17.05.2015 Views

o_19lg1ipf19u2eft1muk1aeb17e4a.pdf

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG<br />

GIZI DI SMK PGRI 2 KERTOSONO<br />

TAHUN 2014<br />

Rini Prihantika, AJS. Hari Sapoetra, Supatimah.<br />

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />

Ippmwimisada@gmail.com<br />

ABSTRACT<br />

Various forms of nutritional disorders in adolescence often occurs. In addition<br />

to energy and protein deficiency, anemia and deficiency of various vitamins. The<br />

opposite is also more nutritional problems (overnutrition) is characterized by high rates<br />

of obesity in adolescents, especially in big cities. Various factors lead to nutritional<br />

problems in adolescence include: Poor eating habits, lack of nutritional knowledge,<br />

excessive passions to certain foods, excessive promotion through the mass media, entry<br />

of new food products (fast food) that comes from other countries freely influence the<br />

eating habits of adolescents. "Overview Knowledge about Nutrition in Adolescents SMK<br />

PGRI 2 Kertosono 2014".<br />

This study is a descriptive survey of samples taken by simple random sampling<br />

technique a number of 125 respondents. The independent variable knowledge of<br />

adolescents about nutrition. Collecting data using a questionnaire of 20 questions. To<br />

use the Analyze Union variate analysis..<br />

The results of research knowledge about adolescent nutrition in SMK PGRI 2<br />

Kertosono good results obtained in 2014 there were 98 children (78.4%), there were 23<br />

children enough (18.4%) and less than 4 children (3.2%).<br />

Based on the description above it can be concluded that, the knowledge is useful<br />

in choosing healthy foods, nutrients are good for growth. Thus, it is advisable for teens<br />

to choose healthy foods to the growth and development of adolescents according to the<br />

maximum age of the adolescent.<br />

Keywords: knowledge about nutrition.<br />

PENDAHULUAN<br />

Pentingnya gizi dalam kehidupan<br />

bangsa Indonesia sudah diungkapkan<br />

oleh bapak gizi Indonesia Prof. Poerwo<br />

Soedarmo pada awal kemerdekaan RI,<br />

beliau juga yang menggagas Hari Gizi<br />

Nasional sebagai awal gerakan<br />

pendidikan gizi kepada masyarakat.<br />

Akhirnya disepakatilah bahwa setiap<br />

tanggal 25 Januari diperingati se-bagai<br />

Hari Gizi Nasional. Oleh karena itu,<br />

kita harus mengajak dan menyadarkan<br />

masyarakat akan pentingnya penerapan<br />

prinsip gizi seimbang pada remaja<br />

untuk meningkatkan kualitas SDM<br />

sebagai investasi pembangunan bangsa.<br />

Remaja merupakan anak yang<br />

berusia 10-19 tahun. WHO<br />

mendefinisikan remaja sebagai suatu


masa dimana individu berkembang dari<br />

saat pertama kali ia menunjukkan tandatanda<br />

seksual sekundernya (pubertas)<br />

sampai saat ia mencapai kematangan<br />

seksual. Pada masa ini terjadi<br />

perubahan fisik dan psikis yang sangat<br />

signifikant. Perubahan fisik ditandai<br />

dengan pertumbuhan badan yang pesat<br />

(growth spurt) dan matangnya organ<br />

reproduksi. Pertumbuhan fisik<br />

menyebabkan remaja membutuhkan<br />

asupan nutrisi yang lebih besar dari<br />

pada masa anak-anak. Ditambah lagi<br />

pada masa ini, remaja sangat aktif<br />

dengan berbagai kegiatan, baik itu<br />

kegiatan sekolah maupun olahraga.<br />

Khusus pada remaja putri, asupan<br />

nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan<br />

reproduksi.<br />

Dilihat dari siklus kehidupan masa<br />

remaja merupakan masa yang paling<br />

sulit untuk dilalui oleh individu. Masa<br />

ini dapat dikatakan sebagai masa yang<br />

paling kritis bagi perkembangan pada<br />

tahap-tahap kehidupan selanjutnya.<br />

Pada masa inilah terjadi begitu banyak<br />

perubahan dalam diri individu baik<br />

perubahan fisik maupun psikologis,<br />

perubahan dari masa kanak-kanak<br />

menuju masa dewasa pada perempuan<br />

ditandai dengan terjadinya menstruasi,<br />

sedangkan pada pria terjadi perubahan<br />

suara otot yang semakin besar dan<br />

mimpi basah (Proverawati, 2009: 145)<br />

Pemilihan makanan sehat sangat<br />

penting khususnya pada remaja karena<br />

pada umumnya mereka lebih menyukai<br />

makanan atau jajanan makanan yang<br />

kurang bergizi seperti gorengan, coklat,<br />

permen, dan es. Sehingga makanan<br />

yang beraneka ragam tidak dikonsumsi.<br />

Remaja sering makan diluar rumah<br />

bersama teman-temannya sehingga<br />

waktu makan tiudak teratur akibatnya<br />

mengganggu sistem pencernaan<br />

(gangguan maag atau nyeri lambung)<br />

selain itu remaja juga sering tidak<br />

sarapan karena terlalu tergesa-gesa<br />

sehingga merasa lapar dan lemas,<br />

kemampuan menangkap pelajaran<br />

menurun, semangat belajar menurun,<br />

keluar keringat dingin kesadaran<br />

menurun sampai pingsan ( Proverawati,<br />

2009: 147).<br />

Kebutuhan akan kecukupan gizi<br />

pada remaja didapatkan dari kesesuaian<br />

antara jumlah dan jenis makanan yang<br />

dikonsumsi dengan kebutuhan fungsi<br />

tubuh sehingga dapat bermanfaat bagi<br />

terpeliharaannya fungsi tubuh secara<br />

optimal. Kekurangan dalam<br />

mengkonsumsi makanan yang baik<br />

jumlah maupun mutunya dapat<br />

menyebabkan kurang gizi seperti<br />

kekurangan energi kronik(KEK),<br />

anemia, kurang vitamin A, dan<br />

gangguan akibat kekurangan yodium.<br />

Gizi seimbang dalam kehidupan seharihari<br />

dapat mencegah terjadinya keadaan<br />

gizi kurang atau gizi lebih (Proverawati,<br />

2009: 146).<br />

Berbagai bentuk gangguan gizi<br />

pada usia remaja sering terjadi. Selain<br />

kekurangan energi dan protein, anemia<br />

gizi dan defisiensi berbagai vitamin.<br />

Sebaliknya juga masalah gizi lebih<br />

(overnutrition) yang ditandai oleh<br />

tingginya angka obesitas pada remaja<br />

terutama di kota-kota besar. Berbagai<br />

faktor yang memicu terjadinya masalah<br />

gizi pada usia remaja antara lain adalah:<br />

Kebiasaan makan yang buruk,<br />

Pengetahuan gizi yang kurang,<br />

Kesukaan yang berlebihan terhadap<br />

makanan tertentu, Promosi yang<br />

berlebihan melalui media massa,<br />

Masuknya produk-produk makanan<br />

baru (fast food) yang berasal dari negara<br />

lain secara bebas mempengaruhi<br />

kebiasaan makan para remaja.<br />

Pengetahuan adalah merupakan<br />

hasil tahu dan ini terjadi setelah orang


mengadakan penginderaan terhadap<br />

suatu objek tertentu. Penginderaan<br />

terhadap objek terjadi melalui panca<br />

indera manusia yakni penglihatan,<br />

pendengaran, penciuman, rasa dan raba<br />

dengan sendiri. Pada waktu<br />

penginderaan sampai menghasilkan<br />

pengetahuan tersebut sangat<br />

dipengaruhi oleh intensitas perhatian<br />

persepsi terhadap obyek. Sebagian besar<br />

pengetahuan manusia diperoleh melalui<br />

mata dan telinga. Pengetahuan itu<br />

sendiri dipengaruhi oleh faktor<br />

pendidikan formal. Sedang faktorfaktor<br />

yang mempengaruhi pengetahuan<br />

itu sendiri yaitu faktor internal dan<br />

faktor eksternal. Faktor internal<br />

meliputi faktor pendidikan, faktor<br />

pekerjaan dan faktor umur, sedangkan<br />

faktor eksternal meliputi faktor<br />

lingkungan dan faktor budaya (Dewi,<br />

2010 : 11).<br />

Jumlah remaja yang tidak sedikit<br />

itu merupakan potensi yang sangat<br />

berarti dalam melanjutkan<br />

pembangungan di Indonesia. Berbagai<br />

upaya untuk menggali potensi tersebut<br />

telah dilakukan. Seperti yang telah<br />

tercantum pada Garis-Garis Besar<br />

Pembangungan Indonesia bahwa<br />

pembinaan dan peningkatan pada usia<br />

anak dan remaja dilaksanankan melalui<br />

peningkatan mutu gizi, pembinaan<br />

perilaku kehidupan beragama dan budi<br />

pekerti luhur, penumbuhan minat<br />

belajar, peningkatan daya cipta dan<br />

daya nalar serta kreativitas,<br />

penumbuhan kesadaran hidup sehat<br />

serta penumbuhan idealisme dan<br />

patriotisme (Notoatmodjo, 2010: 263).<br />

Munculnya masalah kesehatan<br />

pada remaja dikarenakan gaya hidup<br />

mereka yang kurang sehat, diantaranya<br />

mereka lebih menyukai makanan dan<br />

minuman yang berwarna mencolok<br />

daripada makanan yang tanpa warna,<br />

melihat kondisi seperti ini maka peran<br />

tenaga kesehatan sangat penting dalam<br />

memberikan pengertian pada remaja<br />

tentang pentingnya pemilihan makanan<br />

sehat ( Dewi, 2010: 1)<br />

Penelitian ini bertujuan untuk<br />

Mengetahui Gambaran Pengetahuan<br />

Remaja tentang Gizi di SMK PGRI 2<br />

Kertosono.<br />

METODE PENELITIAN<br />

Penelitian ini termasuk jenis<br />

penelitian diskriftif. Rancangan dalam<br />

penelitian ini adalah rancangan survey.<br />

Populasi berjumlah 416 siswa dalam<br />

penelitian ini adalah semua remaja<br />

SMK PGRI 2 Kertosono Kabupaten<br />

Nganjuk Tahun 2014. Dan sampel<br />

sejumlah 125 remaja SMK PGRI 2<br />

Kertosono dengan menggunakan simple<br />

random sampling. Dengan<br />

menggunakan instrument kuesioner.<br />

Variabelnya adalah pengetahuan remaja<br />

tentang gizi. Kemudian dilakukan<br />

tabulasi untuk mengetahui Gambaran<br />

Pengetahuan Remaja Tentang Gizi di<br />

SMK PGRI 2 Kertosono.<br />

HASIL PENELITIAN DAN<br />

PEMBAHASAN<br />

Tabel 1 : Distribusi frekuensi<br />

pengetahuan remaja tentang gizi di<br />

SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014<br />

No Pengetahuan Frekuensi Persentase<br />

( % )<br />

1 Baik 98 78,4<br />

2 Cukup 23 18,4<br />

3 Kurang 4 3,2<br />

125 100,0<br />

Sumber : Data Primer, 2014<br />

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil<br />

penelitian distribusi frekuensi<br />

pengetahuan remaja tentang gizi di<br />

SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014<br />

didapatkan hasil baik ada 98 anak<br />

(78,4%), cukup ada 23 anak (18,4%)<br />

dan kurang 4 anak (3,2%).


Pembahasan<br />

Pengetahuan remaja tentang gizi<br />

di SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014<br />

di dapatkan hasil, yang berpengetahuan<br />

baik ada 98 anak (78,4%), cukup ada 23<br />

anak (18,4%) dan kurang 4 anak (3,2%).<br />

Menurut Wawan (2010 : 16),<br />

faktor yang memperngaruh pendidikan<br />

adalah informasi, Informasi yang<br />

diperoleh baik dari pendidikan formal<br />

maupun nonformal dapat memberikan<br />

pengaruh jangka pendek (immediate<br />

impact) sehingga menghasilkan<br />

perubahan atau peningkatan<br />

pengetahuan. Majunya teknologi akan<br />

tersedia bermacam-macam media massa<br />

yang dapat mempengaruhi pengetahuan<br />

masyarakat tentang inovasi baru.<br />

Sebagai sarana komunikasi, berbagai<br />

bentuk media masa seperti<br />

televisi,radio,surat kabar,majalah dan<br />

lain-lain mempengaruhi pengaruh besar<br />

terhadap pembentukan opini dan<br />

kepercayaan orang. Dalam<br />

penyampaian informasi sebagai tugas<br />

pokoknya, media masa membawa pula<br />

pesan yang berisi sugesti yang dapat<br />

mengarahkan opini seseorang.<br />

Dengan informasi yang baik di<br />

terima remaja anak menjadi tahu akan<br />

gizi yang baik untuk dirinya. Sumber<br />

informasi dewasa yang paling digemari<br />

anak adalah media elektronik seperti<br />

Televisi, radio dan internet. Remaja<br />

sekarang sering melihat televisi dan<br />

internet dan kadang dalam acara<br />

tersebut diberi pesan atau iklan layanan<br />

masyarakat tentang makanan sehat, di<br />

internet juga. Sehingga menjadikan<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Anonim. 2012. Gizi.<br />

http://ekajelek.blogspot.com/201<br />

2/11/gizi.html. Diakses Jam<br />

anak semakin tahu tentang makanan<br />

sehat.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Berdasarkan data dan hasil<br />

penelitian yang telah dilakukan dapat<br />

diambil kesimpulan bahwa pengetahuan<br />

remaja tentang gizi di SMK PGRI 2<br />

Kertosono yaitu Pengetahuan remaja<br />

tentang gizi di SMK PGRI 2 Kertosono<br />

tahun 2014 didapatkan hasil<br />

pengetahuan baik ada 100 anak (80%),<br />

pengetahuan cukup 21 remaja (17%)<br />

dan pengetahuan kurang 4 remaja (3%),<br />

Pengelompokkan makanan sehat di<br />

SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014<br />

didapatkan hasil baik 100 anak (80%)<br />

dan kurang 25 anak (20%),<br />

Pengetahuan remaja tentang pengertian<br />

makanan cepat saji di SMK PGRI 2<br />

Kertosono tahun 2014, berpengetahuan<br />

baik ada 56 anak (45%), cukup ada 39<br />

anak (31%) dan kurang ada 30 anak<br />

(24%), Pengetahuan remaja tentang<br />

dampak negative makanan cepat saji di<br />

SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014,<br />

berpengetahuan baik ada 92 anak (73%),<br />

cukup ada 12 anak (10%) dan kurang<br />

ada 21 anak (17%). Dari uraian di atas<br />

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan<br />

remaja tentang gizi berpengetahuan baik<br />

sebanyak 98 anak (78,4%).<br />

Diharapkan hasil penelitian ini<br />

dapat memberikan pengalaman nyata<br />

bagi peneliti pemula dalam proses<br />

penelitian dan peneliti dapat<br />

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh<br />

dari kampus dengan keadaan yang ada<br />

di lapangan.<br />

07.00 WIB Tanggal 20 Maret<br />

2014<br />

Godam. 2011. Arti Definisi /<br />

Pengertiam Gizi Seimbang Pada<br />

Manusia.


http://organisasiorg/artidefinisi-pengertian-giziseimbang-pada-manusia-zattenaga-pengatur-pembangun.<br />

Diakses tanggal 05 Maret 2014<br />

Manusia. Jakarta :Nuha Medika<br />

Notoatmodjo. 2011. Pendidikan dan<br />

Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka<br />

Cipta<br />

Proverawati. 2009. Buku Ajar Gizi<br />

Untuk Kebidanan . Yogyakarta:<br />

Nuha Medika<br />

Sulistjani D.A. 2009. Sehat Dengan<br />

Menu Berserat. Jakarta :Trubus<br />

Agriwidya<br />

Wawan, Dewi. 2010. Teori dan<br />

Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan<br />

Perilaku

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!