17.05.2015 Views

o_19lfn48vg5ed1jr0tv81i6c1flpa.pdf

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA<br />

DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH<br />

Nevi Peviatun, Sutinah , Ariyono Yerey Wibowo<br />

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />

lppmwimisada@gmail.com<br />

ABSTRACT<br />

Knowledge about reproductive health is very important because it is vital to health<br />

problems for both gender, reproductive health is a major problem in the field of<br />

reproductive health because it directly relates to the outside world so easily occur various<br />

problems that will affect major life function in humans. Therefore, researchers wanted to<br />

examine the relationship of knowledge of reproductive health in adolescents with<br />

adolescent perceptions about premarital sex.<br />

This study is an analytical cross sectional study. Samples were taken with a simple<br />

random sampling technique a number of 62 respondents. variables in this study using<br />

independent and dependent variables, the independent variable on adolescent reproductive<br />

health knowledge and the dependent variable is the perception of teens about premarital<br />

sex. Which has been tested for validity and reliability. Instrument of data collection using<br />

questionnaires using the data analysis and bivariate analysis using Chi-Square.<br />

The results of the 62 respondents found that most teens are good knowledge on<br />

reproductive health were 26 respondents (41.9%), most of the teenagers were positive<br />

perceptions about premarital sex a total of 33 respondents (53.2%).<br />

From the results of the chi square test showed that the X2 count = 26 364 while the<br />

X2 table (α = 0.05) df 2 = 5.991 This suggests that the X2 count> X2 and p value = 0.000<br />


dengan ilmu kebidanan dan penyakit<br />

kandungan dalam arti sempit, memelihara<br />

kesehatan reproduksi memerlukan kerja<br />

sama multidisiplin, sehingga fungsinya<br />

dapat dipertahankan.<br />

Ada beberapa faktor yang<br />

mendorong anak remaja usia sekolah<br />

SMP dan SMA melakukan perilaku<br />

menyimpang seperti hubungan seks di<br />

luar nikah. Faktor-faktor tersebut di<br />

antaranya pengaruh liberalisme atau<br />

pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan<br />

dan keluarga yang mendukung ke arah<br />

perilaku tersebut serta pengaruh<br />

perkembangan media massa. Oleh karena<br />

itu, dengan adanya perilaku seperti itu,<br />

para remaja tersebut sangat rentan<br />

terhadap resiko kesehatan seperti<br />

penularan penyakit HIV/AIDS,<br />

penggunaan narkoba serta penyakit<br />

lainnya.<br />

Menurut Organisasi Kesehatan<br />

Dunia (WHO) secara global terdapat 28<br />

kasus per 1.000 perempuan setiap<br />

tahunnya. Jumlahnya naik dari 44% di<br />

tahun 1995 menjadi 49 % pada tahun<br />

2008.<br />

Konvensi Internasional lain yang<br />

memuat tentang kesehatan reproduksi<br />

serta diadopsi oleh banyak negara di<br />

dunia di antaranya adalah tujuan<br />

pembangunan milenium /milenium<br />

development goals. MDGs ini memuat<br />

pada tujuan ketiga (goal 3) merupakan<br />

kesepakatan untuk mendorong kesetaraan<br />

gender dan pemberdayaan perempuan<br />

termasuk upaya tentang peningkatan<br />

kesehatan reproduksi. Pada tujuan<br />

keenam (goal 6) diuraikan bahwa salah<br />

satu kesepakatan indikator keberhasilan<br />

pembangunan suatu negara dengan<br />

mengukur tingkat pengetahuan yang<br />

komprehensif tentang HIV pada wanita<br />

berusia 15 – 24 tahun. UU nomor 36<br />

tahun 2009 tentang Kesehatan<br />

mencantumkan tentang Kesehatan<br />

Reproduksi pada Bagian Keenam pasal 71<br />

sampai dengan pasal 77. Pada pasal 71<br />

ayat 3 mengamanatkan bahwa kesehatan<br />

reproduksi<br />

dilaksanakan<br />

melalui kegiatan promotif, preventif,<br />

kuratif, dan rehabilitatif. Setiap orang<br />

(termasuk remaja) berhak memperoleh<br />

informasi, edukasi, dan konseling<br />

mengenai kesehatan reproduksi yang<br />

benar dan dapat dipertanggung jawabkan<br />

(pasal 72). Oleh sebab itu Pemerintah<br />

wajib menjamin ketersediaan sarana<br />

informasi dan sarana pelayanan kesehatan<br />

reproduksi yang aman, bermutu, dan<br />

terjangkau masyarakat, termasuk keluarga<br />

berencana (pasal 73). Setiap pelayanan<br />

kesehatan reproduksi yang bersifat<br />

promotif, preventif, kuratif, dan<br />

rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan<br />

bantuan dilakukan secara aman dan sehat<br />

dengan memperhatikan aspek-aspek yang<br />

khas, khususnya reproduksi perempuan<br />

(pasal 74). Setiap orang dilarang<br />

melakukan aborsi kecuali yang memenuhi<br />

syarat tertentu (pasal 75 dan 76).<br />

Pemerintah wajib melindungi dan<br />

mencegah perempuan dari aborsi yang<br />

tidak bermutu, tidak aman, dan tidak<br />

bertanggung jawab serta bertentangan<br />

dengan norma agama dan ketentuan<br />

peraturan perundang-undangan (pasal 77).<br />

Banyak pula kebijakan regional yang<br />

memperhatikan upaya kesehatan<br />

reproduksi remaja terutama kesehatan<br />

reproduksi wanita seperti Pendidikan<br />

Kesehatan seksual dan reproduksi (Sri<br />

Lanka), Young Inspirers (India), Youth<br />

Advisory Centre (Malaysia), Development<br />

and Family Life Education for Youth<br />

(Filipina).<br />

Tidak tersedianya informasi yang<br />

akurat dan benar tentang kesehatan<br />

reproduksi memaksa remaja untuk<br />

mencari akses dan melakukan eksplorasi<br />

sendiri. Arus komunikasi dan informasi<br />

mengalir deras menawarkan petualangan<br />

yang menantang. Majalah, buku, dan film<br />

pornografi yang memaparkan kenikmatan<br />

hubungan seks tanpa mengajarkan<br />

tanggung jawab yang harus di sandang<br />

dan resiko yang harus di hadapi, menjadi<br />

acuan utama mereka. Mereka juga<br />

melalap pelajaran seks dari internet,<br />

meski saat ini aktivitas situs pornografi


aru sekitar 2-3%, dan sudah muncul<br />

situs-situs pelindung dari pornografi.<br />

Hasilnya, remaja yang beberapa generasi<br />

lalu masih malu-malu kini sudah mulai<br />

melakukan hubungan seks di usia dini,<br />

13-15 tahun.<br />

Jumlah penduduk Indonesia tahun<br />

2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, 26,67<br />

persen diantaranya adalah remaja.<br />

Besarnya penduduk remaja akan<br />

berpengaruh pada pembangunan dari<br />

aspek sosial, ekonomi maupun demografi<br />

baik saat ini maupun di masa yang akan<br />

datang. Penduduk remaja (10-24 tahun)<br />

perlu mendapat perhatian serius karena<br />

remaja termasuk dalam usia sekolah dan<br />

usia kerja, mereka sangat berisiko<br />

terhadap masalah-masalah kesehatan<br />

reproduksi yaitu perilaku seksual pranikah,<br />

Napza dan HIV/AIDS.<br />

Usia remaja adalah antara 10<br />

sampai 19 tahun dan belum kawin<br />

(Anonim, 2009: 01). Masa remaja adalah<br />

masa transisi yang di tandai oleh adanya<br />

perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa<br />

remaja yakni antara 10 sampai 19 tahun,<br />

adalah suatu periode masa pematangan<br />

organ reproduksi manusia, dan sering<br />

disebut masa pubertas. Masa remaja<br />

adalah periode peralihan dari masa anakanak<br />

ke dewasa.<br />

Dalam komponen KRR SDKI<br />

tahun 2012, responden ditanyakan<br />

bagaimana pendapat dan praktek dalam<br />

perilaku seksual. seperti yang<br />

diperkirakan penerimaan terhadap<br />

perilaku hubungan seksual pranikah<br />

sangat rendah. Secara umum, prosentase<br />

wanita yang menyetujui hubungan<br />

seksual pranikah lebih sedikit daripada<br />

pria. Hanya 1% dari responden wanita<br />

dan 4% dari responden pria yang<br />

menyatakan wanita boleh melakukan<br />

hubungan seksual sebelum menikah.<br />

Stigmanya, kecenderungan pria untuk<br />

melakukan hubungan seksual pranikah<br />

lebih sedikit daripada wanita, sebanyak<br />

2% dari wanita dan 7% dari pria,<br />

menyatakan bahwa mereka menyetujui<br />

pria yang melakukan hubungan seksual<br />

sebelum menikah. Terdapat sedikit variasi<br />

dalam penerimaan hubungan seksual<br />

pranikah pada responden wanita, kecuali<br />

berdasarkan tingkat pendidikan. Pada<br />

umumnya, wanita dan pria yang tidak<br />

tamat SD terlihat lebih terbuka daripada<br />

responden yang berpendidikan lebih<br />

tinggi dalam hal perilaku hubungan<br />

seksual pranikah. 11% pria yang tidak<br />

tamat SD menyetujui hubungan seksual<br />

pranikah dibandingkan dengan sembilan<br />

persen pria dengan tingkat pendidikan<br />

tamat SMA ke atas.<br />

Angka kejadian aborsi di Indonesia<br />

yang mencapai angka 2,5 juta/tahun. Dari<br />

hasil survei terakhir di 33 provinsi pada<br />

tahun 2008 oleh BKKBN dilaporkan 63%<br />

remaja di Indonesia pada usia antara SMP<br />

dan SMA sudah melakukan hubungan<br />

seksual di luar nikah, ironisnya 21%<br />

diantaranya dilaporkan melakukan aborsi.<br />

Presentase remaja yang melakukan<br />

hubungan seksual pranikah tersebut<br />

mengalami peningkatan di banding tahuntahun<br />

sebelumnya. Berdasarkan data<br />

penelitian pada 2011-2012 di kota-kota<br />

besar, angka itu sempat berada pada<br />

kisaran 47,54%. Namun hasil survey<br />

terakhir 2008 meningkat menjadi 63%.<br />

Menurut data yang diperoleh<br />

Badan Kependudukan dan Keluarga<br />

Berencana Nasional (BKKBN) pada<br />

tahun 2012 tercatat 4,8 persen kehamilan<br />

terjadi pada anak usia 10 hingga 11 tahun.<br />

Sedangkan pada usia produktif usia 15<br />

hingga 19 sebanyak 48,1 persen terutama<br />

pada usia 17 tahun.Tingginya angka<br />

kehamilan diluar nikah, tersebut juga<br />

memicu peningkatan aborsi dikalangan<br />

remaja. Kasus aborsi diperkirakan<br />

mencapai angka 2,5 juta jiwa per tahun.<br />

Angka ini terhitung besar sebab<br />

jumlahnya separuh dari jumlah kelahiran<br />

di Indonesia, yaitu 5 juta kelahiran per<br />

tahun. Berdasarkan data yang dikeluarkan<br />

BKKBN pada tahun2012, diperkirakan<br />

setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia<br />

mencapai 2,5juta jiwa. Dari 2,5 jutaan<br />

pelaku aborsi tersebut, 800 ribu di<br />

antaranya adalah remaja. Tren aborsi


tersebut menurut Deputi Bidang Advokasi<br />

Penggerakan dan Informasi BKKBN<br />

Hardiyanto cenderung meningkat dengan<br />

rata-rata peningkatan kasus mencapai 15<br />

persen.Tingginya angka aborsi tersebut<br />

juga mendorong tingkat kematian ibu<br />

akibat aborsi yang tidak aman. Tingginya<br />

angka-angka diatas diduga salah satunya<br />

karena kurangnya pendidikan seks.<br />

Menurut data yang diperoleh Badan<br />

Kependudukan dan Keluarga Berencana<br />

Nasional (BKKBN), pada 2012 tercatat<br />

4,8 persen kehamilan terjadi pada anak<br />

usia 10 hingga 11 tahun. Sedangkan pada<br />

usia produktif usia 15 hingga 19 sebanyak<br />

48,1 persen terutama pada usia 17 tahun.<br />

Berdasarkan data kementerian<br />

kesehatan, sampai 30 september 2010<br />

secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang<br />

dilaporkan sebanyak 22.726 kasus<br />

tersebar di 32 provinsi dan 300<br />

kabupaten/kota. Kasus terbanyak<br />

menimpa kelompok belia dan produktif<br />

(usia 20-39 tahun) sebanyak 78,8%, usia<br />

20-29 tahun (47,8%), diikuti kelompok<br />

umur 30-39 tahun (30,9%) dan kelompok<br />

umur 40-49 tahun (9,1%). Dari jumlah itu,<br />

4.250 kasus atau 18,7% diantaranya<br />

meninggal dunia. Kasus AIDS terbanyak<br />

dilaporkan dari provinsi DKI Jakarta,<br />

diikuti Jawa Barat, Jawa Timur, Papua,<br />

Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah,<br />

Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan<br />

Riau.<br />

Survey BKKBN pada tahun 2010<br />

yang menyebutkan bahwa dari 100<br />

responden di Jabotabek 51% remaja telah<br />

melakukan hubungan seks pranikah. Di<br />

Surabaya 54 %, Bandung 47 %, Medan<br />

52% Yogja 37 %.2 Berdasarkan data<br />

statistik tahun 2009 jumlah penduduk di<br />

Jawa tengah terdiri atas 49% laki-laki dan<br />

51% perempuan dari data tersebut sekitar<br />

35% adalah anak atau remaja.3 Dari<br />

survey kesehatan reproduksi remaja (usia<br />

14-19 tahun) tahun 2009 tentang perilaku<br />

seksual remaja terhadap kesehatan<br />

reproduksi menunjukan: dari 19.173<br />

responden, 92 % sudah berpacaran, dan<br />

pada saat berpacaran melakukan pegangpegang<br />

tangan, 82 % berciuman, 62%<br />

melakukan petting, dan 10,2 % sudah<br />

melakukan hubungan seks bebas.<br />

Penyebab utama kematian pada<br />

perempuan berumur 15-19 tahun adalah<br />

komplikasi kehamilan, persalinan, dan<br />

komplikasi keguguran. Penduduk muda<br />

usia 15 sampai 24 tahun menderita PMS<br />

paling tinggi, termasuk infeksi HIV.<br />

HIV/AIDS di Kabupaten Nganjuk, Jawa<br />

Timur tercatat sebanyak 366 orang, baik<br />

dari golongan dewasa ataupun anak-anak.<br />

Hubungan seksual pranikah salah<br />

satu bentuk perilaku risiko tinggi yang<br />

terjadi dan menjadi masalah masa remaja<br />

adalah perilaku yang berkaitan dengan<br />

seks pra nikah. Angka statistik tentang<br />

deviasi (penyimpangan) perilaku seks pra<br />

nikah anak remaja dari tahun ke tahun<br />

semakin besar.<br />

Hubungan seks pada usia muda atau<br />

pernikahan pada usia muda dan Bergantiganti<br />

pasangan seksual merupakan faktor<br />

meningkatkan resiko terjadinya kanker<br />

serviks. Kanker leher rahim (serviks) atau<br />

karsinoma serviks uterus merupakan<br />

kanker pembunuh perempuan nomor dua<br />

di dunia setelah kanker payudara. Di<br />

Indonesia, kanker leher rahim bahkan<br />

menduduki peringkat pertama. Kanker<br />

serviks yang sudah memasuki stadium<br />

lanjut sering menyebabkan kematian<br />

dalam jangka relatif cepat.<br />

Setiap orang pasti pernah salah<br />

ataupun lupa, tak terkecuali para remaja<br />

sekarang. Pergaulan yang sedang dijalani<br />

para remaja saat ini sudah melampaui<br />

batas kewajaran, seperti merokok,<br />

narkoba dan seks bebas. Dan ini menjadi<br />

masalah yang harus diselesaikan. Setiap<br />

permasalahan niscaya ada penyebab dan<br />

ada penanggulangannya. Dalam<br />

pergaulannya, para remaja mungkin bisa<br />

saja dipengaruhi oleh faktor-faktor<br />

tertentu, entah itu dari dirinya sendiri<br />

ataupun orang lain.<br />

Dari studi pendahuluan yang<br />

didapatkan peneliti di SMK PGRI 2<br />

Kertosono didapatkan jumlah siswi yang<br />

drop out dikarenakan hamil diluar nikah


pada tahun 2013-2014 yaitu sejumlah 10<br />

siswi.<br />

Menurut Sarwono (2011: 79),<br />

pengetahuan remaja tentang kesehatan<br />

reproduksi masih sangat rendah<br />

dibuktikan 83,7% remaja kurang<br />

memahami kesehatan reproduksi dan<br />

hanya 3,6% yang tahu pentingnya<br />

kesehatan reproduksi. Begitu juga dengan<br />

Dadang (2008: 45) yang mengatakan<br />

bahwa terbatasnya pengetahuan remaja<br />

tentang kesehatan reproduksi seringkali<br />

mengarah pada tindakan seks<br />

pranikah.Upaya preventif menghadapi<br />

masalah seks dan penyakit hubungan seks.<br />

Pada kasus penyakit hubungan<br />

seksual diharapkan dapat memberi<br />

pengobatan radikal untuk kesembuhan<br />

sehingga menyelamatkan alat reproduksi<br />

remaja, Menghindari kehamilan yang<br />

tidak dikehendaki dapat menggunakan<br />

salah satu metode KB yang aman dan<br />

bersih, Meningkatkan aktifitas remaja ke<br />

dalam program yang produktif, sehingga<br />

tidak banyak waktu terbuang di luar<br />

rumah, meningkatkan pengetahuan remaja<br />

tentang seksual. Pelaksanaan upaya<br />

preventif tersebut bertujuan untuk<br />

menyelamatkan alat reproduksi remaja,<br />

sehingga tidak terjadi akibat yang buruk<br />

dan dapat meneruskan serta menurunkan<br />

generasi yang tangguh pada waktu<br />

berkeluarga nanti.<br />

Berdasarkan uraian diatas dan<br />

untuk mengetahui kenyataan yang ada<br />

sekarang tentang sejauh mana hubungan<br />

pengetahuan kesehatan reproduksi remaja<br />

dengan persepsi remaja tentang seks<br />

pranikah, penulis tertarik untuk<br />

melakukan penelitian dengan judul<br />

hubungan pengetahuan kesehatan<br />

reproduksi pada remaja dengan persepsi<br />

remaja tentang seks pranikah pada siswa<br />

kelas X di SMK PGRI 2 Kertosono tahun<br />

2014.<br />

METODE PENELITIAN<br />

Pada penelitian ini peneliti menggunakan<br />

jenis penelitian analitik, yang bertujuan<br />

untuk menganalisa hubungan<br />

pengetahuan kesehatan reproduksi pada<br />

remaja dengan persepsi remaja tentang<br />

seks pranikah, jenis penelitian analitik<br />

penelitian yang di dalamnya ada analisis<br />

hubungan antara variabel bebas dan<br />

terikat, bersifat khusus yang<br />

membutuhkan jawaban dimana, kapan,<br />

siapa, dimana (Notoatmodjo, 2010: 37).<br />

Penelitian ini menggunakan rancangan<br />

cross sectional. Populasi dalam penelitian<br />

ini sejumlah 163 siswa kelas X SMK<br />

PGRI 2 Kertosono, dan sampel sejumlah<br />

62 siswa dengan menggunakan teknik<br />

simple random sampling. Setelah data<br />

terkumpul dari kuesioner, kemudian<br />

dilakukan tabulasi untuk mengetahui<br />

adakah hubungan pengetahuan kesehatan<br />

reproduksi pada remaja dengan persepsi<br />

remaja tentang seks pranikah pada siswa<br />

kelas X di SMK PGRI 2 Kertosono<br />

dengan menggunakan uji Chi square.<br />

HASIL PENELITIAN DAN<br />

PEMBAHASAN<br />

Hasil Penelitian<br />

Data karakteristik responden<br />

berdasarkan Pengetahuan Kesehatan<br />

Reproduksi siswa kelas X di SMK PGRI<br />

2 Kertosono tahun 2014. Dapat dilihat<br />

pada tabel dibawah ini:<br />

Tabel 1<br />

Distribusi Frekuensi Responden<br />

Berdasarkan Pengetahuan<br />

Kesehatan Reproduksi Remaja<br />

Di SMK PGRI 2 Kertosono<br />

Tahun 2014<br />

No Pengetahuan Jumlah Prosentase<br />

(%)<br />

1 Baik 26 41.9%<br />

2 Cukup 24 38.7%<br />

3 Kurang 12 19.4%<br />

Total 62 100%<br />

Sumber: Data primer Juni 2014<br />

Berdasarkan tabel 1 dapat<br />

diinterpretasikan bahwa dari 62 responden<br />

terdapat 26 siswa dengan pengetahuan<br />

baik (41,9%), 24 siswa dengan<br />

pengetahuan cukup (38,7%) dan 12 siswa


dengan pengetahuan kurang (19,4%).<br />

Responden pada penelitian ini sebagian<br />

besar berpengetahuan baik tentang<br />

kesehatan reproduksi remaja yaitu<br />

sejumlah 26 siswa (41,9%).<br />

Data karakteristik responden<br />

berdasarkan persepsi tentang seks<br />

pranikah siswa kelas X di SMK PGRI 2<br />

Kertosono tahun 2014. Dapat dilihat pada<br />

tabel dibawah ini:<br />

Tabel 2<br />

Distribusi Frekuensi Responden<br />

Berdasarkan Persepsi Terhadap<br />

Seks Pranikah Di SMK PGRI 2<br />

Kertosono Tahun 2014<br />

No Persepsi Jumlah Prosentase (%)<br />

1 Positif 33 53,2%<br />

2 Negatif 29 46,8%<br />

Total 62 100%<br />

Sumber: Data primer Juni tahun 2014<br />

Berdasarkan tabel 2 dapat<br />

diinterpretasikan bahwa dari 62 responden<br />

didapatkan siswa yang persepsinya positif<br />

sejumlah 33 responden (53,2%) dan<br />

negatif sejumlah 29 responden (46,8%).<br />

Pada penelitian ini sebagian besar siswa<br />

persepsinya positif terhadap seks pranikah<br />

yaitu sejumlah 33 responden (53,2%)<br />

Berdasarkan hasil uji Chi-Square<br />

dengan menggunakan SPSS 16.0 for<br />

windows didapatkan X2 Hitung =26.364<br />

sedangkan X2 Tabel (α =0,05) df 2 =5,991<br />

maka Ho ditolak, dapat diambil<br />

kesimpulan ada hubungan yang signifikan<br />

antara pengetahuan kesehatan reproduksi<br />

pada remaja dengan persepsi remaja<br />

tentang seks pranikah pada siswa kelas X<br />

di SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014.<br />

Pembahasan<br />

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa<br />

karakteristik responden berdasarkan<br />

pengetahuan remaja didapatkan 26<br />

responden pengetahuannya baik (41,9%),<br />

24 responden pengetahuannya cukup<br />

(38,7%) dan 12 responden<br />

pengetahuannya kurang (19,4%). Dari 62<br />

responden siswa SMK PGRI 2 Kertosono<br />

tahun 2014 sebagian besar responden<br />

yaitu sejumlah 26 responden<br />

pengetahuannya baik (41,9%).<br />

Pengetahuan (Knowledge) adalah<br />

hasil penginderaan manusia, atau hasil<br />

tahu seseorang terhadap obyek melalui<br />

indra yang dimilikinya (mata, hidung,<br />

telinga, dan sebagainya). Dengan<br />

sendirinya pada waktu penginderaan<br />

sehingga menghasilkan pengetahuan<br />

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas<br />

perhatian dan persepsi terhadap obyek.<br />

Sebagian besar pengetahuan seseorang<br />

diperoleh melalui indra pendengaran<br />

(telinga), dan indra penglihatan (mata)<br />

(Notoatmodjo, 2010: 56).<br />

Dari uraian diatas didapatkan bahwa<br />

pengetahuan kesehatan reproduksi remaja<br />

adalah baik. Remaja zaman sekarang<br />

begitu mudah mendapatkan informasi<br />

termasuk informasi kesehatan reproduksi<br />

remaja baik dengan media elektronik<br />

maupun media cetak, bahkan dengan<br />

perkembangan teknologi saat ini<br />

mudahnya menggunakan internet untuk<br />

memperoleh informasi memudahkan para<br />

remaja untuk mendapat pengetahuan.<br />

Namun pengetahuan yang didapat remaja<br />

belum sepenuhnya benar itu yang dapat<br />

membuat remaja tabu dengan pendidikan<br />

reproduksi.<br />

Pada tabel 2 menunjukan bahwa<br />

karakteristik responden berdasarkan<br />

persepsi remaja tentang seks pranikah<br />

didapatkan bahwa sebagian besar 33<br />

responden (53,2%) persepsinya positif<br />

dan sebagian kecil responden 29<br />

responden persepsinya negatif (46,8%).<br />

Persepsi dalam arti sempit ialah<br />

penglihatan, bagaimana cara seseorang<br />

melihat sesuatu, sedangkan dalam arti<br />

luas ialah pandangan atau pengertian,<br />

yaitu bagaimana seseorang memandang<br />

atau mengartikan sesuatu (Leavit, 1978<br />

dalam sobur, 2009: 468). Seks pranikah<br />

merupakan seks yang dilakukan tanpa<br />

melalui proses pernikahan yang resmi<br />

menurut hukum maupun menurut agama<br />

dan kepercayaan masing-masing individu<br />

(Anonim, 2011: 2).


Berdasarkan uraian diatas<br />

didapatkan bahwa kebanyakan remaja<br />

baik laki-laki maupun perempuan<br />

menganggap bahwa seks pranikah<br />

merupakan hal yang positif bukanlah hal<br />

yang negatif. Kurangnya informasi yang<br />

benar tentang bahaya seks pranikah<br />

mengakibatkan anggapan remaja bahwa<br />

seks pranikah merupakan fenomena yang<br />

wajar dilakukan oleh remaja saat ini.<br />

Berdasarkan hasil uji Chi-Square<br />

dengan menggunakan SPSS 16.0 for<br />

windows didapatkan X2 Hitung =26.364<br />

sedangkan X2 Tabel (α =0,05) df 2 =5,991<br />

maka Ho ditolak, Ha diterima dan dapat<br />

diambil kesimpulan ada hubungan yang<br />

signifikan antara pengetahuan kesehatan<br />

reproduksi pada remaja dengan persepsi<br />

remaja tentang seks pranikah pada siswa<br />

kelas X di SMK PGRI 2 Kertosono Tahun<br />

2014.<br />

Saat ini, remaja terkesan berlebihan<br />

sehingga tidak dapat mengendalikan diri<br />

dan hawa nafsu. Banyak yang diacuhkan<br />

demi terlaksananya semua keinginannya.<br />

Bagi sebagian remaja, seks pranikah<br />

dianggap wajar sesuai dengan perubahan<br />

zaman. Banyak remaja yang<br />

mengganggap seksualitas hanya masalah<br />

perawan atau tidak perawan. Padahal,<br />

hubungan seks di luar nikah dapat<br />

menimbulkan resiko yang cukup besar<br />

bagi remaja yaitu dapat terkena penyakit<br />

menular sampai keadaan hamil di luar<br />

nikah yang dapat membawa dampak<br />

psikologis yang berat bagi remaja putri<br />

dan keluarganya (Mahfudz, 2010: 70).<br />

Kurangnya informasi yang diperoleh<br />

remaja mengenai kesehatan reproduksi<br />

dapat mengakibatkan remaja salah<br />

mempersepsikan seks pranikah dan hal ini<br />

apabila terus berlanjut akan membawa<br />

dampak buruk karena remaja merupakan<br />

generasi penerus bangsa.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Berdasakan data dari hasil<br />

penelitian dan pembahasan pada bab<br />

sebelumnya tentang kesehatan reproduksi<br />

pada remaja dengan persepsi remaja<br />

tentang seks pranikah pada siswa kelas X<br />

di SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014.<br />

Pengetahuan kesehatan reproduksi<br />

pada siswa kelas X di SMK PGRI 2<br />

Kertosono sebagian besar berpengetahuan<br />

baik yaitu dari 62 responden didapatkan<br />

sebagian besar remaja yang pengetahuan<br />

terhadap kesehatan reproduksi baik<br />

sebanyak 26 responden (41,9%)<br />

Persepsi tentang seks pranikah pada<br />

siswa SMK PGRI 2 Kertosono sebagian<br />

besar positif yaitu dari 62 responden<br />

didapatkan sebagian besar remaja yang<br />

persepsinya positif tentang seks pranikah<br />

sejumlah 33 responden (53,2%)<br />

Berdasarkan hasil uji Chi-Square<br />

dengan menggunakan SPSS 16.0 for<br />

windows didapatkan X2 Hitung =26.364<br />

sedangkan X2 Tabel (α =0,05) df 2 =5,991<br />

Hal ini menunjukkan bahwa X2 hitung ><br />

X2 dan p value =0.000 < α = 0.05 maka<br />

Ho ditolak, Ha diterima dan dapat diambil<br />

kesimpulan ada hubungan yang signifikan<br />

antara pengetahuan kesehatan reproduksi<br />

pada remaja dengan persepsi remaja<br />

tentang seks pranikah pada siswa kelas X<br />

di SMK PGRI 2 Kertosono tahun 2014.<br />

Diharapkan hasil penelitian ini<br />

dapat dijadikan acuan para guru<br />

khususnya guru bimbingan konseling dan<br />

agama untuk lebih meningkatkan<br />

memberikan pendidikan keagamaan pada<br />

siswa, serta dapat memberikan informasi<br />

dan penyuluhan yang benar mengenai<br />

kesehatan reproduksi pada remaja dan<br />

juga dapat memberikan informasi yang<br />

benar mengenai seks pranikah untuk<br />

merubah persepsi remaja, sebagai upaya<br />

untuk menekan kejadian seks pranikah<br />

pada siswa SMK PGRI 2 Kertosono.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Anonim. 2010. PIKKRR (Pusat Informasi<br />

dan Konseling Kesehatan<br />

Reproduksi Remaja.


Arikunto, Suharsimi.2008. Prosedur<br />

Penelitian Suatu Pendekatan<br />

Praktek, Edisi Revisi VI. Jakarta:<br />

Rineka Cipta<br />

. 2010. Prosedur<br />

Penelitian. Jakarta: Rineka<br />

Cipta.<br />

Azwar, Saifuddin.2011. Sikap Manusia<br />

Teori dan Pengukurannya, Edisi 2.<br />

Cahyaningsih, Dwi sulistyo.2011.<br />

Pertumbuhan perkembangan anak<br />

dan remaja. Jakarta: TIM<br />

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan.<br />

Bandung: Remaja Rosdakarya<br />

Erfandi. 2009. Pengetahuan dan faktorfaktor<br />

yang mempengaruhi. http://<br />

forbetterheats. Wodrpress.com.<br />

diakses 9 Februari 2014 jam 09.00<br />

WIB.<br />

Hidayat, Aziz Alimul.2007.Metode<br />

Penelitian Kebidanan dan Teknik<br />

Analisis Data. Jakarta: Salemba<br />

Medika<br />

.2010. Metode<br />

Penelitian Kebidanan dan Teknik<br />

Analisis Data. Jakarta: Salemba<br />

Medika<br />

Machfoeds, Ircham dkk.2007. Pendidikan<br />

Kesehatan Promosi Kesehatan.<br />

Yogyakarta: Fitramaya<br />

Mubarak Wahit iqbal. 2011. Promosi<br />

Kesehatan Untuk Kebidanan.<br />

Jakarta: Salemba Medika<br />

Muhaimin. 2008.Paradigma Pendidikan<br />

Islam Upaya Meningkatkan<br />

Pendidikan Agama Islam di Sekolah.<br />

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya<br />

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi<br />

Penelitian Kesehatan. Jakarta:<br />

Rineka Cipta<br />

Nursalam. 2010. Konsep dan penerapan<br />

metodologi penelitian ilmu<br />

keperawatan: Pedoman skripsi,<br />

tesis, dan instrument penelitian<br />

keperawatan.Jakarta: Salemba<br />

Medika<br />

Salisa, Anak. 2010. Perilaku seks<br />

pranikah dikalangan remaja. Skripsi<br />

Fakultas Ilmu sosial dan Politik:<br />

Universitas 11 Maret Surakarta.<br />

Sarwono, W.Sarlito. 2011. Psikologi<br />

Remaja. Jakarta: Raja Grafindo<br />

Persa<br />

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor<br />

yang mempengaruhinya. Jakarta:<br />

Rineka Cipta<br />

Sobur, Alex.2009. Psikologi Umum.<br />

Bandung: Pustaka Setia<br />

Soetiningsih, dkk. 2007. Buku Ajar :<br />

Tumbuh Kembang Remaja dan<br />

Permasalahannya. Jakarta: Sagung<br />

Seto<br />

Sugiyono. 2012. Satatistika Untuk<br />

Penelitian. Bandung: Alfabeta<br />

Syakira. 2012. http://wordhealth-bokepzz.<br />

Blogspot.com/2012/05/pengukuranpersepsi.html<br />

diakses tanggal 23<br />

Mei 2014 jam 20.00 WIB<br />

Walgito,B. 2010. Pengantar Psikologi<br />

Umum. Yogyakarta: Andi offset<br />

Wawan. A dan M. Dewi. 2011. Teori dan<br />

Pengukuran Pengetahuan, Sikap,<br />

dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:<br />

Nuha Medika.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!