuan baik yaitu 30 responden<br />
(60,0%) tentang pengertian program<br />
keluarga berencana.<br />
Pengertian program keluarga<br />
berencana adalah suatu program yang<br />
dimaksudkan untuk membantu para<br />
pasangan dan perorangan dalam mencapai<br />
tujuan reproduksi, mencegah kehamilan<br />
yang tidak diinginkan dan mengurangi<br />
insiden kehamilan beresiko tinggi,<br />
kesakitan dan kematian, membuat<br />
pelayanan yang bermutu, terjangkau,<br />
diterima dan mudah diperoleh bagi semua<br />
orang yang membutuhkan, meningkatkan<br />
mutu nasehat, komunikasi, edukasi<br />
konseling dan pelayanan, meningkatkan<br />
partisipasi dan tanggung jawab pria dalam<br />
praktek KB dan meningkatkan pemberian<br />
Air Susu Ibu (ASI) untuk penjarangan<br />
kehamilan.<br />
Usia adalah umur individu yang<br />
terhitung mulai saat dilahirkan sampai<br />
berulang tahun. Sedangkan semakin cukup<br />
umur, tingkat kematangan dan kekuatan<br />
seseorang akan lebih matang dalam berfikir<br />
dan bekerja. Dari segi kepercayaan<br />
masyarakat seseorang yang lebih dewasa<br />
dipercaya dari orang yang belum tinggi<br />
kedewasaannya. Hal ini akan sebagai<br />
pengalaman dan kematangan jiwa (Wawan,<br />
2011 : 16-17).<br />
Pengetahuan responden yang baik<br />
ini mungkin juga karena responden rata-rata<br />
sudah mendapatkan informasi tentang apa<br />
yang dimaksud dengan program keluarga<br />
berencana suatu program yang bertujuan<br />
untuk menjarangkan kelahiran.<br />
Pengetahuan yang baik ini dapat<br />
mempengaruhi oleh adanya informasi<br />
beberapa sumber media massa sebagai<br />
media komunikasi yang dibaca, dilihat<br />
ataupun didengar baik dari media cetak<br />
maupun elektronik seperti majalah, televisi<br />
dan radio, bahwa pengetahuan diperoleh<br />
dari hasil penglihatan, dimana sebagian<br />
besar pengetahuan manusia diperoleh<br />
melalui mata dan telinga.<br />
Dengan usia reproduktif sehat yaitu<br />
antara 20 sampai 35 tahun dan adanya<br />
informasi baik dari media cetak maupun<br />
elektronik maka kemampuan untuk<br />
menerima suatu pengetahuan juga semakin<br />
mudah terutama pada ibu nifas tentang<br />
pengertian program keluarga berencana.<br />
Dapat diketahui bahwa sebagian<br />
responden mempunyai pengetahuan baik<br />
tentang tujuan program keluarga berencana<br />
yaitu 28 atau ( 56,0%) responden.<br />
Tujuan program keluarga berencana<br />
adalah membentuk keluarga kecil sesuai<br />
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu<br />
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran<br />
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia<br />
dan sejahtera yang dapat memenuhi<br />
kebutuhan hidupnya.<br />
Pengetahuan yang sudah baik ini<br />
mungkin karena semua ibu nifas sudah<br />
mengetahui informasi atau sudah pernah<br />
mendengar dengan benar mengenai apa itu<br />
tujuan program keluarga berencana.<br />
Kesediaan informasi merupakan faktor<br />
yang memudahkan untuk memperoleh<br />
informasi yang akan mempengaruhi tingkat<br />
pengetahuan.<br />
Dengan adanya informasi dari<br />
petugas kesehatan baik melalui penyuluhan<br />
maupun dari media massa maupun media<br />
elektronik maka kemampuan untuk<br />
menerima suatu pengetahuan akan semakin<br />
mudah terutama bagi ibu nifas yang<br />
berpengetahuan baik tentang tujuan<br />
program keluarga berencana akan menjadi<br />
lebih faham akan pentingnya mengikuti<br />
program keluarga berencana.<br />
Dapat diketahui bahwa sebagian<br />
besar responden mempunyai pengetahuan<br />
cukup tentang sasaran program keluarga<br />
berencana yaitu 27 atau (54,0%) responden.
Sasaran Program Keluarga Berencana<br />
meliputi :<br />
a. Sasaran langsung<br />
b. Pasangan usia subur yang bertujuan<br />
untuk menurunkan tingkat kelahiran<br />
dengan cara penggunaan kontrasepsi<br />
secara berkelanjutan.<br />
c. Sasaran tidak langsung<br />
Pelaksana dan pengelola KB,<br />
dengan cara menurunkan tingkat kelahiran<br />
melalui pendekatan kebijaksanaan<br />
kependudukan terpadu dalam rangka<br />
mencapai keluarga yang berkualitas,<br />
keluarga sejahtera.<br />
Dalam hal ini sebagian besar<br />
responden berpendidikan SMA/Sederajat<br />
dan sebagian besar berusia 20 sampai 35<br />
tahun.<br />
Menurut (Wawan, 2011 : 17) usia<br />
adalah umur individu yang terhitung mulai<br />
saat dilahirkan sampai berulang tahun.<br />
Sedangkan semakin cukup umur, tingkat<br />
kematangan dan kekuatan seseorang akan<br />
lebih matang dalam berfikir dan bekerja.<br />
Dari segi kepercayaan masyarakat<br />
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari<br />
orang yang belum tinggi kedewasaannya.<br />
Hal ini akan sebagai pengalaman dan<br />
kematangan jiwa.<br />
Tapi sebagian responden juga<br />
mempunyai pengetahuan baik yaitu<br />
sebanyak 20 (40,0%) responden dan<br />
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 3<br />
(6,0%) responden tentang sasaran program<br />
keluarga berencana. Hal ini karena semua<br />
nifas belum mengetahui dengan benar<br />
informasi tentang sasaran program<br />
keluarga berencana. Informasi dapat<br />
mempengaruhi tingkat pengetahuan<br />
seseorang.<br />
Dengan usia reproduktif yaitu antara<br />
20 sampai 35 tahun serta ibu berpendidikan<br />
SMA/Sederajat dan adanya informasi baik<br />
dari media cetak maupun elektronik, maka<br />
kemampuan untuk menerima suatu<br />
pengetahuan, juga semakin mudah terutama<br />
bagi ibu nifas yang pengetahuannya cukup<br />
tentang sasaran program keluarga<br />
berencana.<br />
Dapat diketahui bahwa hampir<br />
seluruh responden berpengetahuan baik<br />
yaitu 32 responden (64,0%) tentang ruang<br />
lingkup program keluarga berencana.<br />
Ruang lingkup program KB mencakup<br />
sebagai berikut :<br />
1. Ibu<br />
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak<br />
kelahiran. Adapun manfaat yang diperoleh<br />
oleh ibu adalah sebagai berikut.<br />
Tercegahnya kehamilan yang berulang kali<br />
dalam jangka waktu yang terlalu pendek,<br />
sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara<br />
terutama kesehatan organ reproduksinya.<br />
2. Suami<br />
Dengan memberikan kesempatan suami<br />
agar dapat melakukan hal berikut.<br />
a) Memperbaiki kesehatan fisik.<br />
b) Mengurangi beban ekonomi keluarga<br />
yang ditanggungnya.<br />
3. Seluruh Keluarga<br />
Dilaksanakannya program KB dapat<br />
meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan<br />
sosial setiap anggota keluarga, dan bagi<br />
anak dapat memperoleh kesempatan yang<br />
lebih besar dalam hal pendidikan serta<br />
kasih sayang orang tuanya.<br />
Ruang lingkup KB secara umum adalah<br />
sebagai berikut :<br />
1. Keluarga berencana<br />
2. Kesehatan reproduksi remaja<br />
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga<br />
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil<br />
berkualitas<br />
5. Keserasian kebijakan kependudukan<br />
6. Pengelolaan SDM aparatur<br />
7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan<br />
dan kepemerintahan<br />
8. Peningkatan pengawasan dan<br />
akuntabilitas aparatur negara<br />
Pengetahuan seperti ini mereka bisa<br />
dapatkan baik dari pengalaman, bidan,<br />
keluarga, tetangga maupun media massa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi<br />
pengetahuan adalah sebagai berikut faktor<br />
internal dan faktor eksternal. Faktor internal<br />
meliputi umur, pendidikan dan pengalaman,<br />
sedangkan faktor eksternal meliputi<br />
lingkungan, sosial budaya, adat istiadat,<br />
media massa serta kebudayaan. Akan tetapi<br />
masih didapatkan 14 responden atau<br />
(28,0%) berpengetahuan cukup dan 4<br />
responden (8,0%) berpengetahuan kurang.<br />
Hal ini dikarenakan sebagian ibu nifas<br />
hanya mengerti sebagian untuk siapakah<br />
yang seharusnya masuk dalam ruang<br />
lingkup program KB.<br />
Dengan ibu nifas memiliki<br />
pengetahuan yang kurang maka ibu hamil<br />
tersebut akan sulit untuk mengerti siapa<br />
sajakah yang termasuk dalam ruang lingkup<br />
program Keluarga Berencana.<br />
Berdasarkan hasil penelitian<br />
pengetahuan ibu tentang manfaat program<br />
keluarga berencana di Wilayah Kerja<br />
Puskesmas Kertosono sebagian besar<br />
responden memiliki pengetahuan baik yaitu<br />
sebanyak 35 responden (70,0%) karena<br />
berdasarkan jawaban responden pada<br />
kuesioner pengetahuan ibu tentang manfaat<br />
program Keluarga Berencana 80-90 %<br />
pertanyaan dijawab dengan benar.<br />
Sesuai dengan teori yang di bahas<br />
bahwa manfaat program keluarga<br />
berencana adalah sebagia berikut :<br />
1. Menurunkan angka kematian maternal<br />
dengan adanya perencanaan kehamilan<br />
yang aman, sehat dan diinginkan.<br />
2. Mencegah terjadinya kanker uterus dan<br />
ovarium dengan mengkonsumsi pil<br />
kontrasepsi.<br />
3. Memberikan kontribusi bagi<br />
pembangunan berkelanjutan yang<br />
berwawasan kependudukan. Program<br />
keluarga berencana nasional adalah<br />
program untuk membantu keluarga<br />
termasuk individu anggota keluarga<br />
untuk merencanakan kehidupan<br />
berkeluarga yang baik sehingga dapat<br />
mencapai keluarga berkualitas. Dengan<br />
terbentuk keluarga berkualitas maka<br />
generasi mendatang sebagai sumber<br />
daya manusia yang berkualitas akan<br />
dapat melanjutkan pembangunan.<br />
Program keluarga berencana dalam<br />
pembangunan berkelanjutan yang<br />
berwawasan kependudukan dapat<br />
memberikan kontribusi dalam empat hal,<br />
yaitu :<br />
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan<br />
pertumbuhan penduduk juga dengan<br />
peningkatan kualitas penduduk.<br />
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai<br />
sumber daya yang handal dilakukan<br />
dengan mengarahkan pembangunan<br />
pada penurunan kematian ibu dan bayi<br />
dengan menurunkan kelahiran atau<br />
kehamilan melalui penggunaan<br />
kontrasepsi.<br />
c. Berusaha dan menjunjung tinggi<br />
perwujudan hak – hak asasi manusia<br />
dalam hal kesehatan reproduksi<br />
pasangan usia subur untuk<br />
merencanakan kehidupan berkeluarga.<br />
d. Mendukung upaya pemberdayaan<br />
perempuan dengan menyadari<br />
sepenuhnya akan hak dan kewajiban<br />
perempuan serta sebagai sumber daya<br />
manusia yang tangguh.<br />
Pengetahuan seperti ini mereka bisa<br />
dapatkan baik dari pengalaman, bidan,<br />
keluarga, tetangga maupun media massa.<br />
Dengan responden yang berpengetahuan<br />
baik sesungguhnya sudah tidak asing lagi<br />
apa manfaat dari program Keluarga<br />
Berencana. Dan dengan dapat mengetahui<br />
apa itu manfaat program Keluarga<br />
Berencana pastinya mereka akan dengan<br />
mudah dan dapat berpartisipasi dalam<br />
pelaksanaan program Keluarga Berencana.<br />
Sehingga cita-cita negara Indonesia akan<br />
dapat sedikit terwujud dalam bentuk<br />
mengurangi angka kelahiran serta dapat<br />
mewujudkan sebuah keluarga kecil<br />
berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian<br />
pengetahuan ibu tentang dampak program<br />
keluarga berencana di Wilayah Kerja<br />
Puskesmas Kertosono sebagian besar<br />
responden memiliki pengetahuan cukup<br />
yaitu sebanyak 25 responden atau (50,0%).<br />
Dengan memenuhi permintaan<br />
pelayanan Keluarga Berencana dan<br />
menyelenggarakan pelayanan kessehatan<br />
reproduksi yang berkualitas, serta<br />
mengendalikan angka kelahiran yang pada<br />
akhirnya akan meningkatkan kualitas<br />
penduduk dan mewujudkan keluargakeluarga<br />
kecil berkualitas. Hal ini<br />
memungkinkan perempuan menghindari<br />
kehamilan ketika mereka tidak ingin hamil,<br />
merencanakan kehamilan ketika mereka<br />
melakukan dan mendorong kesehatan<br />
mereka sendiri, sehingga dalam prosesnya<br />
akan menghasilkan kesehatan yang<br />
signifikan, serta manfaat ekonomi dan<br />
sosial bagi individu perempuan itu sendiri,<br />
keluarga, komunitas, dan keseluruhan<br />
masyarakat.<br />
Dan hasil penelitian yang dilakukan<br />
menunjukkan bahwa ibu mempunyai<br />
pengetahuan yang baik tentang program<br />
keluarga berencana. Hal ini mungkin<br />
disebabkan karena ibu sudah banyak<br />
mengetahui atau mendapatkan informasi<br />
serta penyuluhan tentang apa itu program<br />
keluarga berencana.<br />
Hasil penelitian menunjukkan<br />
bahwa pendidikan, umur dan pekerjaan<br />
sangat berpengaruh terhadap pengetahuan<br />
ibu nifas mengenai pentingnya program<br />
keluarga berencana.<br />
Oleh karena itu pengetahuan ibu<br />
nifas tentang program keluarga berencana<br />
sangat penting, karena membentuk keluarga<br />
kecil sesuai dengan kekuatan sosial<br />
ekonomi suatu keluarga dengan cara<br />
pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh<br />
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang<br />
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.<br />
KESIMPULAN DAN SARAN<br />
Berdasarkan data penelitian dan<br />
hasil yang telah dilakukan dapat diambil<br />
kesimpulan bahwa Pengetahuan Ibu Nifas<br />
tentang Program Keluarga Berencana yang<br />
meliputi (pengertian, tujuan, sasaran, ruang<br />
lingkup, manfaat, serta dampak program<br />
keluarga berencana) di Wilayah Kerja<br />
Puskesmas Kertosono Kecamatan<br />
Kertosono Kabupaten Nganjuk tahun 2014<br />
secara umum pengetahuan responden<br />
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 31<br />
responden atau (62,0%). Berikut<br />
kesimpulan secara khusus yang meliputi<br />
beberapa sub variabel yaitu<br />
Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Pengertian Program KB sebagian besar<br />
berpengetahuan baik yaitu sejumlah 30<br />
responden atau (60,0%).<br />
Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Tujuan Program KB sebagian besar<br />
berpengetahuan baik yaitu sejumlah 28<br />
responden atau (56,0%).<br />
Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Sasaran Program KB sebagian besar<br />
berpengetahuan cukup yaitu sejumlah 27<br />
responden atau (54,0%).<br />
Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Ruang Lingkup Program KB sebagian besar<br />
berpengetahuan baik yaitu sejumlah 32<br />
responden atau (64,0%).<br />
Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Manfaat Program KB sebagian besar<br />
berpengetahuan baik yaitu sejumlah 35<br />
responden atau (70,0%).<br />
Pengetahuan Ibu Nifas tentang<br />
Dampak Program KB sebagian besar<br />
berpengetahuan cukup yaitu sejumlah 25<br />
responden atau (50,0%).<br />
Untuk pengembangan penelitian<br />
berikutnya, diharapkan bagi peneliti<br />
selanjutnya agar dapat menyempurnakan<br />
penelitian ini dalam hal tehnik sampling.
DAFTAR PUSTAKA<br />
Anonim. 2007. Keluarga Berencana dan<br />
Kesehatan Reproduksi : Kebijakan<br />
Program dan Kegiatan Tahun<br />
2005-2009. Jakarta : Badan<br />
Koordinasi Keluarga Berencana.<br />
Anonim. 2013. Keluarga Berencana.<br />
http://fourseasonnews.blogspot.co<br />
m/2013/05/motto-keluargaberencana.html<br />
(di akses pada hari minggu 18 Mei<br />
2014 pukul 09.30 WIB.<br />
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi<br />
Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT<br />
Rineka Cipta.<br />
Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan<br />
Metodologi Penelitian Ilmu<br />
Keperawatan. Jakarta : Salemba<br />
Medika<br />
Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada<br />
Masa Nifas. Jakarta : Salemba<br />
Medika.<br />
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan<br />
Keluarga Berencana. Jakarta :<br />
Salemba Medika.<br />
Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori dan<br />
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,<br />
dan Perilaku manusia.<br />
Yogyakarta : Nuha Medika.