Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
monitoring sidang<br />
Menghukum Rendah, Mewajarkan<br />
Penyiksaan Tahanan 1<br />
Monitoring Persidangan Aparat Kepolisian Terdakwa Penyiksaan Erik Alamsyah<br />
di Pengadilan Negeri Bukittinggi, Sumatera Barat<br />
Oleh Andi Muttaqien<br />
(Staf Pelaksana Program Bidang Advokasi Hukum ELSAM)<br />
Erik Alamsyah, Tahanan Yang Alami Kekejian<br />
Aparat<br />
Erik Alamsyah, warga Sumatera Barat<br />
dinyatakan meninggal akibat penyiksaan<br />
yang dialaminya saat diinterogasi di Polsekta<br />
Bukittinggi pada 30 Maret 2012. Demikian<br />
kesimpulan Laporan Pemantauan Komnas HAM<br />
perwakilan Sumbar dan LBH Padang. Selain itu,<br />
Komnas HAM juga menyatakan bahwa dalam<br />
kematian Erik, diduga terjadi pelanggaran HAM,<br />
yakni pelanggaran terhadap hak hidup, hak bebas<br />
dari penyiksaan dan hak atas perlakuan hukum yang<br />
adil, yang diduga dilakukan oleh anggota Polri Polsek<br />
Bukittinggi. 2 Erik bersama 2 (dua) rekannya, Nasution<br />
Setiawan dan Marjoni ditangkap Kepolisian karena<br />
dituduh mencuri sepeda motor. Dalam tahanan<br />
Polsekta Bukittinggi itulah ketiganya mengalami<br />
penyiksaan ketika interogasi, dan berakibat pada<br />
kematian Erik.<br />
Diawali tatkala Polisi menangkap Marjoni pada<br />
22 Maret 2012 di Madina, Sumatera Utara. Polisi<br />
kemudian membawa Marjoni ke Polsek Bukittinggi<br />
pada 23 Maret 2012. Marjoni diinterogasi di Polsekta<br />
Bukittinggi dan dipaksa berbicara terkait kasusnya.<br />
Dalam interogasi tersebut, sebagaimana laporan<br />
Komnas HAM, Marjoni kerap mengalami kekerasan.<br />
Dari Marjoni, Kepolisian akhirnya tahu keberadaan<br />
Erik dan Nasution Setiawan.<br />
Akhirnya, siang hari tanggal 30 Maret 2012, Erik<br />
dan Nasution Setiawan ditangkap di sekitar rumah<br />
kontrakannya. Mereka disergap 6 anggota Polsekta<br />
Bukittinggi. Awalnya, keduanya hendak melarikan<br />
diri dengan sepeda motor, namun karena Polisi<br />
lebih banyak, keduanya tertangkap bahkan sempat<br />
terjatuh motornya. Keduanya pun dibawa ke Polsekta<br />
Bukittinggi, dan diperiksa di ruang Subnit Opsnal<br />
Reskrim. 3 Di ruang itu mereka berkali-kali mendapat<br />
kekerasan, dipukul dengan gitar kecil (ukulele), balok<br />
besar + 4 Cm X 6 Cm, sapu, sabuk/ikat pinggang,<br />
potongan bambu besar, dijepit dengan pena, bahkan<br />
Nasution sempat dipukul dengan martil pada bagian<br />
lututnya. Keduanya berada di ruang itu sekitar<br />
10 menit sampai akhirnya dipisahkan. Nasution<br />
mengaku, dari ruangan terpisah dirinya berkali-kali<br />
mendengar Erik berteriak.<br />
Sekitar pukul 16.00 WIB, Nasution dan Marjoni<br />
dipertemukan dengan Erik Alamsyah di Ruang<br />
Subnit Opsnal Reskrim. Mereka melihat banyak luka<br />
di tubuh Erik yang saat itu tertelungkup, di lantai pun<br />
terdapat ceceran darah. Erik juga mengeluh sakit<br />
perut. Akhirnya, Erik tak sadarkan diri dan dibawa<br />
ke RS. Ahmad Muchtar. Setiba di Rumah Sakit, Erik<br />
dinyatakan sudah meninggal dunia.<br />
Kematian Erik Alamsyah baru terungkap ke publik<br />
pada 1 April 2012, saat dilakukan otopsi jenazah di<br />
RS. M. Jamil, Padang. 4 Awalnya, pihak Kepolisian<br />
menyatakan kepada keluarga bahwa Erik meninggal<br />
akibat kecelakaan saat penangkapan, sehingga<br />
keluarga awalnya menerima kematian Erik dan<br />
tak bersedia jenazah Erik diotopsi. Namun Polres<br />
Bukittinggi tetap otopsi korban. Karena itulah jenazah<br />
Erik akhirnya diotopsi di RS. M. Jamil, Padang. Pada<br />
jenazah Erik akhirnya ditemukan 5 : 2 luka robek di<br />
kepala bagian belakang sebelah atas; luka memar di<br />
bagian pelipis mata, hidung, dahi, bibir, dagu sebelah<br />
kiri dan luka goresan di bagian dahi sebelah kiri; luka<br />
memar di bagian bahu kanan dan bahu kiri, serta<br />
beberapa bagian dari bahu kanan dan kiri tersebut<br />
terdapat trauma yang mengakibatkan lukanya<br />
membengkak, sehingga seperti luka sayatan,<br />
namun memar tersebut tidak terbuka; luka memar<br />
di beberapa bagian punggung, dan satu luka memar<br />
yang membengkak di sebelah kanan dari punggung<br />
tersebut; luka memar di bagian paha kanan dan kiri,<br />
tungkai kiri dan kanan; memar di bagian paha kanan<br />
dan kiri, tungkai kiri dan kanan; dan luka memar di<br />
bagian kepala dalam lebih dari satu.<br />
Persidangan Para Pelaku<br />
Pada 3 April 2012, penyidik Polda Sumbar menetapkan<br />
6 orang anggota Polsekta Bukittinggi sebagai<br />
Tersangka, yakni AM. Muntarizal, Riwanto Manurung,<br />
Deki Masriko, Fitria Yohanda, Boby Hertanto, Dodi<br />
Hariandi, dengan sangkaan melakukan penganiayaan<br />
yang mengakibatkan kematian.<br />
Pengadilan Negeri Bukittinggi menyidangkan<br />
kasus dengan perkara nomor 75/PID.B/2012/<br />
PN.BKT ini pertama kali pada 26 Juni 2012. Para<br />
Terdakwa didakwa Jaksa Penuntut Umum dengan<br />
dakwaan alternatif, yaitu Pertama, Pasal 170 ayat (2)<br />
ke-3 KUHP, yakni tindak pidana kekerasan terhadap<br />
orang dan/atau barang yang mengakibatkan<br />
kematian, dengan ancaman pidana maksimal 12<br />
tahun penjara; Kedua, Pasal 351 ayat (3) jo Pasal<br />
55 KUHP ayat (1) ke-1, yakni turut serta melakukan<br />
tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan<br />
<br />
ASASI EDISI SEPTEMBER-OKTOBER 2012 13