Hidrogeologi Kawasan Gunungapi dan Karst di Indonesia
Hidrogeologi Kawasan Gunungapi dan Karst di Indonesia
Hidrogeologi Kawasan Gunungapi dan Karst di Indonesia
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
inci. Walaupun demikian, ada in<strong>di</strong>kasi <strong>di</strong>mulainya pengelolaan<br />
airtanah berbasis cekungan tetapi masih bersifat administratif.<br />
Pendekatan konvensional well management ini memiliki banyak<br />
kelemahan yang mendasar antara lain: a)tidak mengetahui<br />
potensi nyata setiap akifer yang <strong>di</strong>eksploitasi, b)tidak dapat<br />
mengoptimumkan eksploitasi airtanah setiap akifer, c)tidak dapat<br />
melakukan pengendalian kualitas airtanah pada sumur produksi,<br />
d)tidak dapat mengendalikan perubahan lingkungan bawah<br />
permukaan misalnya pencemaran airtanah, amblesan tanah, <strong>dan</strong><br />
eksploitasi airtanah yang berlebih.<br />
4.2 Para<strong>di</strong>gma baru: Pengelolaan Airtanah Berbasis Akifer<br />
Berbasis prinsip‐prinsip perencanaan eksplorasi yang<br />
<strong>di</strong>kemukakan oleh Mandel <strong>dan</strong> Shiftan (1981), rujukan<br />
environmental management of groundwater basins oleh Shibasaki T.<br />
(1995), IAH (1997) <strong>dan</strong> <strong>di</strong>perkaya dengan pengalaman kepakaran<br />
yang penulis praktekan, maka penulis merumuskan para<strong>di</strong>gma<br />
baru pengelolaan airtanah berbasis akifer (aquifer‐based<br />
management) yaitu bahwa pengelolaan airtanah harus spesifik<br />
berbasis akifer <strong>dan</strong> pengelolaan lingkungannya. Lingkungan yang<br />
<strong>di</strong>maksud adalah kawasan imbuhan (recharge area) <strong>dan</strong> kawasan<br />
keluaran (<strong>di</strong>scharge area). Dengan demikian pengelolaan, proteksi,<br />
Majelis Guru Besar 29 Profesor Deny Juanda Pura<strong>di</strong>maja<br />
Institut Teknologi Bandung 22 Desember 2006