o_19lfmmpbu153r12ho11dsnsd17i5a.pdf
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG<br />
KMS DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 0-5 TAHUN<br />
Lasiyem, MTh. Sri Suwarti<br />
Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada Nganjuk<br />
lppmwimisada@gmail.com<br />
ABSTRACT<br />
Nutritional status is an important indicator, because the under five years age groups<br />
are susceptible to health and nutrition. Nutritional status should be considered with the role<br />
of the community to prevent malnutrition. As one factor in the morbidity and mortality.<br />
Some of the factors which indirectly led to nutritional disorders such knowledge,<br />
perceptions, habits or abstinence, birth spacing is too tight, certain types of food<br />
preferences, socioeconomic, and infectious diseases. The objective of this study aims to<br />
determine the relationship of the level of knowledge about the Mother Toddler KMS<br />
nutritional status Toddlers aged 0-5 years.<br />
This study is a cross sectional analytic. Samples were taken with a simple random<br />
sampling technique a number of 72 respondents. Independent variable is the level of<br />
knowledge about the Mother Toddler KMS, while the dependent variable is the nutritional<br />
status of Toddlers aged 0-5 years. Collecting data using a questionnaire. To analyze the<br />
relationship between the level of knowledge about the Mother Toddler KMS nutritional<br />
status Toddlers aged 0-5 years used Spearman Rank Test with (α = 0.05).<br />
The results showed that knowledge about KMS Toddler Mom has enough knowledge<br />
of 38 respondents (52.8%) with good nutritional status Toddler 29 Toddler (40.3%). From<br />
the analysis using the Spearman Rank test concluded that there is a relationship Mother<br />
Toddler knowledge about the nutritional status of KMS with Toddlers aged 0-5 years in the<br />
IHC in the Village District of Ngronggot Trayang Nganjuk 2014.<br />
Based on the description above it can be concluded that knowledge can affect<br />
nutritional status Toddler. Mother suggested that increasing knowledge about KMS Toddler<br />
optimal growth and development.<br />
Keywords : Knowledge ; about of the KMS ; nutritional status ; Toddle<br />
PENDAHULUAN<br />
Guna mewujudkan MDGs 2015<br />
maka diperlukan peningkatan derajat<br />
kesehatan pada masyarakat Indonesia,<br />
terutama pada masalah kesehatan yang<br />
menyebabkan penurunan status gizi<br />
masyarakat. Kondisi ini sangat<br />
berpengaruh terhadap kualitas Sumber<br />
Daya Manusia.<br />
Badan kesehatan dunia (WHO)<br />
memperkirakan bahwa 54% kematian<br />
anak disebabkan oleh keadaan gizi yang<br />
buruk. Tercatat satu dari tiga anak di<br />
dunia meninggal setiap tahun akibat dari<br />
buruknya kualitas nutrisi. Sebuah riset<br />
juga menunjukkan setidaknya 3,5 juta<br />
anak meninggal tiap tahun karena<br />
kekurangan gizi serta buruknya kualitas<br />
makanan. Pada saat ini pemerintah belum<br />
berhasil mencapai target pencapaian<br />
MDGs bidang kesehatan seperti yang<br />
sudah ditargetkan. Untuk menurunkan<br />
angka kematian Balita dengan<br />
meningkatkan pengetahuan Ibu Balita<br />
tentang status gizi Balita. Selain itu<br />
meningkatkan kinerja di Posyandu setiap<br />
Desa agar Ibu Balita aktif setiap bulan<br />
dalam menimbangkan berat badan Balita
di Posyandu (Anonim, 2013 : 04)<br />
Pada saat ini, Indonesia<br />
menghadapi masalah gizi ganda, yaitu<br />
masalah gizi kurang dan masalah gizi<br />
lebih. Masalah gizi kurang pada<br />
umumnya disebabkan oleh kemiskinan<br />
kurangnya persedian pangan, kurang<br />
baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),<br />
kurangnya pengetahuan masyarakat<br />
tentang gizi, menu seimbang dan<br />
kesehatan dan adanya daerah miskin gizi<br />
(iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih<br />
disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada<br />
lapisan masyarakat tertentu disertai<br />
dengan kurangnya pengetahuan tentang<br />
gizi, menu seimbang dan kesehatan<br />
(Proverawati, 2009 : 300)<br />
Masalah gizi di Indonesia dan di<br />
negara berkembang pada umumnya masih<br />
didominasi oleh masalah Kurang Energi<br />
Protein (KEP), masalah Anemia Besi,<br />
masalah Gangguan Akibat Kekurangan<br />
Yodium (GAKY), masalah Kurang<br />
Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas<br />
terutama di kota-kota besar (Proverawati,<br />
2009 : 301).<br />
Oleh karena itu, Indonesia yang<br />
sekarang sedang membangun, faktor gizi<br />
di samping faktor-faktor lain dianggap<br />
penting untuk, memacu pembangunan,<br />
khususnya yang berkaitan dengan<br />
pengembangunan, khususnya yang<br />
berkaitan dengan pengembangan sumber<br />
daya manusia berkualitas. Hal yang<br />
penting dalam kehidupan manusia adalah<br />
meningkatkan perhatian terhadap<br />
kesehatan guna mencegah terjadinya<br />
malnutrisi (gizi salah) dan resiko untuk<br />
menjadi gizi kurang. Status gizi ini<br />
menjadi penting karena merupakan salah<br />
satu faktor resiko untuk terjadinya<br />
kesakitan dan kematian. Status gizi yang<br />
baik pada seseorang akan berkontribusi<br />
terhadap kesehatanya dan juga terhadap<br />
kemampuan dalam proses pemulihan<br />
(Susanti, 2010: 05).<br />
Kurang Energi dan protein (KEP)<br />
pada anak masih menjadi masalah gizi<br />
dan kesehatan masyarakat di Indonesia.<br />
Terdapat beberapa cara melakukan<br />
penilaian status gizi pada kelompok<br />
masyarakat. Salah satunya adalah dengan<br />
pengukuran tubuh manusia yang dikenal<br />
dengan Antropometri. Antropometri<br />
disajikan dalam bentuk indeks yang<br />
dikaitkan dengan variabel lain dimana<br />
variabel yang digunakan adalah umur,<br />
berat badan, dan tinggi badan. Berat<br />
badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks<br />
Berat Badan/ Umur. Berdasarkan riset<br />
kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak<br />
13,0% anak berstatus gizi buruk. Data<br />
yang sama menunjukan 13,3% anak kurus<br />
diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan<br />
17,1% anak memiliki kategori sangat<br />
pendek. Keadaan ini berpengaruh pada<br />
masih tingginya angka kematian bayi.<br />
Pertumbuhan anak dapat diamati secara<br />
cermat dengan menggunakan Kartu<br />
Menuju Sehat (KMS) Balita (Cakrawati,<br />
2012 : 37)<br />
Salah satu upaya yang<br />
dikembangkan oleh Depkes RI dalam<br />
rangka mengurangi angka kesakitan,<br />
resiko tinggi, kematian maternal dan<br />
neonatal adalah dengan mengupayakan<br />
pemberdayaan keluarga dan masyarakat<br />
melalui penggunaan buku Kesehatan Ibu<br />
dan Anak (KIA). Usaha perbaikan gizi<br />
tersebut merupakan Institusi penerapan<br />
sistem kewaspadaan pangan dan gizi<br />
dengan harapan terwujudnya keluarga<br />
mandiri sadar gizi.<br />
Sementara masalah gizi di<br />
Indonesia mengakibatkan lebih dari 80%<br />
kematian anak. Berdasarkan data<br />
Bappenas, 2013, secara Nasional,<br />
prevalensi berat-kurang pada tahun 2013<br />
adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7% gizi<br />
buruk dan 13,9% gizi kurang. Untuk<br />
mencapai sasaran MDG tahun 2015 yaitu<br />
15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang<br />
secara nasional harus diturunkan sebesar<br />
4.1% dalam periode 2013 sampai 2015.<br />
Anak usia dibawah lima tahun<br />
atau Balita merupakan kelompok yang<br />
rentan terhadap masalah kesehatan dan<br />
gizi. Balita yang berat badannya dibawah<br />
garis merah masih banyak dijumpai di<br />
Indonesia. Balita Bawah Garis Merah
(BGM) didefinisikan sebagai Balita yang<br />
ditimbang berat badannya berada pada<br />
garis merah atau berada dibawah garis<br />
merah pada KMS. Gizi atau nutrisi<br />
merupakan suatu proses organisme<br />
menggunakan makanan yang dikonsumsi<br />
secara normal melatih proses digesti,<br />
absorbsi, transportasi, penyimpanan,<br />
metabolisme dan pengeluaran zat-zat<br />
yang tidak digunakan untuk<br />
mempertahankan<br />
kehidupan,<br />
pertumbuhan dan fungsi normal dari<br />
organ-organ, serta menghasilkan energi<br />
(Supariasa, 2012: 18).<br />
Masa Balita merupakan masa yang<br />
penting dalam periode kehidupan.<br />
Perkembangan anak tergantung pada<br />
perkembangan sebelumnya (masa Bayi)<br />
dengan terbatasnya aktifitas dan<br />
keterampilan komunikasi hingga<br />
kemandirian dalam bergerak, berbicara<br />
dan keingintahuan tentang kehidupan<br />
pada anggota keluarga. Pada usia tersebut<br />
terjadi maturasi yang belum terjadi<br />
sebelumnya dan terjadi perubahan pada<br />
kehidupan anak dan keluarga (Hidayati,<br />
2011: 01)<br />
Status gizi merupakan keadaan<br />
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan<br />
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan<br />
antara status gizi buruk, kurang, baik, dan<br />
lebih. Secara klasik kata gizi hanya<br />
dihubungkan dengan kesehatan tubuh,<br />
serta mengatur proses-proses kehidupan<br />
dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi<br />
mempunyai pengertian lebih luas,<br />
disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan<br />
dengan potensi ekonomi seseorang,<br />
karena gizi berkaitan dengan<br />
perkembangan otak, kemampuan belajar<br />
dan produktivitas kerja. Status gizi Balita<br />
merupakan hal penting yang harus<br />
diketahui oleh setiap orang tua, karena<br />
berpengaruh pada kecerdasan Balita,<br />
tumbuh kembang secara fisik, mental,<br />
sosial dan intelektual yang sifatnya<br />
menetap dan dibawa terus sampai dewasa<br />
(Susanti, 2010: 01).<br />
Masalah gizi pada hakikatnya<br />
merupakan masalah kesehatan masyarakat,<br />
namun penanggulangannya tidak dapat<br />
dilakukan dengan pendekatan pelayanan<br />
medis dan pelayanan kesehatan saja.<br />
Penyebab masalah gizi adalah multi faktor,<br />
oleh karena itu pendekatan<br />
penanggulangannya harus melibatkan<br />
berbagai sektor yang terkait. Masalah gizi<br />
meskipun sering berkaitan dengan<br />
masalah kurang pangan, pemecahannya<br />
tidak selalu berupa peningkatan produksi<br />
dan pengadaan pangan. Pada kasus<br />
tertentu, seperti dalam keadaan krisis<br />
(bencana kekeringan, perang, kekacauan<br />
sosial, krisis ekonomi), masalah gizi<br />
muncul akibat masalah ketahanan pangan<br />
di tingkat rumah tangga yaitu kemampuan<br />
rumah tangga memperoleh makanan<br />
untuk semua anggotanya (Supariasa, 2012:<br />
01).<br />
Kekurangan gizi pada umumnya<br />
terjadi pada Balita karena pada umur<br />
tersebut anak mengalami pertumbuhan<br />
yang pesat. Banyak faktor yang<br />
mempengaruhi status gizi pada Balita<br />
antara lain, pengetahuan, persepsi,<br />
kebiasaan atau pantangan, kesukaan jenis<br />
makanan tertentu, jarak kelahiran yang<br />
terlalu rapat, sosial ekonomi dan penyakit<br />
infeksi. (Hasdianah, 2014 : 104)<br />
Salah satu upaya yang dilakukan<br />
untuk menurunkan Angka Kematian Bayi<br />
yaitu dengan melakukan Posyandu di<br />
setiap Desa-Desa agar bisa memantau<br />
kesehatan dan tumbuh kembang Balitanya.<br />
Posyandu yang diadakan di setiap Desa.<br />
Posyandu adalah Pos Pelayanan Terpadu<br />
(Posyandu) merupakan salah satu bentuk<br />
Upaya Kesehatan Bersumberdaya<br />
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,<br />
oleh dan untuk Masyarakat dengan<br />
dukungan teknis dari petugas kesehatan<br />
yang sasarannya adalah seluruh<br />
Masyarakat.<br />
Program Posyandu (Pos Pelayanan<br />
Terpadu) merupakan strategi pemerintah<br />
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu<br />
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan<br />
Angka Kelahiran. Untuk mempercepat<br />
penurunan AKI, AKB dan Angka<br />
Kelahiran diperlukan peran serta
Masyarakat dalam kegiatan di Posyandu.<br />
Dalam pelaksanaannya, pelayanan<br />
Posyandu memiliki lima program yaitu<br />
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga<br />
Berencana (KB), imunisasi, Gizi dan<br />
Penanggulangan diare.<br />
Peran Ibu bagi kesehatan gizi<br />
Anak Balita terutama dalam perbaikan<br />
gizi yang cukup pada Balita, menuntut Ibu<br />
harus mengetahui dan memahami akan<br />
kebutuhan gizi pada Anak, untuk itu<br />
pengetahuan Ibu mengenai gizi sangat<br />
penting. Pengetahuan atau kognitif<br />
merupakan domain yang sangat penting<br />
dalam membentuk tindakan seseorang<br />
(over behaviour) dari pengalaman dan<br />
penelitian, ternyata perilaku di dasari oleh<br />
pengetahuan akan lebih langgeng dari<br />
pada perilaku yang tidak di dasari oleh<br />
pengetahuan (Wawan, 2010 : 12-13).<br />
Pengetahuan adalah merupakan<br />
hasil dari tahu dan ini setelah orang<br />
melakukan penginderaan terhadap obyek<br />
tertentu. Penginderaan terjadi melalui<br />
panca indera manusia, yakni indera<br />
penglihatan, pendengaran, penciuman,<br />
rasa dan raba. Sebagaian besar<br />
pengetahuan manusia diperoleh melalui<br />
mata dan telinga (Wawan, 2010 : 13-14).<br />
KMS adalah kartu yang memuat<br />
grafik pertumbuhan serta indikator<br />
perkembangan yang bermanfaat untuk<br />
mencatat dan memantau tumbuh kembang<br />
balita setiap bulan dari sejak lahir sampai<br />
berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan<br />
sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi. Di<br />
Indonesia dan negara - negara lain,<br />
pemantauan berat badan Balita dilakukan<br />
dengan timbangan bersahaja (dacin ) yang<br />
dicatat dalam suatu sistem kartu yang<br />
disebut “Kartu Menuju Sehat“ (KMS).<br />
Hambatan kemajuan pertumbuhan berat<br />
badan anak yang dipantau dapat segera<br />
terlihat pada grafik pertumbuhan hasil<br />
pengukuran periodik yang dicatat dan<br />
tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya<br />
jumlah anak Balita yang menderita<br />
hambatan pertumbuhan di suatu daerah<br />
dapat segera terlihat dalam jangka waktu<br />
periodik ( bulan ) dan dapat segera di teliti<br />
lebih jauh apa sebabnya dan dibuat<br />
rancangan untuk diambil tindakan<br />
penanggulangannya secepat mungkin.<br />
Kondisi kesehatan masyarakat secara<br />
umum dapat dipantau melalui KMS, yang<br />
pertimbangannya dilakukan di Posyandu<br />
( Pos Pelayanan terpadu ).<br />
Indikator Berat Badan / Umur<br />
dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat<br />
( KMS ) di Posyandu untuk memantau<br />
pertumbuhan anak secara perorangan.<br />
Pengertian tentang penilaian status gizi<br />
dan pemantauan pertumbuhan sering<br />
dianggap sama sehingga mengakibatkan<br />
kerancuan. KMS tidak untuk memantau<br />
gizi, tetapi alat pendidikan kepada<br />
masyarakat terutama orang tua agar dapat<br />
memantau pertumbuhan anak, dengan<br />
pesan “ Anak Sehat Tambah Umur<br />
Tambah Berat” (Soekirman, 2004 : 30)<br />
Di Jawa Timur prevalensi gizi<br />
Balita berdasarkan Berat Badan /Umur,<br />
status gizi lebih 2,90%, status baik di<br />
tahun 2012 adalah 84,85%, status gizi<br />
kurang 10,28%, status gizi buruk 2,35%.<br />
Di Kabupaten Nganjuk prevalensi gizi<br />
Balita di tahun 2012 berdasarkan Berat<br />
Badan /Umur, status gizi lebih 3,0%,<br />
status gizi baik 76,0%, status gizi kurang<br />
16,0%, status gizi buruk 4,9%, (Anonim,<br />
2012 : 102).<br />
Jumlah Balita di Posyandu di Desa<br />
Trayang, Kecamatan Ngronggot,<br />
Kabupaten Nganjuk tahun 2013 terdapat<br />
255 Balita, status gizi lebih 10 (3,9%)<br />
Balita, status gizi baik 210 (82,3%) Balita,<br />
statsu gizi kurang 30 (11,7%) Balita,<br />
status gizi buruk 5 (1,9%) Balita. Sekitar<br />
80% Ibu Balita mengetahui manfaat<br />
KMS dengan status gizi dan 20% Ibu<br />
Balita yang tidak mengetahui manfaat<br />
KMS dengan kurangnya status gizi Balita.<br />
Hal ini karena sebagian besar Ibu<br />
Balita tersebut membawa anaknya ke<br />
Posyandu dengan motivasi hanya ingin<br />
mengetahui berat badan anaknya.<br />
Diantara Ibu-Ibu tersebut mengatakan<br />
bahwa KMS yang dibawa sewaktu<br />
Posyandu yang terpenting berat badan<br />
anaknya naik.
Banyak faktor yang mempengaruhi status<br />
gizi Balita diantaranya faktor pengetahuan,<br />
presepsi, kebiasaan atau pantangan,<br />
kesukaan jenis makanan tertentu, jarak<br />
kelahiran yang terlalu rapat, sosial<br />
ekonomi dan penyakit infeksi.<br />
Penelitian ini bertujuan untuk<br />
mengetahui hubungan tingkat<br />
pengetahuan Ibu Balita tentang KMS<br />
dengan status gizi Balita usia 0-5 tahun di<br />
Posyandu di Desa Trayang Kecamatan<br />
Ngronggot Kabupaten Nganjuk tahun<br />
2014.<br />
METODE PENELITIAN<br />
Penelitian ini merupakan<br />
penelitian analitik menggunakan jenis<br />
penelitian Survey Analitik (Arikounto :<br />
2010 : 04). Rancangan dalam penelitian<br />
ini adalah rancangan cross sectional<br />
(Nursalam, 2011 : 83). Populasi dalam<br />
penelitian ini adalah semua Ibu Balita usia<br />
0-5 tahun di Posyandu di Desa Trayang<br />
Kecamatan Ngronggot, Kabupaten<br />
Nganjuk tahun 2014 sejumlah 255 Ibu<br />
Balita, dan sampel sejumlah 72 Ibu Balita,<br />
dengan menggunakan Simple Random<br />
Sampling (Notoatmodjo, 2010 : 119).<br />
Setelah data terkumpul melalui<br />
kuesioner, kemudian dilakukan tabulasi<br />
untuk mengetahui adakah hubungan<br />
tingkat pengetahuan Ibu Balita tentang<br />
KMS dengan status gizi Balita usia 0-5<br />
tahun di Posyandu di Desa Trayang<br />
Kecamatan Ngronggot Kabupaten<br />
Nganjuk tahun 2014, dengan<br />
menggunakan Uji Spearman Rank<br />
(Hidayat, 2010 : 140).<br />
HASIL PENELITIAN DAN<br />
PEMBAHASAN<br />
Hasil Penelitian<br />
Distribusi responden dalam hal ini<br />
adalah pengetahuan Ibu Balita tentang<br />
KMS.<br />
Berdasarkan dari hasil penelitian<br />
dapat diperoleh bahwa karakteristik<br />
responden berdasarkan pengetahuan Ibu<br />
Balita tentang KMS yang memiliki<br />
pengetahuan baik sebanyak 29 Ibu Balita<br />
(40,3%), pengetahuan cukup 38 Ibu<br />
Balita (52,8%), pengetahuan kurang 5<br />
Ibu Balita (6,9%). Jadi, sebagian besar Ibu<br />
Balita memilki pengetahuan cukup<br />
sebanyak 38 (52,8%). Data tersebut dapat<br />
dilihat pada tabel 1 dibawah ini :<br />
Tabel 1 : Karakteristik Responden<br />
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Balita<br />
tentang KMS<br />
No. Pengetahuan<br />
Prosentase<br />
Jumlah<br />
(%)<br />
1 Baik 29 orang 40,3<br />
2 Cukup 38 orang 52,8<br />
3 Kurang 5 orang 6,9<br />
Total 72 orang 100<br />
Sumber : Data Primer, Juni 2014<br />
Distribusi responden dalam hal ini<br />
adalah status gizi Balita usia 0-5 tahun di<br />
Posyandu di Desa Trayang Kecamatan<br />
Ngronggot Kabupaten Nganjuk Tahun<br />
2014.<br />
Berdasarkan dari hasil penelitian<br />
ini didapatkan bahwa karakteristik<br />
berdasarkan status gizi Balita usia 0-5<br />
tahun, menunjukkan status gizi baik<br />
sebanyak 58 Balita (80,6), status gizi<br />
kurang sebanyak 14 Balita (19,4%). Jadi,<br />
sebagian besar Ibu Balita yang memiliki<br />
Balita status gizi baik 58 Balita (80,6%).<br />
Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2<br />
dibawah ini :<br />
Tabel 2 : Karakteristik Status Gizi Balita<br />
Usia 0-5 Tahun<br />
Status<br />
No. Gizi<br />
Balita<br />
1 Gizi<br />
Baik<br />
2 Gizi<br />
Jumlah<br />
Prosentase<br />
(%)<br />
58 Balita 80,6<br />
14 Balita 19,4<br />
Kurang<br />
Total 72 Balita 100<br />
Sumber : Data Primer, Juni 2014<br />
Berdasarkan hasil Uji Korelasi<br />
dengan Spearman Rank didapatkan data ρ<br />
value = 0,565 dan harga = 0,000,<br />
sedangkan harga r table = 0,227 sehingga<br />
ρ value > r tabel dan Harga < 0,05<br />
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang<br />
artinya ada hubungan Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Balita Tentang KMS<br />
Dengan Status Gizi Balita Usia 0-5 Tahun<br />
Di Posyandu Di Desa Trayang Kecamatan<br />
Ngronggot Kabupaten Nganjuk Tahun<br />
2014.<br />
PEMBAHASAN<br />
Berdasarkan hasil penelitian yang<br />
dilakukan bahwa responden sebagian<br />
besar memiliki pengetahuan cukup<br />
sebanyak 52,8%. Responden lain<br />
memiliki pengetahuan baik 40,3% dan<br />
pengetahuan kurang 6,9%. Suatu kegiatan<br />
akan dimengerti dan dipahami oleh setiap<br />
manusia yang apabila mereka memiliki<br />
pengetahuan dan wawasan yang luas.<br />
Pengetahuan adalah hasil<br />
penginderaan manusia, atau hasil tahu<br />
seseorang terhadap objek melalui indera<br />
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga<br />
dan sebagainya). Dengan sendirinya pada<br />
waktu penginderaan sehingga<br />
menghasilkan pengetahuan tersebut<br />
sangat dipengaruhi oleh intensitas<br />
perhatian dan persepsi terhadap objek.<br />
Pada waktu penginderaan sampai<br />
menghasilkan pengetahuan tersebut<br />
sangat dipengaruhi oleh intensitas<br />
perhatian persepsi terhadap obyek.<br />
Sebagian besar Ibu Balita<br />
memiliki pengetahuan cukup.<br />
Pengetahuan tersebut akan menjadi baik,<br />
apabila Ibu Balita memdapatkan stimulasi<br />
kegiatan melalui penyuluhan kesehatan.<br />
Ibu Balita juga harus aktif dalam kegiatan<br />
apapun, agar informasi yang diperoleh<br />
bertambah. Ibu Balita yang memiliki<br />
pengetahuan kurang, hal ini dikarenakan<br />
kurangnya informasi dan ketidaktahuan<br />
mengenai KMS yang ada pada buku KIA.<br />
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki<br />
orang tua dapat menyebabkan mereka<br />
tidak memperhatikan pita warna pada<br />
KMS apakah berat badan anak naik, turun<br />
atau tetap. Untuk itu fungsinya Ibu Balita<br />
di Posyandu atau kegiatan kesehatan lain,<br />
agar mereka mendapatkan suatu upaya<br />
promotif, agar rehabilitatif kesehatan<br />
yang dapat ditangani dengan baik<br />
terutama kesehatan pada Balita usia 0-5<br />
tahun. Sedangkan Ibu Balita yang<br />
memiliki pengetahuan baik, tetap<br />
mempertahan kemampuan tersebut, tetapi<br />
akan lebih baik lagi, jika pengetahuan<br />
tersebut ditingkatkan lagi. Ibu-Ibu<br />
tersebut dapat mengikuti kegiatan<br />
Posyandu dengan membawa buku KIA<br />
yang berisi KMS karena KMS adalah<br />
sebagai media untuk memantau<br />
pertumbuhan dan perkembangan Balita<br />
setiap bulannya. Apabila orang tua<br />
mengerti dan memahami pita warna pada<br />
KMS, mereka bisa menilai status gizinya<br />
dengan melihat pada KMS. Jika terjadi<br />
anak tidak naik 2 kali berturut-turut atau<br />
BGM (Bawah Garis Merah), segera rujuk<br />
ke fasilitas kesehatan yang memadai.<br />
Oleh karena itu semakin tinggi<br />
pengetahuan Ibu Balita tentang KMS,<br />
semakin mudah Ibu untuk memantau<br />
tumbuh kembang Balita dengan<br />
memperhatikan status gizi Balita.<br />
Berdasarkan hasil penelitian yang<br />
dilakukan bahwa status gizi Balita Usia 0-<br />
5 Tahun menunjukkan status gizi baik<br />
sebanyak 80,6% dan status gizi kurang<br />
19,4%. Balita usia 0-5 tahun<br />
membutuhkan gizi seimbang yang cukup.<br />
Gizi adalah suatu proses<br />
organisme menggunakan makanan yang<br />
dikonsumsi secara normal melalui proses<br />
digesti, absorpsi, transportasi,<br />
penyimpanan, metabolisme dan<br />
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan<br />
untuk mempertahankan kehidupan,<br />
pertumbuhan dan fungsi normal. Status<br />
gizi anak yang baik akan berkontribusi<br />
terhadap kesehatan anak dan juga<br />
terhadap kemampuan untuk kesejahteraan<br />
dalam proses pemulihan anak. Keadaan<br />
kesehatan gizi tergantung dari tingkat<br />
konsumsi yaitu kualitas hidangan yang<br />
mengandung semua kebutuhan tubuh.<br />
Dalam merencanakan menu makanan<br />
yang baik untuk Balita diperlukan<br />
perhatian ekstra karena pada usia tersebut<br />
Balita rawan terhadap penyakit gizi dan<br />
resiko infeksi. Hal ini perlu perhatian dan<br />
pengawasan melalui orang tua atau<br />
pengasuhnya.
Ibu Balita yang memliki Balita<br />
yang status gizinya kurang, perlu<br />
mendapat perhatian yang khusus terhadap<br />
kesehatan Balita untuk mencegah<br />
malnutrisi, resiko gizi kurang maupun gizi<br />
buruk. Status gizi anak perlu diperhatikan<br />
dengan adanya peran masyarakat<br />
khususnya keluarga. Di dalam kegiatan<br />
kesehatan Ibu Balita mendapatkan<br />
informasi dan pengetahuan mengenai gizi<br />
yang baik untuk Balita. Orang tua dapat<br />
memperoleh informasi melalui kegiatan<br />
Posyandu setiap bulannya atau kegiatan<br />
kesehatan lainnya. Status gizi kurang dan<br />
status gizi buruk adalah salah satu pemicu<br />
faktor untuk terjadinya kesakitan dan<br />
kematian pada Balita. Oleh karena itu,<br />
orang tua harus mampu memberikan<br />
menu gizi seimbang sesuai kebutuhan<br />
Balita, agar Balita tumbuh dengan sehat.<br />
Hasil Uji Korelasi dengan<br />
Spearman Rank didapatkan data ρ value <<br />
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima<br />
yang artinya ada hubungan tingkat<br />
pengetahuan Ibu Balita tentang KMS<br />
dengan status gizi Balita usia 0-5 tahun di<br />
Posyandu di Desa Trayang Kecamatan<br />
Ngronggot Kabupaten Nganjuk tahun<br />
2014.<br />
Berdasarkan hasil penelitian Ibu<br />
Balita yang pengetahuan cukup dengan<br />
status gizi baik sebanyak 40,3%,<br />
pengetahuan cukup dengan status gizi<br />
kurang 12,5%, pengetahuan kurang<br />
dengan status gizi kurang 5 Ibu Balita<br />
6,9%. Informasi dipengaruhi oleh<br />
pengetahuan seseorang. apabila<br />
pengetahuan seseorang baik kemungkinan<br />
besar informasi yang didapat jauh lebih<br />
banyak atau sebaliknya. Ibu Balita dapat<br />
memperoleh infomasi bisa di Posyandu<br />
atau kegiatan lainnya dengan<br />
mendengarkan penyuluhan atau mungkin<br />
dari media elektronik seperti TV dan<br />
radio. Pengetahuan Ibu Balita juga<br />
mempengaruhi status gizi Balita. Adapun<br />
faktor-faktor yang mempengaruhi status<br />
gizi Balita adalah pengetahuan, persepsi,<br />
kebiasaan atau pantangan, jarak kelahiran<br />
yang terlalu rapat, kesukaan jenis<br />
makanan tertentu, sosial ekonomi dan<br />
penyakit infeksi. Sebagian Ibu<br />
beranggapan bahwa kesukaan jenis<br />
makanan tertentu akan membuat Balita<br />
sehat dan masih menganggap adanya<br />
prasangka buruk terhadap makanan<br />
tertentu, hal ini tentu saja akan<br />
mempengaruhi status gizi Balita. Dalam<br />
kehidupan masyarakat sehari-hari sering<br />
terlihat keluarga yang berpenghasilan<br />
cukup akan tetapi makanan yang<br />
dihidangkan seadanya. Dengan demikian<br />
kejadian gangguan gizi tidak hanya<br />
ditemukan pada keluarga yang<br />
berpenghasilan kurang akan tetapi juga<br />
pada keluarga yang berpenghasilan cukup.<br />
Keadaan ini menunjukkan bahwa<br />
ketidaktahuan akan manfaat makanan<br />
bagi kesehatan tubuh menjadi penyebab<br />
buruknya mutu gizi makanan keluarga,<br />
khususnya makanan Balita.<br />
Dengan adanya KMS yang dapat<br />
dimengerti oleh setiap orang tua, maka<br />
status gizi Balita akan selalu diperhatikan.<br />
Dengan adanya pengetahuan Ibu Balita<br />
tentang KMS baik, mereka akan mengerti<br />
tentang status gizi bagi Balitanya<br />
sehingga dapat mengurangi status gizi<br />
kurang maupun gizi buruk pada Balita<br />
usia 0-5 tahun.<br />
KESIMPULAN DAN SARAN<br />
Berdasarkan hasil penelitian<br />
tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan<br />
Ibu Balita tentang KMS dengan Status<br />
Gizi Balita Usia 0-5 Tahun di Posyandu di<br />
Desa Trayang Kecamatan Ngronggot<br />
Kabupaten Nganjuk Tahun 2014”, dapat<br />
diuraikan dan di tarik kesimpulan bahwa<br />
tingkat pengetahuan Ibu Balita tentang<br />
KMS di Posyandu di Desa Trayang<br />
Kecamatan Ngronggot Kabupaten<br />
Nganjuk Tahun 2014 dari 72 responden<br />
Ibu Balita memiliki pengetahuan baik<br />
40,3%. Dalam hal ini Ibu Balita tetap<br />
harus mempertahankan pengetahuannya<br />
agar pengetahuan tersebut tidak turun<br />
menjadi pengetahuan cukup maupun<br />
pengetahuan kurang. Kemudian Ibu Balita<br />
yang memiliki pengetahuan cukup
sebanyak 52,8%. Oleh karena itu, Ibu<br />
Balita lebih meningkatkan lagi<br />
pengetahuan dengan dibimbing oleh<br />
tenaga kesehatan melalui kegiatan<br />
penyuluhan kesehatan, agar pengetahuan<br />
Ibu menjadi lebih baik. Sedangkan Ibu<br />
Balita yang memiliki pengetahuan kurang<br />
6,9%, Ibu harus lebih sering mengikuti<br />
kegiatan kesehatan, seperti kegiatan<br />
Posyandu Balita, PKK, Dasawisma dan<br />
lain-lain. Apabila pengetahuan Ibu<br />
meningkat, status gizi Balita akan mudah<br />
mereka perhatikan dengan baik.<br />
Status Gizi Balita Usia 0-5 Tahun<br />
di Posyandu di Desa Trayang Kecamatan<br />
Ngronggot Kabupaten Nganjuk Tahun<br />
2014 Ibu Balita yang memiliki Balita<br />
dengan status gizi baik 80,6%. Dalam hal<br />
ini status gizi Balita yang sudah baik tetap<br />
dipertahankan, tetapi asupan gizi<br />
seimbang juga harus tetap diberikan agar<br />
tidak terjadi status gizi kurang atau status<br />
gizi buruk, sedangkan Balita yang<br />
memiliki status gizi yang kurang<br />
sebanyak 19,4%. Ibu Balita terus<br />
memberikan makanan dengan pola gizi<br />
seimbang yang lebih, agar status gizi<br />
Balita menjadi baik sesuai pita warna<br />
hijau yang ada pada KMS.<br />
Berdasarkan hasil uji korelasi<br />
Spearman Rank ada hubungan tingkat<br />
pengetahuan Ibu Balita tentang KMS<br />
dengan status gizi Balita usia 0-5 tahun di<br />
Posyandu di Desa Trayang Kecamatan<br />
Ngronggot Kabupaten Nganjuk tahun<br />
2014.<br />
Bagi peneliti selanjutnya agar<br />
dapat mengembangkan dan<br />
menyempurnakan variabel yang akan<br />
diteliti, sehingga peneliti dapat<br />
memberikan sumbangan terhadap<br />
penyempurnaan dan pengembangan ilmu<br />
yang sudah ada.<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip dasar<br />
ilmu gizi. Jakarta : PT Gramedia<br />
Pustaka Utama<br />
Anonim. 2006. Pengukuran Antropometri.<br />
(http//www/jtptunimus-gdlanggiekapu-5646-3-i.<strong>pdf</strong><br />
: Diakses<br />
03 April 2014 pukul 18.40 WIB)<br />
. 2010. Kesehatan Balita di<br />
Indonesia.<br />
(http://subhankadir.files.wordpres<br />
s.com.: Diakses 03 April 2013 :<br />
pukul 10.20 WIB )<br />
. 2012. Riset Kesehatan Dasar<br />
Badan Penelitian dan<br />
Pengembangan Kesehatan.<br />
(http//www.GiziJatim.Riskesdas.go.<br />
id.<strong>pdf</strong> : Diakses 04 April pukul<br />
20.00 WIB)<br />
. 2013a. Gizi dan Kesehatan.<br />
(http//www.Gizi.Depkes.go.id/<br />
gizi.f. : Diakses 04 April 2014<br />
pukul 19.00 WIB)<br />
. 2013b. Uji Mann-Whitney U-<br />
test.<br />
(ladymh89.files.wordpress.com/20<br />
11/08/uji-mann-whitney1.<strong>pdf</strong> .<br />
(Diakses tangal 15 April 2014<br />
pukul 17.30 WIB)<br />
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur<br />
Penelitian Suatu Pendekatan<br />
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.<br />
Cakrawati, 2012. Pedoman Deteksi Dini<br />
dan Intervensi Tumbuh Kembang<br />
Balita. Jakarta, Salemba medika<br />
Hasdianah, dkk. 2014. Gizi , Pemanfaatan<br />
Gizi, Diet, Dan Obesitas.<br />
Yogyakarta : Nuha Medika.<br />
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode<br />
Penelitian Kebidanan dan Teknik<br />
Analisis Data. Jakarta : Salemba<br />
Medika<br />
Hidayati, Rina Nur. 2011. Hubungan<br />
Tugas kesehatan keluarga,<br />
karakteristik keluarga, dan anak<br />
dengan status gizi balita di<br />
wilayah puskesmas Pancoran<br />
Depok.<br />
(http://lontar.ui.ac.id/file?file=digit<br />
al/20282242-T%20<br />
Rina%20Nur% 20Hidayati<br />
%20.<strong>pdf</strong> (diakses tanggal 2 April<br />
2014 pukul 16.10 WIB)<br />
Meilani Niken. 2009. Asuhan Kebidanan<br />
Komunitas. Jakarta : Fitramaya
Notoatmodjo, Soekidjo . 2009. Perilaku<br />
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta<br />
. 2010. Metodologi Penelitian<br />
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta<br />
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan<br />
Metodologi Penelitian Ilmu<br />
Keperawatan. Jakarta : Salemba<br />
Medika.<br />
Proverawati, dkk 2009. Gizi untuk<br />
kebidanan. Yogyakarta : Numed<br />
Purwandari Atik. 2010. Ilmu Kesehatan<br />
Masyarakat Dalam Konteks<br />
Kebidanan, Jakarta : Buku<br />
Kedokteran EGC.<br />
Puspitasari, Devi. 2005. Hubungan<br />
Perencanaan Keluarga Dan Besar<br />
Keluarga Dengan Jumlah Anak<br />
Yang Dimiliki Studi Di Kelurahan<br />
Tandang Kecamatan Tembalang<br />
Kota Semarang Tahun 2004.<br />
(Eprints.Undip.Ac.Id/4465/1/2339.<br />
Pdf. (Diakses tanggal 13 April<br />
2014 pukul 20.30 WIB)<br />
Soekirman, 2004. Buku Pedoman<br />
Kesehatan Kartu Menuju Sehat.<br />
(Kapaknagageni1121.<br />
Blogspot.Com/2013/06/Posyandu-<br />
Balita_9.Html : diakses tanggal 03<br />
Apri 2013 pukul 11.00 WIB )<br />
Supariasa, I Dewa Nyoman. dkk. 2012.<br />
Penilaian status gizi. Jakarta :<br />
EGC<br />
Susanti. 2010. Pengelolaan Kesehatan<br />
Balita.<br />
(http://subhankadir.files.wordpres<br />
s.com.: Diakses 03 April 2013<br />
pukul 10.20 WIB )<br />
Tarbiyah. 2009. Kamus Besar Bahasa<br />
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta<br />
Wawan, A, dkk. 2010. Teori dan<br />
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,<br />
dan Perilaku Manusia.<br />
Yogyakarta : Nuha Medika