05.05.2015 Views

Asasi Sept-Okt 2012.indd - Elsam

Asasi Sept-Okt 2012.indd - Elsam

Asasi Sept-Okt 2012.indd - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

untuk kemudian dicetak dan dibagi-bagikan kepada<br />

masyarakat. Atas putusan majelis hakim baik jaksa<br />

penuntut umum maupun penasihat hukum samasama<br />

mengajukan banding.<br />

Bermula dari posting tersebut kemudian Aan<br />

mendapat perhatian dari berbagai pihak yang<br />

sejalan dengan pemahaman Aan, baik dari nasional<br />

maupun internasional. Semakin gencarnya Aan<br />

berdinamika di jejaring sosial sehingga kemudian<br />

Aan dipercaya untuk menjadi administrator grup<br />

“Atheis Minang” yang dimotori oleh Jusfiq Hadjar.<br />

Aktivitas ini sudah Aan lakukan semenjak tahun<br />

2011, dengan grup “Atheis Minang” ini kemudian<br />

Aan berhasil menggaet kurang lebih 1.200 orang<br />

anggota yang memiliki pemahaman yang sama.<br />

Dengan adanya pernyataannya di dunia maya<br />

itu, sekelompok pemuda Sungai Kambuik Pulau<br />

Punjung yang dipimpin Ketua Pemudanya Os,<br />

mendatangi Kantor Bupati Dharmasraya untuk<br />

mendesak bupati Dharmasraya/Pemerintah<br />

Kabupaten Dharmasraya menindak tegas<br />

Aan yang merupakan CPNS di lingkungan<br />

Pemerintahan Kabupaten Dharmasraya. Setelah<br />

ditemui, Alexander Aan bersikeras bahwa apa yang<br />

ia sampaikan itu benar menurutnya dan karena itu<br />

merupakan pendapat pribadinya.<br />

“Hal itu sudah saya pikirkan semenjak SD dulu.<br />

Saya juga sudah mempelajari berbagai agama dan<br />

saya menyimpulkan bahwa Tuhan itu tidak ada. Jika<br />

ada Tuhan, mengapa masih banyak orang yang<br />

menderita dan kejahatan-kejahatan. Jika Tuhan itu<br />

ada, maka tidak akan ada kesenjangan terjadi di<br />

dunia ini,” kata Alexander beralasan mengapa ia<br />

atheis. 2<br />

Dampak dari Group “Atheis Minang” ini<br />

mendapat perhatian serius dari berbagai pihak,<br />

termasuk tokoh-tokoh Islam di Sumatera Barat.<br />

Sebelumnya tidak diketahui siapa yang menjadi<br />

motor dari grup tersebut. Secara tidak sengaja,<br />

akun jejaring sosial Facebook milik Aan diketahui<br />

oleh salah seorang CPNS yang juga bekerja di<br />

BAPPEDA Kabupaten Dharmasraya dan kemudian<br />

membongkar siapa yang selama ini menjadi admin<br />

grup “Atheis Minang”.<br />

Dengan telah terungkapnya Alexander Aan<br />

sebagai penganut paham Atheis serta “berkicau”<br />

di jejaring sosial Facebook sebagai Atheis Minang,<br />

maka hal ini menyulut kemarahan kelompok<br />

pemuda di Kabupaten Dharmasraya yang<br />

ingin menghakimi Aan karena dianggap telah<br />

menyebarkan ajaran sesat di Sumatera Barat<br />

umumnya dan Dharmasraya khususnya.<br />

Proses hukum terhadap Alexander Aan terus<br />

berlanjut sampai ke meja hijau. Para penentang<br />

Aan mendesak supaya Aan diberhentikan sebagai<br />

CPNS di BAPPEDA Kabupaten Dharmasraya,<br />

walaupun sampai saat ini status Aan sebagai<br />

CPNS BAPPEDA Dharmasraya belum dicabut<br />

karena menunggu putusan pengadilan yang<br />

telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Namun<br />

tidak menutup kemungkinan nantinya Aan dapat<br />

diberhentikan secara tidak hormat.<br />

Kebebasan beragama memang dilindungi<br />

dalam Konstitusi, yaitu Pasal 29 Ayat (1) dan (2)<br />

yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk<br />

untuk memeluk agamanya masing-masing<br />

dan untuk beribadat menurut agamanya serta<br />

kepercayaannya itu, namun tetap berasaskan<br />

Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai 3 dengan butir<br />

pertama Pancasila. Kasus yang terjadi terhadap<br />

Alexander Aan ini memperlihatkan terjadinya<br />

pertentangan antara Kebebasan beragama dan<br />

berpendapat dengan nilai-nilai agama di tengahtengah<br />

masyarakat, sehingga perlu didudukkan<br />

bagaimana sikap atau langkah yang dapat<br />

menyelesaikan problem ini tanpa harus ada yang<br />

dilanggar hak asasinya.<br />

DAFTAR BACAAN:<br />

Anwar, Chairul. Hukum Adat Minangkabau. Jakarta:<br />

Segara, 1967.<br />

Little, David. Kebebasan beragama dan Hak <strong>Asasi</strong><br />

Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.<br />

Navis, A.A. Alam Takambang Jadi Guru: Adat dan<br />

Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafi ti<br />

Pers, 1966.<br />

Tahir Azhary, Muhammad. Negara Hukum suatu<br />

Studi tentang Prinsip-prinsipnya Dilihat dari<br />

Segi Hukum Islam, Implementasinya pada<br />

Periode Negara Madinah dan Masa Kini.<br />

Jakarta: Kencana, 2004.<br />

Perundang-undangan dan Lain-lain<br />

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia<br />

Tahun 1945, Pasal 29 Ayat (1) dan (2).<br />

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang<br />

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 156a<br />

Huruf (a) dan (b).<br />

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang<br />

Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).<br />

Data Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang,<br />

sebagai Kuasa Hukum Alexander Aan.<br />

Keterangan<br />

1 Lihat:www.opensubscriber.com//message//zamanku@<br />

yahoogroups.com//10229086.html<br />

2 Harian Haluan Padang, Jum’at/15 Juni 2012<br />

3 Baca Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara<br />

Republik Indonesia Tahun 1945.<br />

12 ASASI EDISI SEPTEMBER-OKTOBER MEI-JUNI 2012 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!