17.05.2015 Views

o_19lg0s9kbu1t1r6p12vd1ata1845a.pdf

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA PADA KELUARGA DENGAN<br />

JUMLAH 1 ANAK DAN 3 ANAK<br />

Nida Dusturia, Sutinah, Ariyono Yerey Wibowo<br />

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />

lppmwimisada@gmail.com<br />

ABSTRACT<br />

Toddler Nutritional status is an important thing that should be known by every<br />

parent. Toddler who grow up in large families are prone to malnutrition, because with<br />

increasing number of affected family members in need of food. The purpose of this study is<br />

to describe the nutritional status of toddler in the family with toddler son number 1 and<br />

number 3 children in the village Klurahan, District Ngronggot, Nganjuk 2014.<br />

Based on the research objectives, this type of research is descriptive research. By<br />

using simple random sampling technique sampling, it can be seen that the sample size of<br />

this study were 51 toddler in the family with toddler son number 1, and 45 toddler in the<br />

family with toddler son number 3. Toddler respondents were in families with number 1 son<br />

and 3 children. The data collection techniques using KMS, body weight was measured by<br />

using the balance scales. Toddler's nutritional status based band contained in the KMS to<br />

determine more nutrition, better, less, and bad.<br />

Based on the research that has been made known that the nutritional status of<br />

toddler in the family with toddler son number 1 is almost entirely have good nutritional<br />

status at 39 toddler (76%), while the Toddler in families with child number 3 most had good<br />

nutritional status is a 30 toddler (67%).<br />

Based on the analysis and discussion, it can be concluded that nutritional status<br />

Toddler on the number 1 children's families had good nutritional status is higher than the<br />

amount Toddler 3 children in the family. As well as numbers malnutrition status Toddler on<br />

the family number is smaller than 1 children in the family Toddler number 3 children.<br />

Efforts to do is to increase the knowledge about the child's mother toddler nutrition and<br />

nutritional balance, as well as restrictions on the number of toddler in the family by<br />

following the government's family planning program. In this case Midwives can also<br />

liveliness mothers seek Toddler IHC in following activities.<br />

Keywords: Nutritional Status, Toddler, Family With Child Number 1 and 3 Children<br />

PENDAHULUAN<br />

Status gizi anak Balita memiliki<br />

pengaruh yang sangat besar dalam<br />

mewujudkan sumber daya manusia yang<br />

berkualitas di masa yang akan datang.<br />

Status gizi berhubungan dengan<br />

kecerdasan anak. (Nurhayati, 2010: 26).<br />

Anak usia dibawah lima tahun atau anak<br />

Balita merupakan kelompok yang rentan<br />

terhadap masalah kesehatan dan gizi.<br />

Anak Balita Bawah Garis Merah (BGM)<br />

didefinisikan sebagai anak Balita yang<br />

ditimbang berat badannya berada pada<br />

garis merah atau berada dibawah garis<br />

merah pada KMS. Gizi atau nutrisi<br />

merupakan suatu proses organisme<br />

menggunakan makanan yang dikonsumsi<br />

secara normal melatih proses digesti,<br />

absorbsi, transportasi, penyimpanan,<br />

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang<br />

tidak digunakan untuk mempertahankan<br />

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi<br />

normal dari organ-organ, serta<br />

menghasilkan energi (Supariasa, 2012:<br />

18).<br />

Status gizi merupakan ukuran<br />

keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi<br />

untuk anak yang diindikasikan oleh berat


adan dan tinggi badan anak. Status gizi<br />

juga didefinisikan sebagai status<br />

kesehatan yang dihasilkan oleh<br />

keseimbangan antara kebutuhan dan<br />

masukan nutrien. Status gizi sangat<br />

berpengaruh pada pertumbuhan dan<br />

perkembangan anak Balita.<br />

Keadaan gizi merupakan<br />

gambaran apa yang dikonsumsi oleh<br />

seseorang dalam jangka waktu yang<br />

cukup lama. Karena itu ketersediaan zat<br />

gizi seseorang (termasuk anak Balita)<br />

menentukan keadaan gizi dan anak Balita<br />

apakah kurang, optimum atau lebih.<br />

Kecukupan gizi sangat penting bagi<br />

kesehatan anak Balita, dimana seluruh<br />

tubuh dan kesehatan anak Balita, dimana<br />

seluruh pertumbuhan dan kesehatan anak<br />

Balita erat kaitannya dengan masukan<br />

makanan yang memadai. (Maryunani,<br />

2010: 34).<br />

Badan kesehatan dunia (WHO)<br />

memperkirakan bahwa 54% kematian<br />

anak disebabkan oleh keadaan gizi yang<br />

buruk. Tercatat satu dari tiga anak di<br />

dunia meninggal setiap tahun akibat<br />

buruknya kualitas nutrisi. Sebuah riset<br />

juga menunjukkan setidaknya 3,5 juta<br />

anak meninggal tiap tahun karena<br />

kekurangan gizi serta buruknya kualitas<br />

makanan. Sementara masalah gizi di<br />

Indonesia mengakibatkan lebih dari 80%<br />

kematian anak. Berdasarkan data<br />

Bappenas, 2013, secara nasional,<br />

prevalensi berat-kurang pada tahun 2013<br />

adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk<br />

dan 13,9% gizi kurang. Jika dibandingkan<br />

dengan angka prevalensi nasional tahun<br />

2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %)<br />

terlihat meningkat. Perubahan terutama<br />

pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4%<br />

tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan<br />

5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi<br />

gizi kurang naik sebesar 0,9% dari 2007<br />

dan 2013 Untuk mencapai sasaran MDGs<br />

tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi<br />

gizi buruk-kurang secara nasional harus<br />

diturunkan sebesar 4.1% dalam periode<br />

2013 sampai 2015.<br />

Provinsi Jawa Timur termasuk<br />

daerah dengan anak Balita gizi buruk<br />

masih tergolong tinggi. Hal ini<br />

ditunjukkan dengan prevalensi status gizi<br />

di tahun 2012 gizi buruk sebesar 2,5 %,<br />

gizi kurang 13%, gizi baik 80% dan gizi<br />

lebih 4,50%. Di Kabupaten Nganjuk pada<br />

tahun 2012, prevalensi status gizi kurang<br />

sebesar 10,1% dan gizi buruk sebesar<br />

2,4%. Walaupun pada tingkat nasional<br />

prevalensi anak Balita kurang gizi telah<br />

hampir mencapai target MDGs, namun<br />

masih terjadi disparitas antar provinsi,<br />

antara perdesaan dan perkotaan, dan antar<br />

kelompok sosial-ekonomi (Riskesdas.<br />

2013: 211). Berdasarkan studi<br />

pendahuluan dapat diketahui bahwa<br />

seluruh populasi anak Balita di Desa<br />

Klurahan Kecamatan Ngronggot adalah<br />

600 anak Balita, diantaranya terdapat 101<br />

anak Balita pada keluarga dengan jumlah<br />

1 anak dan terdapat 86 anak Balita pada<br />

keluarga dengan jumlah 3 anak. Studi<br />

pendahuluan dilakukan melalui kegiatan<br />

Posyandu dapat diketahui bahwa dari 20<br />

anak Balita pada keluarga dengan jumlah<br />

1 anak terdapat 9 anak Balita (45%) yang<br />

mengalami gizi kurang, 8 anak Balita<br />

(40%) mengalami gizi baik, 2 anak Balita<br />

(10%) mengalami gizi lebih, dan 1 anak<br />

Balita (5%) mengalami gizi buruk.<br />

Sedangkan dari 20 anak Balita pada<br />

keluarga dengan jumlah 3 anak terdapat<br />

12 anak Balita (60%) yang mengalami<br />

gizi kurang, 6 anak Balita (30%)<br />

mengalami gizi baik, dan 2 anak Balita<br />

(10%) mengalami gizi buruk. (Data<br />

Laporan Kohort Ibu dan Balita Ds.<br />

Klurahan, Kec. Ngronggot, Kab. Nganjuk<br />

Tahun 2014).<br />

Status gizi dipengaruhi oleh<br />

beberapa faktor yaitu faktor anak Balita<br />

salah satunya adalah jumlah anak Balita<br />

dalam keluarga (Almatsier, 2009: 98).<br />

Status gizi balita dapat dipantau dengan<br />

menimbangkan anak setiap bulan dan di<br />

cocokkan dengan Kartu Menuju Sehat<br />

(KMS) (Marimbi, 2010: 44).<br />

Keluarga merupakan salah satu<br />

faktor penentu status gizi pada anak Balita.<br />

Kemampuan keluarga dalam<br />

melaksanakan tugas kesehatan keluarga<br />

sangat diperlukan, agar keluarga dapat


meningkatkan status gizi anak Balita di<br />

rumah (Hidayati, 2011: 03)<br />

Dari beberapa faktor diatas, faktor<br />

ibu adalah salah satu faktor yang sangat<br />

berpengaruh terhadap status gizi anak<br />

Balita, hal ini disebabkan karena tingginya<br />

angka kelahiran dan jumlah anak dalam<br />

keluarga yang tidak dibatasi.<br />

Selain itu, besarnya jumlah<br />

anggota keluarga juga termasuk salah satu<br />

faktor yang mempengaruhi status gizi<br />

anak Balita, dimana jumlah pangan yang<br />

tersedia untuk suatu keluarga besar,<br />

mungkin cukup untuk keluarga yang<br />

besarnya setengah dari keluarga tersebut,<br />

tetapi tidak cukup untuk mencegah<br />

gangguan gizi pada keluarga besar<br />

tersebut. Anak-anak yang tumbuh dalam<br />

keluarga besar rawan terhadap kurang gizi,<br />

sebab dengan bertambahnya jumlah<br />

anggota keluarga maka pangan untuk<br />

setiap anak berkurang dan banyak orang<br />

tua yang tidak menyadari bahwa anakanak<br />

yang sangat muda perlu zat gizi yang<br />

relatif lebih banyak dari pada anak-anak<br />

yang lebih tua.<br />

Jumlah anak yang banyak pada<br />

keluarga yang keadaan ekonominya cukup<br />

akan mengakibatkan berkurangnya<br />

perhatian dan kasih sayang orang tua yang<br />

di terima anaknya, terutama kalau jarak<br />

anak yang terlalu dekat. Pada keluarga<br />

dengan jumlah anak yang banyak akan<br />

mengakibatkan selain kurangnya kasih<br />

sayang dan perhatian pada anak juga<br />

kebutuhan primer seperti makan sandang<br />

dan perumahan yang terpenuhi.<br />

Selain itu posisi anak dalam<br />

keluarga juga dapat mempengaruhi dalam<br />

segala hal yang baik pendidikan, gizi, atau<br />

yang lain.<br />

Kondisi ini memperburuk jika<br />

status ekonomi keluarga tergolong rendah.<br />

Sumber daya yang terbatas, termasuk<br />

bahan makanan harus dibagi rata kepada<br />

semua anak Balita. Dengan memberikan<br />

jarak yang cukup pada kehamilan<br />

berikutnya dan jumlah anak yang sesuai<br />

dengan program pemerintah, sehingga<br />

dapat menjaga kesehatan ibu dan anak,<br />

ikatan emosional keluarga menjadi lebih<br />

sehat, dan kondisi perekonomian rumah<br />

tangga dapat terkontrol dengan baik.<br />

Penelitian bertujuan untuk<br />

mengetahui gambaran status gizi anak<br />

Balita pada keluarga dengan jumlah 1<br />

anak dan jumlah 3 anak di Desa Klurahan,<br />

Kecamatan Ngronggot, Kabupaten<br />

Nganjuk tahun 2014.<br />

METODE PENELITIAN<br />

Penelitian ini merupakan<br />

penelitian survey yang bersifat deskriptif<br />

yaitu penelitian diarahkan untuk<br />

mendeskripsikan atau menguraikan suatu<br />

keadaan di dalam suatu komunitas atau<br />

masyarakat. Metode penelitian deskriptif<br />

digunakan untuk memecahkan atau<br />

menjawab permasalahan yang sedang<br />

dihadapi pada situasi sekarang.<br />

(Notoadmojo, 2010 : 26 dan 138).<br />

Berdasarkan tujuan penelitian, rancangan<br />

yang digunakan adalah survei deskriptif.<br />

Survei deskriptif adalah suatu rancangan<br />

yang digunakan untuk menyediakan<br />

informasi yang berhubungan dengan<br />

prevalensi dan hubungan antar variabel<br />

dalam suatu populasi (Nursalam, 2011 :<br />

82).<br />

Populasi dalam penelitian ini<br />

adalah semua anak Balita di Desa<br />

Klurahan, Kecamatan Ngronggot,<br />

Kabupaten Nganjuk tahun 2014 sejumlah<br />

600 anak Balita. Anak Balita yang<br />

berjumlah 1 anak dalam satu keluarga<br />

adalah 101 anak Balita dan anak Balita<br />

yang berjumlah 3 anak dalam satu<br />

keluarga adalah 86 anak Balita. Dalam<br />

penelitian ini, peneliti menggunakan<br />

teknik simple random sampling, sehingga<br />

didapatkan hasil Anak Balita pada<br />

keluarga dengan jumlah 1 anak adalah 51<br />

anak Balita dan anak Balita pada keluarga<br />

dengan jumlah 3 anak adalah 45 anak<br />

Balita.<br />

Pada penelitian ini pengambilan<br />

data dilakukan dengan menggunakan 2<br />

cara, yaitu pengambilan data secara<br />

langsung dan tidak langsung. Dalam<br />

metode observasi ini, instrumen yang<br />

dapat digunakan adalah lembar observasi,<br />

panduan pengamatan (observasi), atau


KMS (Hidayat, 2010: 87). Dalam<br />

penelitian ini mengggunakan alat<br />

Instrument lembar observasi dan KMS.<br />

Setelah itu data diolah dengan<br />

menggunakan teknik pengolahan data<br />

yang meliputi editing, koding, dan<br />

tabulating. Sehingga kemudian data<br />

tersebut dianalisa dengan menggunakan<br />

analisa data univariate yang pada akhirnya<br />

akan diketahui bagaimana gambaran<br />

status gizi anak Balita pada keluarga<br />

dengan jumlah 1 anak dan 3 anak di Desa<br />

Klurahan Kecamatan Ngronggot<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2014.<br />

HASIL PENELITIAN DAN<br />

PEMBAHASAN<br />

Hasil penelitian<br />

Distribusi responden dalam hal ini adalah<br />

anak Balita di Desa Klurahan Kecamatan<br />

Ngronggot Kabupaten Nganjuk<br />

berdasarkan status gizi dan jumlah anak<br />

pada keluarga.<br />

Tabel 1: Distribusi Frekuensi Status Gizi<br />

Anak Balita pada Keluarga dengan<br />

Jumlah 1 Anak di Desa Klurahan<br />

Kecamatan Ngronggot Kabupaten<br />

Nganjuk Tahun 2014 pada bulan Juni<br />

2014.<br />

No<br />

Status Gizi<br />

Prosentase<br />

Frekuensi<br />

Balita<br />

(%)<br />

1. Lebih 4 8<br />

2. Baik 39 76<br />

3. Kurang 6 12<br />

4. Buruk 2 4<br />

Total 51 100,0<br />

Sumber : Data Primer Penelitian, Juni 2014<br />

Tabel diatas menunjukkan bahwa<br />

dari jumlah 51 anak Balita pada keluarga<br />

dengan jumlah 1 anak, anak Balita<br />

memiliki status gizi baik yaitu sejumlah<br />

39 anak Balita (76%), status gizi kurang<br />

yaitu sejumlah 6 anak Balita (12%), status<br />

gizi lebih sejumlah 4 anak Balita (8%),<br />

dan status gizi buruk 2 anak Balita (4%).<br />

Tabel 2: Distribusi Frekuensi Status Gizi<br />

Anak Balita pada Keluarga dengan<br />

Jumlah 3 Anak di Desa Klurahan<br />

Kecamatan Ngronggot Kabupaten<br />

Nganjuk Tahun 2014 pada bulan Juni<br />

2014.<br />

No.<br />

Status Gizi<br />

Balita<br />

Frekuensi<br />

1. Lebih 1 2<br />

Prosentase<br />

(%)<br />

2. Baik 30 67<br />

3. Kurang 12 27<br />

4. Buruk 2 4<br />

Total 45 100,0<br />

Sumber : Data Primer Penelitian, Juni 2014<br />

Berdasarkan tabel dapat diketahui<br />

bahwa dari jumlah 45 anak Balita pada<br />

keluarga dengan jumlah 3 anak, memiliki<br />

status gizi baik yaitu sejumlah 30 anak<br />

Balita (67%), memiliki status gizi kurang<br />

sejumlah 12 anak Balita (27%), status gizi<br />

buruk terdapat 2 anak Balita (2%), dan<br />

status gizi lebih yaitu 1 anak Balita (2%).<br />

Pembahasan<br />

Berdasarkan hasil penelitian<br />

menunjukkan bahwa dari jumlah 51 anak<br />

Balita pada keluarga dengan jumlah 1<br />

anak, anak Balita yang memiliki status<br />

gizi baik yaitu sebanyak 76%, yang<br />

memiliki status gizi kurang sebanyak<br />

12%, status gizi lebih sebanyak 8%, dan<br />

anak Balita yang mengalami gizi buruk<br />

sebanyak 4%.<br />

Hasil penelitian pada sejumlah 45<br />

anak Balita pada keluarga dengan jumlah<br />

3 anak, anak Balita yang memiliki status<br />

gizi baik sebanyak 67%, memiliki status<br />

gizi kurang sebanyak 27%, status gizi<br />

buruk sebanyak 2%, dan status gizi lebih<br />

sebanyak 2%.<br />

Status gizi adalah indikator yang<br />

penting, karena usia dibawah lima tahun<br />

merupakan kelompok yang rentan<br />

terhadap kesehatan dan gizi. Status gizi<br />

anak Balita adalah interprestasi dari data<br />

yang didapatkan dengan menggunakan<br />

berbagai metode untuk mengidentifikasi<br />

populasi atau individu yang beresiko atau<br />

dengan status gizi buruk (Andriani, 2013:<br />

17).<br />

Status gizi anak Balita perlu<br />

diperhatikan dengan adanya peran<br />

masyarakat untuk mencegah gizi kurang.


Sebagai salah satu faktor untuk terjadinya<br />

kesakitan dan kematian. Status gizi anak<br />

Balita yang baik akan berkontribusi<br />

terhadap kesehatan anak dan juga<br />

terhadap kemampuan untuk kesejahteraan<br />

dalam proses pemulihan anak.<br />

Pemenuhan gizi seimbang untuk<br />

anak Balita juga melibatkan peran<br />

keluarga didalamnya. Banyaknya anggota<br />

keluarga akan mempengaruhi konsumsi<br />

pangan. Ada hubungan sangat nyata<br />

antara besar keluarga dan kurang gizi pada<br />

masing-masing keluarga. Jumlah anggota<br />

keluarga yang semakin besar tanpa<br />

diimbangi dengan meningkatnya<br />

pendapatan akan menyebabkan<br />

pendistribusian konsumsi pangan semakin<br />

tidak merata. Keluarga dengan jumlah<br />

anak yang lebih dari ideal akan lebih sulit<br />

untuk memenuhi kebutuhan pangannya,<br />

jika dibandingkan keluarga dengan jumlah<br />

anak sedikit. Meskipun tiak adanya<br />

perbedaan yang signifikan antara status<br />

gizi anak Balita pada keluarga dengan<br />

jumlah 1 anak dan 3 anak, akan tetapi<br />

besar dan jumlah anggota keluarga juga<br />

dapat memberikan pengaruh terhadap<br />

status gizi anak Balita.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Pada bab ini peneliti akan<br />

menyimpulkan semua hasil penelitian<br />

yang berdasarkan hasil analisis dan<br />

pembahasan dalam penelitian tentang<br />

“Gambaran Status Gizi Balita pada<br />

Keluarga dengan Jumlah 1 Anak dan 3<br />

Anak di Desa Klurahan Kecamatan<br />

Ngronggot Kabupaten Nganjuk Tahun<br />

2014 Tahun 2014”, dapat disimpulkan<br />

bahwa:<br />

Berdasarkan hasil penelitian<br />

menunjukkan bahwa dari jumlah 51 anak<br />

Balita pada keluarga dengan jumlah 1<br />

anak, anak Balita yang memiliki status<br />

gizi baik yaitu sejumlah 39 anak Balita<br />

(76%), status gizi kurang yaitu sejumlah 6<br />

anak Balita (12%), status gizi lebih<br />

sejumlah 4 anak Balita (8%), dan terdapat<br />

2 anak Balita (4%) yang mengalami gizi<br />

buruk.<br />

Hasil penelitian bahwa dari jumlah<br />

45 anak Balita pada keluarga dengan<br />

jumlah 3 anak, anak Balita yang memiliki<br />

status gizi baik yaitu sejumlah 30 anak<br />

Balita (67%), status gizi kurang sejumlah<br />

12 anak Balita (27%), status gizi buruk<br />

terdapat 2 anak Balita (2%), dan status<br />

gizi lebih terdapat 1 anak Balita (2%).<br />

Untuk pengembangan penilitian,<br />

diharapkan dapat digunakan sebagai<br />

bahan acuan bagi kelanjutan penelitian<br />

dan untuk kesempurnaan penelitian ini<br />

hendaknya dilakukan pengolahan data<br />

menggunakan analisa yang lebih selektif<br />

agar hasil dari penelitian lebih<br />

representatif. Selain bagi masyarakat pada<br />

khususnya ibu anak Balita diharapkan<br />

dapat memanfaatkan keberadaan kegiatan<br />

posyandu dengan cara selalu berkunjung<br />

mengikuti kegiatan Posyandu untuk<br />

mendapatkan tambahan pengetahuan dan<br />

informasi terutama mengenai status gizi<br />

anak Balita serta cara pemenuhan nutrisi<br />

dan gizi yang baik untuk anak Balita.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip dasar<br />

ilmu gizi. Jakarta : PT Gramedia<br />

Pustaka Utama<br />

Andriani, Defi. 2013. Tingkat Pendapatan<br />

Keluarga Dengan Status Gizi<br />

Balita.<br />

http://defiandrianimidwife.blogsp<br />

ot.co.id//tingkat-pendapatankeluarga-dengan-status-gizibalita//html.<strong>pdf</strong><br />

(Diakses tanggal<br />

3 Maret 2014 pukul 18.00 WIB).<br />

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur<br />

Penelitian Suatu Pendekatan<br />

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta<br />

Arisman .2009. Gizi Dalam Daur<br />

Kehidupan. Jogyakarta : Muha<br />

Medika,: 25-26.<br />

Anonim. 2010. Pengukuran Antropometri.<br />

Jakarta<br />

Ahmad, Galih. 2012. Hubungan Antara<br />

pelaksanaan fungsi keluarga


dalam perawatan kesehatan<br />

dengan status gizi pada Balita.<br />

http://digilib.<br />

unimus.ac.id/gdl.php?mod=brow<br />

se&op=read&id=jtptunimus-gdlgalihahma<br />

d-5187, (Diakses<br />

tanggal 30 Maret 2014 pukul<br />

19.00 WIB).<br />

Hartoyo, dkk. 2011. Studi Nilai Anak,<br />

Jumlah Anak Yang Diinginkan,<br />

dan Keikutsertaan Orang Tua<br />

Dalam Program KB.<br />

http://hartoyo<br />

srimulyani.blogspot.com/studinilai-anak-humlah-anak-yangdiinginkan-da<br />

n-keikutsertaanorang-tua-dalam-programkb//2011/8d498mns01-3711.<strong>pdf</strong>.<br />

(Diakses 26 Februari 2014 pukul<br />

11.30 WIB)<br />

Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode<br />

Penelitian Kebidanan dan Teknik<br />

Analisis Data. Jakarta : Salemba<br />

Medika<br />

Hidayati, Rina Nur. 2011. Hubungan<br />

Tugas kesehatan keluarga,<br />

karakteristik keluarga, dan anak<br />

dengan status gizi balita di<br />

wilayah puskesmas Pancoran<br />

Depok.<br />

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digi<br />

tal/20282242-T%20<br />

Rina%20Nur% 20Hidayati<br />

%20.<strong>pdf</strong> (diakses tanggal 2 April<br />

2014 pukul 16.10 WIB)<br />

Johnson R, dkk. 2010. Keperawatan<br />

Keluarga. Yogyakarta: Nuha<br />

Medika<br />

Marimbi, 2010. Tumbuh Kembang, Status<br />

Gizi, dan Imunisasi Dasar pada<br />

Balita. Yogyakarta; Nuha<br />

Medika<br />

Maryunani, 2010. Ilmu Kesehatan Anak<br />

Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans<br />

Info Media<br />

Moehdji, 2009. Ilmu Gizi. Papan Sinai.<br />

Jakarta<br />

Muaris.H. 2006. Sarapan Sehat Untuk<br />

Anak Balita. Jakarta : PT<br />

Gramedia Pustaka Utama<br />

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.<br />

Metodologi Penelitian Kesehatan.<br />

Jakarta : Rineka Cipta<br />

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan<br />

Metodologi Penelitian Ilmu<br />

Keperawatan. Jakarta : Salemba<br />

Medika.<br />

Proverawati, dkk 2010. Gizi untuk<br />

kebidanan. Yogyakarta: Numed<br />

Puspitasari, Devi. 2005. Hubungan<br />

Perencanaan Keluarga Dan<br />

Besar Keluarga Dengan Jumlah<br />

Anak Yang Dimiliki (Studi Di<br />

Kelurahan Tandang Kecamatan<br />

Tembalang Kota Semarang<br />

Tahun 2004).<br />

Eprints.Undip.Ac.Id/4465/1/2339.<br />

Pdf. (Diakses tanggal 13 April<br />

2014 pukul 20.30 WIB)<br />

Riskesdas, 2013. Hasil Riskedas 2013.<br />

http://depkes.go.id/downloads/ris<br />

kesdas<br />

2013/Hasil%20Riskesdas%20201<br />

3.<strong>pdf</strong>. (diakses tanggal 7 April<br />

2014 pukul 13.10 WIB)<br />

Rokhimah, 2012. Pengetahuan Status Gizi<br />

Balita. http://Rokhimah.ac.id<br />

/2012/status-gizi-balita.<strong>pdf</strong>.<br />

(Diakes 12 Maret 2014 pukul<br />

12.00 WIB)<br />

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu<br />

gizi untuk mahasiswa dan profesi.<br />

Jakarta : Penerbit Dian Rakyat<br />

Sudjana, Nana. 2005. Tuntunan<br />

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah.<br />

Bandung: Sinar Baru<br />

Sugiyono. 2009. Statistika untuk<br />

Penelitian. Bandung : Alfabeta<br />

Supariasa, I Dewa Nyoman. dkk. 2012.<br />

Penilaian status gizi. Jakarta :<br />

EGC<br />

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep<br />

Dasar Keperawatan Anak.<br />

Jakarta: EGC<br />

Suprajitno, 2004. Asuhan keperawatan<br />

Keluarga. Jakarta: EGC<br />

Susanti, Irma. 2010. Hubungan antara<br />

tingkat status ekonomi dengan<br />

status gizi pada balita 0–3 tahun.<br />

http//:irmasusanti.blogspot.com/2<br />

3786-98501.<strong>pdf</strong>. (Diakses


tanggal 20 Maret 2014 pukul<br />

09.45 WIB).<br />

Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, 2010,<br />

Menu Sehat Alami untuk Batita<br />

dan Balita. Jakarta: PT Gramedia<br />

Pustaka Utama<br />

Unimus. 2013. Konsep dasar balita.<br />

http://digilib.unimus.ac.id/<br />

files/disk1/116/ jtptunimus-gdl-<br />

muksing2a2-5767-2-<br />

babii.<strong>pdf</strong>.(diakses tanggal 7 April<br />

2014 pukul 10.00 WIB)<br />

Wikipedia, 2012. Konsep Dasar Anak<br />

Balita.<br />

http://id.wikipedia.org/wiki/Balit<br />

a (diakses tanggal 31 Juli 2014<br />

pukul 09.30 WIB)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!