17.05.2015 Views

o_19lfmvu138ti10iljuftb9rnoa.pdf

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN<br />

PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI<br />

Mutiara Puspa Negari, MTh.Sri Suwarti, Tuning Sugianti<br />

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />

lppmwimisada@gmail.com<br />

ABSTRACT<br />

Contraceptive use in women can be affected by several factors, including the<br />

knowladge. Also determine a person’s knowledge in the selection of contraceptive use.<br />

Maybe only a few people who are able to explain the definition, types of contraceptive, side<br />

effect, contraindications, advantages, and disadvantages of contraceptive. It is similiar to<br />

the opinion of the BKKBN (2007): “The level of public awareness of contraceptives, but<br />

have not been able to mention side effects, contraindications, advantages and<br />

disadvantages. The purpose of this study was to analyze the relationship between mother’s<br />

knowladge about contraception with the selection of contrceptive use in BPM Ny. Umi<br />

Imoni AMd.Keb Pisang Village, District Patianrowo, Nganjuk 2014.<br />

This research is analytic study. This study was conducted in Cross Sectional. The<br />

population in this study were all mothers who followed the family planning program with a<br />

sample of 55 people and using a simple random sampling technique samples. Data<br />

collection technique with questionnaires. Independent variables in this study is the<br />

knowladge of mothers about contraceptive. Dependent variables is the selection and use of<br />

contraception.<br />

The data were analyzed using Chi-Square with α (0.05) obtained count rho 0.001<br />


Di seluruh dunia, metode<br />

kontrasepsi yang paling banyak<br />

digunakan adalah sterilisasi. Kontrasepsi<br />

hormon berada pada posisi ketiga<br />

diseluruh dunia, yang menggunakan pil<br />

sebanyak 85%, sedangkan kontrasepsi<br />

implan dan suntik hanya 15%. Di Negara<br />

maju metode kontrasepsi yang paling<br />

populer adalah kontrasepsi oral (16%),<br />

sebaliknya di Negara yang sedang<br />

berkembang sterilisasi wanita (20%),<br />

AKDR (13%), kontrasepsi oral (6%), dan<br />

vasektomi (5%). Secara keseluruhan<br />

pemakaian kontrasepsi jauh lebih tinggi di<br />

negara maju dibandingkan di negara<br />

berkembang, yaitu 70% berbanding 46%<br />

(Glasier, 2006: 15).<br />

Keluarga Berencana merupakan<br />

bentuk apresiasi pemerintah menekan laju<br />

pertumbuhan penduduk. KB merupakan<br />

program yang ada di hampir setiap negara<br />

berkembang, termasuk Indonesia,<br />

program ini bertujuan untuk mengontrol<br />

jumlah anak yang dilahirkan oleh<br />

perempuan usia reproduktif yang<br />

kemudian disebut dengan angka kelahiran<br />

total atau total fertility rate (TFR),<br />

walaupaun angka kelahiran di Indonesia<br />

terus menurun namun penduduk<br />

Indonesia belum mencapai penduduk<br />

tumbuh seimbang. Kebijakan pemerintah<br />

tentang program KB saat ini mengarah<br />

pada pemakaian Metode Kontrasepsi<br />

Jangka Panjang (MKJP) yang berfungsi<br />

mengoptimalkan keluarga kecil dan<br />

berkualitas. Dengan pengaturan jumlah<br />

anak tersebut diharapkan keluarga yang<br />

mengikuti program ini dapat<br />

meningkatkan kesejahteraan dan kualitas<br />

kehidupan mereka. Hal ini diperkuat oleh<br />

pernyataan Saifudin AB, (2009: 08): “KB<br />

merupakan upaya pelayanan kesehatan<br />

preventif yang paling dasar dan utama,<br />

alasan utama diperlukan keluarga<br />

berencana untuk mencegah mortalitas dan<br />

morbiditas ibu”.<br />

Ada beberapa macam metode<br />

kontrasepsi efektif di Indonesia yaitu: pil,<br />

suntik, IUD, implant, dan kontrasepsi<br />

mantap. Secara Nasional pada bulan Juli<br />

2013 jumlah peserta kontrasepsi sebanyak<br />

622.503 peserta. Dengan persentasenya<br />

adalah sebagai berikut: 40.338 peserta<br />

AKDR (6,48%), 8.256 peserta MOW<br />

(1,33%), 38.212 peserta implant (6,14% ),<br />

325.243 peserta suntikan (52,25%),<br />

173.162 peserta pil (27,82%), 636 peserta<br />

MOP (0,10%) dan 36.656 peserta kondom<br />

(5,89%) (Anonim, 2013: 2).<br />

Dari data BKKBN Jawa Timur,<br />

tercatat total jumlah KB aktif pada bulan<br />

Juli 2013 sebanyak 4.327 peserta. Dengan<br />

persentase sebagai berikut : 833 peserta<br />

AKDR (19,25%), 422 peserta MOW<br />

(9,75%), 127 peserta implant (2,94%),<br />

2.081 peserta suntikan (48,09%), 677<br />

peserta pil (15,65%), 5 peserta MOP<br />

(0,12%) dan 182 peserta kondom (4,21%)<br />

(Anonim, 2013: 4).<br />

Data BPPKB Kabupaten Nganjuk,<br />

hasil pencapaian peserta KB baru di<br />

Kabupaten Nganjuk bulan Desember<br />

2013 tercapai 7.366 peserta. Dari 216.752<br />

Pasangan Usia Subur tingkat kesertaan<br />

KB sebesar 80,70%. Tercatat peserta KB<br />

aktif pengguna kontrasepsi suntik 3.116<br />

orang (42,3%), peserta kontrasepsi pil<br />

1.556 orang (21,1%), peserta kontrasepsi<br />

implan 1.128 orang (15.3%), kontrasepsi<br />

AKDR 969 orang (13,2%), peserta<br />

kontrasepsi kondom 337 orang (4,6%),<br />

peserta kontrasepsi MOW 204 (2,8%),<br />

dan peserta kontrasepsi MOP 56 orang<br />

(0,8%) (Anonim, 2013: 08).<br />

Dalam memilih suatu metode,<br />

wanita harus menimbang berbagai<br />

faktor, termasuk status kesehatan<br />

mereka, efek samping potensial suatu<br />

metode dan norma mengenai<br />

kemampuan mempunyai anak. Peserta<br />

Keluarga Berencana yang masih<br />

menggunakan kontrasepsi pil dan non<br />

metode jangka panjang lainnya<br />

diarahkan untuk memilih spiral/IUD<br />

atau metode jangka panjang yang lebih<br />

murah dan telah diketahui mempunyai<br />

daya lindung yang lebih efektif serta<br />

pemakaian yang lama, digunakan satu<br />

kali dalam waktu yang cukup lama.<br />

Dalam rangka peningkatan penggunaan


metode yang lebih efektif, digalakkan<br />

kegiatan pelayanan bersama<br />

masyarakat. Selain hal tersebut<br />

dibutuhkan juga suatu penataan program<br />

agar masalah kependudukan lebih tertata.<br />

Hal ini serupa dengan yang diungkapkan<br />

oleh Arjoso, Sumaryati dalam Handayani,<br />

(2008: 02): “Berkaitan dengan demografi<br />

masalah kependudukan yang semakin<br />

meningkat, BKKBN hendaknya<br />

melakukan langkah antisipasi melalui<br />

program strategis untuk mengatasi<br />

besarnya jumlah usia produktif yang akan<br />

mengakibatkan tingginya tingkat<br />

kelahiran. Untuk itu perlu upaya terusmenerus<br />

dalam penggunaan berbagai<br />

metode kontrasepsi dari yang kurang<br />

efektif ke kontrasepsi yang lebih efektif<br />

dan lebih efisien”.<br />

Banyak perempuan mengalami<br />

kesulitan didalam menentukan didalam<br />

menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal<br />

ini tidak hanya terbatasnya metode yang<br />

tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan<br />

mereka tentang persyaratan dan keamanan<br />

metode tersebut. Berbagai potensi,<br />

konsekuensi kegagalan atau kehamilan<br />

yang tidak diinginkan, besar keluarga<br />

yang direncanakan dan persetujuan<br />

pasangan.<br />

Pemilihan kontrasepsi dipengaruhi<br />

oleh salah satunya pengetahuan.<br />

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh<br />

faktor pendidikan formal. Pengetahuan<br />

sangat erat hubungannya dengan<br />

pendidikan, dimana diharapkan bahwa<br />

dengan pendidikan yang tinggi maka<br />

orang tersebut akan semakin luas pula<br />

pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri<br />

dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu<br />

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor<br />

internal meliputi pendidikan, pekerjaan,<br />

dan umur. Faktor eksternal meliputi faktor<br />

lingkungan dan sosial budaya. Sedangkan<br />

faktor yang mempengaruhi pemilihan<br />

kontrasepsi meliputi faktor pasangan,<br />

faktor kesehatan, dan faktor metode<br />

kontrasepsi<br />

Pengetahuan seseorang tentang<br />

suatu objek mengandung dua aspek yaitu<br />

aspek positif dan aspek negatif. Kedua<br />

aspek ini akan menetukan sikap seseorang,<br />

semakin banyak aspek positif dan objek<br />

yang diketahui, maka akan menimbulkan<br />

sikap makin positif terhadap objek<br />

tertentu. Menurut teori WHO (World<br />

Health Organization) yang dikutip oleh<br />

Notoatmodjo (2007: 15), salah satu<br />

bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan<br />

oleh pengetahuan dari pengalaman sendiri.<br />

Konseling merupakan aspek yang<br />

sangat penting dalam pelayanan keluarga<br />

berencana dan kesehatan reproduksi.<br />

Dengan melakukan konseling yang berarti<br />

petugas membantu klien dalam memilih<br />

dan memutuskan jenis kontrasepsi yang<br />

akan digunakan sesuai dengan pilihannya.<br />

Disamping itu dapat membuat klien<br />

merasa lebih puas. Konseling yang baik<br />

juga akan membantu klien dalam<br />

menggunakan kontrasepsinya lebih lama<br />

dan meningkatkan keberhasilan KB.<br />

Dalam pemberian informasi klien<br />

membutuhkan penjelasan yang cukup dan<br />

tepat untuk menetukan pilihan (Informed<br />

Choice). Namun tidak semua klien dapat<br />

menangkap semua informasi tentang<br />

berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak<br />

informasi yang diberikan akan<br />

menyebabkn kesulitan bagi klien dalam<br />

mengingat informasi yang penting.<br />

Berdasarkan uraian diatas maka<br />

peneliti tertarik untuk melakukan<br />

penelitian dengan judul hubungan<br />

pengetahuan ibu tentang kontrasepsi<br />

dengan pemilihan penggunaan<br />

kontrasepsi di BPM Ny. Umi Ismoni,<br />

AMd. Keb, Desa Pisang, Kecamatan<br />

Patianrowo, Kabupaten Nganjuk.<br />

METODE PENELITIAN<br />

Penelitian ini merupakan<br />

penelitian analitik dengan jenis studi<br />

korelasi yaitu penelitian atau penelaahan<br />

hubungan antara dua variabel pada suatu<br />

situasi atau sekelompok subyek. Hal ini<br />

dilakukan untuk melihat hubungan antara<br />

gejala satu dengan gejala yang lain, atau


variabel satu dengan varibel yang lain<br />

(Notoadmodjo, 2012 : 47).<br />

Rancangan penelitian dalam<br />

penelitian ini adalah Cross Sectional<br />

merupakan rancangan penelitian dengan<br />

melakukan pengukuran atau pengamatan<br />

pada saat bersamaan (sekali waktu) antara<br />

faktor resiko/paparan dengan penyakit<br />

(Hidayat, 2010 : 56).<br />

Dalam penelitian ini<br />

menggunakan Simple Random Sampling ,<br />

yaitu cara pengambilan sampel dengan<br />

cara acak tanpa memperhatikan strata<br />

yang ada dalam anggota populasi. Sampel<br />

dari penelitian ini berjumlah 55 orang.<br />

Setelah data terkumpul melalui kuesioner<br />

kemudian dilakukan tabulasi untuk<br />

mengetahui adakah hubungan<br />

pengetahuan ibu tentang kontrasepsi<br />

dengan pemilihan penggunaan<br />

kontrasepsi di BPM Ny. Umi Ismoni<br />

AMd.Keb Desa Pisang Kecamatan<br />

Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun<br />

2014 dengan menggunakan uji Chi<br />

Square.<br />

HASIL PENELITIAN DAN<br />

PEMBAHASAN<br />

Hasil Penelitian<br />

Distribusi responden dalam hal ini<br />

adalah pengetahuan ibu tentang<br />

kontrasepsi.<br />

Dari pengumpulan data dapat<br />

diketahui bahwa responden yang<br />

berpengetahuan baik berjumlah 20 orang<br />

dengan presentase 36,4%, responden yang<br />

berpengetahuan cukup sejumlah 30 orang<br />

dengan presentase 54,6%, dan responden<br />

yang berpengetahuan kurang sejumlah 5<br />

orang dengan presentase 9%. Dapat<br />

ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar<br />

pengetahuan responden tentang<br />

kontrasepsi adalah cukup yaitu sebanyak<br />

30 responden (54,5%). Data tersebut<br />

dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :<br />

Tabel 1 Pengetahuan Tentang Ibu<br />

Tentang Kontrasepsi Dengan<br />

Pemilihan Penggunaan di BPM<br />

Ny. Umi Ismoni AMd.Keb, Desa<br />

Pisang, Kecamatan Patianrowo,<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2014.<br />

Tingkat<br />

Pengetahuan<br />

Baik<br />

Cukup<br />

Kurang<br />

Jumlah<br />

20<br />

30<br />

5<br />

Prosentase<br />

(%)<br />

36,4%<br />

54,6%<br />

9%<br />

Total 55 100%<br />

Distribusi responden dalam hal ini adalah<br />

pemilihan penggunaan kontrasepsi.<br />

Dapat diketahui bahwa dari 55<br />

responden yang menggunakan metode<br />

kontrasepsi non hormonal sebanyak 17<br />

orang dengan presentase 31%, kemudian<br />

responden yang menggunakan metode<br />

kontrasepsi hormonal sebanyak 38 orang<br />

dengan presentase 69%. Kemudian dapat<br />

disimpulkan bahwa, responden lebih<br />

banyak menggunakan metode kontrasepsi<br />

hormonal, yaitu sebanyak 38 responden<br />

(69%). Lihat pada tabel berikut ini. Data<br />

tersebut dapat dilihat pada tabel 2<br />

dibawah ini :<br />

Tabel 2 Pemilihan Penggunaan<br />

Kontrasepsi di BPM Ny. Umi<br />

Ismoni AMd.Keb Desa Pisang<br />

Kecamatan Patianrowo,<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun 2014.<br />

Jenis<br />

Kontrasepsi<br />

Non Hormonal<br />

Hormonal<br />

Jumlah<br />

17<br />

38<br />

Prosentase<br />

31%<br />

69%<br />

Total 37 100%<br />

Sumber : Data primer, Juni 2014<br />

Berdasarkan hasil dari<br />

pengumpulan data, yang menggunakan<br />

metode kontrasepsi non hormonal dengan<br />

tingkat pengetahuan baik berjumlah 13<br />

orang (23,7%), cukup berjumlah 3 orang<br />

(5,6%), dan kurang berjumlah 1 orang<br />

(1,7%). Kemudian yang menggunakan


metode kontrasepsi hormonal dengan<br />

tingkat pengetahuan baik berjumlah 7<br />

orang (12,7%), cukup 27 orang (49%),<br />

dan kurang berjumlah 4 orang (7,3%).<br />

Data tersebut dapat dilihat dari tabel 3<br />

dibawah ini :<br />

Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan<br />

Pengetahuan Ibu Tentang<br />

Kontrasepsi Dengan<br />

Pemilihan Penggunaan<br />

Kontrasepsi Di BPM Ny. Umi<br />

Ismoni AMd. Keb Desa<br />

Pisang Kecamatan Patianrowo<br />

Kabupaten Nganjuk Tahun<br />

2014.<br />

Tingkat<br />

pengetahuan<br />

Data primer, Juni 2014<br />

Distribusi responden dalam hal ini adalah<br />

uji Chi Square hubungan pengetahuan ibu<br />

tentang kontrasepsi dengan pemilihan<br />

penggunaan kontrasepsi.<br />

Setelah diketahui hasil dari tabel<br />

cross tabulations atau tabulasi silang<br />

antara pengetahuan ibu tentang<br />

kontrasepsi dengan pemilihan<br />

penggunaan kontrasepsi, kemudian data<br />

dianalisa untuk mencari hubungan kedua<br />

variabel dengan rumus Chi-Square.<br />

Berdasarkan hasil uji Chi-Square dengan<br />

menggunakan SPSS 16.0 for windows XP<br />

didapatkan rho = 0.000 sedangkan X2<br />

Tabel (α =0,05) df 2 =5.991.<br />

Val<br />

ue<br />

D<br />

f<br />

Pemilihan<br />

Penggunaan<br />

Kontrasepsi<br />

Non<br />

Hormonal<br />

Asy<br />

mp.<br />

Sig.<br />

(2-<br />

side<br />

d)<br />

Exa<br />

ct<br />

Sig.<br />

(2-<br />

side<br />

d)<br />

Exa<br />

ct<br />

Sig.<br />

(1-<br />

side<br />

d<br />

Total<br />

Hormonal<br />

Σ % Σ % Σ %<br />

Baik 13 23,7 7 12,7 20 36,4<br />

Cukup 3 5,6 27 49 30 54,6<br />

Kurang 1 1,7 4 7,3 5 9<br />

Jumlah 17 31 38 69 55 100<br />

Poi<br />

nt<br />

Pro<br />

babi<br />

lity<br />

Pearso<br />

n Chi-<br />

Square<br />

Likelih<br />

ood<br />

Ratio<br />

Fisher'<br />

s Exact<br />

Test<br />

Linear-<br />

by-<br />

Linear<br />

Associ<br />

ation<br />

N of<br />

Valid<br />

Cases<br />

17.3<br />

05 a 2<br />

17.6<br />

14<br />

16.7<br />

68<br />

2<br />

11.9<br />

23 b 1<br />

55<br />

.00<br />

0<br />

.00<br />

0<br />

.00<br />

1<br />

.00<br />

0<br />

.00<br />

0<br />

.00<br />

0<br />

.00<br />

1<br />

.00<br />

0<br />

.00<br />

0<br />

a. 2 cell (33,3%) have expected count less<br />

than 5. The minimum expected count id 1,55<br />

b. The standardized statistic is 3,453<br />

PEMBAHASAN<br />

Karakteristik Responden Berdasarkan<br />

Umur<br />

Hasil penelitian menunjukan umur<br />

responden < 20 tahun (0%), umur 20-35<br />

tahun (40%), dan umur responden peserta<br />

kontrasepsi > 35 tahun (60%).<br />

Usia adalah umur individu yang<br />

terhitung mulai saat dilahirkan sampai<br />

berulang tahun. Semakin cukup umur,<br />

tingkat kematangan dan kekuatan<br />

seseorang akan lebih matang berpikir dan<br />

bekerja. Dari segi kepercayaan<br />

masyarakat seseoraang yang lebih dewasa<br />

dipercaya dari orang yang belum tinggi<br />

kedewasaannya. Hal ini akan menjadi<br />

pengalaman dan kematangan jiwa.<br />

Bertambahnya umur seseorang<br />

dapat berpengaruh pada pertambahan<br />

pengetahuan yang diperolehnya,<br />

contohnya pada umur < 20 tahun adalah<br />

usia reproduksi muda, dengan usia masih<br />

belum mempunyai kematangan dalam<br />

berpikir. Usia 20-35 tahun merupakan<br />

usia reproduksi sehat dimana dalam<br />

kematangan berpikir akan semakin mudah<br />

dalam menerima informasi atau


pengetahuan, akan tetapi pada unsurunsur<br />

tertentu atau menjelang usia lanjut<br />

kemampuan penerimaan atau mengingat<br />

suatu pengetahuan akan berkurang.<br />

Karakteristik Responden Berdasarkan<br />

Tingkat Pengetahuan<br />

Hasil penelitian menunjukan<br />

pengetahuan responden tentang<br />

kontrasepsi baik adalah 36,4%, responden<br />

yang berpengetahuan cukup 54,6%, dan<br />

responden yang berpengetahuan kurang<br />

9%.<br />

Tingkat pengetahuan tentang<br />

kontrasepsi adalah tahu tentang ragam<br />

metode kontrasepsi yang tersedia,<br />

keamanan dan cara pemakaian metodemetode<br />

tersebut, kontrasepsi yang mereka<br />

pilih, dan pengetahuan tentang<br />

kemungkinan efek samping dan<br />

komplikasinya.<br />

Masih adanya responden yang<br />

memiliki pengetahuan dalam katagori<br />

kurang yaitu 9% dikarenakan beberapa<br />

hal yang mempengaruhi yaitu informasi<br />

yang kurang mengenai alat kontrasepsi<br />

beserta efek samping, kontraindikasi,<br />

kekurangan, kelebihan. Hal ini<br />

dikarenakan beberapa ibu jarang<br />

mengikuti penyuluhan mengenai<br />

kontrasepsi. Rata-rata ibu mendapatkan<br />

informasi mengenai kontrasepsi dengan<br />

cara bertukar pikiran atau pendapat serta<br />

pengalaman.<br />

Manfaat pengetahuan bagi<br />

manusia tidak terhitung jumlahnya, dari<br />

waktu ke waktu ilmu pengetahuan telah<br />

mengubah manusia. Dengan ilmu<br />

pengetahuan, manusia menemukan<br />

sesuatu untuk menjawab setiap<br />

keingintahuannya, dan menentukan yang<br />

terbaik untuk dirinya termasuk<br />

menentukan jenis kontrasepsi yang<br />

digunakan.<br />

Karakteristik Responden Berdasarkan<br />

Pemilihan Penggunaan Kontrasepsi<br />

Hasil penelitian didapatkan<br />

responden yang menggunakan metode<br />

kontrasepsi hormonal yaitu sebanyak 38<br />

responden (69%) dan yang menggunakan<br />

kontrasepsi non hormonal sebanyak 17<br />

responden (31%).<br />

Semakin tinggi pendidikan<br />

responden diharapkan akan semakin<br />

tinggi pengetahuannya. Dengan tingkat<br />

pendidikan akan mempermudah<br />

penerimaan informasi tentang kontrasepsi,<br />

sehingga akan meningkatkan pengetahuan<br />

responden kemudian dapat mempengaruhi<br />

minat pemakaian, jadi seorang wanita<br />

yang ingin menggunakan alat kontrasepsi<br />

harus membekali diri dengan pengetahuan.<br />

Karena diharapkan ibu yang<br />

pengetahuannya baik, bisa memilih alat<br />

kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi<br />

dan keadaan ibu, dan ibu bisa lebih pintar<br />

dalam memilih alat kontrasepsi secara<br />

efektif dan efisien.<br />

Dalam memilih suatu metode<br />

kotrasepsi seorang wanita harus<br />

mengetahui bagaimana penggunaan<br />

kontrasepsi akan mempengaruhi gaya<br />

hidup mereka, kadang-kadang suatu<br />

metode kontrasepsi tidak dapat diterima<br />

oleh seorang wanita hanya karena metode<br />

tersebut dapat menganggu kegiatan rutin,<br />

misalnya implan yang memerlukan<br />

pembedahan, kontrasepsi pil yang harus<br />

diminum setiap hari, dan kontrasepsi<br />

suntik yang diharuskan rutin setiap jadwal<br />

dilakukan suntik.<br />

Dengan melihat dari hasil<br />

penelitian, pemilihan penggunaan


kontrasepsi hormonal paling banyak<br />

digunakan daripada penggunaan<br />

kontrasepsi non hormonal. Hal ini harus<br />

diwaspadai, karena bila pemilihan<br />

penggunaan kontrasepsi hormonal<br />

semakin tinggi, ditakutkan angka<br />

kegagalan akan semakin, sehingga angka<br />

kelahiran akan semakin tinggi pula.<br />

Maka,untuk mengurangi penggunaan<br />

kontrasepsi hormonal dan meningkatkan<br />

penggunaan kontrasepsi non hormonal,<br />

tenaga kesehatan harus lebih rajin untuk<br />

melakukan penyuluhan tentang<br />

kontrasepsi non hormonal.<br />

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang<br />

Kontrasepsi dengan Pemilihan<br />

Penggunaan Kontrasepsi.<br />

Berdasarkan hasil penelitian,<br />

responden yang mempunyai pengetahuan<br />

baik paling banyak menggunakan metode<br />

kontrasepsi non hormonal yaitu sebanyak<br />

13 responden (23,7%), sedangkan yang<br />

berpengetahuan cukup menggunakan<br />

kontrasepsi hormonal dengan 27<br />

responden (49%) dan berpengetahuan<br />

kurang dengan 4 responden (7,3%).<br />

Jumlah alat kontrasepsi yang<br />

tersedia sangat beragam dengan segala<br />

kelebihan dan kekurangannya. Seorang<br />

wanita yang ingin menggunakan alat<br />

kontrasepsi harus membekali diri dengan<br />

pengetahuan. Pengetahuan menentukan<br />

presepsi seseorang terhadap pentingnya<br />

suatu hal, termasuk pentingnya<br />

keikutsertaan dalam KB.<br />

Pada uraian di atas, maka<br />

diperoleh pengetahuan mempengaruhi<br />

seseorang dalam pemilihan penggunaan<br />

kontrasepsi. Rasa ingin tahu responden<br />

tentang kontrasepsi yang tepat untuk<br />

dirinya serta KIE (Komunikasi, Edukasi,<br />

dan Informasi) dari petugas kesehatan<br />

keduannya sangat berpengaruh pada tepat<br />

atau tidaknya peserta KB menentukan<br />

jenis kontrasepsi yang akan digunakan.<br />

Hasil penelitian didapat bahwa<br />

semakin baik pengetahuan ibu tentang<br />

metode kontrasepsi maka semakin tinggi<br />

pula pemakaian metode kontrasepsi<br />

hormonal, karena ibu yang<br />

berpengetahuan baik tentang metode<br />

kontrasepsi, termasuk tahu tentang<br />

keamanan, cara pemakaian, efek samping<br />

dan komplikasi metode kontrasepsi,<br />

cenderung akan memilih metode<br />

kontrasepsi non hormonal.<br />

Berdasarkan penelitian, maka<br />

dapat diperoleh H0 ditolak dan H1<br />

diterima artinya ada hubungan antara<br />

pengetahuan ibu tentang kontrasepsi<br />

dengan pemilihan penggunaan<br />

kontrasepsi di Desa Pisang Kecamatan<br />

Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun<br />

2014.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Berdasarkan hasil penelitian yang<br />

telah dilaksanakan di BPM Ny. Umi<br />

Ismoni AMd.Keb Desa Pisang Kecamatan<br />

Patianrowo Kabupaten Nganjuk pada<br />

bulan Juni 2014, maka dapat disimpulkan<br />

kesimpulan sebagai berikut.<br />

Ditinjau dari pengetahuan ibu tentang<br />

kontrasepsi adalah baik sebesar 36,4%,<br />

cukup 54,6%, dan kurang 9%. Dengan<br />

data tersbut hal ini akan menjadi rawan<br />

apabila pengetahuan yang cukup bisa<br />

berubah menjadi pengetahuan yang<br />

kurang sehingga harus dilakukan upaya<br />

penyuluhan agar pengetahuan yang<br />

kurang nilainya tidak bertambah.<br />

Pemilihan penggunaan kontrasepsi<br />

yang paling banyak menggunakan metode


kontrasepsi hormonal yaitu jumlah<br />

keseluruhan sebanyak 69%, sedangkan<br />

kontrasepsi non hormonal sebanyak 31%.<br />

Keadaan ini harus diwaspadai karena bila<br />

jumlah penggunaan kontrasepsi hormonal<br />

yang paling banyak maka angka<br />

kegagalan dan efek samping akan tinggi,<br />

sehingga upaya penyuluhan tentang<br />

kontrasepsi non hormonal harus<br />

ditingkatkan lagi.<br />

Berdasarkan hasil uji Chi-Square Ho<br />

ditolak dan H1 diterima, dapat diambil<br />

kesimpulan Ada hubungan antara<br />

pengetahuan ibu tentang kontrasepsi<br />

dengan pemilihan penggunaan<br />

kontrasepsi di BPM Ny. Umi Ismoni<br />

AMd.Keb, Desa Pisang Kecamatan<br />

Patianrowo Kabupaten Nganjuk Tahun<br />

2014.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Anonim, 2005. Keluarga Berencana dan<br />

Kesehatan Reproduksi : Kebijakan<br />

Program dan Kegiatan Tahun<br />

2005-2009. Jakarta : Badan<br />

Koordinasi Keluarga Berencana<br />

Anonim, 2013. Laporan Umpan Balik<br />

Hasil Pelayanan Kontrasepsi Bulan<br />

Juli 2013.<br />

http://www.aplikasibkkbn.go.id/sr.<br />

Diakses jam 16.30 WIB tanggal 30<br />

Maret 2014<br />

Anonim, 2013. Data Peserta Kontrasepsi<br />

Tahun 2013. http://www.<br />

BPPKBganjuk.blog.com. Diakses<br />

jam 16.20 WIB tanggal 30 Maret<br />

2014<br />

Anonim, 2013. Data Peserta Kontrasepsi<br />

Jatim Tahun 2013. http://www.<br />

aplikasi BKKBN.go.id/sr. Diakses<br />

jam 17.00 WIB tanggal 30 Maret<br />

2014<br />

Glasier A. 2006. Keluarga Berencana dan<br />

Kesehatan Reproduksi. Jakarta :<br />

EGC.<br />

Handayani, Sri. 2011. Buku Ajar<br />

Pelayana Keluarga Berencana.<br />

Yogyakarta : Pustaka Rihama<br />

Hartanto, Hanafi. 2004. KB Keluarga<br />

Berencana Dan Kontrasepsi.<br />

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.<br />

Manuaba, Ida Bagus Gde, dan I. Fajar,<br />

dan I. Gde. 2010. Ilmi Kebidanan<br />

Penyakit Kandungan dan KB.<br />

Jakarta : EGC.<br />

Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi<br />

Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT<br />

Rineka Cipta.<br />

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan<br />

Metodologi Penelitian Ilmu<br />

Keperawatan. Jakarta : Salemba<br />

Medika<br />

Pendit B. U. 2007. Ragam Metode<br />

Kontrasepsi. Jakarta : EGC<br />

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku<br />

Panduan Praktis Pelayanan<br />

Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina<br />

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.<br />

Wawan, dan Dewi. 2010. Teori dan<br />

Pengukuran, Pengetahuan, Sikap,<br />

dan Perilaku Manuasia.<br />

Yogyakarta : Nuha Medika.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!