17.05.2015 Views

o_19lfn31l8175q1m75l951nht1qo5a.pdf

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSONAL HYGIENE<br />

DALAM MENGATASI KEPUTIHAN FISIOLOGIS<br />

Naswati Maisaroh, Mamiek Sumarmi, Palgunadi<br />

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />

lppmwimisada@gmail.com<br />

ABSTRACT<br />

Personal hygiene in pregnant women is cleaning done by pregnant women to reduce<br />

the possibility of infection, because the gross body loaded with germs. In East Java in 2011,<br />

in Indonesia, 54% of pregnant women experience vaginal discharge, lack of public<br />

knowledge about personal hygiene in overcoming fluor albus, making healthy behavior is<br />

difficult to apply in the community, especially to pregnant women. Fluor albus in pregnant<br />

women can lead to a high risk of the premature rupture of membranes, so that premature<br />

babies or babies born with low birth weight and can also be due to living in tropical areas<br />

such as Indonesia made a state of the body becomes more humid and sweaty. The<br />

purpose of this study to describe the knowledge of pregnant women about personal hygiene<br />

in overcoming physiological fluor albus in BPM Ny. Farida Ilmiati, Amd. Keb.<br />

The research used a descriptive, samples were taken with a total sampling technique<br />

number 48 pregnant women. Variables used in the study of maternal knowledge about<br />

personal hygiene in overcoming physiological vaginal discharge.<br />

The results showed that the knowledge of the meaning of personal hygiene in both<br />

categories A total of 38 respondents (79%) and knowledge about personal hygiene<br />

maintenance purposes in both categories for a total of 28 respondents (58%). While the<br />

knowledge of how to cope with the physiological vaginal discharge in the category quite a<br />

number of 33 respondents (69%) .<br />

Based on the description above research results are generally good knowledge of<br />

respondents knowledgeable, and pregnant women are expected to further enhance the<br />

knowledge better and are knowledgeable enough to increase the knowledge of good so that<br />

pregnant women can have a good knowledge about the knowledge of pregnant women about<br />

personal hygiene in overcoming the fisiological vaginal discharge.<br />

Keywords : Pregnant women, Knowledge, Personal hygiene, fisiological fluor albus<br />

PENDAHULUAN<br />

Personal hygiene pada ibu hamil<br />

merupakan kebersihan yang dilakukan<br />

oleh ibu hamil untuk mengurangi<br />

kemungkinan infeksi, karena badan yang<br />

kotor banyak mengandung kuman.<br />

Leukorea (white discharge/fluor<br />

albus/keputihan) merupakan nama gejala<br />

yang diberikan kepada cairan yang<br />

dikeluarkan dari alat genital yang tidak<br />

berupa darah. Oleh karena itu, penyebab<br />

utama keputihan harus dicari dengan<br />

melakukan anamnesis (wawancara),<br />

pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan<br />

laboratorium (Manuaba, 2005: 530).<br />

Sedangkan dalam keadaan patologis<br />

atau sebaliknya, keputihan diakibatkan<br />

suatu gangguan seperti infeksi parasit,<br />

bakteri, jamur atau virus pada vagina.<br />

Biasanya keputihan jenis ini cairannya<br />

bersifat kental, cairan yang keluar<br />

memiliki warna putih seperti susu, atau<br />

berwarna kuning atau juga hijau,<br />

keputihan patologis menyebabkan rasa


gatal, cairan yang keluar memiliki bau<br />

yang tidak sedap, biasanya menyisakan<br />

bercak-bercak yang telihat pada celana<br />

dalam wanita dan jumlah cairan yang<br />

keluar sangat banyak dan hal itu dapat<br />

dirasa sangat mengganggu. Semua wanita<br />

dengan segala umur dapat mengalami<br />

keputihan (Manuaba, 2009:85).<br />

Dalam kehamilan tubuh akan<br />

mengalami banyak perubahan, salah<br />

satunya adalah perubahan hormonal yang<br />

menyebabkan terjadinya keputihan, aliran<br />

darah akan meningkat ke daerah<br />

kewanitaan yang dapat mempengaruhi<br />

cairan kewanitaan menjadi lebih banyak,<br />

pada ibu hamil cairan vagina mempunyai<br />

manfaat mencegah infeksi dari vagina<br />

menuju rahim, akan tetapi tidak semua<br />

cairan vagina memberi manfaat untuk<br />

mencegah infeksi karena jika sudah<br />

terkontaminasi oleh bakteri, parasit atau<br />

virus dapat terjadi infeksi vagina yang<br />

dapat memperburuk kehamilan.<br />

Menurut World Health Organization<br />

(WHO) merekomendasikan di Amerika<br />

bahwa yang menjadi masalah kesehatan<br />

reproduksi diantaranya, ibu hamil 78,6%<br />

mengalami keputihan, banyak diantara<br />

mereka tidak mengerti bagaimana cara<br />

mengatasi keputihan saat kehamilan,<br />

sehingga keputihan tadi dapat<br />

mengakibatkan permasalahan serius bagi<br />

ibu dan janinnya misalnya akan terjadi<br />

infeksi pada organ kewanitaannya yang<br />

nantinya bisa berbahaya pada janin<br />

tersebut.<br />

Menurut data di Indonesia tahun<br />

Tahun 2010, 75% dari seluruh ibu hamil<br />

di dunia pasti akan mengalami keputihan<br />

paling tidak sekali dalam seumur hidup,<br />

dan sebanyak 45% akan mengalaminya 2<br />

kali atau lebih. 92% keputihan<br />

disebabkan oleh infeksi jamur Candida<br />

albicans. Infeksi jamur ini merupakan<br />

penyebab keputihan yang sering ditemui<br />

di Indonesia. Banyak diantara mereka<br />

kurang mengerti akan pentingnya Personal<br />

Hygiene dalam mengatasi keputihan, hal<br />

ini dikarenkan kurangnya sosialisasi<br />

akan pentingnya personal hygiene dalam<br />

mengatasi keputihan saat kehamilan.<br />

Sedangkan di Jawa Timur pada tahun<br />

2011, di Indonesia 54% ibu hamil<br />

mengalami keputihan, keputihan tersebut<br />

terjadi karena adanya perubahan hormon<br />

pada ibu hamil sehingga mempengaruhi<br />

sekresi lendir pada organ kewanitaan ibu<br />

hamil, keputihan tersebut harus<br />

diperhatikan, bila keputihan ibu hamil<br />

tidak diperhatikan atau kurang akan<br />

menambah adanya kuman terhadap ibu<br />

hamil tersebut. Pengetahuan masyarakat<br />

yang kurang tentang personal hygiene<br />

dalam mengatasi keputihan, membuat<br />

perilaku hidup sehat ini sulit diterapkan di<br />

masyarakat terutama terhadap ibu hamil.<br />

Berdasarkan hasil survey di<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2013 sebanyak<br />

52% ibu hamil mengalami keputihan, ibu<br />

hamil memahami personal hygiene dalam<br />

mengatasi keputihan. Hal ini bisa<br />

dikarenakan wanita hamil rentan terkena<br />

infeksi, sebab daya tahan wanita hamil<br />

biasanya akan menurun dan meningkatkan<br />

Kebutuhan metabolisme. Tidak sedikit ibu<br />

hamil yang mengalami keputihan<br />

mengerti tentang hal-hal yang harus<br />

dilakukan, sehingga hal ini malah<br />

memperburuk keputihan tersebut.<br />

Berdasarkan studi pendahuluan yang<br />

dilakukan pada tanggal 09 Februari 2014<br />

kejadian flour albus pada ibu hamil di<br />

BPM Ny. Farida Ilmiati, Amd. Keb Desa<br />

Klurahan Kecamatan Ngronggot<br />

Kabupaten Nganjuk sejumlah 10 ibu<br />

hamil, 7 ibu hamil mempunyai<br />

pengetahuan personal hygiene kurang, 2<br />

ibu hamil mempunyai pengetahuan<br />

personal hygiene cukup dan 1 ibu hamil<br />

mempunyai pengetahuan baik.<br />

Sering kali ibu hamil merasa mampu<br />

mengenali sendiri bahwa dirinya sedang<br />

menderita keputihan. Mereka biasanya<br />

mengobati sendiri dengan obat keputihan<br />

yang dijual bebas di pasaran tanpa merasa<br />

perlu memeriksakan diri ke dokter untuk<br />

memperoleh pemeriksaan secara lebih<br />

detail. Pada kasus ini, tindakan tersebut<br />

cukup beresiko. Karena, apabila kurang<br />

tepat dalam pengenalan penyakitnya,


dapat menyebabkan kurang tepat terhadap<br />

obat yang dipilih. Dengan demikian,<br />

selain efektivitas terapi tidak tercapai, juga<br />

akan berisiko pada munculnya resistensi<br />

sehingga jamur semakin Kebal dengan<br />

obat. Tindakan swamedikasi (pengobatan<br />

sendiri) hanya direkomendasikan jika<br />

sebelumnya penderita sudah pernah<br />

didiagnosis keputihan oleh dokter dan<br />

kembali muncul gejala yang sama atau<br />

mengalami kekambuhan.<br />

Pengetahuan kurang dalam menjaga<br />

Kebersihan genitalia, seperti sering<br />

memakai tisu saat membasuh bagian<br />

kewanitaan sehabis buang air kecil<br />

maupun buang air besar, memakai<br />

pembilas secara berlebihan, memakai<br />

pakaian dalam yang ketat dari bahan<br />

sintetis dan celana jeans yang ketat. Sering<br />

menggunakan WC umum yang kotor,<br />

tidak mengganti panty liner, membilas<br />

vagina dari arah yang salah yaitu dari ke<br />

arah anus ke arah depan vagina, sering<br />

bertukar celana dalam/handuk dengan<br />

orang lain, kurang menjaga Kebersihan<br />

vagina, kelelahan yang amat sangat, stres,<br />

tidak segera mengganti pembalut saat<br />

menstruasi, memakai sembarang sabun<br />

untuk membasuh vagina, tidak menjalani<br />

pola hidup sehat (perilaku PHBS), tinggal<br />

di daerah tropis yang lembab, lingkungan<br />

sanitasi yang kotor, sering mandi<br />

berendam dengan air hangat dan panas,<br />

jamur yang menyebabkan keputihan lebih<br />

mungkin tumbuh di kondisi hangat. Sering<br />

berganti pasangan dalam berhubungan<br />

seks, kadar gula darah tinggi, hormon<br />

yang tidak seimbang, sering menggaruk<br />

vagina dapat menjadi pencetus timbulnya<br />

infeksi yang menyebabkan keputihan<br />

tersebut. Pengetahuan dalam menjaga<br />

Kebersihan genitalia merupakan faktor<br />

penting dalam mengatasi keputihan<br />

fisiologis.<br />

Mengingat kronologis di atas perlu<br />

dilakukan suatu upaya agar ibu hamil<br />

dapat menyikapi personal hygiene secara<br />

positif sehingga dapat melakukan<br />

personal hygiene dengan baik. Salah<br />

satunya yaitu dengan cara memberikan<br />

penyuluhan kepada ibu hamil tentang<br />

keputihan fisiologis, supaya ibu hamil<br />

paham dan mengajarkan personal hygiene<br />

khususnya cara mengatasi keputihan<br />

fisiologis. Sehingga dari itu ibu hamil<br />

tidak terganggu dengan keputihan selama<br />

kehamilan.<br />

Untuk menjaga agar tubuh tetap<br />

dalam keadaan bersih harus<br />

memperhatikan Kebersihan perseorangan<br />

atau personal hygiene. Kebersihan<br />

merupakan hal yang sangat penting dan<br />

harus diperhatikan karena Kebersihan<br />

akan mempengaruhi kesehatan dan<br />

perilaku seseorang. Kebersihan<br />

perorangan atau personal hygiene adalah<br />

tindakan untuk memelihara Kebersihan,<br />

kesehatan seseorang, untuk menjaga<br />

kesejahteraan fisik dan psikis.<br />

Diharapkan setiap ibu mampu<br />

melakukan personal hygiene dengan<br />

benar meskipun demikian, pada<br />

kenyataannya masih banyak ibu hamil<br />

yang belum mampu melakukan personal<br />

hygiene dengan benar sehingga sering<br />

mengalami keputihan yang membuat ibu<br />

merasa tidak nyaman dan kesehatan pada<br />

ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan<br />

anak yang sehat harus dilakukan selama<br />

ibu dalam keadaan hamil. Hal ini dapat<br />

dilakukan diantaranya dengan<br />

memperhatikan kebersihan diri (personal<br />

hygiene) pada ibu hamil itu sendiri,<br />

sehingga dapat mengurangi hal – hal yang<br />

dapat memberikan efek negatif pada ibu<br />

hamil, misalnya pencegahan terhadap<br />

infeksi.<br />

METODOLOGI PENELITIAN<br />

Penelitian ini merupakan penelitian<br />

deskriptif. Populasinya adalah semua ibu<br />

hamil di BPM Ny. Farida Ilmiati, Amd.<br />

Keb Desa Klurahan Kecamatan<br />

Ngronggot Kabupaten Nganjuk sebanyak<br />

48 orang, dan sampel sebanyak 48 orang<br />

dengan menggunakan teknik total<br />

sampling. Sedangkan instrument yang<br />

digunakan dalam penelitian ini adalah<br />

kuesioner, dengan bentuk kuesioner yang<br />

tertutup dengan jumlah soal 20. Sebelum


kuesioner disebar dilakukan uji validitas<br />

dan uji reliabilitas terlebih dahulu. Setelah<br />

itu baru melakukan penyebaran kuesioner,<br />

lalu melakukan pengumpulan data dan<br />

pengolahan data (Editing, Coding, Scoring,<br />

Tabulating).<br />

HASIL PENELITIAN DAN<br />

PEMBAHASAN<br />

Hasil Penelitian<br />

Tabel 1: Pengetahuan Responden Tentang<br />

Pengertian Personal Hygiene di<br />

BPM Ny. Farida Ilmiati, Amd.<br />

Keb. Desa Klurahan, Kecamatan<br />

Ngronggot, Kabupaten Nganjuk<br />

Tahun 2014.<br />

No Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)<br />

1. Baik 38 79<br />

2. Cukup 10 21<br />

3. Kurang 0 0<br />

Total 48 orang 100<br />

Sumber : Data Primer Penelitian, Juni 2014<br />

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui<br />

bahwa responden dalam penelitian ini<br />

yang mengerti pengetahuan tentang<br />

pengertian personal hygiene dalam<br />

mengatasi keputihan fisiologis secara baik<br />

sejumlah 38 responden (79%), yang<br />

mengerti pengetahuan tentang pengertian<br />

personal hygiene dalam mengatasi<br />

keputihan fisiologis secara cukup<br />

sejumlah 10 responden (21%), dan yang<br />

mengerti pengetahuan tentang pengertian<br />

Personal Hygiene dalam mengatasi<br />

keputihan fisiologis secara kurang<br />

sejumlah 0 responden (0%).<br />

Tabel 2: Pengetahuan Responden Tentang<br />

Tujuan Perawatan Personal<br />

Hygiene di BPM Ny. Farida<br />

Ilmiati, Amd. Keb. Desa<br />

Klurahan, Kecamatan Ngronggot,<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2014.<br />

No Tujuan Perawatan<br />

Personal Hygiene<br />

Jumlah<br />

Presentase<br />

(%)<br />

1. Baik 28 58<br />

2. Cukup 20 42<br />

3. Kurang 0 0<br />

Total 48 orang 100<br />

Sumber : Data Primer Penelitian, Juni 2014<br />

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui<br />

bahwa responden dalam penelitian ini<br />

yang mengerti pengetahuan tentang tujuan<br />

perawatan personal hygiene dalam<br />

mengatasi keputihan fisiologis secara baik<br />

sejumlah 28 responden (58%), yang<br />

mengerti pengetahuan tentang<br />

pengetahuan tentang tujuan perawatan<br />

personal hygiene dalam mengatasi<br />

keputihan fisiologis secara cukup<br />

sejumlah 20 responden (42%), dan yang<br />

mengerti pengetahuan tentang<br />

pengetahuan tentang tujuan perawatan<br />

personal hygiene dalam mengatasi<br />

keputihan fisiologis secara kurang<br />

sejumlah 0 responden (0%).<br />

Tabel 3: Pengetahuan Responden Tentang<br />

Cara Mengatasi Keputihan<br />

Fisiologis di BPM Ny. Farida<br />

Ilmiati, Amd. Keb Desa Klurahan<br />

Kecamatan Ngronggot<br />

No<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2014.<br />

Mengatasi keputihan<br />

fisiologis<br />

Jumlah<br />

Presentase<br />

(%)<br />

1. Baik 15 31<br />

2. Cukup 33 69<br />

3. Kurang 0 0<br />

Total 48 orang 100<br />

Sumber : Data Primer Penelitian, Juni 2014<br />

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui<br />

bahwa responden dalam penelitian ini<br />

yang mengerti pengetahuan tentang cara<br />

mengatasi keputihan fisiologis secara baik<br />

sejumlah 15 responden (31%), yang<br />

mengerti pengetahuan tentang cara<br />

mengatasi keputihan fisiologis secara<br />

cukup sejumlah 33 responden (69%) dan<br />

tidak ada satu pun responden yang<br />

mempunyai pengetahuan kurang tentang<br />

cara mengatasi keputihan fisiologis.<br />

Pembahasan<br />

Berdasarkan penelitian yang telah<br />

dilakukan terhadap 48 ibu hamil terhadap<br />

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang<br />

Pengertian Personal Hygiene Dalam<br />

Mengatasi Keputihan Fisiologis.<br />

Pengetahuan adalah merupakan hasil<br />

“tahu” dan ini terjadi setelah orang<br />

mengadakan pengindraan terhadap suatu<br />

obyek tertentu. Pengindraan terhadap<br />

obyek terjadi melalui panca indra manusia<br />

yakni penglihatan, pendengaran,


penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.<br />

Pada waktu pengindraan sampai<br />

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat<br />

dipengaruhi oleh intensitas perhatian<br />

presepsi terhadap obyek. Sebagian besar<br />

pengetahuan manusia diperoleh melalui<br />

mata dan telinga. (Wawan, 2010 : 11)<br />

Perawatan atau kebersihan diri<br />

(personal hygiene) merupakan perawatan<br />

diri sendiri yang dilakukan untuk<br />

mempertahankan kesehatan baik secara<br />

fisik maupun psikologis (Uliyah, 2006:84)<br />

Kesehatan pada ibu hamil untuk<br />

mendapatkan ibu dan anak yang sehat<br />

dilakukan selama ibu dalam keadaan<br />

hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya<br />

dengan memperhatikan kebersihan diri<br />

(personal hygiene) pada ibu hamil itu<br />

sendiri, sehingga dapat mengurangi hal–<br />

hal yang dapat memberikan efek negatif<br />

pada ibu hamil, misalnya pencegahan<br />

terhadap infeksi.<br />

Dapat diketahui bahwa pengetahuan<br />

ibu hamil tentang personal hygiene sudah<br />

baik. Dikarenakan ibu hamil<br />

memperhatikan kebersihan dan kesehatan<br />

dirinya, terlebih dalam keadaan hamil,<br />

memang harus memberi perhatian besar<br />

terhadap tubuh sediri, terlebih pada bagian<br />

yang paling penting. Semakin ibu<br />

mengetahui perubahan yang terjadi ketika<br />

hamil, maka ibu akan semakin perhatian<br />

terhadap perubahan yang terjadi pada<br />

dirinya. Selain itu ibu hamil yang rutin<br />

periksa hamil sering mengkonsultasikan<br />

apa yang menjadi keluhannya, disini peran<br />

bidan sebagai pemberi informasi dan<br />

konseling kepada ibu hamil sehingga<br />

pengetahuan ibu hamil menjadi baik.<br />

Media elektronik juga ikut berperan dalam<br />

pengetahuan ibu hamil, dimana informasi<br />

semakin mudah didapat. Perlu diketahui<br />

pengetahuan personal hygiene ibu hamil<br />

berkaitan dengan keadaan mental yang<br />

baik dan keadaan sosial yang baik. Oleh<br />

karena itu pengetahuan personal hygiene<br />

ibu hamil sangat penting, karena untuk<br />

mengetahui terjadinya gangguan yang<br />

serius terhadap kehamilan atau<br />

keselamatan ibu dan janinnya, agar ibu<br />

juga lebih waspada terhadap resiko yang<br />

mungkin akan terjadi pada kehamilannya.<br />

Berdasarkan penelitian yang telah<br />

dilakukan terhadap 48 ibu hamil terhadap<br />

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tujuan<br />

Perawatan Personal Hygiene Dalam<br />

Mengatasi Keputihan Fisiologis.<br />

Personal Hygiene ini bertujuan untuk<br />

mempertahankan perawatan diri, baik<br />

secara sendiri maupun menggunakan<br />

bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih<br />

dengan cara memperbaiki gambaran atau<br />

persepsi terhadap kesehatan dan<br />

kebersihan serta menciptakan penampilan<br />

yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.<br />

Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat<br />

dilakukan untuk menghilangkan kelelahan<br />

serta mencegah infeksi, mencegah<br />

gangguan sirkulasi darah dan<br />

mempertahankan integrasi pada jaringan<br />

(Uliyah, 2006:84).<br />

Dan ada pula personal hygiene yang<br />

bertujuan untuk meningkatkan derajat<br />

kesejahteraan seseorang, memelihara<br />

kebersihan diri seseorang, memperbaiki<br />

Personal Hygiene yang kurang,<br />

pencegahan penyakit, meningkatkan<br />

percaya diri seseorang, menciptakan<br />

keindahan (Ambarwati, 2009 : 1).<br />

Dapat kita ketahui bahwa ibu hamil<br />

sesungguhnya sudah mengerti tentang<br />

tujuan perawatan personal hygiene. Bila<br />

dihubungkan dengan faktor usia,<br />

pendidikan, dan pekerjaan. Pengetahuan<br />

tentang tujuan perawatan personal<br />

hygiene sangat signifikan dimana secara<br />

mendalam bahwa dalam tujuan perawatan<br />

ada beberapa materi yang harus<br />

dimengerti. Sedangkan ibu hamil yang<br />

berpengetahuan cukup hanya beberapa<br />

yang mengerti tentang tujuan perawatan<br />

personal hygiene secara benar dalam<br />

mengatasi keadaan tersebut. Ibu hamil<br />

mendapat pengetahuan seperti itu bisa<br />

didapat melalui penyuluhan, konseling,<br />

bisa juga diperoleh melalui media<br />

masa/cetak.<br />

Informasi yang didapat tersebut<br />

sangatlah mempengaruhi ukuran<br />

pengetahuan setiap ibu hamil dalam


mengatasi cara keputihan. Dengan<br />

informasi yang didapat baik maka<br />

pengetahuan ibu hamil tersebut juga bisa<br />

menjadi lebih baik lagi dalam memahami<br />

tujuan perawatan personal hygiene dalam<br />

mengatasi keputihan fisiologis agar ibu<br />

hamil dapat mengurangi resiko terhadap<br />

penyakit organ kewanitaan yaitu<br />

keputihan fisiologis, sehingga ibu hamil<br />

dapat mengerti tentang tujuan perawatan<br />

personal hygiene.<br />

Berdasarkan penelitian yang telah<br />

dilakukan terhadap 48 ibu hamil terhadap<br />

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Cara<br />

Mengatasi Mengatasi Keputihan Fisiologis.<br />

Keadaan yang lembab pada daerah<br />

kewanitaan akan lebih mendukung<br />

berkembangnya jamur penyebab<br />

keputihan. Sangat disarankan untuk<br />

menjaga agar daerah kewanitaan dalam<br />

keadaan bersih dan tidak lembab dengan<br />

mengenakan pakaian dalam yang cukup<br />

menyerap keringat atau yang terbuat dari<br />

katun. Penggunaan cairan pembasuh<br />

vagina harus dilakukan secara bijaksana<br />

dengan mengetahui suatu prinsip bahwa<br />

lingkungan vagina bersifat asam yang<br />

juga merupakan lingkungan normal.<br />

Cara mengatasi keputihan<br />

Membersihkan alat vital dengan<br />

pembersih yang tidak mengganggu<br />

kestabilan pH disekitar vagina,<br />

menghindari penggunaan bedak atau<br />

parfum pada organ genital, karena bedak<br />

memiliki partikel kecil yang dapat masuk<br />

kedalam vagina dan mudah terselip<br />

dimana saja sehingga memudahkan jamur<br />

untuk berkembang biak, selalu keringkan<br />

bagian vagina sebelum berpakaian,<br />

gunakan celana dalam yang dapat<br />

menyerap keringat, seperti celana<br />

berbahan katun (Anonim, 2014: 3). Jika<br />

memakai pakaian luar usahakan jangan<br />

menggunakan jeans atau pakaian yang<br />

mempunyai pori-pori sangat rapat<br />

Dapat kita ketahui bahwa ibu hamil<br />

sesungguhnya sudah dapat mengatasi<br />

keadaan keputihan yang dialami. Bila<br />

dihubungkan dengan pengetahuan cara<br />

mengatasi keputihan sangat signifikan<br />

dimana secara mendalam bahwa dalam<br />

mengatasi keputihan ada beberapa cara<br />

yang harus dilakukan. Sedangkan ibu<br />

hamil yang berpengetahuan cukup hanya<br />

beberapa yang bisa secara benar dalam<br />

mengatasi keadaan tersebut. Ibu hamil<br />

mendapat pengetahuan seperti itu bisa<br />

didapat melalui penyuluhan, konseling,<br />

bisa juga diperoleh melalui media<br />

masa/cetak.<br />

Informasi yang didapat tersebut<br />

sangatlah mempengaruhi ukuran<br />

pengetahuan setiap ibu hamil dalam<br />

mengatasi cara keputihan. Dengan<br />

informasi yang didapat baik maka<br />

pengetahuan ibu hamil tersebut juga bisa<br />

menjadi lebih baik lagi dalam cara<br />

mengatasi keputihan fisiologisnya.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Berdasarkan data dari hasil penelitian<br />

dan pembahasan pada bab sebelumnya<br />

didapatkan gambaran pengetahuan ibu<br />

hamil tentang personal hygiene dalam<br />

mengatasi keputihan fisiologis di BPM Ny.<br />

Farida Ilmiati, Amd. Keb Desa Klurahan<br />

Kecamatan Ngronggot Kabupaten<br />

Nganjuk Tahun 2014, secara umum<br />

pengetahuan responden berpengetahuan<br />

baik yaitu sebanyak 26 responden atau<br />

(54%). Berikut kesimpulan secara khusus<br />

yang meliputi beberapa sub variabel yaitu :<br />

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang<br />

Pengertian Personal Hygiene dari 48<br />

responden yang dilakukan penelitian<br />

termasuk dalam katagori baik yaitu<br />

sejumlah 38 (79%). Pengetahuan Ibu<br />

Hamil Tentang Tujuan Perawatan<br />

Personal Hygiene dari 48 responden yang<br />

dilakukan penelitian sebagian besar<br />

responden termasuk dalam kategori baik<br />

yaitu sejumlah 28 (58%). Cara mengatasi<br />

keputihan fisiologis pada ibu hamil dari<br />

48 responden yang dilakukan penelitian<br />

sebagian besar responden termasuk dalam<br />

katagori cukup yaitu 33 (69%) ibu hamil<br />

yang cukup mengerti cara mengatasi<br />

keputihan fisiologis.<br />

Diharapkan penelitian ini dapat<br />

digunakan sebagai bahan informasi


tentang personal hygiene dalam mengatasi<br />

keputihan fisiologis untuk penelitian lebih<br />

lanjut dan dapat menjadi pengalaman yang<br />

berharga untuk meningkatkan<br />

pengetahuan dan kemampuan dalam<br />

melakukan penelitian.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Ambarwati, Eny Retna.2009. Asuhan<br />

Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra<br />

Cendika Offset.<br />

Anonim. 2014. Tips mengatasi keputihan<br />

saat<br />

hamil.<br />

http://bidanku.com/tipsmengatasi-keputihan-saat-hamil.<br />

(diakses 6 mei 2014)<br />

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.<br />

2012. Kebutuhan fisik pada ibu<br />

hamil.<br />

http://dinkes.jatimprov.go.id/useri<br />

mage/dokumen/kebutuhan%20fisi<br />

k%20 ibu hamil<br />

%20di%20jawa%20timur.<strong>pdf</strong>.<br />

(diakses 14 Juni 2014)<br />

Manuaba, Ida Bagus. 2009. Memahami<br />

Kesehatan Reproduksi Wanita.<br />

Jakarta: Arcan<br />

Uliyah, Musrifratul dan aziz Alimul<br />

Hidayat. 2006. Keterampilan<br />

Praktik Dasar Klinik Untuk<br />

Kebidanan. Surabaya: Salemba<br />

Medika Wawan A, dan Dewi.<br />

2010. Teori dan Pengukuran,<br />

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku<br />

Manusia. Yogyakarta: Nuha<br />

Medika<br />

Wawan,A dan Dewi.2010.Pengetahuan,<br />

Sikap dan Perilaku<br />

Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!