17.05.2015 Views

o_19lfmufvtfgt5gn8ht1v13gn3a.pdf

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

GAMBARAN SIKAP PRA LANSIA DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE<br />

DI DESA BANGSRI KECAMATAN KERTOSONO<br />

KABUPATEN NGANJUK<br />

TAHUN 2014<br />

Melinda Puspita Sari, Sutinah, Ariyono Yerey W<br />

Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />

lppmwimisada@gmail.com<br />

ABSTRACT<br />

The decrease in body functions that occur in the elderly is very influential to the task<br />

and function of the elderly in running their lives, especially health problems. Preparedness<br />

Elderly pre menopause in women causes a lot of changes in him both physically and<br />

psychologically. Therefore it is necessary to prepare the attitude in the face of premenopausal<br />

mothers Elderly. The purpose of this research is to describe the attitude of the<br />

Elderly in the face of pre menopause.<br />

This is a descriptive study design that illustrates the attitude of pre elderly mother in<br />

the face menopause.Populasi in this study were pre elderly mother with number 159. Large<br />

sample of 62 respondents, using the technique of "simple random sampling". This study<br />

variables are pre Elderly attitude in the face of menopause. Collecting data using a<br />

questionnaire given to the respondents, where the questionnaire was carried Test Validity<br />

and reliability test, then analyzed descriptively using tables.<br />

The results obtained from the analysis of 62 respondents most respondents have a<br />

positif attitude 44 respondents (71%) and a small portion of the respondents had a negative<br />

attitude 18 respondents (29%).<br />

Based on the results of pre Elderly positive attitude in the face of menopause caused<br />

by information from health workers in providing counseling about menopause thereby<br />

increasing knowledge in determining the attitude of the Elderly in the face of premenopause.<br />

Keywords: Attitudes Pre Elderly, Menopause<br />

PENDAHULUAN<br />

Usia harapan hidup di Indonesia<br />

menunjukkan kenaikan, sedang angka<br />

kelahiran cenderung menurun hal ini akan<br />

merubah peta demografi. Pada tahun 2040<br />

diperkirakan 20% penduduk Indonesia<br />

akan melampaui 65 tahun dan jumlah ini<br />

akan menyedot paling tidak 50% dari<br />

anggaran kesehatan, apalagi pada usia ini<br />

sudah tidak produktif lagi. Untuk<br />

mengantisipasi masa tua dengan lebih<br />

cerah dibutuhkan peningkatan kualitas<br />

hidup.<br />

WHO dan undang - undang Nomor 13<br />

Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut<br />

usia pada bab 1 pasal 1 Ayat 2<br />

menyebutkan bahwa umur 60 tahun<br />

adalah usia permulaan tua. Menua<br />

bukanlah suatu penyakit, tetapi<br />

merupakan proses yang berangsur-angsur<br />

mengakibatkan perubahan yang kumulatif,<br />

merupakan proses menurunnya daya<br />

tahan tubuh dalam menghadapi<br />

rangsangan dari dalam dan luar tubuh<br />

yang berakhir dengan kematian (Nugroho,<br />

2014 : 11).<br />

Orang lanjut usia adalah sebutan bagi<br />

mereka yang telah memasuki usia 60<br />

tahun ke atas. Undang – undang Republik<br />

Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang


kesejahteraan lanjut usia Bab I Pasal 1,<br />

yang dimaksud dengan lanjut usia adalah<br />

seseorang yang telah mencapai usia 60<br />

(enam puluh) tahun ke atas (Indriana,<br />

2012 : 03).<br />

WHO menggolongkan Lansia<br />

berdasarkan usia kronologis yaitu : pra<br />

Lansia (middle age) berusia 45 – 59 tahun,<br />

Lansia (elderly) berusia 60 – 74 tahun,<br />

lanjut usia tua (old) berusia 75 – 90 tahun,<br />

dan usia sangat tua (very old) berusia<br />

diatas 90 tahun ( Nugroho, 2014 : 24 ).<br />

Berdasarkan data yang telah diperoleh<br />

pada bulan Maret, jumlah penduduk di<br />

Desa Bangsri sejumlah 2.735 jiwa,<br />

sedangkan jumlah Pra Lansia wanita<br />

sejumlah 159 jiwa.<br />

Manusia mengalami pertumbuhan dan<br />

perkembangan dalam berbagai tingkatan<br />

umurnya. Semakin meningkat umurnya<br />

maka pertumbuhan dan perkembangan<br />

akan berhenti pada suatu tahap yang<br />

mengakibatkan berbagai perubahan fungsi<br />

tubuh. Perubahan fungsi tersebut biasanya<br />

terjadi pada proses menua, karena pada<br />

proses ini banyak terjadi perubahan fisik<br />

maupun psikologis. Perubahan yang<br />

terjadi tersebut paling banyak terjadi pada<br />

wanita karena pada proses menua terjadi<br />

suatu fase yaitu fase menopause.<br />

Seringkali wanita menghadapi<br />

nmenopause dengan rasa cemas dan was –<br />

was karena menopause identik dengan<br />

ketuaan (Proverawati, 2010 : 4).<br />

Wanita yang mengalami masa<br />

menopause sering dijumpai gejala atau<br />

keluhan seperti hot flush (rasa panas, yang<br />

kadang – kadang timbul pada muka, leher<br />

dan dada bagian atas), night screat<br />

(berkeringat pada malam hari), sulit tidur,<br />

hilangnya konsentrasi, atropi vagina<br />

(menipisnya dinding vagina karena<br />

berkurangnya estrogen), menurunnya<br />

gairah seks. Hal ini dapat menyebabkan<br />

perasaan khawatir dan depresi yang bisa<br />

mengganggu kesehatan pada masa<br />

monopause (Siti, 2013 : 16).<br />

Penampilan bagi seorang wanita<br />

menempati posisi yang utama. Perubahan<br />

fisik yang sering terjadi sejalan dengan<br />

masa menopause sudah tentu<br />

menimbulkan kesan yang lebih mendalam<br />

bagi kehidupan wanita. Timbulnya<br />

perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan<br />

semacamnya memunculkan kekhawatiran<br />

tersendiri. Mereka khawatir akan adanya<br />

kemungkinan bahwa orang – orang yang<br />

dicintainya akan berpaling dan<br />

meninggalkannya. Perasaan inilah yang<br />

dirasakan oleh sebagian besar wanita<br />

menopause. Dengan demikian, kecemasan<br />

menghadapi menopause adalah perasaan<br />

gelisah dan khawatir dari adanya<br />

perubahan fisik, sosial, maupun seksual.<br />

Sebuah permasalahan yang muncul tentu<br />

dilatarbelakangi oleh suatu hal. Demikian<br />

juga dengan kecemasan yang diderita oleh<br />

kebanyakan wanita yang mengalami<br />

menopause. Kecemasan tersebut antara<br />

lain dilatarbelakangi oleh dorongan –<br />

dorongan seksual yang tidak mendapatkan<br />

kepuasan dan terhambat sehingga<br />

menimbulkan konflik batin.<br />

Pada masa menopause, wanita yang<br />

mengalami menopause dianggap tidak<br />

berguna dan tidak menarik lagi. Beberapa<br />

wanita yang mengalami masa menopause<br />

tidak sekedar mengalami perubahan mood<br />

yang sangat drastis bahkan ada yang<br />

mengalami depresi. Wanita yang<br />

mengalami depresi akan lebih sering<br />

merasa sedih karena kehilangan<br />

kemampuan reproduksinya. Mereka<br />

merasa sedih karena kehilangan<br />

kesempatan untuk memiliki anak dan juga<br />

kehilangan daya tarik. Seperti yang telah<br />

diketahui, sebagian besar wanita akan<br />

merasa tertekan jika kehilangan seluruh<br />

perannya sebagai wanita. Ditambah lagi<br />

mereka harus menghadapi masa tua.<br />

Umumnya mereka tidak mendapat<br />

informasi yang benar sehingga yang<br />

dibayangkan adalah efek negatif yang<br />

akan dialami setelah memasuki masa pre<br />

menopause dan menopause. Mereka<br />

cemas menjelang berakhirnya era<br />

reproduksi yang berarti berhentinya nafsu<br />

seksual dan fisik. Apalagi menyadari<br />

dirinya akan menjadi tua, yang berarti


kecantikan akan memudar. Seiring<br />

dengan hal itu validitas dan fungsi organ<br />

tubuhnya akan menurun. Hal ini akan<br />

menghilangkan kebanggaanya sebagai<br />

wanita. Keadaan ini dikhawatirkan akan<br />

mempengaruhi hubungan dengan suami<br />

maupun lingkungan sosialnya. Selain itu,<br />

usia ini sering dikaitkan dengan penyakit<br />

kanker atau penyakit lainnya yang sering<br />

muncul pada saat wanita memasuki pre<br />

menopause (Proverawati, 2010 : 9).<br />

Adapun cara mempersiapkan diri<br />

menghadapi menopause antara lain<br />

dengan menerima apa adanya dan tetap<br />

merawat diri, mencari informasi melalui<br />

teman, keluarga atau petugas kesehatan,<br />

media cetak maupun elektronik,<br />

berkomunikasi dan bersosialisasi dengan<br />

teman, keluarga atau kelompok –<br />

kelompok sosial, meningkatkan aktifitas<br />

fisik dan olah raga agar badan tetap<br />

terjaga kesehatannya serta mengkonsumsi<br />

makanan dengan gizi seimbang sejak dini.<br />

Dukungan keluarga sangat penting dalam<br />

menghadapi menopause dengan<br />

melibatkan suami atau keluarga dalam<br />

membahas permasalahan serta untuk<br />

mencari informasi / konsultasi ( DepKes<br />

RI, 2004 : 17).<br />

Dengan berfikir positif, tidak terlalu<br />

panik dan menerima bahwa menopause<br />

merupakan salah satu bagian dari<br />

perjalanan kehidupan normal seorang<br />

perempuan, jika gangguan psikis dapat<br />

teratasi dengan baik, seorang wanita akan<br />

memiliki kemungkinan lebih besar untuk<br />

menjalani masa menopause dengan<br />

bahagia. Menjaga pola maka sehat sejak<br />

dini, makan dengan teratur, dan<br />

mengandung gizi yang seimbang, asupan<br />

vitamin dan mineral harus terjaga agar<br />

terhindar dari osteoporosis pada saat<br />

menopause. Menjaga kulit agar tidak<br />

cepat keriput bisa dengan melakukan<br />

olahraga teratur misalnya dengan berjalan<br />

kaki secara teratur pada pagi hari. Jangan<br />

ragu untuk konsiltasi ke dokter jika<br />

mengalami gejala menopause yang sangat<br />

mengganggu. Tentunya hal ini juga di<br />

ikuti dengan adanya dukungan dari<br />

orang – orang di sekitarnya, khususnya<br />

suami sebagai pasangan hidup. Perilaku<br />

ibu dalam menghadapi masalah dirinya<br />

sangat diperlukan sebab semua kegiatan<br />

atau aktifitas manusia, baik yang diamati<br />

langsung, maupun yang tidak dapat<br />

diamati oleh pihak luar (Smart, 2010 : 28)<br />

Berdasarkan studi pendahuluan<br />

yang dilakukan melalui kegiatan<br />

Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa<br />

dari 20 pra Lansia, yang tidak hadir di<br />

Posyandu Lansia sejumlah 12 orang<br />

(60%), sedangkan yang hadir sejumlah 8<br />

orang (40%). Dilihat dari hasil studi<br />

pendahuluan tingkat partisipasi pra Lansia<br />

yang hadir, lebih banyak yang tidak<br />

mengikuti Posyandu Lansia, berkaitan<br />

dengan partisipasi pra Lansia<br />

mempengaruhi pengetahuan seseorang.<br />

Dimana tingkat pengetahui<br />

mempengaruhi sikap seseorang. Disini<br />

peneliti ingin mengetahui bagaimana<br />

gambaran sikap pra Lansia dalam<br />

menghadapi menopause di Desa Bangsri<br />

Kecamatan Kertosono kabupaten Nganjuk<br />

yang meliputi kecemasan, perubahan fisik,<br />

psikis dan perubahan emosional.<br />

Beberapa faktor yang<br />

mempengaruhi wanita merasa cemas<br />

dalam menghadapi masa menopause yaitu<br />

kurangnya pengetahuan tentang<br />

menopause, dan terjadi beberapa<br />

perubahan yang sering muncul yang tidak<br />

diketahui sebabnya yang membuat wanita<br />

merasa cemas dan bingung dalam<br />

menghadapi menopause, mulai dari hal<br />

yang positif sampai ke hal yang mengarah<br />

ke negatif. Hal yang mengarah ke positif<br />

seperti wanita tersebut menanggapi<br />

masalah yang muncul. Faktor lain yang<br />

berpengaruh yaitu faktor pendidikan,<br />

pengetahuan wanita tersebut. Jika<br />

seseorang telah memiliki pengetahuan<br />

sebelumnya dalam menghadapi<br />

menopause, maka dalam masa menopause<br />

wanita tersebut tidak terlalu merasa cemas<br />

dalam menghadapinya.<br />

Penelitian ini bertujuan untuk<br />

mengetahui gambaran sikap pra Lansia


dalam menghadapi menopause di Desa<br />

Bangsri Kecamatan Kertosono Kabupaten<br />

Nganjuk tahun 2014.<br />

METODE PENELITIAN<br />

Jenis penelitian yang dipakai dalam<br />

penelitian ini deskriptif yaitu penelitian<br />

yang membuat gambaran mengenai suatu<br />

hal, situasi atau kejadian suatu sistematis,<br />

aktual dan akurat. Dalam penelitian ini<br />

akan menggambarkan sikap ibu pra lansia<br />

dalam menghadapi menopause. Populasi<br />

dalam penelitian ini adalah semua pra<br />

Lansia di Desa Bangsri Kecamatan<br />

Kertosono Kabupaten Nganjuk tahun<br />

2014, dalam penelitian ini jumlah<br />

populasi yaitu 159 pra Lansia dan dengan<br />

jumlah sampel 62 pra Lansia yang<br />

menggunakan teknik simple random<br />

sampling. Pengambilan data<br />

menggunakan kuesioner yang berjumlah<br />

20 soal yang kemudian dibagikan kepada<br />

responden. Sebelum kuesioner diberikan<br />

kepada responden, dilakukan Uji<br />

Validitas dan Uji Reabilitas terlebih<br />

dahulu. Skala data yang digunakan dalam<br />

penelitian ini yaitu skala nominal yang<br />

dengan kategori sikap positif dan sikap<br />

negatif.<br />

HASIL PENELITIAN DAN<br />

PEMBAHASAN<br />

Hasil Penelitian<br />

Data karakteristik responden dalam<br />

hal ini adalah ibu pra Lansia berdasarkan<br />

sikap dalam menghadapi menopause<br />

dapat dilihat pada table di bawah ini.<br />

Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden<br />

Berdasarkan Pendidikan ibu di<br />

Desa Bangsri Kecamatan<br />

Kertosono Kabupaten Nganjuk<br />

tahun 2014.<br />

No Sikap Frekuensi Prosentase (%)<br />

1 Positif 18 29<br />

2 Negatif 44 71<br />

Jumlah 62 100<br />

Sumber : Data Primer 2014<br />

Berdasarkan tabel dapat diketahui<br />

bahwa dari 62 responden, sejumlah 44<br />

responden (pra Lansia) memiliki sikap<br />

positif atau sejumlah 71%.<br />

Pembahasan<br />

Menurut hasil penelitian<br />

menunjukkan bahwa dari 62 pra Lansia di<br />

Desa Bangsri Kecamatan Kertosono<br />

Kabupaten Nganjuk yang menunjukkan<br />

sikap positif sejumlah 44 orang atau 71%.<br />

Sikap merupakan reaksi atau respon<br />

yang masih tertutup dari seseorang<br />

terhadap suatu stimulus atau obyek.<br />

Penilaian sikap dibedakan menjadi dua<br />

antara lain sikap positif dan sikap negatif<br />

(Wawan, 2011 : 35).<br />

Adapun faktor yang mempengaruhi<br />

pembentukan sikap adalah pengalaman<br />

pribadi, kebudayaan, orang lain yang<br />

dianggap penting, media massa, institusi<br />

atau lembaga pendidikan dan lembaga<br />

agama serta faktor emosi yang ada dalam<br />

diri individu (Azwar, 2013 : 45)<br />

Dari hasil penelitian menyatakan<br />

bahwa sikap positif responden dalam<br />

menghadapi menopause apabila ibu<br />

merasakan keluhan atau masalah dihadapi<br />

dengan tenang dengan adanya perubahan<br />

fisik maupun psikis. Perubahan emosional<br />

yang tidak stabil memerlukan<br />

pengendalian emosi yang baik dimana ibu<br />

yang sudah berusia lanjut sudah sering<br />

menghadapi masalah sehingga apabila<br />

emosi tidak stabil bisa diredam dengan<br />

melakukan aktivitas yang banyak<br />

sehingga emosi yang meledak – ledak<br />

bisa tenang. Kecemasan akan hilangnya<br />

kecantikan, perasaan tidak cantik lagi<br />

akan membuat Lansia sering berdandan<br />

yang berlebihan, tetapi ibu yang mampu<br />

mengendalikan kecemasannya terhadap<br />

perubahan yang terjadi pada dirinya,<br />

menerima apa adanya dan menyadari<br />

bahwa dirinya telah memasuki masa<br />

menua dan dapat menerima perubahan


yang telah terjadi pada dirinya. Dengan<br />

melakukan aktifitas yang positif,<br />

mengkonsumsi makanan dengan gizi<br />

seimbang dan banyak berolahraga<br />

membuat seseorang akan lebih tenang<br />

dalam menghadapi masa menopause.<br />

Sikap negatif responden dalam<br />

menghadapi menopause yaitu sikap yang<br />

menunjukkan kurang bisa menerima<br />

terhadap datangnya masa menopause<br />

merasa selalu muda dan kurang menerima<br />

adanya perubahan pada dirinya,<br />

kurangnya informasi mengenai masa<br />

menopause membuat seseorang kurang<br />

mengetahui tentang apa yang harus<br />

dilakukan dalam menghadapi masa<br />

menopause. Dengan pemberian informasi<br />

serta pengarahan oleh tenaga kesehatan<br />

dapat merubah sikap seseorang yang<br />

mulanya negatif menjadi positif.<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Dari penelitian tentang “Gambaran<br />

Sikap Pra Lansia Dalam Menghadapi<br />

Menopause“ dapat disimpulkan bahwa<br />

sikap pra Lansia di Desa Bangsri<br />

Kecamatan Kertosono kabupaten Nganjuk<br />

tahun 2014 sebagian besar mempunyai<br />

sikap positif yaitu sebanyak 44 responden<br />

(71%), dan ada yang mempunyai sikap<br />

negatif sebanyak 18 responden (29%).<br />

Data hasil penelitian dilihat<br />

berdasarkan sikap pra Lansia dalam<br />

menghadapi kecemasan, sebagian besar<br />

responden mengalami kecemasan dalam<br />

menghadapi menopause, namun ibu pra<br />

Lansia menyikapi dengan konsultasi pada<br />

petugas kesehatan jika ada keluhan atau<br />

masalah. Hal ini menunjukkan kecemasan<br />

disikapi dengan baik oleh pra Lansia.<br />

Terjadinya perubahan fisik pada<br />

ibu pra Lansia merupakan hal yang wajar,<br />

sesuai data yang telah diperoleh, sebagian<br />

besar ibu mengalami perubahan pada<br />

masa menopause namun tetap santai<br />

dalam menghadapinya, tidak khawatir<br />

atau cemas, menerima keadaan bahwa<br />

telah memasuki masa menopause<br />

membuat seseorang tetap bersikap positif<br />

dalam menghadapi menopause.<br />

Pengetahuan dan pengalaman berperan<br />

penting dalam hal ini.<br />

Dari hasil penelitian yang telah<br />

dilakukan, dalam hal sikap ibu dalam<br />

menghadapi perubahan psikis dan<br />

emosional, ibu pra Lansia dalam<br />

menghadapi menopause di Desa Bangsri<br />

Kecamatan Kertosono Kabupaten<br />

Nganjuk, sebagian besar pra Lansia.<br />

Namun perubahan psikis yang terjadi<br />

merupakan hal yang biasa pada masa<br />

menjelang menopause, namun perlu<br />

diperhatikan dengan baik tentang<br />

perubahan yang terjadi, dan bagaimana<br />

cara menyikapi perubahan yang terjadi<br />

tersebut. Sesuai dengan hasil penelitian<br />

yang telah dilakukan, di dapatkan<br />

sebagian besar pra Lansia di Desa Bangsri<br />

Kecamatan Kertosono Kabupaten<br />

Nganjuk menunjukkan sikap positif.<br />

Hasil penelitian ini dapat menjadi<br />

pengalaman yang berharga untuk<br />

meningkatkan pengetahuan dan<br />

kemampuan dalam melakukan penelitian<br />

sera dapat digunakan sebagai bahan<br />

kepustakaan bagi peneliti selanjutnya.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Anonim, 2013. Skala Pengukuran dalam<br />

Penelitian.<br />

Arikunto Suharsini. 2010. Prosedur<br />

Penelitian Suatu Pendekatan<br />

Praktek Edisi Revisi. Jakarta :<br />

Rineka Cipta.<br />

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia teori dan<br />

pengukurannya. Yogyakarta:<br />

Pustaka Pelajar Offset: 27-29<br />

2004. Bagaimana<br />

Menghadapi Masa Menopause.<br />

Jakarta: DepKes RI<br />

Hadi, Purwanto. 2011. Pendidikan dan<br />

Perilaku. PT. Rineka Cipta, Jakarta.<br />

Hidayat A. Aziz Alimul. 2009. Metode<br />

Penelitian dan Tehnik Analisa<br />

Data. Jakarta : Salemba Medika<br />

Indriana, Yeniar. 2012. Gerontologi dan<br />

Progeria. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi<br />

Kesehatan Teori dan Aplikasi.<br />

Jakarta : Rineka Cipta<br />

, 2010. Problem Usia<br />

Lanjut. Jakarta : Rineka Cipta<br />

Nugroho, Wahyudi. 2014. Keperawatan<br />

gerontik dan geriatrik. Jakarta : EGC<br />

Nursalam, 2008. Konsep Penerapan<br />

Metodologi Penelitian Ilmu<br />

Keperawatan Edisi 2. Jakarta :<br />

Salemba Medika<br />

, 2011. Konsep Penerapan<br />

Metodologi Penelitian Ilmu<br />

Keperawatan. Jakarta : Salemba<br />

Medika<br />

Proverawati, Atikah. 2010. Menopause<br />

dan Sindrome Premenopause.<br />

Yogyakarta: Nuha Medika<br />

Siti Mulyani, Nina. 2013. Menopause.<br />

Yogyakarta: Nuha Medika<br />

Smart Agila, 2010. Bahagia Di Usia<br />

Menopause. Jogjakarta : A+Plus Books.<br />

Sugiyono, 2011. Statistika untuk<br />

Penelitian. Bandung : Alfabeta.<br />

Sujarwati, 2011. Pengaruh Pemberian<br />

Penyuluhan Kesehatan Tentang<br />

Menopause Terhadap Sikap<br />

Dalam Menghadapi Menopause<br />

Pada Ibu Klimakterium.<br />

Tulungagung.<br />

Wawan, dkk. 2011. Teori & Pengukuran<br />

Pengetahuan, Sikap, dan<br />

Perilaku Manusia. Yogyakarta:<br />

Nuha Medika

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!