Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
i<br />
Buku Pedoman<br />
Panduan Monitoring<br />
Terumbu Karang Reef Check
BUKU PEDOMAN<br />
REEF CHECK<br />
Panduan Pemantauan Terumbu<br />
Karang Reef Check<br />
Edisi 2006<br />
ii
Ini adalah buku pedoman resmi (edisi 2006) untk prosedur monitoring Reef Check.<br />
Jika anda memiliki pertanyaan mengenai prosedur pelatihan, silahkan<br />
menghubungi Reef Check pada nomor dibawah ini;<br />
Reef Check Foundation<br />
PO Box 1057<br />
17575 Pacific Coast Highway<br />
Pacific Palisades, CA 90272-1057 USA<br />
Tel: 1-310-230-2371, 1-310-230-2360<br />
Fax: 1-310-230-2376<br />
Email: rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org (information)<br />
rcregist@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org (registering new teams)<br />
rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org (data submission)<br />
Website: www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org<br />
Publikasi ini harus disitasi sebagai berikut:<br />
Hodgson, G., Hill, J., Kiene, W., Maun, L., Mihaly, J., Liebeler, J., Shuman,<br />
C. and Torres, R. Reef Check Instruction Manual: A Guide to Reef Check<br />
Coral Reef Monitoring. Reef Check Foundation, Pacific Palisades,<br />
California, USA<br />
ISBN 0-9723051-1-4<br />
Foto di halaman depan adalah atas ijin Quiksilver. Foto di halaman belakang oleh<br />
Badrul Huzaimi, Jennifer Liebeler, Gregor Hodgson, Tim Reef Check Indonesia.<br />
Desain sampul oleh Bill Kiene. Illustrasi oleh Sarah Lowe, dimana dinyatakan.<br />
Copyright 2006 Reef Check Foundation<br />
iii
Sambutan<br />
Reef Check dimulai pada tahun 1996 sebagai suatu ide sederhana untuk menyurvei<br />
terumbu karang dunia menggunakan satu metode standar agar dimanapun survei itu<br />
dilakukan hasilnya dapat dibandingkan. Hingga saat ini, Reef Check beranggotakan<br />
ribuan orang yang telah memberikan waktu dan tenaga mereka untuk melakukan survei<br />
Reef Check dan yang telah mengembalikan ekosistem terumbu karang yang menurun.<br />
ReefCheck berterimakasih pada semua sukarelawan atas kontribusinya pada<br />
pengembangan, evaluasi dan penerapan <strong>protokol</strong> Reef Check yang dituangkan dalam<br />
buku pedoman ini. Terima kasih khususnya kami ucapkan untuk para ilmuwan, ketua tim<br />
dan koordinator nasional kami atas kesediannya meluangkan waktu diantara<br />
kesibukannya untuk menolong <strong>program</strong> ini, memfasilitasi survei Reef Check, <strong>program</strong><br />
pendidikan dan inisiatif pengelolaan. Seiring dengan meningkatnya jumlah ketua dan<br />
peserta Reef Check, mereka akan melanjutkan peranan yang sangat penting dalam<br />
evolusi Reef Check dan dampaknya pada konservasi terumbu karang di seluruh dunia.<br />
Reef Check telah berevolusi dari gagasan awalnya hingga menjadi yayasan Reef<br />
Check, sebuah organisasi konservasi laut internasional yang berkantor pusat di<br />
California dan kantor-kantor di Filipina, Indonesia, Australia dan Republik Dominika serta<br />
tim sukarelawan di lebih 80 negara. Untuk Informasi lebih lanjut mengenai yayasan Reef<br />
Check, silahkan kunjungi website kami di www.ReefCheck.org.<br />
Kami sangat berterima kasih terutama kepada dewan direktur dan penasihat, Scott<br />
Campbell, Eric Cohen, Eddy Medora, Christeon Costanzo, Leonardo DiCaprio, Irmelin<br />
DiCaprio, Valerie Gould, Gale Anne Hurd, Gary Justice, Will Knox, Gilbert Leistner, Russ<br />
Lesser, Lenore Marusak, Eddy Medora, Jim Miller, Greg MacGillivray, Tod Mesirow,<br />
Richard Murphy, Mara New, Jerry Schubel, Craig Shuman, Shepard Smith, Andrew<br />
Wiens, David Williams.<br />
Kami juga berterimakasih kepada anggota kami, para dermawan, dan rekanan termasuk<br />
Body Glove, Conservation and Community Investment Forum, Global Coral Reef<br />
Monitoring Network, International Coral Reef Action Network, International Coral Reef<br />
Initiative, International Finance Corporation, Living Oceans Foundation, The National<br />
Fish and Wildlife Foundation, The National Oceanic and Atmospheric Administration,<br />
The National Wildlife Federation, The Packard Foundation, The John D. and Catherine<br />
T. MacArthur Foundation, The Marine Aquarium Council, The Oak Foundation, Ocean<br />
Futures Society, Quiksilver, Rockefeller Brothers Fund, The United Nations Environment<br />
Programme, United Nations Foundation, US Agency for International Development, the<br />
US Department of State, dan US Coral Reef Task Force.<br />
iv
Daftar Isi<br />
BAB 1<br />
PENDAHULUAN 1<br />
Sejarah Reef Check 2<br />
Protokol monitoring Reef Check: Tinjauan 5<br />
BAB 2<br />
BAGAIMANA MEMBENTUK SEBUAH TIM REEF<br />
CHECK 7<br />
Persyaratan 7<br />
Pelatihan 8<br />
Pertanggungjawaban 12<br />
BAB 3<br />
GAMBARAN METODE INTI 13<br />
Pemilihan Lokasi 13<br />
Menandai lokasi Reef Check 15<br />
Desain Dasar 16<br />
Sebelum anda masuk ke air 18<br />
Menggelar transek 19<br />
CATATAN UNTUK KESELAMATAN 20<br />
BAB 4<br />
MELAKSANAKAN SURVEI DAN PENGAMBILAN<br />
DATA 22<br />
Petunjuk Gambaran Lokasi 22<br />
Petunjuk Transek Sabuk 24<br />
Petunjuk Transek Garis 29<br />
Tugas Tambahan 31<br />
Pengukuran Tambahan Untuk Survei Reef Check di<br />
Indonesia 34<br />
BAB 5<br />
TUGAS SETELAH MENYELAM, MEMASUKKAN<br />
DATA, MELAPORKAN & JAMINAN KUALITAS DATA<br />
37<br />
Memasukkan data 37<br />
Memeriksa Data 43<br />
Penamaan File Data 44<br />
Mengirimkan Data ke Reef Check 44<br />
BAB 6<br />
MONITORING JANGKA PANJANG 45<br />
Peranan Reef Check 45<br />
Merancang Sebuah Rencana Monitoring 48<br />
BAB 7<br />
PENDANAAN BERKELANJUTAN 54<br />
Pendanaan Pemerintah 54<br />
Dana Bantuan 55<br />
Proyek Kerjasama 55<br />
Sponsor Terkait 55<br />
Acara Penggalangan Dana 56<br />
REFERENSI 57<br />
LAMPIRAN 60<br />
A. Formulir Pendaftaran Reef Check 60<br />
B. Surat Bebas Pertanggungjawaban 62<br />
C. Jaminan kualitas 63<br />
D. Panduan Pelatihan yang direkomendasikan 67<br />
E. Organisme Indikator Reef Check 68<br />
F. Lembar data 82
Pendahuluan<br />
Reef Check adalah <strong>protokol</strong> monitoring terumbu karang yang digunakan secara luas.<br />
Tekniknya sederhana untuk dipelajari dan datanya kuat secara ilmiah. Data Reef Check<br />
(dan proyek) diatur oleh Reef Check Foundation, yang merupakan sebuah organisasi<br />
konservasi laut internasional yang berbasis di Los Angeles, California dengan kantorkantor<br />
di Filipina, Indonesia, Republik Dominika dan Australia dengan tim dilebih 80<br />
negara dan wilayah. Buku panduan ini menyediakan semua informasi yang dibutuhkan<br />
tim Reef Check untuk melaksanakan monitoring terumbu karang dengan menggunakan<br />
<strong>protokol</strong> standar Reef Check. Sebagai tambahan dari buku pedoman ini, terdapat<br />
berbagai bahan pelatihan yang dapat digunakan seperti presentasi PowerPoint dan tes<br />
identifikasi, dan sebuah video/DVD petunjuk yang harus digunakan selama pelatihan.<br />
Bagi mereka yang ingin melaksanakan survei Reef Check di sarankan untuk menjadi<br />
penyelam Reef Chec yang bersertifikasi dengan mengikuti sertifikasi Reef Check di<br />
daerah anda. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org.<br />
Program Reef Check mengikutsertakan kelompok komunitas, departemen<br />
pemerintahan, akademisi dan rekanan bisnis untuk::<br />
• Mendidik masyarakat mengenai krisis terumbu karang;<br />
• Menciptakan jejaring global tim sukarelawan untuk secara teratur memonitor<br />
kesehatan terumbu karang;<br />
• Menyelidiki secara ilmiah proses-proses yang terjadi pada ekosistem terumbu karang;<br />
• Memfasilitasi kerjasama antar akademisi, LSM, pemerintah dan pengusaha;<br />
• Menstimulus aksi komunitas lokal untuk melindungi terumbu karang murni yang masih<br />
tersisa dan merehabilitasi karang rusak di seluruh dunia menggunakan solusi yang<br />
bersifat ekologis dan ekonomis berkelanjutan.<br />
1
•<br />
Gambar 1. Lokasi Reef Check di lebih 80 negara dan daerah.<br />
Reef Check menyatukan stakeholder untuk menerapkan tujuan konservasi melalui<br />
<strong>pemantauan</strong> terumbu karang, pengelolaan dan pendidikan (Gambar 2).<br />
Sejarah Reef Check<br />
Reef Check<br />
Pemantauan Pengelolaan Pendidikan<br />
Konservasi Terumbu Karang<br />
Gambar 2. Strategi Konservasi terumbu karang Reef Check<br />
Ilmuwan telah memonitor terumbu karang sejak masa Darwin di tahun 1850an. Namun<br />
pengenalan penyelaman scuba di tahun 1960an telah menciptakan cara pandang baru<br />
pada para ilmuwan mengenai terumbu yang didokumentasikan dan dihadirkan ke ruang<br />
publik oleh sejarawan alamiah seperti Jacques Cousteau. Selama tahun 1980an,<br />
banyak penyelam dan ilmuwan mulai menyaksikan penurunan kesehatan terumbu<br />
karang favorit mereka, khususnya terumbu yang banyak dipelajari seperti Jamaika.<br />
Ketika mengetahui bahwa kondisi terumbu tertentu telah mengalami penurunan,<br />
beberapa ilmuwan memepertanyakan luasan geografik permasalahan ini. Seminar pada<br />
tahun 1993 mengenai Aspek Global Terumbu karang (di organisir oleh Professor Robert<br />
Ginsburg dari University of Miami) merupakan titik balik untuk banyak ilmuwan karang<br />
yang bertemu untuk mendiskusikan kesehatan terumbu karang dunia. Beberapa<br />
ilmuwan merasakan bahwa kebanyakan terumbu karang ada dalam kondisi<br />
2
permasalahan yang serius, sedangkan yang lainnya mengira bahwa hanya ada beberpa<br />
terumbu yang mengalami penurunan kesehatan sementara. Pada akhir pertemuan, jelas<br />
bahwa tidak tersedia cukup informasi untuk mendapatkan gambaran mengenai<br />
kesehatan terumbu karang dalam skala global karena tidak ada upaya pengaturan<br />
untuk mengumpulkan data.<br />
Kelompok ilmuwan terumbu karang merasa bahwa bagian permasalahan terletak pada<br />
metode <strong>pemantauan</strong> ekologis yang telah digunakan oleh para ilmuwan. Metode detail ini<br />
dirancang untuk menyelidiki komunitas ekologi dam termasuk pengukuran banyak<br />
parameter yang mungkin tidak terpengaruh ketika kesehatan terumbu karang menurun.<br />
Para ilmuwan merasa bahwa diperlukan rancangan metode yang lebih spesifik untuk<br />
menyelidiki dampak aktivitas manusia pada terumbu karang karena ini adalah dampak<br />
yang dapat dicegah.<br />
Diketahui bahwa masalah lainnya dalam pendekatan konvensional untuk penilaian dan<br />
monitoring terumbu karang adalah sedikitnya jumlah ilmuwan terumbu karang,<br />
kebanyakan hanya dapat melakukan beberapa survei pada berapa lokasi menggunakan<br />
metode yang berbeda. Oleh karenanya data tidak mudah untuk dibandingkan, solusinya<br />
adalah untuk mengorganisir suatu upaya survei global yang akan di lakukan setiap<br />
tahun menggunakan satu metode survei standar, yang dapat menyediakan pandangan<br />
sinoptik mengenai kesehatan terumbu karang dunia. Agar survei ini dapat dilakukan<br />
dengan biaya yang hemat, upaya ini akan bergantung pada bantuan sukarelawan dari<br />
kalangan non-ilmuan. Untuk membantu memfokuskan perhatian pada terumbu karang,<br />
sebuah kelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Professor Ginsburg, seorang geologis<br />
terumu karang, mendeklarasikan tahun 1997 untuk menjadi Tahun Internasional<br />
terumbu (International Year of the Reef -.IYOR). sebagai bagian dari inisiatif ini,<br />
Ginsburg meminta Dr. Gregor Hodgson, seorang ekologis terumbu karang, untuk<br />
merancang sebuah <strong>protokol</strong> monitoring global. Hodgson merancang dan menguji<br />
<strong>protokol</strong> Reef Check, yang disebarkan secara berkala di internet dan diulas oleh banyak<br />
ilmuwan terumbu.<br />
Pada tahun 1997, para ilmuwan diundang sebagai sukarelawan untuk Pelatih Reef<br />
Check dan survei global perdana kondisi terumbu karang dilaksanakan di 31 negara di<br />
seluruh laut tropis. Hasilnya menyediakan konfirmasi ilmiah bahwa terumbu karang<br />
sedang menghadapi krisis penting pada skala global. Di tahun 1980an, banyak ilmuwan<br />
mengira bahwa ancaman utama terumbu karang adalah polusi dan sedimentasi. Hasil<br />
Reef Check menunjukkan untuk pertama kali, bahwa penangkapan berlebih merupakan<br />
ancaman utama terumbu karang di seluruh dunia (Hodgson,1999). Sejak saat itu,<br />
ratusan tim Reef Check telah memonitoring terumbu setiap tahunnya dan jumlah Negara<br />
yang berpartisipasi telah melebihi 80 dari 101 negara yang memiliki terumbu karang.<br />
Hasil lima tahun pertama monitoring dihadirkan dalam sebuah laporan utama “Krisis<br />
global terumbu karang – trend dan solusi” pada pertemuan tingkat dunia mengenai<br />
Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg, Afrika Selatan pada September 2002.<br />
laporan itu mendokumentasikan penurunan kesehatan terumbu karang yang terus<br />
terjadi , namun juga memasukkan kisah sukses konservasi terumbu karang dari seluruh<br />
dunia. Monitoring telah dilakukan di lebih 1500 terumbu di Atlantik, Indo-Pasifik dan<br />
Laut Merah. Mengikuti prosedur penjaminan kualitas , 1107 lokasi diterima untuk<br />
dianalisis. Analisa ini memeriksa perubahan ruang dan waktu pada indikator<br />
3
kelimpahan, juga korelasi antara kelimpahan dan nilai dampak aktifitas manusia yang<br />
disediakan oleh tim. Kunci utamanya adalah:<br />
• Pada skala global, tidak ada spiny lobster yang di data pada 83% terumbu dangkal,<br />
hal ini mengindikasikan parahnya penangkapan berlebih. Ada penurunan drastis<br />
kelimpahan lobster di Atlantik;<br />
• Rerata kelimpahan bulu babi Diadema berkurang secara signifikan di Indo-Pasifik<br />
dari 1998- 2000, mendekati level yang sama dengan yang ditemukan di Atlantik, dan<br />
mungkin mengindikasikan ketidakstabilan ekologis;<br />
• Sejumlah 101 triton terdata, mengindikasikan parahnya penangkapan berlebih untuk<br />
pasaran souvenir;<br />
• Secara global, ada penurunan signifikan kelimpahan ikan Kepe-kepe dari tahun<br />
1997-2001;<br />
• Tidak ada kerapu berukuran lebih dari 30 cm yang terdata pada 48% terumbu yang<br />
disurvei, mengindikasikan penangkapan berlebih pada predator ini;<br />
• Empat spesies ikan ada dalam kondisi kritis; Nassau grouper, tidak ditemukan dari<br />
82% terumbu dangkal di Karibia dengan hanya 8 terumbu yang terdata memiliki<br />
lebih dari 1 ikan jenis ini. Barramundi cod, bumphead parrotfish dan humphead<br />
wrasse tidak ditemui dari 95%, 89% dan 88% terumbu Indo-pasifik secara berurutan;<br />
• Moray eel, tidak dijumpai pada 81% terumbu, dan di Indopasifik, 55% dari semua<br />
terumbu yang disurvei, tidak menemukan ikan Kakak tua yang berukuran lebih besar<br />
dari 20cm;<br />
• Secara global, rerata penutupan karang keras adalah 32%. Persentase penutupan<br />
karnag keras secara signifikan lebih tinggi pada terumbu yang tidak terdampak<br />
aktifitas manusia daripada terumbu yang terkena tingginya dampak aktifitas ini.<br />
Hanya 34 terumbu yang memiliki penutupan karang keras lebih besar dari 70% dan<br />
tidak ada yang memiliki penutupan lebih tinggi dari 85%;<br />
• Selama fenomena pemutihan tahun 1997-1998 telah mengurangi tutupan karang<br />
hidup sebanyak 10% secara global. Hal ini mengindikasikan bahwa terumbu karang<br />
adalah indikator yang sensitif dari pemanasan global;<br />
• Penutupan alga lebih tinggi pada terumbu yang lebih banyak terkena polusi<br />
buangan;<br />
• Populasi ikan karang di Atlantik dan Pasifik di bedakan oleh dominasi relatif famili<br />
Haemulidae (sweetlips)dan Scaridae (ikan kakaktua), Chaeodontidae (Ikan Kepekepe)<br />
dan Lutjanidae (kakap) di terumbu IndoPasifik;<br />
• Kawasan Perlindungan Laut (Marine Protected Areas- MPA) di negara berkembang,<br />
beberapa diantaranya menunjukkan keberhasilan. Lima dari sepuluh ikan dan satu<br />
dari sepuluh invertebrata indikator secara signifikan lebih melimpah di dalam<br />
kawasan MPA dari pada yang di luar kawasan.<br />
Dengan melibatkan penduduk lokal dalam monitoring berbasis komunitas, Reef<br />
Check berfungsi sebagai tahapan pertama untuk menarik partisipasi dalam<br />
aktifitas pengelolaan terumbu karang. Dalam beberapa kasus, ini telah<br />
memasilitasi terbentuknya MPA yang dikelola dengan baik.<br />
Pada level internasional, Reef Check (RC) berfungsi sebagai komponen berbasis<br />
komunitas jejaring global monitoring terumbu karang (Global Coral Reef Monitoring<br />
Network- GCRMN) dan berkolaborasi di status laporan reguler. Reef Check adalah<br />
anggota International Coral Reef Initiative (ICRI) dan International Coral Reef Action<br />
4
Network (ICRAN). Reef Check menyediakan data kepada dan merupakan system<br />
pengembangan interaktif pengelolaan dan monitoring data terumbu dengan Reef Base,<br />
database global informasi terumbu karang. Program pelatihan regional dan nasional<br />
Reef Check telah dipasarkan ke seluruh dunia tiap tahunnya. Program monitoring Reef<br />
Check sepenuhnya bersifat sukarela, namun aktifitas pelatihan dan pengelolaannya<br />
seringkali didukung oleh dermawan swasta, dana bantuan dari yayasan- yayasan, PBB<br />
dan agensi nasional dan internasional lainnya termasuk US Agency for International<br />
Development and the National Oceanic and Atmospheric Administration.<br />
Pada tahun 2000, Yayasan non-profit 501c3 Reef Check didirikan di California untuk<br />
mengatur survei tahunan dan menciptakan lebih banyak kesempatan untuk konservasi<br />
terumbu karang. Reef Check memiliki banyak rekanan, tetapi lebih menekankan<br />
perhatiannya untuk menerapkan rekanan jangka panjang dengan bisnis seperti industri<br />
pariwisata, penyelaman, selancar dan akuarium air laut. Contohnya, rekanan Reef<br />
Check dengan Quiksilver perusahaan yang bergerak dalam bidang gaya hidup,<br />
memudahkan survei terumbu terpencil selama 5 tahun “mengarungi” ekspedisi<br />
petualangan surfing global.<br />
Reef Check juga berkolaborasi dalam insiatif konservasi besar dengan Marine Aquarium<br />
Council (MAC). Pada tahun 2002, Reef Check merancang sebuah <strong>protokol</strong> terperinci<br />
yang disebut “MAQTRAC” untuk memonitor efek perdagangan akuarium air laut<br />
terhadap terumbu karang. Perdagangan akuarium air laut menyediakan insentif financial<br />
yang berharga untuk pengelolaan terumbu karang. Reef Check saat ini berkerjasama<br />
dengan MAC untuk mensertifikasi perdagangan tersebut dan mendirikan MPA dan<br />
merehabilitasi terumbu karang di Indonesia, Filipina dan Negara lainnya. Pada tahun<br />
2005 , Reef Check pertamakali meluncurkan <strong>program</strong> monitoring terumbu di California.<br />
Tidak hanya mendata kondisi kesehatan terumbu karang di seluruh dunia, Reef Check<br />
juga menerima penghargaan lingkungan nasional dan internasional untuk upaya<br />
konservasi dan meningkatkan pengertian publik mengenai krisis global terumbu karang<br />
dan solusi potensial untuk masalah yang dihadapi oleh terumbu karang dan masyarakat<br />
yang menggantungkan diri padanya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai aktifitas Reef<br />
Check, silahkan kunjungi website Reef Check di: www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org.<br />
Protokol Monitoring Reef Check: Tinjauan<br />
Reef Check dirancang untuk menilai kesehatan terumbu karang dan agak berbeda dari<br />
<strong>protokol</strong> monitoring lainnya. Sejak awal berdirinya, Reef Check berfokus pada<br />
kelimpahan organisme terumbu karang tertentu yang paling menggambarkan kondisi<br />
ekosistem dan yang mudah dikenali oleh masyarakat umum. Pemilihan organisme<br />
indikator ini didasarkan atas nilai ekonomis dan ekologisnya, sensitifitas mereka<br />
terhadap dampak manusia dan kemudahan identifikasi. Enambelas organisme indikator<br />
global dan delapan organisme indikator regional mewakili pengukuran spesifik dari<br />
dampak manusia terhadap terumbu karang. Spektrum indikator-indikator ini termasuk<br />
ikan, invertebrata dan tumbuhan yang mengindikasikan aktifitas manusia seperti<br />
pemancingan, pengambilan atau polusi. Beberapa kategori Reef Check adalah spesies<br />
individual, sedangkan yang lainnya Famili. Sebagai contoh, humphead wrasse<br />
(Cheilinus undulatus) adalah ikan yang paling banyak dicari di pasar perdagangan ikan<br />
konsumsi hidup, sedangkan banded coral shrimp (Stenopus hispidus) diambil untuk<br />
perdagangan akuarium. Kedua spesies ini adalah organisme yang sangat khusus dan<br />
merupakan indikator yang sangat bagus untuk yang paling diburu oleh manusia. Pada<br />
5
terumbu dimana organisme ini sangat dieksploitasi, mereka akan dijumpai dalam jumlah<br />
yang sedikit dibandingkan dengan kelimpahan mereka di terumbu yang tidak<br />
tereksploitasi.<br />
Tim Reef Check mengumpulkan empat macam data:<br />
1) Sebuah gambaran dari setiap lokasi terumbu berdasarkan lebih dari 30 pengukuran<br />
kondisi lingkungan dan sosek dan penilaian dampak aktifitas manusia;<br />
2) Sebuah pengukuran persentase penutupan berbagai jenis substrat dasar laut,<br />
termasuk karang mati dan karang hidup, sepanjang bagian 4x20m dari keseluruhan<br />
100m transek di terumbu dangkal;<br />
3) Penghitungan Invertebrata di 4 kali transek sabuk sepanjang 20 m x 5 m ; dan<br />
4) Penghitungan ikan, hingga 5m ke atas di transek sabuk yang sama.<br />
Monitoring Indikator dilakukan di sepanjang dua kontur kedalaman. “Manta tows”<br />
direkomendasikan sebagai teknik pemetaan habitat dan pemilihan lokasi di daerah<br />
dengan kecerahan perairan yang cukup (jarak pandang horisontal> 6 m.<br />
Ini mudah untuk dipelajari, tapi metode sampling yang kuat secara ilmiah telah<br />
menyediakan data kondisi lingkungan terumbu di seluruh dunia dan telah diadaptasikan<br />
sebagai <strong>protokol</strong> standar monitoring oleh pengelola taman laut, pemerintah nasional ,<br />
institusi ilmiah juga olah banyak tim sukarelawan. Metode ini telah terbukti sebagai alat<br />
pembelajaran yang efektif untuk mereka yang ingin mendapatkan pengetahuan<br />
tambahan mengenai terumbu karang dan lingkungan laut. Hal ini juga menyenangkan<br />
untuk dilakukan, menarik minat penyelam rekreasi untuk mendapatkan pengalaman di<br />
terumbu karang dengan cara baru, seperti juga penyelam ilmiah ingin meningkatkan<br />
pengetahuan taksonomi dan ekologi mereka. Apapun alasan anda bergabung dengan<br />
Reef Check, kami yakin anda akan menikmati pengalaman anda!<br />
6
Membentuk<br />
Tim Reef Check<br />
Persyaratan<br />
Jika anda ingin membentuk sebuah tim Reef Check, langkah pertamanya adalah<br />
menghubungi koordinator nasional yang terdaftar di negara anda<br />
(kunjungi:www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org). Koordinator anda dapat memberikan masukan di mana<br />
anda dapat mengikuti pelatihan, dan pemilihan lokasi (membantu menghindari duplikasi<br />
pekerjaan lainnya) juga aspek lainnya dalam membentuk tim Reef Check anda. Jika<br />
tidak terdapat koordinator nasional atau anda kesulitan menghubungi koordinator, anda<br />
bisa langsung menghubungi Kantor pusat Reef Check (rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org). Semua<br />
tim harus memiliki sebuah tim peneliti, seorang ketua tim yang akan dilatih oleh<br />
Instruktur Reef Check. Sejak tahun 2006, kami meluncurkan <strong>program</strong> sertifikasi Reef<br />
Check EcoDiver. Kami mendorong semua mantan peneliti dan peneliti baru dan para<br />
peserta untuk mengikuti Workshop EcoDiver untuk mendapatkan sertifikasi formal<br />
mereka. Tim peneliti haruslah terdiri dari ahli biologi laut atau ahli alam yang<br />
berpengalaman. Ketua tim juga haruslah seorang penyelam berpengalaman, lebih<br />
diutamakan divemaster atau instruktur selam dan fokus mereka adalah pada<br />
keselamatan tim. Seorang Instruktur Reef Check biasanya adalah seorang ahli biologis<br />
berpengalaman atau instruktur selam. Namun, instruktur selam yang tidak berlatar ahli<br />
biologi laut/ alam formal tapi mempunyai pengalaman yang sesuai untuk Reef Check<br />
dapat menjadi instruktur Reef Check. Seringkali tim peneliti dan ketua tim menangani<br />
beberapa tim Reef Check dan/atau juga berperan sebagai Koordinator nasional.<br />
Organisasi Reef Check diilustrasikan pada Gambar 3.<br />
Berdasarkan pengalaman, tim yang paling sukses anggotanya terdiri dari kombinasi<br />
akademisi, kelompok lingkungan, staff pemerintah dan pengusaha. Seorang ahli biologi<br />
dari universitas setempat dapat ditunjuk sebagai tim peneliti, sedangkan kelompok<br />
lingkungan akan berperan sebagai organisator komunitas. Staff pemerintah dapat<br />
berasal dari departemen lingkungan atau kelautan dan perikanan atau pariwisata<br />
setempat. Peserta pengusaha bisa berasal dari bisnis selam, klub atau jenis usaha lain<br />
yang ingin mensponsori suatu survei atau terlibat menjaga suatu terumbu.<br />
Semua tim harus langsung mendaftar ke Kantor pusat dengan mengisi formulir<br />
pendaftaran online di http://<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org/ecoaction/Join_RC_Team.php atau dengan<br />
mendaftarkannya melalui email ke rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org. Formulir pendaftaran dapat<br />
ditemukan di lampiran A di akhir buku pedoman ini atau di website kami. Untuk tanda<br />
terima formulir pendaftaran, kantor pusat Reef Check akan menduplikasi catatan tanda<br />
terima ke koordinator nasional.<br />
7
Gambar 3. Organisasi Tim Reef Check<br />
Protokol Reef Check dirancang sesederhana mungkin agar anak SMA dapat<br />
berpartisipasi. Tim praktek beranggotakan 2,3 atau 4 pasang penyelam, namun ada<br />
kemungkinan jumlah anggota tim lebih banyak atau lebih sedikit. Penyelam harus cukup<br />
berpengalaman (> 30 penyelaman atau pengalaman yang setara dengan itu) sehingga<br />
mereka dapat melakukan aktifitas sederhana di bawah air. Tugas dari ketua tim adalah<br />
untuk memutuskan apakah anggota tim sudah layak untuk melakukan aktifitas ini.<br />
Survei Reef Check dapat dilakukan dengan bersnorkel di perairan dangkal.<br />
Pelatihan<br />
Sebuah tim Reef Check yang ideal beranggotakan 6 orang (3 pasangan buddy)<br />
ditambah kru pendukung, masing-masing dengan keahlian dan kemampuan yang<br />
berbeda, namun tim yang beranggotakan 2 hingga 12 orang dapat dengan mudah<br />
menyelesaikan Reef Check. Jika anggota tim terlalu banyak, tugas ketua tim untuk<br />
mengawasi semua anggota di dalam air akan menjadi sulit. Masing- masing tim harus<br />
menentukan tujuan dari survei Reef Check. Apakah tujuannya untuk mempelajari<br />
tentang terumbu karang dan dampak aktifitas manusia atau apakah untuk menghasilkan<br />
data yang berkualitas untuk kepentingan pengelolaan lokal dan dimasukkan ke data<br />
base global Reef Check – atau keduanya? Jika pendidikan adalah tujuan utamanya, dan<br />
tidak ada rencana untuk memasukkan data, maka pelatihan dapat berlangsung relatif<br />
santai. Jika tujuannya adalah menghasilkan data berkualitas dan memasukkan data,<br />
maka pelatihan keras dan tes setelah sistem sertifikasi RC harus dilakukan untuk<br />
memastikan kompetensi dari anggota tim untuk melaksanakan tugas mereka. Para<br />
penyelam harus mengikuti pelatihan sertifikasi Reef Check dan setelah lulus tes akan<br />
menerima kartu sertifikasi Reef Check resmi (hubungi koordinator nasional anda atau<br />
kantor pusat RC untuk jadwal pelatihan).<br />
Sukarelawan penyelam harus mencari pelatih Reef Check atau berpartisipasi dalam<br />
<strong>program</strong> pelatihan regional dan nasional. Pada umumnya, Reef Check menawarkan<br />
8
eberapa pelatihan sertidikasi di masing-masing daerah setiap tahunnya. Pusat<br />
pelatihan saat ini beroperasi di US (Los Angeles, Hawaii), Australia (Townsville), Asia<br />
Tenggara (Bali, Manila, Cebu, Okinawa, Kuala Lumpur, Phuket) dan Karibia (Jamaika,<br />
Cozumel, Dominican Republic, Belize, Honduras, Curacao) dan Afrika (Mesir, Afrika<br />
Selatan). Kunjungi www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org untuk informasi dan jadwal pelatihan terkini.<br />
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelatihan sertifikasi Reef Check<br />
bergantung pada pengetahuan peserta. Untuk tim yang terdiri dari peserta dengan<br />
pengalaman survei ekologis sebelumnya, sesi pelatihannya mungkin hanya sehari<br />
penuh atau satu setengah hari. Untuk tim lainnya, minimal membutuhkan <strong>program</strong><br />
pelatihan dua hari. Jadwal standar untuk pelatihan diberikan pada lampiran D. Bahan<br />
pelatihan tersedia di kantor pusat Reef Check, termasuk video pelatihan, presentasi<br />
PowerPoint, tes identifikasi dan panduan lapangan bawah air.<br />
Gambar organisme target dan kategori substrat untuk masing –masing wilayah yang<br />
harus anda identifikasi, dapat ditemukan di Lampiran E untuk Karibia dan IndoPasifik.<br />
Foto indikator untuk wilayah lain dapat dipesan dari kantor pusat Reef Check, juga bisa<br />
didapati di CD Reef Check dan di website kami. Reef Check juga membuat satu set<br />
kartu panduan untuk identidikasi indikator di lapangan untuk Atlantik, Pasifik dan Hawaii<br />
yang bisa dibawa masuk ke air. Jika anda tidak memiliki kartu ini, mereka dapat dibeli<br />
melalui website kami. Tim di Negara berkembang dapat menghubungi kami untuk PDF<br />
yang dapat di cetak berwarna dan dilaminating atau dimasukkan kedalam kantung<br />
plastik "zip-lock" dan dibawa masuk kedalam air sebagai referensi.<br />
Sebagai bagian dari pelatihan sertifikasi, Pelatih Reef Check mencakup beberapa poin<br />
berikut:<br />
1. Penjelasan dari tiga tujuan Reef Check: edukasi, pengumpulan data ilmiah dan<br />
pengelolaan terumbu karang;<br />
2. Gambaran mengenai rancangan sampling dan dasar pemikiran organisme indikator;<br />
3. Pelatihan identifikasi lapangan untuk semua organisme dan definisi Reef Check untuk<br />
kategori substrat dan mengetes;<br />
4. Pendahuluan mengenai pencatatan data, dan persiapan sabak/kertas;<br />
5. Penjelasan mengenai perbedaan antara survei menyelam dan menyelam untuk<br />
kesenangan dan bagaimana menghindari untuk merusak karang dengan menjaga<br />
kontrol buoyancy yang sesuai;<br />
6. Penjelasan mengenai prosedur memasukkan data setelah penyelaman, memeriksa<br />
dan memasukkan data.<br />
Ketua tim bertanggungjawab terhadap keselamatan dalam pelatihan dan perlu menilai<br />
kemampuan tim nya agar aktifitas yang ditugaskan dapat terlaksana. Orang terbaik<br />
untuk dijadikan sebagai ketua tim adalah seoran instruktur Scuba yang berpengalaman<br />
dan bersertifikat atau seorang divemaster. Dalam tim kecil, ketua tim dapat juga<br />
berperan sebagai tim peneliti, namun idelanya ini dilakukan oleh dua orang yang<br />
berbeda agar mereka dapat fokus dalam melaksanakan tugasnya.<br />
Mengetes Kemampuan Anda<br />
Untuk memastikan anda mendapatkan data yang berkualitas, semua peserta Reef<br />
Check harus melatih kemampuan identifikasi mereka sebelum berpartisipasi dalam<br />
suatu survei. Pertamakali kami merekomendasikan untuk melakukan tes foto Reef<br />
Check yang tersedia dalam bentuk file PowerPoint dari Kantor Pusat Reef Check.<br />
9
Perhatikan setiap foto dan identidikasi setiap organismenya. Nilai untuk kelulusan<br />
adalah 80%.<br />
Jika anda telah lulus tes foto dan merasa yakin akan kemampuan anda, pergilah ke<br />
lapangan, pelatih Reef Check akan meminta anda untuk mengidentifikasi sejumlah tipe<br />
substrat, invertebrata, dampak pada terumbu dan ikan di dalam air. Nilai untuk<br />
kelulusan adalah 90%.<br />
Kami juga merekomendasikan peserta Reef Check agar melatih kemampuan mereka di<br />
dalam air sebelum melaksanakan sebuah survei. Untuk pesnorkel, hal ini akan termsuk<br />
pembelajaran menundukkan kepala “duck dive” dan menulis di sabak tanpa menendang<br />
karang. Untuk penyelam, hal ini akan termasuk latihan buoyancy untuk memastikan<br />
bahwa anda dapat mengambil data tanpa mengenai karang. Untuk membantu para<br />
pelatih, kami telah mengembangkan <strong>program</strong> latihan Buoyancy untuk Reef Checkers<br />
yang akan dijelaskan dibawah ini<br />
Latihan Buoyancy (Untuk penyelam scuba)<br />
Monitoring Reef Check dapat dilaksanakan di perairan dangkal tanpa scuba. Yayasan<br />
Reef Check bukanlah organisasi pensertifikasi selam scuba seperti PADI atau NAUI.<br />
Bagi penyelam yang sudah disertifikasi oleh salah satu organisasi pelatihan selam ini,<br />
sertifikasi Reef Check akan menjadi pengetahuan tambahan yang menyenangkan.<br />
Sekali mendapatkan sertifikasi Reef Check, penyelam dapat mendaftar ke PADI atau<br />
NAUI untuk sertifikasi selam keahlian.<br />
Protokol Reef Check mengharuskan penyelam untuk dapat melakukan tugas sederhana<br />
di dalam air. Hal ini termasuk melayang dekat terumbu, seringkali dalam posisi terbalik<br />
atau horizontal, mengidentidikasi dan menghitung organisme target dan menulis hasil<br />
pengamatan di atas sabak. Berbagai tugas di dalam air seringkali membutuhkan<br />
konsentrasi ekstra dan kontrol buoyancy dapat mudah hilang-bahkan untuk penyelam<br />
berpengalaman. Kehilangan kontrol buoyancy dapat berakibat patahnya karang,<br />
tergores dan teriris, juga menyulitkan dalam pendataan. Kerusakan pada karang terjadi<br />
pada saat penyelam melakukan kontak dengan karang hidup atau mengaduk sediment<br />
di dasar ketika berkonsentrasi pada survei mereka. Kontak ini biasanya dihasilkan dari<br />
fin, tapi bisa juga dari lutut, gauge, regulator dan tangan. Karenanya buoyancy yang baik<br />
sangat penting untuk mendapatkan data berkualitas menggunakan scuba!<br />
Kami menyarankan anda memasukkan latihan buoyancy dengan seorang intruktur<br />
scuba bersertifikasi sebagai bagian dari pelatihan anda untuk berpartisipasi dalam<br />
survei Reef Check. Anda mungkin mendapati bahwa kemampuan anda tidak sebaik<br />
yang anda kira!! Latihan akan meningkatkan kontrol buoyancy anda, dan tidak hanya<br />
akan meningkatkan keahlian anda sebagai Reef Checker, tapi juga akan menngkatkan<br />
penyelaman rekreasi anda di masa mendatang. Latihan buoyancy ini paling baik<br />
dilakukan di kolam atau di perairan dangkal saat cuaca tenang (kedalaman 3-4m) diatas<br />
substrat berpasir di laut.<br />
Briefing Sebelum penyelaman:<br />
1. Pelatih menjabarkan latihan buoyancy.<br />
2. Mengeset weights: harus diposisikan sehingga jumlahnya seimbang di kedua sisi<br />
pinggang anda. Gunakanlah weight belt atau weight yang dimasukkan Buoyancy<br />
Control Device (BCD). Hindari meletakkan weight di tengah punggung anda, karena<br />
10
akan terasa tidak nyaman dan akan menyebabkan sakit punggung. Pastikan anda<br />
tidak kelebihan beban karena akan lebih sulit untuk mengontrol buoyancy anda.<br />
3. Menyusun peralatan: pastikan anda mengerti fungsi BCD. Dimanakah posisi katup<br />
buangan yang berbeda? Pilihan apa saja yang ada untuk mengempeskan BCD?<br />
Dimana dan bagaimana gauge tekanan dan regulator Octopus di kaitkan?<br />
Sebelum menyelam kedalam air:<br />
4. Periksa Buoyancy: Weights harus disesuaikan agar dapat mengapung setinggi mata<br />
di permukaan dengan BCD dikosongkan seluruhnya. Penyelam harus benar benar<br />
stabil dan tidak menendang atau mengayuh dengan fin atau tangan. Ingat bahwa<br />
tangkinya penuh, jadi tambahkan satu atau dua kilo untuk menyeimbangkan<br />
perubahan buoyancy saat tangkinya hamper kosong. Kami menyarankan<br />
pemeriksaan buoyancy juga dilakukan pada akhir penyelaman (50 bar/700 psi)<br />
karena kontrol buoyancy optimal berubah saat udara dalam tangki berkurang. Ingat<br />
anda lebih mengapung dalam air asin daripada di air tawar, jadi weight yang lebih<br />
mungkin dibutuhkan saat di laut dari pada di kolam.<br />
Masuk ke air:<br />
5. Masuk ke air dengan menghembuskan nafas dan mengosongkan BCD. Tidak perlu<br />
mengayuh fin. Lihat ke bawah saat masuk ke air, hindari menyentuh dasar, dan<br />
kontrollah buoyancy saat turun dengan menambahkan sejumlah kecil udara kedalam<br />
BCD<br />
Latihan Mengontrol Buoyancy:<br />
6. Putaran fin. Latihan ini dapat mengontrol buoyancy melalui paru paru. Turun kedasar<br />
kolam, kosongkan BCD, berbaringlah dengan perut menghadap dasar dengan kaki<br />
lurus. Tarik nafas perlahan, jika bagian tubuh atas anda tidak terangkat perlahan dari<br />
dasar, tambahkan sedikt udara kedalam BCD hingga naik. Saat bagian atas tubuh<br />
mulai naik perlahan, hembuskan nafas ketika ujung fin anda masih menyentuh dasar.<br />
Bagian atas tubuh anda seharusnya turun. Sebelum dada anda menyentuh lanatai<br />
dasar kolam atau laut, tarik nafas kembali. Tujuannya adalah bergerak naik dan turun<br />
tanpa menyentuh dasar.<br />
7. Melayang. Tujuan latihan ini untuk menyesuaikan kedalaman dengan hanya<br />
menggunakan kontrol nafas tanpa menyentuh dasar dan ketika anda melakukan<br />
aktifitas yang tidak berkaitan. Mulai dengan melayang dalam posisi vertical sekitar 2m<br />
dari dasar, dan ketika sudah terasa nyaman, melayang dan tanpa merusak atau<br />
meyentuh permukaan, mainkan batu-gunting-kertas dengan buddy anda.<br />
Pemenangnya mendapat 10 poin jika tidak menyentuh dasar atau mencapai<br />
permukaan.<br />
8. Berenang gaya Kuda laut. Berlatih mengayuh dari satu sisi kolam ke sisi lainya<br />
dengan menggunakan tangan sebagai kayuh kecil, tanpa menggerakkan lengan<br />
anda.<br />
9. Menekan dengan satu jari. Berlatih berenang perlahan ke arah sisi kolam atau karang<br />
mati kemudian gunakan satu jari untuk mendorong. Tujuannya agar dapat menolak<br />
perlahan dari terumbu tanpa merusak atau mengganggu kehidupan terumbu.<br />
10. Berenang mundur. Berenang terbalik memudahkan penyelam mundur dari terumbu.<br />
Denan buoyancy yang baik, kemampuan berenang mundur membuat penyelam<br />
11
dapat bergerak sendiri dalam tiga dimensi. Melayang secara horizontal, tangan dapat<br />
digerakkan mundur gaya kuda laut untuk mengayuh mundur. Juga kayuhan pelan<br />
gaya katak dapat dilakukan terbalik untuk berenang mundur. Tekankan perasaan<br />
mendorong air kedepan dengan sisi fin anda. Berenang terbalik sepanjang 10 m.<br />
11. Mengontrol Buoyancy saat berenang. Berenang sepanjang jalan diatas dasar tanpa<br />
menyentuhnya atau mencapai permukaan. Saat berenang buatlah penyesuaian<br />
kedalaman hanya dengan menggunakan kontrol nafas, berkonsentrasi dengan<br />
menggunakan gaya tendang yang santai dan efisien, sebaiknya gunakan tendangan<br />
katak. Pastikan peralatan tertata rapih dan aman sehingga tidak merusak karang dan<br />
resiko terseret berkurang.<br />
12. Berenang dan mengamati. Pilih seorang buddy dan berenang sepanjang keliling<br />
kolam atau sekitar radius 5m di perairan terbuka. Bawa sabak dan berikan masingmasing<br />
pertanyaan dan jawaban yang ditulis di sabak. Tujuannya adalah untuk<br />
menilai kemampuan anda mengontrol buoyancy yang diperlukan demi kesuksesan<br />
survei Reef Check tanpa membeuat kerusakan pada terumbu.Jika anda di kolam –<br />
bayangkan kalau ia adalah terumbu karang yang asli dan rapuh. Anda tidak boleh<br />
mencapai permukaan, menyentuh dasar atau sisi kolam dan jika anda terlalu dekat,<br />
mundur dengan menggunakan tolakan satu jari.<br />
13. Kontrol Buoyancy ketika memberikan weights. Tujuan dari latihan ini adalah untuk<br />
melatih buoyancy ketika memberikan peralatan ke satu sama lain yang mungkin<br />
anda lakukan pada survei Reef Check. Melayang dalam lingkaran dan memberikan<br />
weight di sekeliling kelompok saat menjaga kontrol buoyancy<br />
Pertanggungjawaban<br />
Peserta Reef Check dianggap menjadi individu yang sepenuhnya independen yang<br />
memilih untuk mengikuti metodelogi survei Reef Check atas kehendak mereka sendiri<br />
dan sepenuhnya bertanggungjawab untuk keselamatan mereka sendiri. Ketua tim harus<br />
mengecek keperluan pertanggungjawaban di daerah mereka. Semua peserta harus<br />
menandatangani surat pernyataan pertanggungjawaban (ada pada lampiran B) dan<br />
berikan salinannya pada ketua tim sebelum mengambil bagian dalam aktifitas yang<br />
bersifat sukarela ini. Ketua tim harus menyimpan file ini selama beberapa waktu yang<br />
sudah ditetapkan oleh perundangan local.<br />
Reef Check telah dirancang untuk meminimalisir resiko dengan membatasi survei<br />
hingga maksimum pada kedalaman 12m, namun kecelakaan dapat terjadi dimana saja.<br />
Tergantung pada negaranya, individual dari ketua tim, divemasters, operator kapal<br />
penyelaman dsb. Mungkin memiliki beberapa pertanggungjawaban atas keselamatan<br />
anggota timnya. Sedangkan setiap peserta bertanggungjawab atas keputusan pribadi<br />
mereka untuk berpartisipasi, ketua tim harus memberikan saran ke anggota tim<br />
potensial untuk membantu mereka menentukan apakah mereka cukup berpengalaman<br />
untuk melaksanakan survei Reef Check.<br />
12
Gambaran Metode Inti<br />
Survei Reef Check dapat dilaksanakan kapan saja sepanjang tahun. Namun, untuk<br />
kemudahan database global dan laporan regular kami, data sebaiknya di masukkan<br />
pada 31 Desember pada tahun berapapun sampling dilakukan.<br />
Semua tim Reef Check harus mengirim email berisi formulir data ke<br />
rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org sebagai lampiran. Sebagai tambahan, setiap kelompok dapat<br />
melakukan sampling tambahan apapun pada indikator tambahan apapun yang mereka<br />
perlukan sesuai kebutuhan di masing-masing daerah. Sebagai contoh, jika triggerfish<br />
dipertimbangkan sebagai indikator yang penting di daerah anda, jangan segan untuk<br />
menambahkannya dalam daftar anda. Kantor Pusat Reef Check hanya akan<br />
memasukkan indikator standar Reef Check dari tim yang terdaftar dalam analisis dan<br />
laporan tahunan kesehatan terumbu global. Saat ini kami tidak melaporkan data<br />
mengenai indikator lokal.<br />
Pemilihan Lokasi<br />
Pemilihan lokasi adalah faktor penting dalam kesuksesan Reef Check dan harus<br />
dilakukan oleh tim peneliti. Salah satu tujuan Reef Check adalah untuk menentukan<br />
luasan sebaran dampak aktifitas manusia terhadap terumbu karang. Atas dasar inilah,<br />
tim Reef Check yang hanya dapat mensurvei satu lokasi, harus menyurvei lokasi<br />
“terbaik” yang dapat mereka akses (lokasi yang paling sedikit terkena dampak aktifitas<br />
manusia, pemancingan, polusi dsb.). Terumbu seperti itu seharusnya memiliki<br />
penutupan karang keras, kepadatan ikan dan populasi invertebrata yang tinggi.<br />
Selain itu, kami juga membutuhkan informasi mengenai distribusi geografis dampak<br />
aktifitas manusia di seluruh terumbu. Untuk kelompok yang berkeinginan dan mampu<br />
menyurvei berbagai lokasi, kami sarankan untuk menambah dua lokasi lagi yang<br />
mewakili terumbu yang terdampak aktifitas manusia dengan tingkatan sedang dan berat.<br />
Hal ini akan memunginkan untuk membangun gambaran yang lebih lengkap mengenai<br />
cakupan dan distribusi dampak aktifitas manusia, dan mengapa beberapa terumbu lebih<br />
rentan terhadap suatu ancaman daripada terumbu lainnya.<br />
Jika anda berusaha mencari lokasi yang sesuai untuk monitoring Reef Check dengan<br />
jarak pandang horizontal dalam air sejauh 10m atau lebih, “manta tow” dapat digunakan<br />
untuk menyurvei luasan area terumbu dengan cepat. Prosedur ini melibatkan pengamat<br />
yang menggunakan masker dan snorkel yang ditarik secara perlahan menggunakan tali<br />
oleh sebuah kapal kecil. Sebuah “papan manta” yang dirancang secara khusus dengan<br />
pegangan tangan dan sabak dilekatkan, dan dapat digagas untuk tujuan ini. Lebih detil<br />
13
lihat English et al. (1997) atau Hill dan Wilkinson (2004) atau hubungi kantor pusat Reef<br />
Check.<br />
Ketika memilih lokasi, akan sangat berguna jika anda terlebih dahulu memetakan area<br />
terumbu yang akan anda survei. Ini akan membantu anda mengidentifikasi berbagai<br />
zonasi atau habitat terumbu (<strong>reef</strong> flat, <strong>reef</strong> crest, <strong>reef</strong> slope dll. Lihat gambar 4). Langkah<br />
berikutnya adalah memutuskan dimana anda ingin mensurvei. Jika anda<br />
membandingkan satu survei dengan lainnya dalam tahun berurutan, penting bahwa<br />
kedua survei dilakukan pada zona terumbu yang sama. Anda tidak boleh<br />
membandingkan data dari suatu survei yang dilakukan di bagian luar <strong>reef</strong> crest dengan<br />
survei yang dilakukan pada laguna.<br />
Bagi tim yang mampu melakukan <strong>pemantauan</strong> pada berbagai lokasi dalam jangka<br />
panjang, pendekatan lainnya yang berguna adalah dengan menggunakan rancangan<br />
sampling yang memasukkan lokasi di luar dan di dalam KPL (Kawasan Perlindungan<br />
Laut). Dengan jumlah survei yang cukup (3-5 survei di dalam dan 3-5 survei di luar<br />
kawasan), hal ini memungkinkan untuk menunjukkan seberapa efektif KPL tersebut dan<br />
untuk membedakan jika kondisi kesehatan terumbu meningkat seiring waktu. Jika<br />
peningkatan kesehatan terumbu dapat ditunjukkan, ini dapat memberikan studi kasus<br />
yang berharga mengenai kesuksesan suatu KPL dan membantu pengelola terumbu<br />
karang untuk mengulangi upaya ini di daerah lainnya.<br />
Gambar 4. Diagram zonasi terumbu. Saat memilih lokasi, sukarelawan Reef Check<br />
sebaiknya menggelar transek di zonasi atau habitat terumbu yang sama,<br />
jika hasil dari survei ini akan dibandingkan atau disatukan dengan lokasi<br />
lainnya.<br />
Dengan semua pemilihan lokasi, bagaimanapun penting untuk dingat bahwa suatu<br />
survei adalah contoh dari lingkungan terumbu karang. Lokasi yang dipilih untuk Reef<br />
Chech haruslah mewakili area terumbu. Jika anda tertarik pada kesehatan dari<br />
keseluruhan suatu terumbu, anda harus melaksanakan sejumlah survei Reef Check di<br />
sejumlah lokasi. Silahkan lihat Bab 6 mengenai monitoring Reef Check Jangka Panjang<br />
untuk pemahasan leih lanjut mengenai topik ini..<br />
Untuk standarisasi Reef Check, kami tidak akan menerima survei pada tebing terumbu<br />
yang curam (drop-offs), terumbu yang sebagian besar berada dalam goa atau di bawah<br />
terumbu yang menggantung. Transek survei haruslah digelar mengarah ke laut di <strong>reef</strong><br />
crest pada bagian terluar slope, sejajar dengan pantai. Transek di laguna dapat digelar<br />
pada bagian dalam <strong>reef</strong> slope (back <strong>reef</strong>). Sangat penting untuk menggambarkan<br />
peletakkan fisik lokasi dan posisinya dalam hubungannya dengan pengaruh aktifitas<br />
14
manusia dalam formulir gambaran lokasi. Ini menjamin bahwa perbandingan data akan<br />
dilakukan antara data survei yang peletakkan transek terumbunya yang serupa.<br />
Menandai Lokasi Reef Check<br />
Jika anda akan memonitor lokasi Reef Check anda secara berkala, akan lebih baik jika<br />
anda memetakan atau menandai transek atau area transek secara permanen untuk<br />
memastikan tim anda dapat kembali ke tempat yang sama di tahun berikutnya. Jika<br />
hanya memungkinkan untuk dilakukan di satu lokasi, kami menyarankan penggunaan<br />
transek permanen. Jika memungkinkan untuk dilakukan di sejumlah lokasi pada<br />
berbagai daerah di terumbu anda, sejumlah lokasi acak pada target kedalaman anda,<br />
sudah cukup. Akan lebih mudah untuk menemukan transek yang ditandai secara<br />
permanen. Tim berikutnya akan dapat menemukannya dan mengulang survei tanpa<br />
harus melalui proses pemilihan lokasi setiap tahunnya.<br />
Keputusan untuk menggunakan transek permanen atau transek acak, dan jumlah lokasi<br />
yang akan anda survei tergantung pada tujuan dan ketelitian yang anda butuhkan untuk<br />
data. Selain untuk membantu membangun gambaran global status terumbu karang, juga<br />
penting untuk mempertimbangan bagaimana data anda dapat digunakan untuk<br />
pengambilan keputusan di daerah anda. Untuk mengetahui perubahan terperinci<br />
mengenai status terumbu anda, anda akan membutuhkan data dengan ketepatan yang<br />
lebih akurat oleh karenanya anda perlu melakukan lebih banyak survei di lebih banyak<br />
lokasi. Untuk hanya mengetahui perubahan kesehatan terumbu dalam skala luas, anda<br />
tidak perlu menghabiskan banyak upaya dan hanya perlu melakukan beberapa survei.<br />
Dibawah ini adalah gambaran singkat kelebihan dan kekurangan dari transek permanen<br />
dan transek acak. Tim peneliti anda dapat menjawab pertanyan yang berkaitan dengan<br />
teknik ini.<br />
Transek Permanen<br />
Menandai secara pasti setiap poin disepanjang transek disebut transek permanen. Ini<br />
akan membantu anda menggelar pita transek di posisi yang kurang lebih sama setiap<br />
tahunnya. Keuntungan utama dari transek permanen adalah bahwa hasil survei setiap<br />
tahunnya dapat langsung dibandingkan dengan survei tahun sebelumnya. Terlebih lagi,<br />
transek permanen memberikan data yang lebih akurat persurvei karena anda tidak<br />
harus menghitung variabilitas keruangan. Keuntungan signifikan lainnya dalah proses<br />
pemilihan lokasi hanya harus dilakukan sekali oleh seorang peneliti. Satu<br />
kekurangannya adalah satu lokasi mungkin tidak mewakili terumbu secara keseluruhan,<br />
sehingga anda perlu berhati hati menginterpretasikan hasil anda, kecuali kalau anda<br />
dapat memonitor sejumlah lokasi pada suatu area terumbu. Tiga lokasi per 1 km area<br />
adalah standar yang berguna. Lhat Bab 6 mengenai <strong>pemantauan</strong> jangka panjang Reef<br />
Check untuk informasi lebih lanjut. Kekurangan lainnya adalah hal ini cukup memakan<br />
waktu dan bisa jadi mahal dalam pemasangnnya- dan jika tidak ditandai dengan baik,<br />
akan sama saja dengan transek acak.<br />
Transek permanen dapat ditandai dengan eye-bolts/pipa yang disemen kedalam lubang<br />
bor pada batu atau batang baja yang dipasak di karang mati. Gagasannya adalah untuk<br />
melilitkan transek anda disekeliling penanda untuk memastikan anda mensurvei bagian<br />
yang sama dari terumbu di setiap waktu. Pastikan anda mendapat ijin dari badan<br />
15
pengelola terumbu yang berkaitan atau kelompok terkait sebelum anda melakukan ini.<br />
Kami menyarankan anda menggunakan penanda setiap 10m sepanjang transek. Untuk<br />
survei dimasa yang akan datang, pastikan anda menggambar sebuah peta dengan arah<br />
kompas untuk menemukan penanda berikutnya! Jika titik awak transek ditandai dengan<br />
pelampung penanda sub-permukaan, akan lebih mudah untuk menemukannya pada<br />
survei berikutnya. Waspadalah karena pelampung penanda permukaan jarang tetap<br />
berada ditempatnya kecuali mereka dijaga. Baca Hill dan Wilkinson (2004) untuk diskusi<br />
lebih lanjut mengenai hal ini.<br />
Transek Acak<br />
Peletakkan transek acak adalah metode teknis peletakkan sejumlah transek di<br />
sepanjang zona terumbu. Pilihan dari masing-masing lokasi berdasarkan nomor acak<br />
misalnya dipilih dari topi atau nomor meja acak dan menentukan jarak dari perahu.<br />
Sebagai contoh, jika perahu (atau penyelam) ada ditengah zona yang diminati, ambil<br />
sebuah nomor acak (misalnya 1-50) untuk menentukan seberapa jauh transek harus<br />
dimulai, nomor acak yang dipilih adalah jumlah kayuhan yang harus dilakukan oleh si<br />
perenang.<br />
Jenis survei ini disebut sampling acak bertingkat, karena anda memilih zona dimana<br />
sampe acak dilakukan. Kekurangan transek acak ini adalah proses pemilihan lokasinya<br />
(yaitu menemukan daerah terumbu yang sesuai denga zona target anda) harus<br />
dilakukan setiap tahun, sedangkan transek permanen hanya perlu dilakukan sekali oleh<br />
seorang peneliti. Kekurangan lainnya adalah proses acak dapat menempatkan transek<br />
anda di daerah berpasir – di luar zona target.<br />
Keuntungan dari sampling acak adalah data dari sejumlah lokasi transek acak akan<br />
memberikan gambaran yang lebih representatif dari keseluruhan area terumbu<br />
dibandingkan dengan data dari beberapa transek permanen, dan ini menghindari<br />
adanya bias dari orang yang memilih sebuah lokasi. Namun hal ini hanya berhasil jika di<br />
lakukan sejumlah ulangan transek untuk menghitung variasi spasial terumbu, hal ini<br />
dapat dibedakan dari perbedaan temporal yang paling anda minati. Sekali lagi, tiga<br />
lokasi per 1 km area sangat berguna, namun anda mungkin membutuhkan lebih banyak<br />
lokasi untuk survei acak dibandingkan dengan survei permanen pada variabel spasial<br />
terumbu karang (heterogen). Untuk informasi tambahan lihat Bab 6 mengenai<br />
Pemantauan Reef Check jangka panjang.<br />
Desain Dasar<br />
Tujuannya adalah untuk mensurvei dua kontur kedalaman; 3 m dan 10 m di bawah<br />
grafik datum (surut terendah). Namun, pada kebanyakan terumbu, penutupan karang<br />
tertinggi tidak akan dijumpai tepat pada kedalaman ini. Oleh karena itulah, pilih kontur<br />
kedalaman dengan penutupan karang tertinggi dalam kisaran berikut: Dangkal<br />
(kedalaman 2-6 m), menengah (kedalaman >6-12 m). Transek sebaiknya digelar di<br />
kedalaman yang konstan dalam kisaran ini. Jika anda memilih kedalaman 2 m untuk<br />
transek di daerah dangkal, maka keseluruhan transek harus berada di kedalaman 2 m.<br />
Perhitungkan adanya pasang surut, khususnya pada transek di daerah dangkal.<br />
16
Sepanjang masing-masing kontur kedalaman, 4 bagiam transek sepanjang 20 m dari<br />
transek disurvei untuk membentuk satu transek. Bagian-bagian tersebut satu sama<br />
lainnya harus mengikuti kontur kedalaman. Namun, setiap bagian awal dan akhir harus<br />
dipisahkan dengan jarak minimal 5m. Jarak antara bagian pertama dan bagian terakhir<br />
adalah: 20 + 5 + 20 + 5 + 20 + 5 + 20 = 95 m. Jarak sepanjang 5 m diperlukan untuk<br />
memastikan bahwa bagian-bagian tersebut adalah sampel yang terpisah, hal ini penting<br />
untuk analisa statistik (Gambar 5)<br />
Untuk transek garis anda, kami merekomendasikan agar menggunakan satu roll meter<br />
100 m atau 2 roll meter sepanjang 50 m, ini dapat dibeli di toko bangunan dan peralatan<br />
survei atau di Yayasan Reef Check. Kontur kedalaman dipilih untuk alasan kepraktisan<br />
waktu dan keselamatan. Banyak daerah yang terumbunya tidak memungkinkan untuk<br />
dilakukan survei pada dua kedalaman ini. Dalam kasus seperti ini, surveilah pada satu<br />
kedalaman saja. Pada beberapa terumbu, mungkin diharuskan untuk menggelar transek<br />
Secara tegak lurus dengan tepian atau puncak terumbu, yaitu mengikuti punggung bukit.<br />
Pada area tersebut, tim lebih baik mensurvei dengan meletakkan bagian-bagian transek<br />
20m secara terpisah di kontur kedalaman tertentu. Karena roll meter dapat rusak, akan<br />
sangat berguna jika anda membawa cadangan roll meter.<br />
Gambar 5. Diagram transek garis. Transek sepanjang 100 m ini dibagi kedalam 4<br />
bagian dengan jarak 5 m (tidak disurvei) diantara bagian-bagian tersebut<br />
untuk memastikan sampelnya terpisah.<br />
Empat jenis data dicatat dan nantinya ditransfer ke formulir data standar Reef Check<br />
(Lampiran E). Tolong pastikan bahwa anda memiliki formulir spreadlembar terkini (file<br />
Excel) dari kantor pusat Reef Check, karena ada beberapa perubahan yang dibuat<br />
setiap tahunnya. Survei tiga transek dilakukan disepanjang transek garis yang sama.<br />
1) Gambaran Lokasi. Data yang bersifat anekdot, pengamatan, historis, lokasi dan<br />
data sosek lainnya harus dicatat dalam formulir gambaran lokasi. Data ini sangat<br />
penting untuk menginterpretasikan korelasi global.<br />
2) Transek sabuk ikan. Daerah selebar 5m (ditengah transek garis) sepanjang<br />
bagian 4x 20m digunakan untuk mensampling spesies ikan yang merupakan<br />
target nelayan, kolektor akuarium dan lainnya. Ikan seringkali terlihat 5m diatas<br />
garis, dan ini termasuk dalam penghitungan. Ini adalah survei pertama yang<br />
harus dilakukan<br />
3) Transek sabuk Invertebrata. Daerah selebar 5m sepanjang bagian 4x 20m<br />
seperti yang digunakan dalam survei ikan juga digunakan untuk menyampling<br />
17
invertebrata yang merupakan target untuk konsumsi atau dikoleksi sebagai<br />
souvenir. Dampak terumbu juga didata sepanjang garis ini.<br />
4) Transek Garis Substrat. Transek garis yang sama seperti transek sabuk ikan<br />
dan invertebrata juga digunakan, tapi kali ini, titik sampling dilakukan disetiap<br />
interval 0.5 m di sepanjang transek untuk menentukan jenis substrat pada<br />
terumbu.<br />
Survei Reef Check dapat diulang, tergantung kebutuhan tujuan monitoring. Tiga hingga<br />
lima survei pada satu terumbu dapat menyediakan hasil yang bermanfaat bagi<br />
pengelolaan. Untuk detail lebih lanjut mengenai monitoring jangka panjang, silahkan<br />
mengacu pada Bab 6.<br />
Sebelum anda masuk ke dalam air<br />
1) Memberikan tugas survei kepada anggota tim.<br />
2) Siapkan lembar data (catat nama ketua tim, tim peneliti dan anggota tim juga tanggal,<br />
nama lokasi dan kedalaman pada semua data lembar dan mulailah menyelesaikan<br />
formulir gambaran lokasi untuk memasukkan koordinat Global Positioning System<br />
(GPS) lokasi survei anda. Lihat Bab 4 untuk informasi lebih lanjut mengenai<br />
penggunaan GPS)<br />
3) Siapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan.<br />
1. Memberikan tugas survei kepada anggota tim<br />
Ada banyak cara untuk membagi tugas survei berdasarkan kemampuan anggota dan<br />
banyaknya tim. Beberapa anggota tim akan merasa lebih nyaman untuk mendata ikan<br />
atau invertebarta, dan lainnya hanya ingin melihat dan berperan sebagai Buddy. Karena<br />
setiap tim berbeda, strategi pengabilan data harus disesuaikan dengan kemampuan dan<br />
pengalaman tim. Data berkualitas terbaik akan diperoleh dengan mengizinkan ketua tim<br />
atau tim peneliti berpengalaman untuk memberikan tugas yang sesuai bagi masingmasing<br />
anggota tim. Ketua tim/ tim peneliti harus memastikan bahwa setiap anggota tim<br />
memahami tugas mereka dan mampu melaksanakannya dengan baik. Kami<br />
menyarankan untuk memasangkan ReefCheckers yang berpengalaman dengan yang<br />
kurang berpengalaman.<br />
Tolong perhatikan, jika ada beberapa pertanyaan mengenai kepastian data suatu lokasi,<br />
kami tidak akan memasukkan lokasi tersebut dalam laporan database global kami.<br />
2. Menyiapkan datalembar<br />
Siapkan lembar data dan pastikan anda memiliki cukup sabak atau kertas tahan air<br />
untuk semua anggota tim. Jumlah sabak dan data lembar tergantung pada jumlah<br />
orang dalam tim anda. Setiap anggota harus memiliki sebuah lembar data untuk<br />
melaksanakan tugas surveinya. Ingat, bahwa untuk setiap lokasi, anda akan<br />
membutuhkan dua set lembar lengkap untuk transek sabuk dan transek garis, karena<br />
dibutuhkan satu transek di daerah dangkal (2-5m) dan transek kedua di kedalaman<br />
sedang (6-12m). Hanya dibutuhkan satu formulir gambaran lokasi.<br />
3. Siapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan<br />
18
Siapkan dan bagikan semua perlengkapan yang digunakan selama survei sebagai<br />
berikut:<br />
1. Kartu identifikasi organisme indikator tahan air jika diperlukan.<br />
2. GPS atau peta nautical untuk menandai posisi survei<br />
3. Transek garis: Kami menyarankan agar menggunakan roll meter 100m dengan<br />
pegangan tangan, namun anda juga dapat menggunakan 2 roll meter @50 m atau<br />
beberapa rol meter @ 20 m. Selain itu anda juga dapat membuat transek garis<br />
dengan meletakkan meteran penanda pada tali plastik menggunakan kawat berwarna<br />
atau tag.<br />
4. sabak/ kertas tahan air: tim dapat menggunakan kertas tahan air, sebuah sabak tulis<br />
dari plastic datar atau sabak tabung di lengan. Ini dapat dicetak ulang dengan pola<br />
yang dibutuhkan, menggunakan pena permanen (sabak) atau printer laser (kertas<br />
tahan air). Jika anda menggunakan sabak datar, tim peneliti harus menyimpan satu<br />
fotokopian dari masing-masing catatan lengkap sabak untuk data anda.<br />
5. Pensil: untuk mencatat pada sabak atau kertas tahan air (pensil golf pendek atau<br />
pensil plastik adalah yang paling baik)<br />
6. Spidol permanen dan tahan air, untuk melabeli sabak.<br />
7. Pelampung: Untuk menandai titik awal dan akhir transek (dapat dibuat dari botol<br />
plastik kosong)<br />
8. Tali Pengukur tegak lurus: Senar(1.5-2 m) dengan pemberat kecil (bandul pancing)<br />
untuk mensurvei substrat. Perhatikan tali pengukur tegak lurus standar ahli bangunan<br />
lebih besar dan lebih berat dari yang kita butuhkan.<br />
9. Perlengkapan keselamatan: bendera penyelaman, tabir surya, P3K, dan banyak air.<br />
Bahan- bahan yang diperlukan untuk survei Reef Check dapat di pesan melalui website<br />
Reef Check.<br />
Menggelar transek<br />
Setelah tim peneliti merasa bahwa suatu lokasi memiliki terumbu karang di habitat yang<br />
sama (misalnya bagian luar <strong>reef</strong> slope) dengan panjang setidaknya 100m, untuk transek<br />
garis 100m yang berkesinambungan (terdiri dari 4 bagian @20 m yang tiap bagiannya<br />
dipisahkan oleh jarak 5m) atau 4 bagian tepisah @20 m, maka anda siap untuk<br />
menggelar transek. Transek garis ini harus digelar oleh Reef Checker yang<br />
berpengalaman atau oleh tim peneliti. Setelah memilih kontur kedalaman, titik awal<br />
sebaiknya diposisikan agar transek melewati daerah dengan tutupan karang yang tinggi<br />
(survei bias- yang diketahui). Setelah anda menentukan target kedalaman (yaitu antara<br />
2-6 m pada saat surut terendah untuk daerah dangkal atau >6-12 m pada saat surut<br />
terendah di daerah dalam) anda harus tetap berada di kedalaman itu untuk keseluruhan<br />
transek 100 m. Contohnya, jika target kedalaman anda adalah 3m, maka keseluruhan<br />
transek anda harus sebisa mungkina di gelar pada kedalaman 3 m, namun kisaran<br />
perbedaan 1m lebih dangkal atau lebih dalam (dalam contoh ini 2 – 4 m) dapat diterima.<br />
Hal ini karea habitat terumbu karang berubah seiring kedalaman dan kami ingin setiap<br />
transek Reef Check berada pada habitat yang sama.<br />
Setelah menggelar, keseluruhan panjang transek harus diperiksa untuk memastikan ia<br />
tidak rusak atau mengapung lebih dari 1m di atas permukaan (ini dapat dilakukan oleh<br />
buddy penggelar transek, dengan mengikutinya dari belakang). Pelampung permukaan<br />
sementara dapat dipasang pada titik awal dan akhir transek, agar mudah ditemukan<br />
oleh anggota tim lainnya dan pengawas permukaan. Perhatikanlah selalu pasang surut<br />
untuk transek yang berada di kedalaman dangkal.<br />
19
Apa yang harus dilakukan jika terdapat relung pada transek<br />
Topografi terumbu karang sangat tidak beraturan sehingga sulit untuk tetap menggelar<br />
transek anda pada kedalaman konstan. Sebagai contoh, beberapa terumbu mungkin<br />
memiliki relung/celah/retakan yang dalam di sepanjang <strong>reef</strong> slope sedangkan yang<br />
lainnya memiliki formasi berbukit.<br />
Jika pada terumbu terdapat relung yang lebih dalam dari 1m, maka jika memungkinkan<br />
cobalah untuk menggelar transek disekelilingnya karena kami ingin mendapatkan data<br />
pada kedalaman yang konstan. Jika hal ini tidak memungkinkan dan terdapat relung di<br />
tengah tengah transek 20m anda, maka berhentilah mensurvei sepanjang jarak relung,<br />
dan tambahkan jarak yang anda lewati tersebut diakhir bagian 20 m anda (sehingga<br />
kami tidak kehilangan pencatatan titik-titik data). Kemudian mulai kembali interval jarak<br />
5 m anda.<br />
Penting terutama pada survei substrat agar tidak melewatkan pencatatan titik data.<br />
Pada akhir survei, 40 titik data di setiap bagian 20 m harus sudah dicatat untuk<br />
menyelesaikan survei. Metode survei ini akan dijelaskan nantinya dalam bab ini secara<br />
lengkap di bagian transek garis. Tolong perhatikan bahwa ruang antara koloni karang<br />
staghorn dan dasar berpasir bukanlah termasuk dalam relung – ini hanyalah variasi<br />
alami topografi yang dibentuk oleh koloni (gambar 7).<br />
Gambar 7. Apakah itu relung dan bagaimana variabel topografinya? (Illustrasi oleh<br />
Sarah Lowe).<br />
20
Lihat pemilihan lokasi pada Bab 3 dan bagaimana menggunakan Reef Check untuk<br />
monitoring jangka panjang di Bab6 untuk informasi lebih lanjut mengenai pemilihan<br />
lokasi dan penandaan transek permanen.<br />
CATATAN UNTUK KESELAMATAN!!!<br />
Keselamatan penyelam adalah prioritas utama. Jangan melakukan survei Reef<br />
Check jika kondisi cuaca atau laut dirasa kurang aman atau jika kondisi penyelam<br />
kurang baik. Tidak hanya itu, tim juga harus merencanakan survei untuk menghindari<br />
penyakit dekompressi penyelaman selama Reef Check. Penyelam yang tidak merasa<br />
nyaman untuk menyelam karena alasan apapun tidak boleh ikut menyelam selama<br />
survei.<br />
21
Melaksanakan Survei dan<br />
pengambilan data<br />
Petunjuk Gambaran lokasi<br />
Gambaran lokasi membantu kita memasukkan data survei kedalam konteks- karenanya<br />
penting untuk membantu kami menginterpretasikan apa yang kami lihat didalam air.<br />
Formulir Gambaran Lokasi (Lampiran F) dapat diisi sebelum atau selama survei dengan<br />
satu formulir perlokasi. Akan sangat membantu jika salah satu anggota tim diberikan<br />
tanggungjawab untuk mengisi formulir dengan bantuan anggota tim lainnya.<br />
Silahkan gunakan informasi dibawah ini (juga dapat ditemukan dalam Panduan deskripsi<br />
Lokasi Lapangan di CD Reef Check) untuk mengisi formulir ini agar standar data kami<br />
tetap terjaga. Tolong berikan respon tanda untuk setiap pertanyaan. Jawaban kosong<br />
akan dianggap sebagai data yang hilang atau tidak diketahui.<br />
Informasi Dasar<br />
NEGARA, NEGARA BAGIAN/PROPINSI, KOTA:<br />
Silahkan dideskripsikan sesuai keadaan dan jika anda berada di sebuah pulau, tolong di<br />
catat dengan tepat. (Contoh: Negara: Australia Negara Bagian/Propinsi: Queensland<br />
Kota: Cairns).<br />
LINTANG/BUJUR:<br />
Catat koordinat dalam derajat, menit, detik. Jika anda mencatat koordinat dalam format<br />
lainnya (misalnya derajat, menit; derajat), tolong nyatakan ini dalam formulir Gambaran<br />
Lokasi. Pastikan untuk mencatat unit yang dibutuhkan untuk lapangan tertentu (yaitu,<br />
jarak dari pantai dalam Meter; jarak dari sungai terdekat dalam Km; ukuran populasi<br />
x1000 misalnya tulis 15 untuk mewakili 15.000). Tolong catat arah kompas untuk<br />
transek garis dalam kaitannya untuk koordinat tetap. Untuk detail lebih lanjut mengenai<br />
penggunaan GPS dan peta, lihat bagian terakhir bab ini.<br />
Dampak<br />
Indikasikan jika lokasi ini terlindung atau terbuka dan apakah ada badai yang baru saja<br />
terjadi yang merusak karang. Penting untuk mencantumkan data badai jika diketahui.<br />
Tolong perkirakan keseluruhan dampak aktifitas manusia yang terdapat di lokasi anda<br />
dan indikasikan jika ada masalah sedimentasi.<br />
Definisi berikut akan berguna untuk mengisi formulir gambaran lokasi.<br />
22
MENANGKAP IKAN DENGAN BOM<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — diketahui adanya pengeboman ikan di daerah tersebut, namun tidak dijumpai<br />
bukti yang terlihat atau terdengar selama survei.<br />
Sedang — lubang bekas ledakan terlihat di beberapa bagian terumbu, tidak terdengar<br />
adanya ledakan saat survei<br />
Tinggi — satu atau lebih ledakan terdengar saat survei dan/atau adanya lubang bekas<br />
ledakan pada transek.<br />
MENANGKAP IKAN DENGAN RACUN<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Kurang dari satu insiden perbulan<br />
Sedang — Lebih dari satu insiden perbulan, tapi kurang dari satu perminggunya.<br />
Tinggi — Satu atau lebih insiden dalam seminggu.<br />
PENANGKAPAN IKAN UNTUK AKUARIUM<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Kurang dari satu trip nelayan/kolektor perbulan<br />
Sedang — Lebih dari satu trip perbulan, tapi kurang dari satu perminggunya.<br />
Tinggi — Seminggu sekali atau lebih<br />
PENGAMBILAN INVERTEBRATA UNTUK KONSUMSI<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Satu nelayan mengambil kurang dari sekali perminggu<br />
Sedang — Sejumlah nelayan mengambil lebih dari sekali seminggu, tapi tidak setiap<br />
hari.<br />
Tinggi — pengambilan setiap hari oleh sejumlah nelayan<br />
PENGAMBILAN INVERTEBRATA UNTUK PERDAGANGAN CURIO*<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Satu nelayan mengambil kurang dari sekali perminggu<br />
Sedang — Sejumlah nelayan mengambil lebih dari sekali seminggu, tapi tidak setiap<br />
hari<br />
Tinggi — pengambilan setiap hari oleh sejumlah nelayan<br />
(*)Curio adalah sesuatu yang diambil untuk di kagumi sebagai sebuah objek tapi tidak<br />
untuk dimakan<br />
WISATAWAN/PENGUNJUNG SELAM/SNORKLING (RERATA PERHARI DI MUSIM PUNCAK)<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — 1-5 orang perhari<br />
Sedang — 6-20 orang peehari<br />
Tinggi — lebih dari 20 orang perhari<br />
POLLUSI LIMBAH (BUANGAN ATAU KAPAL)<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Limbah, buangan yang tidak teratur atau jarang dan berjarak > 500 m<br />
Sedang — Sumber buangan berjarak > 100 m tapi < 500 m dari transek<br />
Tinggi — Sumber buangan berjarak < 100 m dari titik transek manapun<br />
POLUSI YANG BERASAL DARI INDUSTRI<br />
Tidak ada ---<br />
23
Rendah — Sumbernya berjarak lebih jauh dari 500 m<br />
Sedang — Sumbernya berjarak antara 100 dan 500 m<br />
Tinggi — Sumbernya berjarak kurang dari 100 m<br />
PENANGKAPAN KOMERSIAL (IKAN DITANGKAP SEBAGAI KONSUMSI UNTUK DIJUAL , TIDAK<br />
TERMASUK PERDAGANGAN IKAN HIDUP UNTUK RESTORAN)<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Kurang dari sekali sebulan<br />
Sedang — Kurang dari sekali seminggu dan lebih dari sekali perbulan<br />
Tinggi — sekali seminggu atau lebih<br />
MEMANCING UNTUK PERDAGANGAN IKAN HIDUP UNTUK RESTORAN<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Kurang dari 1 trip pemancingan perbulan<br />
Sedang — Kurang dari 1 trip pemancingan per minggu dan lebih dari sekali per bulan<br />
Tinggi — 1 trip pemancingan per minggu atau lebih<br />
PEMANCINGAN DENGAN ALAT TRADISONAL/PEMANCINGAN REKREASI (TERUTAMA UNTUK<br />
KONSUMSI LOKAL)<br />
Tidak ada ---<br />
Rendah — Kurang dari 1 trip pemancingan perminggu<br />
Sedang — Lebih dari 1 trip pemancingan perminggu, tapi tidak setiap hari<br />
Tinggi — trip pemancingan setiap hari<br />
DAFTAR JUMLAH PERAHU/KAPAL MOTOR YANG ADA DALAM JARAK 1 KM DARI TERUMBU<br />
Tidak ada ---<br />
Beberapa — 1-5 perhari<br />
Sedang — 6-10 perhari<br />
Banyak — lebih dari 10 perhari<br />
PERLINDUNGAN<br />
Indikasikan jika suatu daerah memiliki semacam perlindungan dari pemanfaatan oleh<br />
manusia (legal atau sebaliknya), tingkat perlindungan dan apakah perlindungan ini<br />
ditegakkan. Tolong periksa daftar aktifitas yang dilarang di daerah anda.<br />
ANGGOTA TIM<br />
PENTING: Tolong catat nama tim peniliti yang bekerjasama dengan anda, meskipun<br />
mereka tidak berpartisipasi dalam survei ini. Sebagai tambahan kepada orang yang<br />
mencatat data dan ketua tim, tolong catat nama dan kewarganegaraan semua anggota<br />
tim.<br />
Petunjuk Transek Sabuk<br />
Termasuk dalam CD Reef Check adalah buku pedoman in juga data lembar untuk<br />
setiap daerah; Karibia, Pasifik, Hawaii, Laut Merah, Teluk Arabia). PENTING: ada dua<br />
set lembar data . Ada lembar lapangan untuk dicetak dan digunakan selama survei dan<br />
data lembar untuk memasukkan data dan dikirmkan ke Kantor Pusat Reef Check. Satu<br />
satu nya perbedaan adalah data lembar computer memiliki 3 kolom lebih. Kolom lebih<br />
tersebut memiliki “macro” otomatis dalam setiap sel-nya yang menghitung rerata, total<br />
dan standar deviasi dari masing-masing baris. Penting untuk memilih data lembar yang<br />
benar untuk daerah anda. Gunakan lembar lapangan untuk mencetak data lembar<br />
24
diatas kertas tahan air atau anda dapat menyalin polanya dengan tangan<br />
menggunakan pena permanen pada sabak.<br />
Transek Sabuk Ikan<br />
Transek sabuk ikan adalah survei pertama yang harus dilakukan, karena ikan mudah<br />
terganggu oleh penyelam. Jika anda melakukan ulangan survei ikan, lakukanlah pada<br />
waktu standar antara jam 9 -10 pagi. Dalam keadaan apapun, penting untuk mencatat<br />
waktu ketika anda melaksanakan survei pada data lembar . Setelah menggelar transek,<br />
para penyelam harus menunggu selama 15 menit di jarak yang cukup jauh dari transek<br />
sebelum memulai survei. Periode menunggu ini diperlukan, untuk memberikan<br />
kesempatan ikan untuk kembali ke keadaan normal setelah terganggu oleh penyelam<br />
saat menggelar transek. Tinggi maksimum dari transek yang diperbolehkan untuk<br />
menghitung ikan adalah 5 m di kolom air. Ini dapat di kira-kira dengan mengukur<br />
panjang tinggi dua orang dengan fin dan tangan yang direntangkan.<br />
Setiap penyelam yang ditugaskan untuk menghitung ikan, harus berenang secara<br />
perlahan di sepanjang transek dan menghitung ikan indikator. Penyelam berhenti setiap<br />
5 m, dan menunggu selama 1 menit* sebelum melanjutkan ke titik pemberhentian 5 m<br />
berikutnya agar ikan indikator keluar dari tempat persembunyiannya. Ikan dihitung ketika<br />
berenang dan saat berhenti di sepanjang bagian transek 20m. Ini adalah kombinasi<br />
survei batas waktu dan area; empat bagian x 20m panjang x 5m lebar = 400m 2 . Dalam<br />
masing-masing survei, ada jarak 5m dimana tidak dilakukan pengambilan data. Pada<br />
masing-masing kontur kedalaman, ada 16 titik “berhenti-dan- hitung”, dan tujuannya<br />
adalah untuk menyelesaikan keseluruhan 400m 2 transek sabuk dalam satu jam (lihat<br />
gambar 5)<br />
Ingat, buatlah sebuah catatan jika anda melihat kehadiran hewan yang saat ini mulai<br />
langka seperti Ikan Pari (Manta Ray), Hiu dan penyu, namun jika mereka terlihat berada<br />
di luar jangkauan transek, kehadiran mereka juga harus tetap dicatat di bagian bawah<br />
data lembar pada bagian Komentar. Untuk tim yang berada di Indo-Pasifik, ingatlah<br />
untuk mencatat kehadiran humphead (Napoleon) wrasse dan bumphead parrotfish<br />
walaupun mereka berada di luar transek, karena spesies ini lebih cenderung untuk<br />
menjelajahi terumbu daripada menetap di satu tempat.<br />
*Perhatikan perubahan dalam <strong>protokol</strong>: sebelum 2006, penghitung ikan menunggu<br />
selama 3 menit.<br />
Ikan Indikator<br />
Ikan indikator dipilih karena mereka biasanya ditangkap dengan menggunakan<br />
tombak/speargun, target penangkapan ikan dengan sianida, dan ditangkap dengan<br />
menggunakan jaring tangan. Ukuran minimum yang telah ditetapkan untuk dua famili<br />
ikan konsumsi (> 30 cm untuk kerapu,> 20 cm untuk Ikan Kakaktua). Kerapu dan<br />
Ikan Kakaktua yang lebih kecil dari batas ukuran ini tidak dihitung. Dengan adanya<br />
batas ukuran tersebut dan adanya efek pembesaran ukuran dalam air, maka para<br />
penyelam harus berlatih memperkirakan ukuran sebelum melaksanakan survei ikan.<br />
Saat berlatih dapat menggunakan tali berwarna sepanjang 2.5 m atau pipa PVC<br />
berdiameter 2cm untuk membantu memperkirakan lebar 5m transek sabuk, namun<br />
25
peralatan ini mungkin sulit dibawa ketika terdapat arus, dan mungkin menakuti ikan.<br />
Metode lainnya adalah dengan menggelar garis melintang selebar 5m di setiap awal<br />
transek 20 m, untuk membantu anda kembali menyesuaikan lebar. Metode terakhir<br />
adalah dengan mengukur diri anda sendiri dari ujung fin hingga ujung jari dan<br />
manfaatkan panjang tubuh anda dengan berbaring secara horizontal di dalam air untuk<br />
membantu memperkirakan lebar.<br />
Untuk berlatih memperkirakan panjang ikan, pertama-tama buatlah gambar masingmasing<br />
ikan dalam ukuran sebenarnya pada kertas transparansi yang lebar (yang<br />
digunakan untuk overhead proyektor) dan letakkan dalam kolom air. Bandul pancing<br />
kecil dapat diikatkan di lubang yang dibuat di bagian bawah transparansi dan<br />
pelampung dapat dikaitan pada lubang bagian atasnya, agar gambar tersebut melayang<br />
tegak keatas. Rangkaian foto ini dapat dipasang sepanjang transek uji coba. Metode<br />
yang lebih dasar adalah dengan membuat tongkat sepanjang 20 dan 30 cm yang<br />
berdiameter 1cm dan pasang di terumbu dengan pemberat dan pelampung. Jika sabak<br />
anda dilengkapi dengan penggaris, ini juga dapat membantu anda memperkirakan<br />
ukuran 20 dan 30 cm. Untuk setiap Kerapu yang dihitung, perkiraan ukuran harus<br />
dicatat di bagian khusus pada data lembar . Pencatatan ukuran kelas yaitu 30- 40<br />
cm, 41 – 50 cm, 51-60 cm dst.<br />
Kami menyarankan agar seorang penyelam mendata ikan di masing-masing sisi transek<br />
pada waktu yang bersamaan dengan cara berkerjasama dengan buddy, keduanya<br />
menghitung, satu orang di setiap sisi menghitung pada area 2.5 lebar sabuk transek.<br />
Cara lainnya, seorang penyelam melaksanakan survei untuk keseluruhan sabuk 5,<br />
penting agar penyelam berkomunikasi dengan buddynya untuk menghindari<br />
penghitungan ganda karena ikan mungkin berenang bolak-balik di garis transek. Hitung<br />
jumlah ikan dengan menggunakan tanda garis batang untuk setiap ikan yang teramati,<br />
dan setiap mencapai empat ikan, tariklah garis horizontal disepanjang empat garis<br />
batang tersebut, sehingga perhitungan dalam kelipatan lima di sebelah nama dan dalam<br />
kolom yang benar (Gambar 8). Penting untuk diingat agar memisahkan hitungan di<br />
setiap empat bagian transek dan hindari penghitungan ganda dengan berkomunikasi<br />
dengan buddy anda.<br />
Gambar 8. Contoh pencatatan data untuk transek sabuk<br />
Semua ikan yang akan di data dalam transek sabuk ikan, tercantum dalam daftar<br />
dibawah ini. Foto untuk daerah karibia, Indo-Pasifik dan Hawaii tercantum dalam<br />
Lampiran E. Daerah lainnya (Teluk Arabia dan Laut Merah) juga disediakan secara<br />
terpisah oleh kantor pusat Reef Check.<br />
Indo-Pasifik<br />
Nama Umum<br />
Kerapu/coral trout (>30 cm)<br />
Barramundi cod<br />
Nama Ilmiah<br />
Serranidae<br />
Cromileptes altivelis<br />
26<br />
Nama Umum<br />
Ikan Kakaktua (>20 cm)<br />
Kerapu<br />
Nama Ilmiah<br />
Scaridae<br />
Lutjanidae
Ikan kepe-kepe (semua spesies)<br />
Humphead (Napoleon) wrasse<br />
Bumphead parrotfish<br />
Grunts/Sweetlips/Margates<br />
Chaetodontidae<br />
Cheilinus undulates<br />
Bolbometopon muricatum<br />
Haemulidae (e.g.<br />
Plectorhincus spp.)<br />
27<br />
Moray eel (semua<br />
spesies)<br />
Muraenidae<br />
(Penting: Catatlah kehadiran humphead (Napoleon) wrasse dan bumphead parrotfish walaupun mereka berada di luar<br />
transek, karena spesies ini lebih cenderung untuk menjelajahi terumbu daripada menetap di satu tempat).<br />
Hawai’i<br />
Nama Umum<br />
Bluestripe snapper (Ta'ape)<br />
Peacock grouper (Roi)<br />
Butterflyfish<br />
Orangespine Unicornfish<br />
(Umauma-lei)<br />
Yellow tang (Lau'ipala)<br />
Yellow(fin) goatfish (Weke-ula)<br />
Atlantik<br />
Nama Umum<br />
Nassau Grouper (>30 cm)<br />
Other grouper (>30 cm )<br />
Grunts/Sweetlips/Margates<br />
Moray eel (semua spesies)<br />
Teluk Arabia<br />
Nama Umum<br />
Barramundi Cod<br />
Orange-spotted Grouper (>30cm)<br />
Other Grouper (>30cm)<br />
Grey Grunt (Yanam)<br />
Black Spotted Grunt (mutawa'a)<br />
Spotted Grunt (firsh)<br />
Dark Butterflyfish (egr'aisee)<br />
Arabian Butterflyfish (misht elaroos)<br />
Longfin Butterflyfish (Anfooz)<br />
Humphead Wrasse<br />
Laut Merah<br />
Nama Umum<br />
Grouper (>30cm)<br />
Grunts/Sweetlips/Margates<br />
Broomtail wrasse<br />
Humphead wrasse<br />
Bumphead parrot<br />
Transek Sabuk Invertebrata<br />
Nama Ilmiah<br />
Lutjanus kasmira<br />
Cephalopholis arus<br />
Chaetodontidae<br />
Naso lituratus<br />
Zebrasoma flavescens<br />
Mullodichthys vanicolensis<br />
Nama Ilmiah<br />
Epinephalus striatus<br />
Serranidae<br />
Haemulidae<br />
Muraenidae<br />
Nama Ilmiah<br />
Cromileptes altivelis<br />
Epinephelus coioides<br />
Serranidae<br />
Plectorhinchus sordidus<br />
Plectorhinchus gaterinus<br />
Plectorhinchus pictus<br />
Chaetodon nigropunctatus<br />
Chaetodon melapterus<br />
Heniochus acuminatus<br />
Cheilinus undulates<br />
Nama Ilmiah<br />
Serranidae<br />
Haemulidae<br />
Cheilinus lunulatus<br />
Cheilinus undulates<br />
Bolbometopon muricatum<br />
Nama Umum<br />
Jacks (Ulu)<br />
Parrotfish >20cm (Uhu)<br />
Snapper<br />
Moray eel (Puhi)<br />
Nama Umum<br />
Butterflyfish (semua<br />
spesies)<br />
Snapper<br />
Parrotfish (>20 cm)<br />
Nama Umum<br />
Grunts/Sweetlips/Marg<br />
ates<br />
Butterflyfish<br />
Parrotfish (>20 cm)<br />
Snapper<br />
Moray eel<br />
Nama Umum<br />
Butterflyfish<br />
Parrotfish (>20 cm)<br />
Snapper<br />
Moray eel (semua<br />
spesies)<br />
Nama Ilmiah<br />
Carangidae<br />
Scaridae<br />
Lutjanidae<br />
Muraenidae<br />
Nama Ilmiah<br />
Chaetodontidae<br />
Lutjanidae<br />
Scaridae<br />
Nama Ilmiah<br />
Haemulidae<br />
Chaetodontidae<br />
Scaridae<br />
Lutjanidae<br />
Muraenidae<br />
Nama Ilmiah<br />
Chaetodontidae<br />
Scaridae<br />
Lutjanidae<br />
Muraenidae<br />
Setelah transek sabuk ikan selesai, tim invertebrata dapat melaksanakanan survei<br />
transek sabuk untuk invertebrata dengan menggunakan transek sabuk yang sama<br />
seperti yang digunakan untuk survei ikan. Setiap transek sabuk memiliki lebar 5 m<br />
(masing-masing selebar 2.5 m di setiap sisi transek). Keseluruhan area yang disurvei<br />
seluas 20 m x 5 m = 100 m 2 untuk setiap bagiang dan 400 m 2 keseluruhan transek<br />
lengkap yang terdiri dari 4 bagian untuk setiap kontur kedalaman (800 m 2 per survei<br />
lengkap di kedua kedalaman). Survei invertebrata mirip dengan survei ikan, namun<br />
penyelam tidak harus berhenti di setiap 5m, tapi harus berenang perlahan sepanjang<br />
transek untuk menghitung invertebrata indikator (Gambar 9).
Gambar 9. Penyelam harus berenang dalam pola berbentuk – S dan mencari<br />
invertebarta indikator di dalam celah atau retakan pada terumbu.<br />
Posisi terbaik untuk mendata adalah wajah menghadap kebawah dan kaki di atas, ini<br />
untuk memastikan semua bagian transek terperiksa dengan baik. Sangat penting untuk<br />
memeriksa di dalam celah dan di bawah celah karang besar dan karang yang<br />
menggantung untuk mencari spesies kriptik seperti lobster dan Banded Coral Shrimp.<br />
Tapi jangan mengangkat atau menggeser batu untuk mencari mereka. Kami<br />
menyarankan agar buddy #1 mendata invertebrata di sisi kiri transek, sedangkan buddy<br />
#2 mensurvei di sisi kanan. Ada banyak cara untuk melaksanakan survei ini, masingmasing<br />
dengan kelebihannya tersendiri. Jangan sungkan untuk menggunakan metode<br />
yang paling sesuai untuk anda dan tim anda.<br />
Semua organisme yang termasuk dalam penghitungan transek sabuk invertebrata<br />
terdaftar dibawah ini, dan foto untuk daerah anda terdapat pada Lampiran E. Adalah<br />
tanggungjawab pelatih Reef Check dan tim peneliti untuk memastikan bahwa anggota<br />
tim mereka cukup siap untuk mengidentifikasi biota-biota sebelum memulai survei. Lihat<br />
bagian mengenai pelatihan pada Bab 2.<br />
Semua Wilayah<br />
Long-spined black sea urchin<br />
Banded coral shrimp<br />
Lobster (spiny dan slipper/batu)<br />
Indo-Pasifik<br />
Kima (berikan ukuran/spesies)<br />
Teripang yang bisa dimakan (3<br />
spesies)<br />
Prickly redfish<br />
Greenfish<br />
Pinkfish<br />
Atlantik<br />
Pencil urchin<br />
Flamingo tongue<br />
Gorgonian (sea fan, sea whip)<br />
Teluk Arab<br />
Black urchin<br />
Pencil urchin<br />
Bulu Seribu<br />
Triton<br />
Laut Merah<br />
Diadema (dan Echinothrix<br />
diadema di Indo-Pasifik)<br />
Stenopus hispidus<br />
Malacostraca (Decapod)<br />
Tridacna spp.<br />
Thelenota ananas<br />
Stichopus chloronotus<br />
Holothuria edulis<br />
Eucidaris spp.<br />
Cyphoma gibbosum<br />
Echinothrix diadema<br />
Heterocentrotus<br />
mammilatus<br />
Acanthaster planci<br />
Charonia tritonis<br />
28<br />
Sea Egg/Collector<br />
urchin<br />
Triton<br />
Bulu Seribu<br />
Pencil urchin<br />
Triton<br />
Cowries<br />
Short Spine urchin<br />
Teripang (Hanya<br />
yang bisa dimakan)<br />
Tripneustes spp.<br />
Charonia tritonis<br />
Acanthaster planci<br />
Heterocentrotus<br />
mammilatus<br />
Charonia variegata<br />
Cypraeidae<br />
E. mathaei
Bulu Seribu<br />
Kima<br />
Pencil urchin<br />
Hawai’i<br />
Triton<br />
Pencil urchin<br />
Bulu Seribu<br />
Acanthaster planci<br />
Tridacna spp.<br />
Heterocentrotus<br />
mammilatus<br />
Charonia tritonis<br />
Heterocentrotus<br />
mammilatus<br />
Acanthaster planci<br />
29<br />
Triton<br />
Teripang (Hanya<br />
yang bisa dimakan)<br />
Cowries<br />
Charonia tritonis<br />
Cypraeidae<br />
Penyakit karang/Pemutihan, Sampah dan Kerusakan Karang<br />
Setiap tim mencatat tingkat pemutihan dan adanya penyakit karang, sampah dan<br />
kerusakan karang pada daerah survei. Karang yang masih hidup tapi memutih pada<br />
transek garis, harus didata sebagai karang hidup (HC). Jika ditemui adanya pemutihan,<br />
buatlah dua estimasi. Pertama, tim mengestimasi persentase semua karang yang<br />
memutih pada transek. Kedua, mereka mengestimasi rerata persentase setiap individu<br />
koloni yang memutih. Contohnya, diperkirakan disepanjang transek ada 30 koloni<br />
karang yang memutih dari total 100 (30%), tapi dari koloni yang memtih itu, rerata<br />
pemutihan perkoloni adalah 80%. Tolong nyatakan pada bagian komentar tanggal<br />
dimulainya pemutihan dan suhu air maksimum jika diketahui. Penyakit karang didata<br />
dengan ada atau tidaknya dan jenis penyakit karangnya harus dicatat dalam kotak<br />
komentar (jika dapat teridentifikasi). Perhatikan bahwa banyak penyakit sulit untuk<br />
diidentifikasi tanpa pelatihan yang intensif. Semua kasus yang diduga adalah penyakit<br />
karang harus dibandingkan dengan kartu identifikasi Reef Check dan dikonfirmasi oleh<br />
tim peneliti, dan jika anda memiliki kamera – tolong ambil gambarnya. Nyatakan iya atau<br />
tidak dalam kotak yang sesuai di data lembar dan catat persentase karang di bagian<br />
berpenyakit. Sampah dibagi dalam umum dan jaring/ perangkap ikan, sedangkan<br />
kerusakan karang dibagi dalam perahu/jangkar, dinamit, dan lainyya. Kerusakan dan<br />
sampah harus di nilai sebagai berikut; tidak ada = 0; sepotong/semua jenis kerusakan<br />
pertransek termasuk rendah = 1; dua hingga 4 potong/kerusakan per transek termasuk<br />
sedang = 2; dan lebih dari 4 potong/ kerusakan termasuk tinggi = 3. Penting untuk<br />
memasukan nol dalam kategori ini jika tidak ditemui adanya pemutihan, penyakit,<br />
sampah atau kerusakan karang.<br />
Untuk transek sabuk, angota tim dianjurkan untuk mencari organisme seperti lobster dan<br />
terutama banded coral shrimp yang mungkin bersembunyi di lubang dan dibawah<br />
karang yang menggantung.<br />
Petunjuk Transek Garis<br />
Jika transek sabuk invertebrata hampir selesai, pasangan buddy selanjutnya dapat<br />
memulai untuk transek garis. Kami menggunakan metode “sampling titik” untuk survei<br />
substrat karena ini adalah metode yang tercepat dan paling tidak ambigu dan mudah<br />
untuk dipelajari oleh non-ilmuwan. Hal ini melibatkan pendataan tipe substrat yang<br />
berada tepat di bawah garis transek di setiap interval 0.5 m yaitu padat: 0.0 m, 0.5 m,<br />
1.0 m, 1.5 m dst. hingga 19.5 m (40 titik data per 20 m bagian transek).<br />
Untuk meminimalisir bias, penting untuk menggunakan tali pengukur tegak lurus, yang<br />
terbuat dari bandul besi kecil berdiameter 5 mm atau benda besi lainnya (seperti bandul<br />
pancing) yang diikatkan dengan tali sepanjang 1.5m. bandul tersebut dijatuhkan di<br />
setiap titik sampling sehingga akan mendarat pada satu jenis substrat saja, untuk<br />
kemudian dicatat (Gambar 10).
Ini meminimalisir kemungkinan bias<br />
pendataan, terutama pada kasus pita<br />
transek yang melayang diatas substrat dan<br />
terayun dorongan ke depan dan belakang.<br />
Perhatikan untuk tidak menggunakan tali<br />
pancing untuk tali pengukur tegak lurus,<br />
karena akan mudah menyangkut. Gunakan<br />
benang/tali nilon atau katun.<br />
Gambar 10. Sebuah tali pengukur tegak<br />
lurus sepanjang 1.5 m digulungkan pada<br />
lengan dan bandul diturunkan ke dasar.<br />
Penyelam mencatat jenis substrat tepat di<br />
mana bandul menyentuh dasar.<br />
(ilustrasi oleh Sarah Lowe).<br />
Ada tempat untuk setiap hasil titik sampel di lembar Transek garis lapangan (Lampiran<br />
F). masukan singkatan kategori substrat ditempat yang sesuai pada data lembar .<br />
Setiap bagian transek harus memiliki total 40 data untuk data lembar komputer<br />
untuk menghitung data dan grafik secara otomatis. Oleh karena itu, pastikan<br />
SETIAP kotak sudah terisi saat anda melaksanakan survei.<br />
Ada banyak kasus ketika jenis substrat mungkin sulit untuk dibedakan (ambigu).<br />
Silahkan gunakan petunjuk berikut untuk mengidentifikasi jenis substrat untuk <strong>reef</strong><br />
Check. Perhatikan bahwa definisi di sini mungkin berbeda dari definisi yang anda<br />
ketahui.<br />
Pedoman Reef Check untuk mengkategorikan jenis substrat<br />
Hard Coral- karang keras (HC): karang keras termasuk karang hidup yang memutih.<br />
Juga termasuk karang api (Millepora), dan di Indo-Pasifik, karang biru (Heliopora) dan<br />
karang pipa (Tubipora), karena mereka juga pembentuk terumbu.<br />
Soft Coral – karang lunak (SC): Termasuk zoanthids, tapi bukan anemon laut (yang<br />
nantinya tergolong dalam “lainnya”). Anemon laut tidak tergolong zoanthid atau soft<br />
corals, yang dapat berkompetisi dengan karang keras. Di Atlantik, kategori ini zoanthids.<br />
Recently Killed Coral – karang yang baru saja mati (RKC): Tujuannya adalah untuk<br />
mendata karang mati dalam kurun waktu setahun kemarin. Karang ini bisa saja masih<br />
utuh atau terpecah menjadi bagian-bagian kecil. RKC nampak segar dan putih atau<br />
dengan struktur koralit yang masih dapat dikenali (strukturnya masih lengkap/belum<br />
terkikis). Tolong tuliskan estimasi persentase RKC yang disebabkan oleh pemutihan di<br />
bagian bawah data lembar .<br />
Nutrient Indicator Algae – alga indikator nutrien (NIA): Tujuannya adalah untuk<br />
mendata meledaknya populasi alga yang mungkin disebabkan oleh tingginya pasokan<br />
nutrient. Pada tahun 2006, definisi NIA diubah menjadi semua alga kecuali coralline,<br />
calcareous (seperti Halimeda) dan turf. Alga Turf didefinisikan sebagai alga yang lebih<br />
30
pendek dari 3 cm. Jika dijumpai adanya alga Turf, data substrat yang berada tepat<br />
dibawahnya dan catat ini pada bagian Komentar.<br />
Sponge – spons SP): Termasuk semua spons (tapi bukan tunicate). Tujuannya adalah<br />
untuk mendeteksi merebaknya spons yang menutupi luasan area terumbu sebagai<br />
respon adanya gangguan.<br />
Rock - batu (RC): Substrat apapun, apakah itu ditutupi misalnya alga turf atau alga<br />
coralline yang merayap/meleleh, barnakel/teritip, tiram dsb. Juga termasuk dalam batu<br />
adalah karang yang mati lebih dari satu tahun, yaitu yang sudah terkikis sehingga hanya<br />
sedikit struktrur koralit yang masih nampak, dan ditutupi oleh lapisan tebal<br />
organisme/alga encrusting.<br />
Rubble – pecahan karang (RB): Termasuk batu berukuran dengan diameter arah<br />
terpanjang antara 0.5 dan 15 cm diameter. Jika lebih besar dari 15 cm maka itu adalah<br />
batu, jika lebih kecil dari 0.5 cm maka itu adalah pasir.<br />
Sand - pasir (SD): Partikel yang lebih kecil dari 0.5 cm. Ketika dijatuhkan di dalam air,<br />
pasir akan cepat jatuh ke dasar.<br />
Silt/Clay - Lumpur/lempung (SI): Sedimen yang tetap tersuspensi jika teraduk.<br />
Perhatikan bahwa ini adalah definisi praktis, tidak bersifat geoteknis. Seringkali lumpur<br />
ada diatas indikator lainnya seperti batu. Dalam kasus ini, lumpur di data jika lapisan<br />
lumpur lebih tebal dari 1 mm atau menutupi substrat di bawahnya sehingga anda tidak<br />
dapat mengamati warna yang terdapat di bawahnya. Jika warna substrat di bawahnya<br />
masih dapat terlihat, maka datalah substrat dibawahnya, BUKAN Lumpur.<br />
Other – lainnya (OT): Semua organisme diam/tidak bergerak termasuk anemon laut,<br />
tunicate, gorgonian atau substrat abiotik.<br />
Tugas Tambahan<br />
Seiring fenomena pemutihan global pada tahun 1997-1998, menjadi lebih jelas bahwa<br />
banyak koloni besar Porites yang mati. Jika anda ingin membantu kami untuk melacak<br />
koloni yang tersisa, saat survei tolong catat diameter terbesar karang Porites yang<br />
masih hidup dan masukan ini pada bagian Komentar.<br />
Fotografi/video<br />
Mendokumentasikan lokasi transek, hasil survei, dan yang dijumpai baik menggunakan<br />
foto atau video, di darat maupun di laut, akan sangat berguna baik bagi tim dan kantor<br />
pusat. Kami merekomendasikan selusin atau lebih foto di atas air dari berbagai arah<br />
yang menunjukkan lokasi pelampung terhadap tanda di darat, ini mungkin akan berguna<br />
untuk referensi di masa yang akan datang.<br />
Kami menyarankan untuk memvideokan keseluruhan transek dengan berenang<br />
perlahan disepanjangnya. Untuk pendataan permanen, kami menyarankan untuk<br />
mengambil rangkaian foto keseluruhan transek menggunakan kamera dengan lensa 28<br />
hingga 35 mm, yang dipasang pada quadropod ataupun yang di pegang biasa.<br />
Tambahan video dan fotografi dari parameter Reef <strong>check</strong> harus diperoleh sebanyak<br />
mungkin, terutama berbagai jenis pemutihan, penyakit ataupun kerusakan. Semua<br />
kenampakan ini akan sangat penting untuk perbandingan di masa datang dan untuk<br />
31
mempresentasikan hasil survei anda kepada media. Tolong simpan salinan rekaman<br />
anda dan kirim satu salinan ke kantor pusat Reef Check.<br />
Kami sangat menganjurkan semua tim untuk mendokumentasikan pelatihan, perjalanan,<br />
survei, analisa dan perayaan setelah penyelaman dan publikasi ke media/PR dengan<br />
foto atau video. Sebuah video umum mengenai survei Reef Check dan kondisi<br />
lingkungan di lokasi akan sangat berguna bagi anda untuk presentasi ke media, dan<br />
untuk Press Conference tahunan kantor pusat kami. Tolong kirimkan foto/video tim Reef<br />
Check anda saat sedang “beraksi”. Kami akan menampilkan ini dalam surat kabar,<br />
laporan dan publikasi kami untuk menarik perhatian terhadap krisis terumbu karang dan<br />
bagaimana Reef Check adalah bagian dari solusinya.<br />
Mencatat Lokasi Transek<br />
Kami ingin anda mencatat lokasi transek anda dalam formulir Gambaran Lokasi dengan<br />
menggunakan metode berikut:<br />
1. GPS<br />
2. Peta<br />
1. GPS<br />
Mencatat koordinat lintang dan bujur lokasi survei anda merupakan hal yang oenting<br />
untuk data anda untuk dimasukkan dalam database keruangan. Anda dapat<br />
menggunakan sebuah Global Positioning System (GPS) atau peta yang rinci untuk<br />
mendapatkan koordinat yang tepat dalam derajat, menit dan detik. Koordinat ini akan<br />
sangat berguna untuk menemukan titik awal transek anda untuk survei di masa datang.<br />
Perhatikan bahwa belakangan in GPS lebih akurat, namun di masa lalu mungkin masih<br />
terdapat error hingga 15m tergantung pada kondisi dan unit yang anda gunakan. Jika<br />
anda mencatat koordinat dalam format lain (misalnya derajat, menit, derajat), tolong<br />
indikasikan ini pada formulir gambaran lokasi. Patokan tanda di darat juga harus dicatat<br />
untuk referensi anda di masa yang akan datang jika GPS tidak di seting dengan benar<br />
dan memberikan data yang salah. Tim tanpa GPS harus mendapatkan peta lokasi yang<br />
paling rinci yang ada dan mencatat koordinat lokasi transek dalam derajat, menit dan<br />
detik. Dalam hal ini, tolong masukkan proyeksi peta (misalnya WGS 84) dan jenis<br />
petanya. Kami tidak dapat menggunakan data anda kecuali anda mencatat lokasi<br />
dengan akurat.<br />
Menggunakan GPS<br />
Periksa datum yang digunakan oleh GPS. Datum adalah sebuah titik di permukaan bumi<br />
yang digunakan untuk membuat suatu peta. Datum yang sering digunakan dan<br />
disarankan WGS-84. Datum yang digunakan oleh GPS anda telah dipilih ketika anda<br />
pertamakali mensettingnya. Akan harus mendapatkan datum dari GPS melalui prosedur<br />
setting dan memeriksa entri untuk datum. Bujur dan lintang akan berbeda sesuai<br />
dengan datum yang digunakan.<br />
Unit GPS<br />
Koordinat lintang dan bujur dalam data base Reef Check adalah dalam satuan Derajat,<br />
Menit, Detik. Kami memerlukan semua tim untuk mendaftarkan koordinat GPS mereka<br />
dalam satuan ini. Kebanyakan GPS memiliki pilihan yang menampilkan posisi dalam<br />
Derajat, menit dan desimal (menit ke 10). Jadi pastikan GPS di setting dengan benar.<br />
Jika koordinat dalam satuan Derajat, Menit dan Desimal (menit ke 10), kalikan bagian<br />
32
menit dengan 60 agar menjadi detik. Contohnya; 3 derajat 10.25 menit Utara, akan<br />
menjadi 3 Derajat 10 menit 15 Detik Utara (0.25 x 60 = 15 detik).<br />
Menggunakan Peta<br />
Periksa proyeksi peta berdasarkan sumbernya. Proyeksi adalah metode yang digunakan<br />
kartografer untuk menampilkan bola bumi yang bulat ke dalam bidang datar<br />
Kenampakan sebuah titik pada peta yang berbeda dipengaruhi oleh proyeksi yang<br />
digunakan. Proyeksi peta biasanya ditulis dengan tulisan kecil di bagian bawah peta<br />
atau dekat garis skala. Proyeksi peta nautika yang sering digunakan adalah proyeksi<br />
Mercator. Di bawah proyeksi terdapat informasi seperti nama spheroid (misalnya.<br />
Clarke) dan nama datum (misalnya WGS-84). Tulis semua informasi yang terdapat<br />
dalam peta.<br />
2. Menggambar Peta<br />
Untuk survei ulang, peta sangat berguna untuk membantu anda menemukan penanda<br />
transek permanen atau daerah habitat yang sama (seperti yang pernah disurvei<br />
sebelumnya) untuk membagi sampling acak. Sangat berguna untuk membagi lokasi<br />
transek acak, mungkin akan berguna pula untuk memetakan kenampakan bawah air<br />
dan tanda di darat untuk membantu mengetahui dimana transek sebelumnya di<br />
letakkan, agar tim berikutnya di masa yang akan datang lebih mudah untuk menemukan<br />
habitat yang benar untuk suatu survei ulang. Sebagai contoh, sebuah peta yang merinci<br />
kedalaman dan arah kompas titik awal transek terhadap kenampakan bawah air (seperti<br />
misalnya blok pelampung atau bongkahan karang) sudah cukup, asalkan anda dapat<br />
menemukan titik awal yang tepat dari permukaan.<br />
33
PENGUKURAN TAMBAHAN UNTUK<br />
SURVEI REEF CHECK DI INDONESIA<br />
Oleh Naneng Setiasih<br />
Melakukan Survei dan Pendataan<br />
Transek Garis<br />
Indonesia dan Australia, sebagai negara yang memiliki sebagian besar terumbu karang<br />
di dunia, pemutihan karang merupakan ancaman besar yang perlu ditangani dengan<br />
serius. Data yang lebih akurat dibutuhkan untuk memberikan gambaran yang lebih baik<br />
mengenai fenomena pemutihan karang. Oleh sebab itu, jika terjadi fenomena pemutihan<br />
karang di kedua negara, sangat dalam pendataan disarankan untuk membedakan<br />
antara karang keras (yang sehat) dan karang keras yang memutih.<br />
Karenanya untuk ke dua negara tersebut, kami menambahkan satu lagi kategori dalam<br />
transek garis yaitu sebagai berikut: Bleached Hard Coral (HCB): Karang keras hidup<br />
yang memutih<br />
Total kategori yang didata untuk survei RC di Indonesia dan Australia ada 11 kategori<br />
(HC, SC, RKC, NIA, SP, RC, RB, SD, SI, OT dan HCB)<br />
Di Indonesia, disarankan juga untuk mengukur tingkat pemutihan karang untuk<br />
memberikan informasi yang lebih terperinci mengenai kondisi karang yang memutih.<br />
Skala 1-3 akan digunakan untuk menggambarkan tingkat pemutihan, seperti yang<br />
digunakan dalam <strong>protokol</strong> monitoring coral global (Oliver dkk, tidak diterbitkan) sebagai<br />
berikut:<br />
Kategori Gambaran<br />
1 Sebagian memutih (Permukaan/ujung); atau pucat tapi tidak putih<br />
2 putih<br />
3 Memutih dan sebagian mati<br />
Karang keras yang baru saja mati karena pemutihan termasuk dalam kategori RKC<br />
Apa itu Pemutihan Karang?<br />
Karang yang kehilangan warnanya dan memutih akibat lepasnya zooxanthella di sebut<br />
Pemutihan karang.<br />
Ada beberapa penyebab pemutihan, contohnya penyakit, polutan dan perubahan suhu<br />
yang ekstrim. Bagaimanapun, perhatian kini dititikberatkan pada pemutihan yang<br />
disebabkan oleh perubahan suhu karena hal ini mempengaruhi terumbu dalam area<br />
yang luas. Itulah mengapa kami menamakan pemutihan semacam ini dengan ;<br />
fenomena pemutihan masal.<br />
Apakah mudah untuk mengenali pemutihan karang?<br />
Banyak orang secara otomatis mengenali karang yang putih sebagai pemutihan karang.<br />
Namun, seringkali bukan.<br />
Pemutihan biasanya terjadi pada area yang relatif luas, fenomena ini khususnya<br />
disebabkan oleh perubahan iklim global atau musim panas yang ekstrim. Sehingga jika<br />
karang yang “putih” hanya terlihat pada area yang relatif kecil, atau hanya pada satu titik<br />
penyelaman/ snorkeling, bukan pemutihan semacam ini yang kita cari. Periksa adanya<br />
Acanthaster plancii* (crown of thorn starfish) atau Drupella** disekitar lokasi/titik<br />
34
pengamatan. Biasanya, mereka mudah ditemukan di daerah dengan banyak karang<br />
mati dan memutih.<br />
Lebih lanjut, fenomena pemutihan karang ini akan mempengaruhi terumbu karang di<br />
seluruh dunia. Oleh karena itu, anda akan sering mendengar mengenai fenomena<br />
pemutihan karang ini terjadi di berbagai daerah.<br />
Kita juga dapat memeriksa terumbu secara lebih detail. Karang yang memutih, biasanya<br />
ketika berwarna putih mereka masih hidup. Sedikitnya zooxanthella membuat jaringan<br />
polip menjadi transparan, sehingga kita dapat melihat kerangkanya. Oleh karena itu,<br />
ketika anda melihat karang secara dekat, anda masih dapat melihat sedikit lendir, atau<br />
jika polipnya besar, anda dapat , melihat gerakan tentakel transparan. Dan jika disentuh<br />
(lakukan perlahan, jadikan ini pilihan terakhir anda), anda akan merasakan lapisan tipis<br />
lendir di permukaan.<br />
Anton Wijonarno, WWF<br />
Gambar 1. Goniopora, disebelah kiri<br />
adalah karang yang memutih (masih<br />
hidup), dengan tingkat pemutihan 2. Di<br />
sebelah kanan adalah koloni yang tidak<br />
memutih, tingkat pemutihan 0(nol)<br />
Gambar 3. Acanthaster plancii<br />
Joss Hill<br />
35<br />
Paul Marshal, GBRMPA<br />
Gambar 2: sejenis karang laminar , hanya<br />
saja ujungnya telah memutih. Tingkat<br />
pemutihan; 1<br />
www.senckenberg.uni-frankfurt.de/<br />
expo/0011.htm<br />
Banyak orang keliru menafsirkan penampilan karang yang putih akibat dimakan<br />
Acanthaster sebagai pemutihan karang. Acanthaster memakan polip karang, membunuh<br />
polip dan meninggalkan kerangka putih karang yang terekspos. Jika kita melihat banyak
agian-bagian putih pada terumbu, carilah keberadaan Acanthaster di sekitarnya<br />
(biasanya bersembunyi dibawah batu atau karang). Jika anda menemukanya, hal ini<br />
mengindikasikan bahwa bagian karang yang memutih adalah karang mati dan<br />
sebaiknya dicatat sebagai RKC, bukan HCB.<br />
Acanthaster dapat memakan karang dengan cepat. Selama masa berjangkit, ia dapat<br />
membunuh terumbu dalam area yang luas; oleh karenanya dapat terlihat seperti<br />
fenomena pemutihan masal. Namun, karang karang putih yang ditemukan sudah dalam<br />
kondisi mati dan pastinya banyak karang yang baru mati (ditutupi oleh alga). Dan<br />
tentunya, ketika berjangkit, hewan ini akan banyak ditemukan di seluruh lokasi dan<br />
sangat mudah untuk dikenali.<br />
Drupella, juga merupakan predator karang. Namun, karena ukurannya yang kecil,<br />
dampaknya tidak separah Acanthaster.<br />
Gambar 4. Drupella<br />
Tugas pasca penyelaman, memasukan data, melaporkan data, dan jaminan<br />
kualitas<br />
Mengirim data ke Reef Check (RC)<br />
Setelah semua data diperiksa dua kali untuk akurasi, file Excel harus dikirim ke Kantor<br />
Pusat RC ke email rcinfo@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org atau rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org dan di cc ke<br />
RC Indonesia (rcindonesia@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org) dalam kurun waktu sepuluh hari setelah<br />
survei.<br />
Jika ada fenomena pemutihan, penting untuk mengirimkan data ke RC Indonesia<br />
terlebih dahulu. Hal ini karena hanya Indonesia dan Australia yang mendata pemutihan<br />
secara rinci pada transek substrat. Data ini akan digunakan terutama untuk tingkat lokal<br />
dan nasional, dengan kewenangan ReefBase untuk data global pemutihan.<br />
Anda dapat mengirim data langsung ke Kantor Pusat RC dengan mengkategorikan HCB<br />
sebagai HC agar sesuai dengan data lainnya di seluruh dunia. Bagaimanapun, jangan<br />
lupa untuk mengirim data asli ke RC Indonesia untuk analisa pemutihan.<br />
36
Tugas Setelah Penyelaman,<br />
Memasukkan Data, Melaporkan Data dan<br />
Jaminan Kualitas Data<br />
Memasukkan Data<br />
Tim Peneliti bertanggungjawab untuk memeriksa, menganalisa dan memasukkan data.<br />
Anggota tim harus membantu aktifitas ini. Pemeriksaan dan jaminan data merupakan<br />
bagian yang sangat penting dalam Reef Check.<br />
Langkah pertama dalam pemeriksaan data dilakukan di lokasi segera setelah<br />
penyelaman berakhir. Tim peneliti harus memeriksa data dan meminta klarifikasi data<br />
dan catatan yang masuk yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang diamati.<br />
Pemeriksaan data dilakukan terbaik pada tahap ini, karena data masih segar dalam<br />
ingatan para pengambil data. Tahap kedua pemeriksaan data yaitu tim peneliti<br />
membandingkan data spread lembar di komputer dengan data asli berua tulisan<br />
tangan. Kedua orang, baik yang memasukkan data ke dalam komputer dan orang<br />
kedua (tim peneliti) harus memeriksa sendiri-sendiri. Kami akan melakukan<br />
pengecekan kesalahan untuk ketiga kalinya di kantor pusat. Prosedur penjaminan<br />
kualitas data terlampir pada Lampiran C.<br />
Anda juga dapat memasukkan data anda ke dalam lembar kerja Excel dan mengirimnya<br />
dalam email (atau fax/pos) ke kantor pusat Reef Check, atau memasukkan data anda<br />
secara online dalam formulir data base WRAS kami. Kunjungi<br />
www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org/datapengelolaant dan ikuti petunjuk online nya.<br />
Jika anda menggunakan lembar kerja Excel, keuntungan dari formulir data ini adalah<br />
kami memiliki built-in macro untuk menghitung rerata, standar deviasi, standar error dan<br />
total parameter ketertarikan. Yang harus anda lakukan adalah mengisi kolom data, dan<br />
penghitungan akan diselesaikan secara otomatis. Ini memungkinkan; 1) pemeriksaan<br />
cepat untuk melihat apakah lembar kerja diisi dengan benar dan 2) tanggapan cepat<br />
sehingga anda dapat mendiskusikan hasilnya dengan tim anda.<br />
Dalam mengisi lembar kerja, pastikan anda mengisi di semua kotak yang yang memiliki<br />
garis hitam di sekelilingnya. SANGAT PENTING untuk memasukkan angka NOL dalam<br />
kotak jika tidak ada organisme yang ditemukan. Kotak yang kosong akan dianggap<br />
sebagai DATA YANG HILANG dalam data base global Reef Check.<br />
Setelah semua data dimasukkan kedalam lembar kerja Excel Reef Check, data harus<br />
diperiksa kembali untuk memastikan tidak adanya error. Tolong pastikan semua<br />
37
informasi terisi pada formulir Gambaran Lokasi dan bahwa nama lokasi dan tanggal<br />
sesuai dengan entry lembar data transek sabuk dan substrat. Formula (macro) yang<br />
di<strong>program</strong> untuk digunakan untuk memasukkan data ke lembar data substrat akan<br />
mengindikasikan apakah data sudah diisi dengan benar. Tolong pastikan bahwa seluruh<br />
4 bagian transek, masing-masing telah memiliki total 40 seperti yang dihitung oleh<br />
formula di bagian bawah lembar data masukan substrat. Kami tidak akan menerima<br />
data jika jumlah total data substrat tidak mencapai 40 untuk setiap bagian transek.<br />
Pastikan semua data terisi dalam lembar data masukan transek sabuk dengan mengisi<br />
NOL pada organisme yang tidak djumpai. Jika anda tidak dapat mengakses Excel, anda<br />
harus meminta formulir cetak dari kantor pusat, dan mengirimkan hasil anda kepada<br />
kami melalui fax atau email.<br />
Data harus segera mungkin dimasukkan ke dalam lembar kerja Excel Reef Check.<br />
Koordinator Reef Check anda memiliki lembar kerja ini, atau bisa juga didapatkan dari<br />
rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org atau http://<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org/ecoaction/Monitoring_Instruction.php.<br />
Tim peneliti biasanya akan mengerjakan proses ini, namun aktifitas ini sebaiknya<br />
dikerjakan secara bersama sama oleh tim.<br />
File yang anda butuhkan untuk memasukkan data adalah file excel:<br />
Gambaran Lokasi: Site Description Sheet<br />
Invertebrata, dampak dan Ikan: Fish and Invertebrate Data Sheet<br />
Substrat: Substrate Data Sheet<br />
Masing-masing file ini terdiri dari lembar kerja untuk memasukkan data anda (Lihat<br />
lembar kerja DATA). Lembar kerja akan menghitung secara otomatis beberapa statistik<br />
dasar data anda dan akan menghasilkan grafik secara otomatis (pada tab GRAPH). File<br />
ini juga terdiri dari lembar lapangan untuk anda cetak di atas kertas tahan air (lihat<br />
LEMBAR LAPANGAN).<br />
Substrat<br />
Untuk membantu memasukkan data dengan akurat, lembar kerja dirancang dengan<br />
kode untuk parameter seperti "HC" untuk hard coral - karang keras (Gambar 11). Selain<br />
itu, beberapa persamaan ditambahkan pada lembar kerja untuk menghitung hasil secara<br />
otomatis seperti kolom jumlah dan persentase penutupan. Karena sudah ada setting<br />
jumlah untuk titik-titik data, mudah untuk menentukan jika jumlah yang dimasukkan<br />
salah. Cek ulang pada kotak TOTAL di setiap bagian bawah kolom harus berjumlah 40,<br />
karena ini adalah jumlah titik total yang harus anda hitung pada setiap bagian transek 20<br />
m. Jika jumlah totalnya TIDAK sama dengan 40, maka anda telah melakukan kesalahan<br />
ketika memasukkan salah satu kode, misalnya memasukkan RCK bukannya RKC, untuk<br />
karang yang baru saja mati.<br />
Setelah anda memasukkan semua data anda dan detail survei pada lembar kerja<br />
“DATA”, lanjutkan ke lembar kerja “GRAPH”. Disini anda akan melihat persentase<br />
penutupan dari setiap kode substrat dan nilai Standard Error (SE) yang dihitung secara<br />
otomatis. Akan ada penyeleksian grafik data anda. Anda dapat memilih yang mana yang<br />
akan anda gunakan untuk mempresentasikan hasil anda. Yang harus anda lakukan<br />
adalah MEMBERIKAN JUDUL pada grafiknya (Gambar 12).<br />
38
Gambar11: Lembar kerja data untuk file komputer substrat.<br />
39
SILAHKAN PILIH GRAFIK MANA YANG INGIN ANDA GUNAKAN DARI PILIHAN<br />
BERIKUT DAN LENGKAPI JUDUL YANG DIBERI TANDA MERAH<br />
Gambar 12. Lembar kerja Grafik untuk file Excel Substrat.<br />
Yang harus anda lakukan<br />
adalah memberikan<br />
informasi pada judul<br />
grafik. Anda kemudian<br />
dapat menyalinnya ke<br />
dokumen untuk<br />
presentasi kepada tim<br />
anda dan stakeholder<br />
lokal<br />
40
Ikan, Invertebrata dan Dampak<br />
Seperti formulir substrat, jumlah dan statistiknya dihitung secara otomatis untuk anda<br />
dalam lembar kerja “data” (Gambar 13) dan grafik juga dibuat secara otomatis untuk<br />
anda dalam lembar kerja “grafik” (Gambar 14). Ingat untuk mengetik Nol, jika anda tidak<br />
menjumpai adanya organisme indikator atau dampak. Angka nol merupakan data yang<br />
sangat penting karena seringkali merupakan indikasi adanya dampak manusia.<br />
“0”<br />
adalah<br />
kuncinya<br />
Jangan lupa mengisi detail survei!!<br />
Gambar 13. Lembar kerja data sabuk untuk file excel.<br />
Silahkan lanjut ke Tab Grafik<br />
41
Gambar 14. Lembar kerja grafik sabuk untuk file excel<br />
Yang harus anda<br />
lakukan adalah<br />
memasukan<br />
informasi pada<br />
judul grafik. Anda<br />
dapat menyalinnya<br />
ke dokumen untuk<br />
dipresentasikan ke<br />
anggota tim anda<br />
dan stakeholder<br />
lokal<br />
42
Analisa Data<br />
Statistika dasar yang dihitung dalam lembar kerja adalah mean (rerata) persentase<br />
penutupan survei substrat dan rerata kelimpahan invertebrata, dampak dan ikan.<br />
Standar Deviasi (SD) dan Standar Error (SE) juga dihitung untuk anda. Statistik ini<br />
berguna untuk menginterpretasikan data yang anda peroleh.<br />
Standar Deviasi<br />
Standar Deviasi(SD) menunjukkan seberapa luas distribusi pengamatan tersebar di<br />
sekitar rerata, yaitu bagaimanakah variabel pengamatan kita. Namun SD tidak<br />
menunjukkan seberapa dekat estimasi rerata sampel populasi.<br />
Standar Error<br />
Standar error (SE) menunjukkan seberapa akurat suatu estimasi rerata sampel populasi<br />
(populasi adalah yang sebenarnya terdapat pada terumbu, sedangkan sampel adalah<br />
bagian terumbu yang kita survei – dalam suatu survei, tujuan kita adalah untuk<br />
mendapatkan sampel yang mewakili populasi sesungguhnya). Semakin tinggi SE,<br />
semakin kurang akurat sampel kita dalam menggambarkan keadaan sebenarnya. Kita<br />
dapat mengurangi SE dengan meningkatkan ukuran sampel, yaitu dengan melakukan<br />
lebih banyak survei Reef Check dalam satu lokasi. Lihat bagaimana untuk<br />
menggunakan monitoring jangka panjang Reef Check di Bab 6 untuk mengetahui<br />
seberapa banyak survei yang harus anda lakukan.<br />
Garis yang terdapat pada grafik adalah “garis standar error” yang menunjukkan<br />
bagaimana variabel data kita di sepanjang 4 bagian transek. Jika garis SE saling<br />
melebihi satu dengan lainnya, perbedaan dalam spesies atau kelimpahan dampak tidak<br />
signifikan secara statistik (tanpa menghiraukan seberapa berbeda rerata nya). Jika garis<br />
SE tidak saling melebihi, perbedaan dalam spesies atau kelimpahan dampak mungkin<br />
berbeda secara signifikan dalam statistik. Lihat Gambar 14 pada diagram Reef Check<br />
yang dilengkapi dengan garis error.<br />
Memeriksa Data<br />
Tim peneliti bertanggungjawab untuk mengumpulkan sabak dan menghimpun data<br />
segera setelah survei selesai dilaksanakan dan membahasnya segera dengan anggota<br />
tim. Tujuannya adalah untuk menghasilkan penilaian cepat terhadap data untuk<br />
menentukan apakah ada error yang bisa dikoreksi saat tim masih berada dilapangan<br />
dan transek masih belum digulung. Error yang sering terjadi dan dapat dikoreksi adalah<br />
penghitungan ganda dalam ikan, salah identifikasi biota atau salah melabeli sabak. Jika<br />
dirasa adanya error, Tim Peneliti harus menemani pencatat data di dalam air untuk<br />
memeriksa atau untuk mengoreksinya.<br />
Sebelum meninggalkan lokasi, Tim Peneliti bertanggungjawab untuk memastikan bahwa<br />
semua data yang diperlukan sudah lengkap, dan semua sabak telah diisi dengan benar<br />
termasuk nama anggota yang mengambil masing-masing data. Ini memudahkan tim<br />
peneliti untuk memeriksa pihak yang bertanggungjawab jika nantinya ditemui adanya<br />
error. Ini adalah saat yang tepat untuk menggabungkan data dari banyak sabak untuk<br />
menghindari kebingungan nantinya.<br />
43
Penamaan File Data<br />
Karena banyaknya file data yang diterima oleh Reef Check, kami meminta anda untuk<br />
mengikuti format penamaan file berikut untuk membantu kami melacak semua data<br />
yang masuk.<br />
Semua nama dile harus memiliki format berikut:<br />
Nama lokasi, tanggal (tanggal-bulan-tahun), tipe lembar data (site/lokasi, belt/sabuk,<br />
atau line/garis), kedalaman (s untuk daerah dangkal kedalaman 2 – 6 m, dan m untuk<br />
daerah sedang kedalaman >6 – 12 m).<br />
Formulir Site Description/ Gambaran Lokasi harus memiliki: nama lokasi, Tanggal<br />
(tanggal-bulan-tahun), lokasi<br />
Sebagai contoh, jika kita melakukan satu survei lengkap pada terumbu Paradise pada<br />
13 Desember, 2002 di kedalaman 3m dan 11m, penulisannya adalah sebagai berikut:<br />
Paradise 13-12-02 site<br />
Paradise 13-12-02 belt s<br />
Paradise 13-12-02 belt m<br />
Paradise 13-12-02 line s<br />
Paradise 13-12-02 line m<br />
Perhatikan bahwa ada 5 file yang berkaitan dalam satu survei lengkap Reef Check di<br />
dua kedalaman pada satu lokasi.<br />
Mengirimkan Data ke Reef Check<br />
Setelah semua data diperiksa ulang untuk keakuratan, maka file Excel harus dikirim / di<br />
e-mail ke Kantor Pusat Reef Check dengan alamat rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org dan di cc ke<br />
Reef Check Indonesia di alamat rcindonesia@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org dalam kurun waktu 10<br />
hari setelah survei dilaksanakan.<br />
Apa Lagi Yang Dapat Anda Lakukan?<br />
Jika anda telah menyelesaikan satu survei dan mampu untuk melaksanakan lagi, kami<br />
menerima survei di lokasi tambahan. Hasilnya akan membantu untuk memperoleh<br />
penilaian kesehatan terumbu yang lebih akurat. Lebih banyak lokasi yang di survei<br />
sebagai bagian dari Reef CHek, semakin lengkap gambaran mengenai status terumbu<br />
dunia. Kami juga menyadari bahwa beberapa dari anda ingin melakukan survei yang<br />
lebih detail. Jika demikian, kami menyarankan anda mencoba metode GCRMN yang<br />
dijelaskan dalam English et al (1997) dan Hill danWilkinson (2004).<br />
Protokol Reef Check tambahan yang baru juga tersedia dari Kantor Pusat. Ini meliputi<br />
pengukuran kelimpahan dan ukuran 10 famili ikan konsumsi tertinggi dan kelimpahan<br />
rekrutmen karang (koloni baru).<br />
Bagi mereka yang tertarik dalam perdagangan ikan laut hias, Reef Check telah<br />
merancang <strong>protokol</strong> MAQTRAC, yang sangat intensif, sistem 3-tingkat (Hodgson dan<br />
Ochavillo, 2006).<br />
44
Monitoring Jangka Panjang<br />
Menggunakan Reef Check<br />
Sebelum memulai <strong>program</strong> monitoring ekologis, penting untuk menentukan tujuannya.<br />
Program monitoring dapat dirancang untuk memenuhi tujuan tersebut. Jika tujuan<br />
monitoring adalah untuk membantu pengelola sumberdaya, maka sejumlah pertanyaan<br />
penting akan dipertimbangkan selama merancang prosesnya. Saat pertanyaan ini dapat<br />
dijawab, sebuah <strong>program</strong> monitoring yang berguna dan hemat biaya dapat dirancang.<br />
Peranan Reef Check<br />
Sebuah tujuan utama <strong>program</strong> monitoringterumbu karang adalah untuk menyediakan<br />
data yang diperlukan bagi pengelola. Karena lebih banyak Marine Protected Area<br />
(MPAs) yang terbentuk, menjadi lebih penting untuk memantau apakah tercapainya<br />
tujuan pengelolaan mereka. MPA akan gagal tanpa dukungan massyarakat. Melibatkan<br />
masyarakat dalam monitoring akan membentuk dukungan publik terhadap prakarsa<br />
pengelola. Program survei terumbu karang Reef Check dilaksanakan oleh sukarelawan<br />
dari masyarakat, oleh karenanya kegiatan ini merupakan alat yang bermanfaat dalam<br />
pembentukan dukungan publik untuk upaya konservasi terumbu karang oleh<br />
pemerintah dan LSM. Publisitas yang ditimbulkan dari aktifitas survei juga bermanfaat<br />
dalam meningkatkan kesadaran publik dan sebagai bentuk penghargaan terhadap<br />
badan-badan pemerintah, perusahaan dan LSM untuk dukungan mereka.<br />
Agar bermanfaat, Reef Check harus dilaksanakan setiap tahun dengan jumlah<br />
pengulangan yang cukup (jumlah lokasi) untuk menyediakan pandangan komprehensif<br />
terhadap terumbu yang diminati. Ada pertukaran antara menginvestasikan lebih banyak<br />
ulangan di skala geografis dan temporal yang berbeda. Sebagai contoh, survei triwulan<br />
pada satu lokasi akan memberikan gambaran kesehatan terumbu yang lebih akurat -<br />
khususnya berkaitan dengan tingginya pergerakan ikan. Namun ini dapat membatasi<br />
jumlah lokasi yang dapat di survei sehingga membiaskan gambaran kesehatan terumbu<br />
keseluruhan pada suatu wilayah. Idealnya, suatu rencana monitoring jangka panjang<br />
harus dikembangkan di tingkat lokal dan nasional agar dana monitoring dapat<br />
dialokasikan kedalam rancangan logis yang terbaik untuk mendukung tujuan<br />
pengelolaan.<br />
Standar Reef Check sendiri tidak cukup untuk memberikan gambaran lengkap<br />
mengenai kesehatan terumbu karang. Idealnya, suatu rencana monitoring jangka<br />
panjang harus dimasukkan baik dalam survei Reef Check dan beberapa survei yang<br />
lebih detail secara taksonomis seperti Reef Check Plus, GCRMN atau MAQTRAC yang<br />
akan memasukkan yakni, famili ikan, estimasi ukuran ikan, genus karang dan ukuran<br />
45
koloni karang. Beberapa teknik yang berguna dijelaskan dalam English et al. (1997) dan<br />
direkomendasikan oleh Global Coral Reef Monitoring Network (GCRMN) serta Hill dan<br />
Wilkinson (2004). Sayangnya, survei yang detail memerlukan tim penelii yang sangat<br />
terlatih dan memakan lebih banyak waktu dan lebih mahal dari Reef Check. Di<br />
kebanyakan Negara, tujuan awal mendirikan jejaring lokasi Reef Check saja sudah<br />
merupakan suatu tantangan yang serius. Oleh karena itu, untuk kebanyakan<br />
daerah/Negara, kami merekomendasikan membentuk jejaring lokasi Reef Check<br />
sebagai langkah awal menuju <strong>program</strong> monitoring lokal atau nasional. Setelah jejaring<br />
ini dengan sukses didanai dan dipertahankan selama dua tahun, maka pelaksanaan<br />
lokasi monitoring yang lebih detail dapat ditambahkan, seiring adanya dukungan<br />
financial dan tersedianya personil ilmiah. Sebuah contoh yang baik mengenai<br />
keefektifan <strong>program</strong> ini adalah <strong>program</strong> Reef Check di Hongkong. Website mereka<br />
menunjukkan semua aspek kesuksesannya:<br />
www.afcd.gov.hk/conservation/english/corals_<strong>reef</strong><strong>check</strong>1.htm<br />
Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa beberapa ilmuwan yang secara tradisional<br />
telah terlibat <strong>program</strong> monitoring ekologis secara taksonomi, bisa jadi mengawali obyek<br />
untuk mengalokasikan dana untuk survei Reef Chek, yang mungkin mereka<br />
pertimbangkan terlalu luas dalam arti ilmiah. Selain itu, meskipun adanya bukti publikasi<br />
dari studi terperinci (Harding et al. 2002), beberapa ilmuwan masih tidak mempercayai<br />
bahwa para sukarelawan dapat mengumpulkan data yang dapat dipercaya. Penting<br />
untuk kembali meyakinkan para ilmuwan ini bahwa keahlian mereka masih dibutuhkan,<br />
namun dengan adanya kekurangan dana, mereka harus menggunakan keahlian mereka<br />
pada lokasi dan alasan yang spesifik. Penggunaan dana yang terbatas dengan sangat<br />
efisien terjadi jika Reef Check digunakan sebagai “peringatan dini”. Survei yang lebih<br />
detail oleh tim peneliti dapat dilakukan jika ada masalah khusus seperti sedimentasi atau<br />
terdeteksinya serangan oleh alga. Para pengelola harus menyadari bahwa ilmuwan<br />
akademis biasanya mengukur sejumlah besar parameter ekologis – yang kebanyakan<br />
tidak berguna untuk pengelolaan. Jika ilmuwan diijinkan untuk mendominasi rancangan<br />
<strong>program</strong> monitoring jangka panjang, maka dana akan terbuang sia-sia untuk monitoring<br />
yang terlalu detail tanpa memperhatikan keterbatasan dana atau tujuan pengelolaan.<br />
Dengan mengikutsertakan pengelola terumbu karang seperti staff KPL dan pihak terkait<br />
lainnya seperti nelayan dalam perencanaan proses <strong>program</strong> monitoring jangka panjang,<br />
pertanyaan dapat ditanyakan sehubungan dengan keuntungan-kerugian berbagai<br />
rancangan sampling. Pebgelola tidak boleh sungkan untuk menantang ilmuan mengenai<br />
nilai monitoring parameter tertentu.<br />
Sejumlah masalah harus dipertimbangkan ketika menggunakan <strong>protokol</strong> Reef Check<br />
untuk monitoring jangka panjang. Yang paling penting adalah kekhususan taksonomik,<br />
serta ulangan temporal dan spasial. Tidak akan pernah ada <strong>program</strong> monitoring jangka<br />
panjang yang “off the shelf”. Setiap lokasi memiliki kebutuhan dan dana khusus yang<br />
memerlukan rancangan tersendiri. Sebuah <strong>program</strong> monitoring dua- tahap yang “ideal”<br />
memiliki beberapa lokasi beresolusi tinggi menggunakan metode seperti English et al.<br />
(1997) atau MAQTRAC, dan lebih banyak lokasi Reef Check dengan resolusi lebih<br />
rendah. Dalam sebuah <strong>program</strong> monitoring dua-tahap Reef Check memiliki beberapa<br />
peranan. Pertama, metode yang relatif cepat membuat tim untuk mengumpulkan kilasan<br />
kesehatan terumbu karang, invertebrata lainnya dan ikan hingga dua lokasi perhari.<br />
Dengan lebih banyaknya lokasi yang disurvei pada area tertentu, resolusi kilasan<br />
meningkat. Karena Reef Check masukkan utamanya berasal dari sukarelawan, dengan<br />
dukungan dermawan dari pemerintah dan LSM, tim Reef Check dapat bergerak untuk<br />
mensurvei lebih banyak lokasi dari sebelumnya dengan metode yang lebih intensif yang<br />
46
lebih menghabiskan banyak waktu, staff dan pendanaan. Selain itu, lokasi – lokasi Reef<br />
Check juga dapat di survei lebih sering dibanding lokasi beresolusi tinggi. Jika survei<br />
Reef Check diulang setiap triwulan, maka ini dapat berfungsi sebagai sistem peringatan<br />
dini untuk perubahan antropogenik utama seperti pemutihan, pengakapan ikan dengan<br />
peledak atau sianida, penangkapan berlebih, eutrofikasi dan sedimentasi.<br />
Selain menyediakan informasi berkala ke pengelola terumbu, peranan kedua Reef<br />
Check adalah membentuk dukungan masyarakat untuk <strong>program</strong> pengelolaan dan<br />
monitoring terumbu karang di setia daerah. Tanpa dukungan, bahkan jika didanai<br />
dengan baik, upaya pengelolaan oleh pemerintah akan gagal. Dengan berpartisipasi<br />
dalam aktifitas Reef Check seperti pelatihan, pengumpulan dana dan survei, anggota<br />
masyarakat mengembangkan rasa peduli terhadap terumbu yang mereka pantau. Apa<br />
yang sangat penting mengenai transformasi ideologis ini adalah bahwa hal ini dapat<br />
melibatkan pengusaha, politisi, artis dsb. Mereka adalah orang–orang yang sebelumnya<br />
mungkin tidak memiliki ketertarikan terhadap konservasi, dan yang kemudian dapat<br />
menyebarkan pengalaman edukasi mereka ke lingkungan. Juga ada penghargaan bagi<br />
ilmuwan yang secara sukarela membantu tim survei. Dengan meluangkan waktu untuk<br />
menjelaskan kepada anggota publik mengenai pentingnya terumbu karang, para<br />
ilmuwan dapat menunjukkan pentingnya pengetahuan mengenai terumbu karang dan<br />
ekologi secara umum kepada masyarakat. Sementara banyak ilmuwan yang sudah<br />
terlibat dalam beberapa bentuk edukasi masyarakat, sedangkan beberapa yang lainnya<br />
tidak. Jenis interaksi ini menghasilkan dukungan masyarakat untuk pengetahuan<br />
terumbu karang dan untuk ilmuwan yang mengerjakan penelitian dasar.<br />
Penting bagi semua pengguna potensial Reef Check untuk mengetahui bahwa metode<br />
inti tidak bersifat fleksibel dan tidak dapat dirubah, namun tim Reef Check dapat<br />
selalu menambahan parameter yang dibutuhkan untuk kepentingan lokal. Standarisasi<br />
membuat data Reef Check dapat dibandingkan dengan lokasi manapun diseluruh dunia.<br />
Reef Check adalah satu–satunya <strong>program</strong> monitoring terumbu karang dengan metode<br />
standar global/internasional. Walaupun metode Reef Check dirancang untuk dapat<br />
digunakan oleh sukarelawan, metode ini telah digunakan diberbagai daerah di dunia<br />
oleh tim yang terdiri dari ilmuwan murni. Beberapa tim mengambil data secara deatail<br />
kemudian memisahkan data inti dan mendaftarkannya ke Reef Check untuk<br />
ditambahkan kedalam database global dan laporan tahunan. Karena banyaknya<br />
parameter dan/atau spesifikasi yang ditambahkan ke <strong>protokol</strong> inti Reef Check, sang<br />
perancang harus mencoba menyeimbangkan antara kebutuhan untuk mendapatkan<br />
data yang “berguna”, kemampuan anggota tim sukarelawan, dan kemungkinan adanya<br />
kebosanan atau “burn them out.” Jika lebih dari beberapa level identifikasi spesies<br />
ditambahkan, tes pendahuluan harus dilakukan untuk memastikan bahwa para<br />
sukarelawan mampu mengidentifikasi semua organisme dengan akurat. Kesuksesan<br />
Reef Check bergantung pada rasa pengalaman yang menyenangkan yang dialami oleh<br />
sukarelawan. Ketika data didaftarkan ke Kantor Pusat, hanya masukkan standar data<br />
inti karena ini adalah parameter yang dianalisa oleh Reef Check.<br />
Jika suatu lokasi Reef Check dimonitor sekali setahun, jenis ulangan temporal ini cukup<br />
untuk untuk menggambarkan perubahan di terumbu karang dan invertebrata melekat di<br />
dasar lainnya. Jika sumberdaya manusianya memadai, ini dapat ditingkatkan menjadi<br />
dua kali setahun untuk mendapatkan gambaran fluktuasi temporal yang lebih akurat.<br />
Bagaimanapun, untuk invertebrata dan ikan karang yang mobile, frekuensi pengulangan<br />
ini umumnya terlalu rendah untuk menghasilkan perkiraan stok yang berarti di suatu<br />
lokasi tersebut (namun jika diulangi di beberapa lokasi, kilasan- kilasan akan menjadi<br />
47
sangat penting). Sangat penting untuk mengetahui bahwa ukuran sampel yang<br />
digunakan dalam satu survei Reef Check bersifat kuat terhadap parameter yang diukur.<br />
Yang membuat survei dapat dilakukan dengan cepat adalah parameter yang diukur<br />
relatif sefikit dan tidak ada ulangan temporal. Untuk menggunakan <strong>protokol</strong> Reef Check<br />
untuk monitoring jangka panjang ikan dan invertebrata mobile, ulangan temporal<br />
tambahan harus terdiri dari transek sabuk ikan dan invertebrata. Sebuah studi<br />
pendahuluan dapat dilaksanakan untuk menentukan variabilitas populasi ikan dan<br />
invertebrata di lokasi tertentu. Studi baru-baru ini mengindikasikan bahwa 3 hingga 5<br />
survei ulangan (penuh) sudah cukup untuk mendapatkan gambaran stabil mengenai<br />
kondisi setiap terumbu (Myers et al., terdaftar).<br />
Termasuk dalam metode inti adalah empat ulangan spasial di sepanjang garis transek.<br />
Ada dua transek yang dimonitor di setiap lokasi dengan total delapan bagian ulangan.<br />
Karena spesifikasi tingkat taksonomik yang rendah dalam metodenya (level famili),<br />
ulangan ini cukup untuk menangkap variabilitas dalam satu lokasi, dan keseluruhan<br />
100m panjang sampel adalah kuat. Namun, diperlukan untuk mengukur variabilitas di<br />
beberapa lokasi dalam “ area yang diminati ” oleh karenanya monitoring jangka panjang<br />
dalam misalnya 1 km terumbu, harus digunakan serangkaian tiga hingga lima lokasi.<br />
Metode inti temasuk dua transek, dengan lokasi terdalam yang diperbolehkan adalah 12<br />
m. Program Reef Check umumnya tidak menerima data yang diperoleh dari area yang<br />
lebih dalam karena dua alasan; pertimbangan keselamatan dan fakta bahwa terumbu di<br />
kebanyakan daerah di dunia tidak tumbuh lebih dalam dari ini sehingga sulit membuat<br />
perbandingan regional dan global. Namun, di daerah dimana penting untuk mendata<br />
informasi pada kedalaman lebih, tentunya dapat memonitor transek ketiga atau ke<br />
empat dan informasi ini dapat digunakan untuk local. Walaupun data ini tidak akan<br />
dimasukkan dalam laporan tahunan Reef Check, data tersebut juga dapat didaftarkan<br />
langsung ke Reef Base (www.<strong>reef</strong>base.org).<br />
Merancang Sebuah Program Monitoring<br />
Merancang sebuah rencana monitoring yang praktis dan bermanfaat akan melibatkan<br />
seni dan ilmu pengetahuan. Tidak ada satupun rancangan yang benar sekali, tapi ada<br />
banyak yang tidak benar. Monitoring yang tidak didesain dengan baik akan memakan<br />
banyak biaya, percuma dan mungkin menghasilkan hasil yang salah, tidak berarti dan<br />
ambigu. Untuk menghindari hal ini, penting agar mengikuti proses rancangan dengan<br />
teliti termasuk mempertimbangkan sejumlah pertanyaan mengenai tujuan dan isi proyek,<br />
demikian juga dengan ulasan detail data yang ada dan/atau studi pendahuluan untuk<br />
menentukan faktor utama. Tidak mungkin untuk menjawab semua pertanyaan yang ada,<br />
oleh karena itu setidaknya penting untuk mendefinisikan apa yang tidak diketahui.<br />
Sebagai bagian dari rencana monitoring, akan sangat berguna untuk mempertimbangan<br />
usulan rencana tindakan yang fleksibel, yang menjabarkan aktifitas pengelolaan seperti<br />
apa yang harus dilakukan jika terjadi perubahan dalam ekosistem. Dengan<br />
mendiskusikan skenario “bagaimana jika?”, akan membuat sekelompok orang yang<br />
berpengetahuan lebih untuk muncul dengan rencana tindakan yang realistis.<br />
Terdapat banyak nasehat yang baik mengenai banyak metode yang ada untuk<br />
monitoring terumbu karang, namun yang mengejutkan hanya sedikit yang membahas<br />
bagaimana memilih metode yang sesuai untuk merancang <strong>program</strong> monitoring lengkap<br />
dan <strong>program</strong> audit/pemeriksaan untuk terumbu yang akan menyediakan informasi yang<br />
dibutuhkan untuk pengelolaannya. Kekosongan utama dalam area ini adalah bagaimana<br />
48
mengintepretasikan/menerjemahkan berbagai macam hasil dan tindakan pengelolaan<br />
seperti apa yang mungkin/sesuai untuk dilakukan. Permasalahan mengenai rancangan<br />
sampling dan statistik untuk lingkungan biologis dibahas oleh Green (1979). Aplikasi<br />
teknik EIA di daerah pantai dibahas oleh Carpenter and Maragos (1989). Hasil dari<br />
sebuah konferensi mengenai metode monitoring termasuk banyak informasi berguna<br />
(Crosby et al. 1996). Oxley (1997) memberikan sebuah kesimpulah pertimbangan<br />
rancangan penting untuk terumbu karang. Panduan yang singkat namun berguna di<br />
hadirkan oleh publikasi UNEP “ Materi pelatihan staff untuk pengelolaan Marine<br />
Protected Areas”, terutama sesi pelatihan 8.2 (Kenchington dan Looi, 1994). Beberapa<br />
publikasi PBB mengenai monitoring yaitu Stoddart dan Johannes (1978), Dahl (1981),<br />
UNESCO (1984), UNEP/IAEA/IOC (1991), UNEP (1993), UNEP/AIMS (1993). Metode<br />
yang digunakan di Karibia dijabarkan oleh CARICOMP (1991), Rogers (1993) dan<br />
Aronson et al. (1995). Untuk wilayah Great Barrier Reef secara detail dijabarkan oleh<br />
Oliver et. al, (1995). Berbagai pilihan menu metode monitoring baik untuk daerah<br />
terumbu dan non-terumbu di wilayah Pasifik, di hadirkan oleh in English et al, (1997) dan<br />
sebuah ulasan global oleh Hill dan Wilkinson (2004). Manfaat adanya sukarelawan dan<br />
non-profesional dalam <strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong> diulas oleh Wells (1995).<br />
Ada banyak literatur mengenai rancangan sampling ekologis dan analisa statistik.<br />
Sejumlah publikasi oleh A.J. Underwood dan rekan – rekannya di Sydney University<br />
telah meliputi aspek statistik dengan menggunakan rancangan sampling yang kompleks<br />
seperti “sebelum-sesudah, kontrol-dampak” atau BACI, yang memenuhi asumsi<br />
parameter statistik, khususnya ANOVA (misalnya lihat Underwood, 1993). Rancangan<br />
BACI cenderung sangat kompleks dan bisa jadi mahal, namun, kokoh. Sebagai sebuah<br />
alternative, R.M. Warwick dan rekan-rekannya di Laboratorium Laut Plymouth, Inggris<br />
mempromosikan rancangan statistik multivariate, khususnya ordinasi, sebagai sebuah<br />
dasar untuk menganalisa sehingga rancangan sampling menjadi relative lebih<br />
sederhana dan tidak mahal. Publikasi dan Paket buku panduan statistik Primer mereka<br />
memiliki banyak saran berharga (Clarke and Warwick, 2001). Pilihan akhir rancangan<br />
sampling untuk lokasi tertentu akan tergantung pada tujuan yang ditetapkan oleh<br />
pemerintah, dan sumberdaya yang tersedia. Untuk memulai mempertimbangkan<br />
rancangan mana yang paling sesuai untuk lokasi tertentu, akan sangat berguna untuk<br />
mendiskusikan pertanyaan berikut:<br />
Sumberdaya apa yang tersedia untuk mendukung <strong>program</strong> monitoring?<br />
Semua pemerintah memiliki ketersediaan sumberdaya yang terbatas untuk mendukung<br />
<strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong> terumbu karang. Kebanyakan, hanya sedikit lokasi dapat dipantau<br />
secara intensif oleh peneliti pemerintah yang ada. Dengan menggunakan tenaga<br />
sukarelawan yang dikombinasikan dengan pegawai pemerintah, konsultan dan<br />
akademisi, nilai investasi pemerintah dalam monitoring dan pengelolaan akan meningkat<br />
berkali lipat. Selain itu, dengan menggunakan tenaga sukarelawan, terutama pelajar<br />
atau kelompok masyarakat, ada kemungkinan untuk terjadinya sharing/berbagi biaya<br />
dan kebutuhan lainnya untuk, survei dsb. Setiap tahun, tim Reef Check memberikan<br />
beberapa juta dolar dalam bentuk dukungan secara global.<br />
Apa saja skala ketertarikan temporal dan spasial?<br />
Dapat diasumsikan bahwa skala ketertarikan bagi kebanyakan orang adalah kondisi<br />
lokasi pemancingan atau penyelaman favorit mereka. Akan keliru jika hanya memilih<br />
stasiun lokasi berdasarkan penggunaannya, bukan tidak mungkin, juga tidak bijaksana<br />
49
untuk memantau semuanya sama rata. Mungkin juga bisa, tapi tidak bijaksana untuk<br />
memonitor semua lokasi dengan frekuensi yang sama. Lokasi – lokasi yang merupakan<br />
subjek dampak dari wisatawan dan penyelam, harus dipantau dalam rentang waktu<br />
yang lebih sering – tepatnya sebulan sekali untuk beberapa kasus. Lokasi dimana<br />
dampak tidak terjadi dalam rentang waktu yang sering, dapat disurvei sekali atau dua<br />
kali pertahun untuk karang, dan per triwulan untuk ikan dan invertebrata<br />
mobile/bergerak.<br />
Variasi alami apa yang diharapkan dalam parameter populasi?<br />
Untuk setiap lokasi <strong>pemantauan</strong> jangka panjang, akan sangat penting untuk<br />
melaksanakan penilaian dari semua informasi yang tersedia dari literatur ilmiah, laporan<br />
teknis, dan dari wawancara dengan nelayan dan penyelam untuk menentukan<br />
perubahan alami dan antropogenik apa yang mungkin terjadi (ombak badai, runoff/aliran<br />
sedimen dari daratan, dampak pemancingan, perkapalan, polusi, penyelam dsb.), dan<br />
yang hal-hal yang diperkirakan dapat mempengaruhi populasi organisme yang penting<br />
baik secara ekologis ataupun secara sosioekonomis. Walaupun tidak dijumpai dampak<br />
aktifitas manusia, populasi biota laut sangat tidak stabil dan sangat bervariasi (50-100%)<br />
seiring waktu terhadap fenomena alam seperti rendahnya rekruitmen karang, badai dsb.<br />
Tanpa mengetahui tingkat variasi yang khusus yang ada, misalnya dalam periode 10<br />
tahun, sulit untuk merancang sebuah rencana tindakan yang tidak terlalu sensitif,<br />
ataupun tidak sensitif terhadap perubahan dalam populasi. Studi pendahuluan akan<br />
sangat berguna untuk menentukan “keributan” jangka pendek dalam ukuran populasi<br />
organisme penting. Studi yang demikian juga sangat berguna untuk memperkirakan<br />
metode dan desain. Banyak skema <strong>pemantauan</strong> yang besar, runtuh dengan cepat<br />
ketika diuji di kondisi lapangan yang sebenarnya.<br />
Variabel apa yang paling efektif untuk dimonitor?<br />
Sayangnya, awal mula monitoring ilmiah terumbu karang terletak pada komunitas<br />
ekologi tradisonal yang bertujuan untuk memahami hubungan antara spesies yang<br />
berbeda. Beberapa metode ini bertahan hingga saat ini dan sebaiknya dihindari, karena<br />
tidak dibutuhkan jika tujuannya adalah untuk menyediakan informasi untuk pengelola.<br />
Sebagai contoh, banyak <strong>program</strong> monitoring memasukkan bentuk pertumbuhan karang<br />
sebagai salah satu parameter yang diukur. Bentuk pertumbuhan karang sangat berguna<br />
untuk menggambarkan kenampakan terumbu, tapi sangat jarang keputusan<br />
pengelolaan diambil berdasarkan perubahan persentase penutupan dari beberapa<br />
bentuk pertumbuhan karang. Jika tidak ada keputusan pengelolaan yang dapat diambil<br />
berdasarkan perubahan bentuk pertumbuhan, tidak ada gunanya mencatat data ini<br />
sebagai tujuan <strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong> untuk melayani pengelolaan. Banyak <strong>program</strong><br />
<strong>pemantauan</strong> membedakan antara zoanthid, soft coral dan anemon laut. Jika perubahan<br />
dalam tiga kategori ini tidak akan menghasilkan tindakan pengelolaan, maka tidak ada<br />
alasan untuk membedakan kategori mereka dalam <strong>program</strong> <strong>pemantauan</strong>. Banyak ahli<br />
ekologi berpendapat bahwa penting untuk mendata taksonomi hingga ke tingkat spesies<br />
untuk memahami suatu sistem. Namun dengan terbatasnya sumberdaya, hal ini tidak<br />
praktis dalam banyak hal. Banyak penelitian mengindikasikan bahwa monitoring dalam<br />
tingkat genus atau bahkan famili menghasilkan jawaban yang sama seperti yang<br />
dihasilkan oleh data tingkat spesies yang lebih mahal dan lama (Clarke and Warwick,<br />
1997). Secara ekstrim, Johannes (1998) berpendapat bahwa banyak keputusan<br />
pengelolaan dapat dibuat tanpa data kuantitatif. Sangat penting untuk ditetapkan di<br />
pikiran bahwa jika masalah terdeteksi pada skala luas, selalu mungkin untuk<br />
meningkatkan monitoring menjadi lebih detail, ke tingkat instensif untuk mencoba<br />
menentukan penyebab dari suatu perubahan.<br />
50
Jelasnya, pemilihan metode akan menentukan waktu, upaya dan biaya untuk<br />
memperoleh data yang diinginkan. Ada tren yang jelas mengarah untuk memodifikasi<br />
metode agar menjadi lebih efisien. Ada <strong>protokol</strong> yang sudah dipikirkan yang disebut<br />
dengan “rapid assessment” – penilaian cepat, namun beberapa dari ini (misalnya<br />
AGRRA) faktanya sangat memakan waktu jika dibandingkan dengan Reef Check.<br />
Program Reef Check menggunakan titik sampling untuk substrat karena merupakan<br />
metode dalam air tercepat. Untuk <strong>pemantauan</strong> jangka panjang, sangat disarankan untuk<br />
mengambil gambar dan video transek dan daerah disekitarnya. Foto dan video ini akan<br />
berguna dalam menjawab pertanyaan yang tidak terduga yang muncul lama setelah<br />
<strong>pemantauan</strong> selesai dilakukan. Sangat tidak disarankan untuk hanya mengandalkan<br />
<strong>pemantauan</strong> dari foto dan video, karena dua alasan: 1) kemampuan mengidentifikasi<br />
organisme dalam video dan foto terbatas, dan 2) analisa membutuhkan banyak waktu,<br />
bahkan jika dibantu dengan prosedur semiotomatis. Permasalahan ini bertambah ketika<br />
satu orang merekam gambar dan yang satunya menganalisa.<br />
Tingkat Perubahan seperti Apa yang memicu adanya tindakan<br />
pengelolaan?<br />
Sangat penting mempertimbangkan kisaran variasi alami dari misalnya densitas ikan<br />
dan penutupan karang pada terumbu. Kisaran seperti apa yang diharapkan (apa<br />
hipotesis null-nya ?). Tidak ada gunanya mengambil tindakan pengelolaan untuk<br />
perubahan yang berada dalam kisaran normal variasi alami. Kisaran normal dapat<br />
digunakan sebagai dasar untuk menentukan tingkatan dan durasi perubahan yang<br />
memicu tindakan pengelolaan. Serangkaian daftar kisaran untuk parameter dapat<br />
dikembangkan dan bisa dijadikan dasar untuk rencana tindakan yang memberikan<br />
tindakan dan poin pemicu tertentu untuk memandu pengelolaan. Pendekatan ini<br />
memeriksa satu parameter dalam satu waktu (univariate). Dengan kata lain, sebuah<br />
pendekatan multivariate juga dapat digunakan. Sebagai contoh, penurunan 25% spesies<br />
ikan Kepe-kepe dapat diperiksa secara statistik dengan sendirinya (univariate) atau<br />
secara ringan dalam parameter lainnya yang sesuai (multivariate) yang dapat<br />
menunjukkan penyebab penurunan. Pengelola tidak boleh terjebak dalam mengambil<br />
tindakan yang mahal dan tidak menangani masalah. Dalam pengelolaan, sangat<br />
berbahaya dan merupakan kesalahan yang mahal untuk mengadopsi kebijakan “diduga<br />
tidak ada perubahan” (hipotesis null). Seperti yang tercantum diatas, semua populasi<br />
berubah karena penyebab alami. Seringkali, perubahan karena penyebab alami<br />
misalnya badai, bisa cukup luas dalam perbandingannya terhadap perubahan<br />
antropogenik karena, misalnya sedimentasi, penyelam, polusi dsb. Sayangnya, semua<br />
perubahan ini bersifat additive/tambahan. Umumnya, yang diinginkan adalah<br />
mendeteksi perubahan antropogenik yang mengindikasikan bahwa terumbu bergerak ke<br />
arah ketidakstabilan.<br />
Rancangan sampling dan analisa statistik apa yang akan digunakan?<br />
Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan rancangan sampling untuk mendeteksi<br />
perubahan, terutama jika rancangan sampling dimaksudkan untuk menghasilkan hasil<br />
yang akan dinilai menggunakan parameter statistik seperti ANOVA. Seorang ahli<br />
statistik harus terlibat dalam perancangan sejak awal. Diperlukan banyak stasiun<br />
kontrol, dan sejumlah ulangan yang cukup diperlukan di semua tingkat rancangan<br />
sampling. Jika tujuannya adalah untuk mendeteksi perubahan pada terumbu tertentu,<br />
maka diperlukan adanya ulangan dalam terumbu tersebut. Rancangan bertingkat adalah<br />
solusi yang berguna (Oxley, 1997). Perhatian yang sama terhadap ruang dapat<br />
51
diterapkan terhadap waktu. Jika dibutuhkan perbandingan tahunan, maka ulangan<br />
temporal diperlukan pada interval waktu yang lebih kecil untuk mengetahui adanya<br />
variasi sub-tahunan. Sampling acak bertingkat biasanya paling sesuai untuk terumbu<br />
karang sehubungan dengan pola zonasi yang jelas. Biasanya, sebuah kombinasi<br />
analisa univariate dan multivariate adalah yang paling memberi kejelasan. Sebagai<br />
contoh, pendekatan univariate dapat digunakan dengan satu organisme seperti spesies<br />
lobster, sedangkan pendekatan ordinasi multivariate akan sangat bermanfaat untuk<br />
menilai kesehatan terumbu karang keseluruhan. Program monitoring Great Barrier Reef<br />
(Oliver et al, 1995) adalah contoh suatu pendekatan gabungan yang sangat baik.<br />
Sejumlah paket komputer personal yang dapat menangani tes multivariate yang sangat<br />
rumit dengan matriks yang besar, sekarang tersedia dengan harga terjangkau.<br />
Tingkat perubahan apa yang signifikan secara ekologis?<br />
Cukup mungkin bahwa perubahan menjadi signifikan secara statistik tanpa harus<br />
signifikan secara ekologis. Hal ini dapat terjadi jika ada peningkatan relatif kecil tapi<br />
seragam di banyak lokasi pada sampel yang luas. Perubahan dapat bersifat musiman<br />
atau karena beberapa faktor alami lainnya, yang bukan sesuatu yang harus<br />
dikhawatirkan oleh pengelola. Dengan kata lain, perubahan yang signifikan secara<br />
ekologis dapat terjadi, namun karena rancangan sampling, tidak dapat ditunjukan<br />
sebagai sesuatu yang signifikan secara statistik. Karenanya penting bahwa<br />
perencanaan tidak hanya mengandalkan interpretasi statistik perubahan, tetapi juga<br />
memutuskan dengan segera tingkat perubahan apa yang dipertimbangkan yang<br />
signifikan secara ekologis. Sebagai contoh, apa yang menyebabkan penurunan<br />
perbandingan karang mati dengan karang hidup, atau penurunan populasi ikan yang<br />
seperti apa yang dianggap cukup untuk menyebabkan kewaspadaan. Dengan melalui<br />
proses pengambilan keputusan ini secara formal mengenai perubahan apa yang<br />
dianggap penting sebelum perubahan terjadi, sebuah matriks keputusan dapat<br />
dikembangkan untuk memberikan gambaran jelas tujuan pengelola. Banyak pengelola<br />
mengira bahwa 50% atau lebih perubahan dalam 1 tahun periode akan memerlukan<br />
tindakan pengelolaan.<br />
Bagaimana menentukan penyebab suatu perubahan yang sigifikan?<br />
Walaupun berbicara dengan tegas bukalah bagian dari rencana monitoring, tapi<br />
daripada rencana tindakan, sangat penting untuk memiliki mekanisme untuk<br />
menentukan penyebab perubahan penting terumbu secara statistik dan/atau ekologis.<br />
Prosedurnya dapat terdiri dari meningkatkan frekuensi atau jumlah lokasi untuk<br />
monitoring, menyiagakan tim ahli (tim respon cepat) untuk menyelidiki dan mendaftar<br />
metode yang dapat diterapkan. Kecuali suatu sistem direncanaan dengan segara,<br />
sebuah perubahan besar dapat terjadi dan penyebabnya akan selesai lama sebelum<br />
responnya bertemu.<br />
Apa pilihan tindakan pengelolaan terhadap respon perubahan?<br />
Sebagai bagian dari rencana tindakan, setelah terdeteksi adanya perubahan pada<br />
terumbu, dan penyebabnya sudah terdetesi atau ditentukan, sangat penting untuk<br />
menyiapkan daftar pilihan rencana untuk keputusan pengelolaan. Sebagai contohnya,<br />
jika penurunan spesies ikan tertentu tedeteksi, satu respon bisa jadi terlalu dekat<br />
dengan area penangkapan ikan. Jika sebagian kematian karang telah meningkat di<br />
lokasi penyelaman yang popular bagi wisatawan, dan hal ini diduga sebagian<br />
52
disebabkan oleh wisatawan, maka batasan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap<br />
hari harus diterapkan.<br />
Ada banyak tipe perubahan yang dapat dimasukkan dalam “variasi alami”. Penting untuk<br />
tidak melakukan tindakan pengelolaan yang tidak seharusnya dan mungkin mahal untuk<br />
merespon perubahan alami. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menghindari<br />
mengikat pengelola ke dalam tindakan pengelolaan tertentu sebagai respon perubahan<br />
yang ada. Karenanya, rencana tindakan harus dirancang dalam menu pilihan tindakan<br />
yang mungkin dilakukan pengelola agar secara fleksibel dapat mengambil keputusan<br />
pengelolaan berdasarkan semua bukti yang ada.<br />
Apa saja kekurangan dari rancangan?<br />
Tidak ada <strong>program</strong> monitoring yang sempurna, dan ini berguna untuk mengulas kembali<br />
<strong>program</strong> dan mengidentifikasi kekurangan pada basis tahunan sehingga rencanarencana<br />
kemungkinan yang ada dapat dibuat untuk mengisi kekosongan. Program<br />
monitoring harus cukup fleksibel agar dapat dirubah sesuai kebutuhan di masa datang<br />
untuk menghasilkan informasi baru atau yang dibutuhkan.<br />
53
Pendanaan Berkelanjutan<br />
Merupakan prioritas pemerintah untuk mendanai sekolah, jalanan, rumah sakit dan<br />
militer. Kebutuhan untuk lingkungan biasanya adalah yang paling terakhir<br />
dipertimbangkan saat pengalokasian dana tahunan. Pendanaan untuk terumbu karang –<br />
salah satu komponen lingkungan – tidak akan menjadi prioritas bagi kebanyakan<br />
pemerintah. Oleh karenanya, menemukan pendanaan berkelanjutan untuk aktifitas<br />
edukasi, monitoring dan pengelolaan yang memenuhi misi Reef Check akan<br />
memerlukan pemikiran imajinasi. Peranan utama kantor pusar Reef Check adalah<br />
mencari sumber dana dan membantu tim mengembangkan proposal dan sponsor<br />
pendanaan.<br />
Beberapa tahun belakangan ini, jelas bahwa model terbaik yang harus dikejar oleh Reef<br />
Chcek adalah mendirikan dan mendaftarkan organisasi non-profit Reef Check di setiap<br />
negara dimana kami beroperasi. Selain pendaftaran legal, proses ini melibatkan<br />
pengumpulan grup orang-orang yang berpikiran serupa untuk bekerjasama mencapai<br />
tujuan bersama. Ada kekuatan dalam hal jumlah, keanekaragaman keahlian dan sebuah<br />
organisasi dengan misi yang jelas. Kami ingin mendorong semua koordinator nasional<br />
untuk membentuk sebuah LSM Reef Check formal dengan Dewan Direksi yang solid.<br />
Kami dapat membantu dengan model By-law, Articles of Incorporation dan Pernyataan<br />
Misi yang dapat diadaptasi untuk kebutuhan lokal.<br />
Pendanaan Pemerintah<br />
Pemerintah dari negara yang memiliki terumbu karang harus mengkontribusikan dana<br />
untuk memonitor dan mengelola terumbu karang. Adalah peranan Tim Reef Check<br />
untuk meyakinkan badan pemerintah bahwa ini termasuk dalam ketertarikan jangka<br />
panjang mereka. Cara paling baik untuk meyakinkan pemerintah untuk mendanai<br />
monitoring dan pengelolaan terumbu karang adalah dengan membentuk kelompok<br />
pendukung terumbu karang dan dengan menyediakan informasi yang berguna bagi<br />
badan pemerintahan yang bertanggungjawab untuk terumbu karang. Badan ini<br />
seringkali diminta untuk melaporkan status terumbu tapi biasanya mereka tidak<br />
mengetahui dan memiliki data mengenai statusnya. Dengan menyediakan laporan<br />
sederhana bagi staf pemerintah, mereka dapat meneruskannya ke pejabat senior<br />
pemerintahan. Cara lain yang sangat baik agar pemerintah tertarik untuk mendukung<br />
Reef Check adalah dengan mengundang staff dari semua badan terkait untuk<br />
berpartisipasi. Karena Reef Check sejatinya sangat menyenangkan, mereka akan<br />
mendukung. Dalam beberapa hal, mengundang seorang menteri atau presiden untuk<br />
berpartisipasi dalam Reef Check adalah strategi yang sangat bermanfaat karena akan<br />
memberikan kesan yang sangat positif dan pemberitaan yang baik untuk media.<br />
Sebuah contoh yang baik dari kolaborasi yang berhasil antara badan pemerintahan dan<br />
pihak swasta adalah Reef Check di Hongkong. Tim dari departemen pertanian,<br />
54
perikanan dan konservasi bergabung dengan koordinator lokal RC, toko selam, klub<br />
selam, LSM dan universitas. Masing masing kelompok menempatkan setidaknya satu<br />
tim untuk memonitor terumbu tertentu dan hasilnya dipublikasikan di Inggris dan China<br />
dalam AFDC dan website lainnya. Kolaborasi yang mengagumkan telah menghasilkan<br />
<strong>program</strong> monitoring berkala untuk terumbu di Hongkong. Bahkan masalah mereka<br />
sekarang adalah terlalu banyak tim yang ada, mereka kekurangan terumbu untuk di<br />
survei!<br />
Lihat : http://www.afcd.gov.hk/conservation/english/corals_<strong>reef</strong><strong>check</strong>.htm<br />
Pemerintah tidak harus selalu menyediakan dana tunai untuk mendukung monitoring.<br />
Dalam beberapa hal, penyediaan waktu oleh staf, ruang kerja, peminjaman kapal dsb.,<br />
akan lebih bernilai dari pada dana tunai. Jika anda tidak meminta pertolongan mengenai<br />
hal ini, anda tidak akan menerimanya.<br />
Dana bantuan<br />
Dana bantuan dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. Ada lusinan yayasan<br />
philanthropic di Amerika Serikat yang berpotensi mendukung edukasi, monitoring dan<br />
pengelolaan terumbu karang. Tidak hanya itu, setiap tahunnya badan pemerintahan<br />
Amerika Serikat (NOAA) mengiklankan adanya dana bantuan untuk mendukung<br />
konservasi terumbu karang. Setiap kesempatan pendanaan ini memiliki batasan<br />
wilayah, karenanya tidak semua area dapat didukung setiap tahunnya, namun mereka<br />
juga terbuka untuk aplikasi yang berasal dari luar negri. Sebuah peranan utama kantor<br />
pusat Reef Check adalah membantu tim kami untuk menemukan dukungan dana<br />
bantuan untuk memulai dan mempertahankan <strong>program</strong> Reef Check hingga mereka<br />
dapat menyokong diri mereka sendiri. Tolong beritahu kamu jika anda ingin<br />
bekerjasama dengan kami untuk mengembangkan dana bantuan atau kunjungi:<br />
http://coral<strong>reef</strong>.noaa.gov/funding/welcome.html<br />
Proyek Kerjasama<br />
Beberapa organisasi melaksanakan Reef Check sebagai bagian ekspedisi ekoturisme<br />
dan bersedia mengumpulkan dana untuk membiayai aktifitas ini. Earthwatch adalah<br />
organisasi semacam itu dan melakukan lebih dari 100 ekspedisi dari semua jenisnya<br />
setiap tahun. Earthwatch ingin meningkatkan jumlah ekspedisi Reef Check. Earthwatch<br />
dapat menyediakan hingga sekitar $25,000 per ekspedisi Reef Check jika sebuah tim<br />
tertarik untuk melatih tamu yang telah membayar. Dana tersebut harus digunakan untuk<br />
sepenuhnya mendukung semua aspek ekspedisi (transportasi, konsumsi, penelitian)<br />
dengan sejumlah kecil honor tersedia bagi ketua tim. Tim Reef Check yang tertarik<br />
harus membaca dengan cermat petunjuk di website Earthwatch www.earthwatch.org<br />
dan mendiskusikan ekspedisi yang diajukan dengan kantor pusat Reef Check.<br />
Kelompok lainnya yang juga melaksanakan Reef sebagai bagian dari <strong>program</strong> mereka<br />
adalah Biosphere Expeditions, Coral Cay Conservation, Greenforce, Frontier dan<br />
Operation Wallacea. Kami menghargai bantuan kelompok – kelompok ini untuk<br />
dukungannya dalam monitoring dan konservasi. Kami mendorong semua koordinator<br />
kami untuk mempertimbangkan melakukan ekspedisi. Ini harus direncananya setidaknya<br />
setahun sebelumnya.<br />
Sponsor Terkait<br />
Pada kebanyan Negara, sponsorship adalah salah satu jenis pendanaan yang mudah<br />
untuk didapatkan dan ini dapat membangun hubungan yang baik untuk pendanaan di<br />
55
masa yang akan datang. Semua perusahaan perlu menjaga kesan yang “baik” di muka<br />
publik juga untuk menjual produk mereka melalui iklan. Reef Check menawarkan kedua<br />
kesempatan bagus ini kepada perusahaan- perusahaan. Dengan mensponsori suatu tim<br />
Reef Check, perusahaan bisa mendapatkan banyak perhatian media secara gratis jika<br />
tim mengundang media untuk menghadiri acara penggalangan dana atau promosi<br />
acara. Salah satu cara mudah untuk memberikan keuntungan instant bagi perusahaan<br />
adalah meminta mereka mensponsori kaos Reef Check yang memasukkan nama<br />
mereka sehingga pada saat penyelaman, si perusahaan juga bisa mempublikasikan<br />
namanya ke masyarakat.<br />
Pada umumnya, perusahaan Amerika Serikat dan Eropa sangat paham dengan nilai<br />
sponsorship ini, sedangkan perusahaan lokal mungkin kurang mengerti mengenai<br />
kesempatan ini. Sponsorship dari perusahaan biasanya bernilai $1000 sehingga akan<br />
sangat murah jika dilihat dari perspektif perusahaan. Perlu diingat bahwa perusahaan<br />
yang sama ini mungkin mengeluarkan puluhan ribu dolar atau lebih (tergantung ukuran<br />
perusahaan) untuk mencetak, dan iklan di radio dan televisi. Satu kali cetak di surat<br />
kabar atau majalah di Amerika Serikat dapat memakan biaya antara $50,000 dan<br />
$100,000. Jadi dengan adanya logo perusahaan dalam spanduk acara, merupakan<br />
sesuatu yang bernilai, sehingga makin besar acaranya, makin banyak orang yang<br />
melihat dan, makin tinggi nilainya.<br />
Banyak perusahaan seperti resor penyelaman dan hotel yang menyediakan donasi non<br />
“in-kind”seperti penggunaan fasilitas, kapal, perlengkapan selam dan waktu yang<br />
disediakan oleh staff. Hal tersebut juga sama berharganya, dan sangat penting<br />
memastikan bahwa semua donasi, tunai atau “in-kind”, dihargai dengan baik.<br />
Acara Penggalangan Dana<br />
Koordinator Negara dan tim harus mempertimbangkan rencana dan melakukan<br />
penggalangan dana untuk tim mereka. Cara terbaik untuk melakukan ini pertama – tama<br />
adalah dengan mendaftarkan Reef Check sebagai organisasi amal lokal atau non-profit.<br />
Ini akan meyakinkan pemberi bantuan dan sponsor bahwa semua dana yang<br />
dikumpulkan akan ditangani dengan baik. Status formal mengizinkan suatu grup untuk<br />
membuka rekening bank khusus untuk menangani dana Reef Check. Sebagai solusi<br />
sementara untuk tim yang belum membentuk LSM formal Reef Check, organisasi<br />
rekanan dapat dimintai untuk menangani keuangan.<br />
Acara penggalangan dana membutuhkan kerja keras, namun jika direncanakan dengan<br />
baik, akan dapat menggalan sejumlah besar dana. Setiap Negara memiliki suatu sistem<br />
yang berbeda dan koordinator Negara harus mempelajari jenis penggalangan dana<br />
yang umum dilakukan dinegara mereka sebelum mencobanya. Ada kemungkinan rugi<br />
jika menginvestasikan sejumlah uang untuk berlangsungnya acara penggalangan dana,<br />
sedangkan hadirin, donasi dan sponsorship didapat kurang baik.<br />
Untuk mengorganisir acara penggalangan dana, langkah pertama yang harus dilakukan<br />
adalah membentuk panitia acara dan menulis daftar tugas dan menugaskan anggota<br />
panitia. Acara tersebut harus direncanakan setahun sebelumnya. Reef Check telah<br />
melakukan acara penggalangan dana yang sukses di beberapa Negara, jadi jangan<br />
berpikir ini tidak mungkin dilakukan di Negara anda, hanya karena acara ini bersifat<br />
lingkungan.<br />
56
Aronson, R.B., P.S. Edmunds, W.F. Precht, D.W. Swanson and D.R. Levitan 1995.<br />
Large Scale, Long-Term Monitoring of Caribbean Coral Reefs: Simple, Quick,<br />
Inexpensive Techniques. Atoll Research Bulletin 421:1-19.<br />
CARICOMP 1991. Manual of Methods for Mapping and Monitoring of Physical and<br />
Biological Parameters in the Coastal Zone of the Caribbean. Caribbean Coastal Marine<br />
Productivity, Florida Institute of Oceanography. 35 pp.<br />
Carpenter, R.A. and J.E. Maragos 1989. How to Assess Environmental Impacts on<br />
Tropical Islands and Coastal Areas. Environment and Policy Institute, East-West Center,<br />
Honolulu, Hawaii, USA.<br />
Clarke, K.R. and R.M. Warwick 1997. Change in Marine Communities: An Approach to<br />
Statistical Analysis and Interpretation. Plymouth Marine Laboratory, Plymouth, UK.<br />
Crosby, M.P., G.R. Gibson, and K.W. Potts (eds). 1996. A Coral Reef Symposium on<br />
Practical, Reliable, Low Cost Monitoring Methods for Assessing the Biota and Habitat<br />
Conditions of Coral Reefs, January 26-27, 1995. Office of Ocean and Coastal Resource<br />
Pengelolaant, NOAA, Silver Spring, MD, USA. 80 pp.<br />
Dahl, A.L. 1981/84. Coral Reef Monitoring Handbook. South Pacific Commission,<br />
Noumea, New Caledonia (1981), Reference Methods for Marine Pollution Studies 25,<br />
UNEP (1984).<br />
English, S., C. Wilkinson and V. Baker 1997. Survei Manual for Tropical Marine<br />
Resources. Australian Institute of Marine Science, Townsville, Australia.<br />
Green, R.H. 1979. Sampling Design and Statistical Methods for Environmental<br />
Biologists. Wiley, New York, USA.<br />
Harding, S., C. Lowery, and S. Oakley 2002. Comparison between complex and simple<br />
<strong>reef</strong> survei techniques using volunteers: is the effort justified? Proceedings of the Ninth<br />
International Coral Reef Symposium, Bali. Vol 2: 883-890.<br />
Hill, J. and C. Wilkinson 2004. Methods for Ecological Monitoring of Coral Reefs: A<br />
Resource for Pengelolas. Australian Institute of Marine Science, Townsville, Australia.<br />
117 pp. http://www.aims.gov.au/pages/facilities/bookshop/monitoringmethods/<br />
monitoring-methods.html<br />
Hodgson, G. 1992. An Alternative to "Paper Parks". p. 35-45 In: Proc. International<br />
Conference on Conservation of Tropical Biodiversity, Kuala Lumpur 12-16 June, 1990.<br />
57
Hodgson, G. 1998. Reef Check and Sustainable Pengelolaant of Coral Reefs. Pp. 165-<br />
68. In: C. Wilkinson (ed) Status of Coral Reefs of the World: 1998. Australian Institute of<br />
Marine Science, Townsville, Australia 184 p.<br />
Hodgson, G. 1999. A Global Assessment of Human Effects on Coral Reefs. Marine<br />
Pollution Bulletin. 38/5: 345-355.<br />
Hodgson, G. 1999. Reef Check Global Survei Program: The First Step in Community-<br />
Based Pengelolaant. In: I. Dight, R. Kenchington, J. Baldwin (eds). Proc. International<br />
Tropical Marine Ecosystems Symposium, Townsville, Australia, November 1999. pp<br />
321-326.<br />
Hodgson, G. 1999. What is the Purpose of Monitoring Coral Reefs in Hawaii? p 15-26.<br />
In: Maragos, J.E. and R. Grober-Dunsmore (eds). Proceedings of the Hawaii Coral Reef<br />
Monitoring Workshop, June 8-11, 1998. Department of Land and Natural Resources and<br />
East-West Center for Development, Honolulu, HI, USA. 334 pages.<br />
Hodgson, G. 2000. Coral Reef Monitoring and Pengelolaant Using Reef Check.<br />
Integrated Coastal Zone Pengelolaant. 1(1): 169-176. Hodgson, G. and C.M. Stepath.<br />
1999. Using Reef Check for Long-Term Coral Reef Monitoring in Hawaii. p. 173-184. In:<br />
Maragos, J.E. and R. Grober-Dunsmore (eds).<br />
Proceedings of the Hawaii Coral Reef Monitoring Workshop, June 8-11, 1998.<br />
Department of Land and Natural Resources and East-West Center for Development,<br />
Honolulu, HI, USA. 334 pages.<br />
Hodgson, G and D. Ochavillo. 2006. MAQTRAC Marine Aquarium Trade Coral Reef<br />
Monitoring Protocol Field Manual. Reef Check Foundation. Pacific Palisades, California<br />
USA xx pp.<br />
Johannes, R.E. 1998. The Case for Data-Less Marine Resource Pengelolaant:<br />
Examples from Tropical Nearshore Finfish Fisheries. Trends in Ecology and Evolution<br />
13:243-246.<br />
Kenchington, R. and C.K. Looi 1994. Research and Monitoring for Marine Protected<br />
Areas. Module 8 p. 427-439 In: Staff Training Materials for the Pengelolaant of Marine<br />
Protected Areas. RCU/EAS Technical Reports Series No. 4. United Nations<br />
Environment Program, Regional Coordinating Unit, East Asian Seas Action Plan,<br />
Bankok, Thailand.<br />
McManus, J.W., M.C.A. Ablan, S.G. Vergara, B.M. Vallejo, L.A.B. Menez, K.P.K. Reyes,<br />
M.L.G. Gorospe, and L. Hlamarick 1997. ReefBase Aquanaut Survei Manual.<br />
International Center for Living Aquatic Resources Pengelolaant, Manila, Philippines.<br />
Oliver, J., G. De’Ath, T. Done, D. Williams, M. Furnas and P. Moran 1995. Long-Term<br />
Monitoring of the Great Barrier Reef. Status Report: Number 1 1995. Australian Institute<br />
of Marine Science. Townsville, Australia.<br />
Oxley, W.G. 1997. Sampling and Monitoring Design pp. 307-320 In: English, S., C.<br />
Wilkinson and V. Baker 1997 Survei Manual for Tropical Marine Resources. Australian<br />
Institute of Marine Science, Townsville, Australia<br />
58
Rogers, C. 1994. Coral Reef Monitoring Manual for the Caribbean and Western Atlantic.<br />
US National Park Service, Virgin Islands National Park, USVI.<br />
Stoddart, D.R. and R.E. Johannes (eds) 1978. Coral Reefs: Research Methods.<br />
UNESCO Monographs on Oceanographic Methodology 5, UNESCO, Paris. 581 pp.<br />
Underwood, A.J. 1993. The mechanics of Spatially Replicated Sampling Programmes to<br />
Detect Environmental Impacts in a Variable World. Australian Journal Of Ecology 18: 99-<br />
116.<br />
UNEP/AIMS 1993. Monitoring Coral Reefs for Global Change. Reference Methods for<br />
Marine Pollution Studies 61, UNEP, Nairobi.<br />
UNEP 1993. Training Manual on Assessment of the Quantity and Type of Land-Based<br />
Pollutant Discharges into the Mmarine and Coastal Environment. RCU/EAS Technical<br />
Reports Series No. 1, UNEP, Bangkok. 65 pp.<br />
UNEP/IAEA/IOC 1991. Standard Chemical Methods for Marine Environmental<br />
Monitoring. Reference Methods for Marine Pollution Studies 50, UNEP, Nairobi.<br />
UNESCO 1984. Comparing Coral Reef Survei Methods. UNESCO Reports in Marine<br />
Science 21. UNESCO, Paris.<br />
Wells, S.M. 1995. Reef Assessment and Monitoring Using Volunteers and Non-<br />
Professionals. Rosenstiel School of Marine and Atmospheric Science, University of<br />
Miami, Miami, Florida, USA.<br />
Wilkinson, C. and G. Hodgson 1999. Coral Reefs and the 1997-1998 Mass Bleaching<br />
and Mortality. Nature and Resources. 35(2):17-25.<br />
Wilkinson, C., O. Linden, H. Cesar, G. Hodgson, J. Rubens, and A. E. Strong. 1999.<br />
Ecological and Socioeconomic Impacts of 1998 Coral Bleaching in the Indian Ocean: an<br />
ENSO Impact and a Warning of Future Change? Ambio 28:188-196.<br />
59
A. Formulir Pendaftaran Reef Check<br />
Untuk berpartisipasi dalam Reef Check, anda harus mendaftarkan formulir pendaftaran,<br />
yang tersedia secara online di www.<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org atau lewat e-mail ke kantor pusat<br />
Reef Check Headquarters di rcregist@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org. Kami akan mengkonfirmasi<br />
status anda atau meminta informasi tambahan. Perhatikan bahwa ada satu persyaratan<br />
dasar Reef Check. Setiap tim harus beranggotakan penyelam Reef Check yang<br />
bersertifikasi yaitu telah mengikuti pelatihan formal sertifikasi Reef Check, dan/atau<br />
harus memiliki seorang dewan pengurus yang merupakan peneliti kelautan yang<br />
memenuhi syarat, untuk melatih tim mengenai metode survei, membantu<br />
mengidentifikasi dan membantu dalam menganalisa data. Tim yang tidak memiliki ahli<br />
kelautan yang memenuhi syarat juga diperbolehkan melaksanakan survei Reef Check,<br />
namun, kami tidak menerima data dari tim yang tidak terdaftar. Tolongn beritahu kami<br />
jika anda memiliki tim namun butuh bantuan untuk mendapatkan seorang ilmuwan.<br />
Tolong periksa dengan seksama daftar tim untuk menentukan apakah lokasi yang anda<br />
minati sudah terdaftar. Untuk menentukan dimana tepatnya lokasi yang akan disurvei<br />
oleh grup lainnya, anda harus menghubungi kami, atau ketua tim dari grup tersebut.<br />
Siapa yang dianggap sebagai seorang ahli kelautan yang memenuhi syarat? Kami<br />
membutuhkan peneliti dengan tingkat pendidikan Master atau PhD yang memiliki<br />
spesialisasi dalam ekologi laut tropis dan yang memiliki pengalaman melakukan survei<br />
transek bawah air. Dalam pertimbangan dasar individu, kami mencari ketua ilmiah yang<br />
dapat mengajar sendiri jika seorang peneliti terumbu yang kami kenal dapat<br />
memberikan jaminan mengenai kualifikasi mereka.<br />
60
Formulir Pendaftaran Reef Check<br />
Ketua Tim<br />
• Nama Depan:<br />
• Nama Belakang:<br />
• Alamat:<br />
• Kota:<br />
• Nagara Bagian (jika ada):<br />
• Negara:<br />
• Kode pos:<br />
• Telepon/fax:<br />
• E-mail:<br />
• Keanggotaan dalam klub selam atau organisasi lainnya<br />
• Jumlah anggota tim (tidak termasuk Ketua tim)<br />
• Apakah anda tinggal di sekitar daerah lokasi yang akan anda survei?<br />
o Jika Iya, berapa lam anda tinggal di daerah tersebut?<br />
o Jika tidak, berapa banyak anda mengunjungi/menyelam di daerah tersebut?<br />
Tim Peneliti (biarkan kosong jika anda ingin kami memasangkan anda dengan seorang ilmuwan)<br />
• Nama Depan:<br />
• Nama Belakang:<br />
• Pendidikan terringgi:<br />
o Bidang studi:<br />
o Universitas:<br />
o Durasi studi :<br />
• Institusi keanggotaan:<br />
• Telepon/fax:<br />
• E-mail:<br />
Informasi Lainnya<br />
• Apakah ada seseorang dalam tim anda yang pernah mengikuti survei Reef Check sebelumnya?<br />
o Ketua Tim?<br />
o Tim Peneliti?<br />
o Anggota tim lainnya?<br />
• Apakah anda atau tim peneliti anda pernah melakukan survei bawah air selain Reef Check? Toong<br />
jelaskan dengan singkat:<br />
• Apakah anda dan/atau tim peneliti merasa sudah mengidentifikasi spesies ikan/invertebrata di<br />
daerah ini dengan benar?<br />
Informasi Lokasi<br />
• Nama terumbu:<br />
• Kota terdekat:<br />
• Negara:<br />
• Rencana Tanggal survei:<br />
Dengan mendaftarkan formulir pendaftaran ini, tim kami memberikan ijin kepada Reef Check untuk<br />
menggunakan data yang kami masukkan untuk relasi publik dan dalam formulir ringkasan untuk publikasi<br />
Laporan ringkasan global. Penting: ketika mendaftarkan hard copy formulir ini, tolong cantumkan tanda<br />
tangan.<br />
Tanda tangan Tanggal<br />
Didaftarkan ke: rcregist@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org<br />
Reef Check Foundation<br />
PO Box 1057<br />
17575 Pacific Coast Highway<br />
Pacific Palisades, CA 90272-1057<br />
1-310-230-2371, 1-310-230-2360 (phone)<br />
1-310-230-2376 (fax)<br />
http://www.ReefCheck.org<br />
61
B. Surat Bebas Pertanggungjawaban<br />
Semua peserta harus menandatangani salinan formulir ini, sebelum mengambil bagian<br />
dalam semua aktifitas Reef Check.<br />
Surat Pernyataan Bebas Pertanggungjawaban Reef Check<br />
Saya mengakui bahwa Reef Check adalah sebuah <strong>program</strong> yang bersifat sukarela.<br />
Saya menyadari bahwa saya tidak harus berpartisipasi. Saya mengakui bahwa saya<br />
telah memilih untuk mengikuti metodologi survei Reef Check, karena ini merupakan<br />
salah satu cara yang sesuai untuk mendapatkan informasi ilmiah, dan bukan karena ini<br />
meminimalisir resiko apapun dari penyelaman scuba. Saya menyadari bahwa<br />
penyelaman scuba adalah aktifitas yang beresiko dan saya berani memikul semua<br />
resiko terkait dengan penyelaman scuba dalam cara apa pun terkait dengan Reef<br />
Check. Lebih lanjut, dengan ini saya membebaskan Reef Check atas semua tindakan<br />
lalai apapun terkait dengan aktifitas Reef Check. Saya telah memilih untuk melakukan<br />
kerja sukarela ini atas keinginan saya sendiri dengan tujuan untuk berkontribusi<br />
terhadap ilmu pengetahuan dan konservasi terumbu karang dan saya setuju bahwa<br />
saya, dan hanya saya, yang akan bertanggungjawab untuk keselamatan saya, dan<br />
semua luka yang mungin akan saya derita. Saya setuju bahwa saya tidak akan<br />
mengenakan tanggungjawab kepada Yayasan Reef Check atau personil terkait dengan<br />
semua hal tersebut diatas, apakah ia pegawai, agen, kontrakor bebas, ketua tim atau<br />
sukarelawan lainnya. Saya membebaskan mereka semua dari tanggungjawab apa pun<br />
atas keselamatan atau luka saya, yang mungkin saya derita saat dalam proses<br />
mengikuti metodologi survei Reef Check, atau deviasinya.<br />
Tanda tangan: _________________________________________ Tanggal: _________<br />
Nama Lengkap (Cetak): ____________________________________________<br />
62
C. Prosedur Penjaminan Kualitas<br />
Quality assurance (QA) – penjaminan data, adalah suatu sistem untuk memastikan<br />
bahwa prosedur yang dijalankan sesuai dengan yang ditetapkan, rencana tertulis, dan<br />
jika ada suatu kesalahan, dapat dengan cepat di deteksi, dilacak hingga ke orang yang<br />
bertangung jawab dan dikoreksi. Dokumen ini menegaskan prosedur untuk memastikan<br />
bahwa data yang diambil untuk survei Reef Check sudah dengan benar dimasukkan dan<br />
di daftarkan ke database global Reef Check untuk dianalisa. Salah satu tujuan Reef<br />
Check adalah untuk memonitor dan melaporkan kesehatan terumbu karang dalam<br />
sebuah basis global. Tapi ada banyak alasan untuk melakukan survei Reef Check selain<br />
melayani ilmu pengetahuan dan pemerintah; untuk edukasi, meningkatkan<br />
kesadartahuan masyarakat, sebagai alat pelatihan atau hanya untuk kesenangan.<br />
Namun, jika sebuah tim ingin mendaftarkan data ke database global, tim peneliti harus<br />
mengikuti prosedur QA yang dijabarkan dibawah ini<br />
Penyelaman<br />
Pemilihan Lokasi dan Lokasi Transek<br />
Tim peneliti bertanggungjawab untuk memilih lokasi survei dan memastikan bahwa<br />
transek diletakkan di lokasi yang sesuai. Untuk survei ulang, ini termasuk memastikan<br />
bahwa transek ada di lokasi yang sama seperti survei sebelumnya. Tim peneliti juga<br />
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa formulir gambaran lokasi diisi, khususnya,<br />
informasi lokasi (koordinat). Tim Peneliti harus menggunakan pengetahuan kolektif tim<br />
untuk menyelesaikan formulir gambaran lokasi.<br />
Penugasan Sukarelawan<br />
Tim peneliti dan ketua tim harus memastikan bahwa sukarelawan ditugaskan sesuai<br />
dengan kemampuan mereka. Yakni, seseorang yang bagus dalam mengidentifikasi ikan<br />
sebaiknya tidak ditugaskan untuk melaksanakan survei invertebrata hingga<br />
menyelesaikan pelatihan yang cukup.<br />
Pengambilan data<br />
Tim peneliti bertanggungjawab untuk memeriksa prosedur pengambilan data yang<br />
dilaksanakan oleh sukarelawan. Ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan<br />
sukarelawan atau hanya dengan melihat dibalik pundak mereka saat mengambil data.<br />
Perhatian harus diberikan ke masalah potensial seperti: hilangnya indormasi (nama,<br />
tanggal, waktu dsb), salah informasi, salah identifikasi, salah jumlah, penggunaan tali<br />
pengukur tegak lurus dan penandaan transek sabuk yang tidak sesuai. Jika diketahui<br />
adanya permasalahan, harus segera dikoreksi dan berikan penjelasan nanti setelah di<br />
permukaan. Setiap sukarelawan harus menuliskan tugas apa yang sudah mereka<br />
selesaikan di sabak atau kertas.<br />
Pemeriksaan Data setelah penyelaman<br />
Di kapal /atau dipantai<br />
Setelah tim Reef Check menyelesaikan semua bagian survei dan telah kembali ke<br />
pantai (atau kapal), tim peneliti bertanggungjawab untuk segera mengulas data dan<br />
meminta klarifikasi data yang tidak sesuai dengan pengamatan peneliti. Jika perlu, dan<br />
setelah mendiskusikan masalah dengan tim, tim peneliti harus membenarkan kesalahan<br />
dan jika perlu, mensurvei ulang bagian yang bermasalah.<br />
63
Memasukkan data ke komputer<br />
Data mentah harus dimasukkan kedalam spreadlembar Excel pada hari survei<br />
(gambaran lokasi, transek sabuk ikan dan invertebrata dan substrat) atau memasukkan<br />
langsung ke website Reef Check. Pengaturan waktu penting, karena jika terdeteksi<br />
adanya error, akan ada waktu untuk memperbaikinya. Ini merupakan bagian penting dari<br />
QA karena lembar data elektronik telah diset untuk mengetahui beberapa tipe error<br />
seperti: kode substrat yang tidak benar dan salah menghitung substrat per transek.<br />
Sangat penting bahwa orang yang memasukkan data ke komputer meminta orang lain<br />
untuk memeriksa bahwa data yang di komputer sama dengan data yang terdapat pada<br />
lembar data asli. Tim peneliti bertanggungjawab untuk memastikan data sudah benar<br />
sebelum memasukkan data ke kantor pusat Reef Check.<br />
Mendaftarkan Data<br />
Setelah data mentah dipindahan ke lembar data Excel standar Reef Check, file tersebut<br />
harus di email sebagai attachment ke Manajer Data Reef Check rcdata@<strong>reef</strong><strong>check</strong>.org<br />
dan harus meminta konformasi. Tolong cantumkan daftar file yang di lampirkan (nama<br />
setiap file dan nama setiap terumbu). Sangat penting terutama untuk mencantumkan<br />
Negara, propinsi/Negara bagian dan lokasi dari setiap file yang dilampirkan. Ingatlah<br />
agar mengikuti petunjuk standar untuk menamai setiap file seperti yang terdapat pada<br />
buku pedoman Reef Check. Selain cara tersebut, data juga dapat dimasukkan langsung<br />
ke sistem WRAS Reef Check dengan menggunakan formulir web.<br />
Pemeriksaan Data di Kantor Pusat Reef Check<br />
File yang didaftarkan akan diperiksa oleh staf Reef Check, biasanya dalam kurun waktu<br />
seminggu setelah diterima. File akan dicetak dan ditambahkan ke buku data master.<br />
Staf akan memeriksa spreadlembar untuk memastikan bahwa data sesuai dengan<br />
prosedur Reef Check, yaitu:<br />
Semua informasi yang diperlukan tersedia<br />
Lembar subtrat hanya terdiri dari kode substrat yang benar<br />
Lembar substrat terdiri dari bagian transek dengan total masing-masing 40<br />
Outliers diperiksa<br />
Tabel outlier (Tabel 1) untuk transek sabuk digunakan untuk memeriksa validitas outlier<br />
yang ditemukan dalam penghitungan organisme. Tabel tersebut dihasilkan dari 6 tahun<br />
lebih data Reef Check di database. Untuk setiap empat daerah geografik, tabel<br />
mengindikasikan jumlah maksimum setiap organisme indikator (per 20m bagian transek)<br />
yang diijinkan tanpa harus diperiksa validasinya. Outlier maxima adalah rerata 10<br />
hitungan tertinggi setiap organisme dari semua transek 20 m dalam database pada<br />
3/28/2006. Jika sebuah penghitungan yang didaftarkan lebih tinggi dari yang diijinkan,<br />
maka akan diajukan sebuah pertanyaan yang meminta tim untuk memeriksa kebenaran<br />
jumlah. Jika diperlukan, akan diperlukan survei ulang untuk indikator tersebut. Jika<br />
diketahui adanya hal yang tidak sesuai, staf akan menghubungi tim peneliti untuk<br />
mencoba meralat kesalahan tersebut. Pemeriksa data di Kantor Pusat Reef Check akan<br />
menulis nama mereka dan tanggal di buku data pada pojok kanan bawah setiap data set<br />
yang telah mereka periksa. Data tersebut akan dipindah ke database Reef Check.<br />
64
Penyimpanan Data di Kantor Pusat<br />
Data yang diterima oleh kantor pusat akan disalin ke setidaknya dua tempat<br />
penyimpanan. Setiap hari database digunakan, data akan disalin ke alat pem-backup<br />
yang ada di Kantor Pusat. Setelah seminggu, database dan data akan disimpan dan<br />
ditempatkan di sebuah lokasi di luar kantor pusat. Data Reef Check tersedia online<br />
sebagai bagian dari sistem WRAS dan juga didaftarkan ke ReefBase dan dimasukkan<br />
kedalam database global terumbu karang mereka.<br />
65
Tabel 1. Tabel QA untuk definisi outlier transek sabuk<br />
INVERTEBRATA Indo-Pasifik Hawai’i Atlantik<br />
Laut<br />
Merah Teluk Arabia<br />
Banded coral shrimp 23 1 28 6 0<br />
Black urchin 24<br />
COTS 62 0 7 0<br />
Cowries 2 0<br />
Diadema 962 38 354 199 50<br />
Flamingo tongue 22<br />
Kima 467 74 0<br />
Gorgonian 927<br />
Lobster 6 1 9 1 1<br />
Pencil urchin 29 152 54 26 2<br />
Teripang 126 9 17<br />
Short spine urchin 213<br />
Tripneustes 33 59 117 8 0<br />
Triton 8 0 6 2 1<br />
Nilai dari database per 3/28/2006<br />
66
D. Pedoman Pelatihan Yang dianjurkan<br />
Pelatihan singkat Reef Check (2 hari)<br />
Hari 1 Pendahuluan PowerPoint Reef Check<br />
Video Reef Check (bila perlu berhenti untuk menjelaskan)<br />
Identifikasi Indikator dengan PowerPoint dan tes identifikasi<br />
Hari 2 Latihan snorkel di lapangan dan tes identifikasi<br />
Survei Scuba<br />
Memasukkan Data<br />
Pelatihan Pelatih Reef Check (2 – 5 hari penuh)<br />
Hari 1<br />
Pagi hari Pendahuluan dan tujuan pelatihan/Reef Check<br />
Mengulas aktifitas Reef Check di Negara X<br />
Mengulas metode Reef Check (pendahuluan dari PowerPoint Reef<br />
Check)<br />
Siang Pelatihan Video<br />
Praktek metode di darat (semua orang jalan seolah melakukan survei)<br />
Hari 2<br />
Pagi hari latihan bersnorkel Reef Check<br />
Memperkirakan ukuran ikan 20 dan 30 cm<br />
Siang Hari Diskusi sesi latihan Reef Check dan mengulas PowerPoint<br />
Tes Identifikasi PowerPoint plus umpan balik<br />
Pendahuluan mengenai monitoring jangka panjang<br />
Hari 3<br />
Pagi hari Tes identifikasi scuba Reef Check<br />
Siang Hari Diskusi scuba Reef Check<br />
Memasukkan data dan penjaminan kualitas<br />
Hari 4<br />
Pagi hari Latihan manta tow untuk memilih lokasi (jika jarak pandang<br />
memungkinkan)<br />
Scuba Reef Check<br />
Jika jarak pandang buruk – maka hanya lakukan scuba Reef Check<br />
Siang Hari Interpretasii dan menganalisa data Reef Check<br />
Hari 5<br />
Pagi hari Scuba Reef Check atau mengulas tes identifikasi scuba<br />
Siang Hari Rancangan monitoring jangka panjang<br />
Finasial jangka panjang<br />
67
E. Organisme Indikator Reef Check<br />
I N D I K A T O R D I A T L A N T I K / K A R I B I A<br />
Ikan:<br />
Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />
Ikan Kepe- Kepe (Semua spesies) Chaetodontidae Penangkapan Berlebih<br />
Penangkapan ikan hias<br />
Grunts/Margates Haemulidae Penangkapan Berlebih<br />
Kakap Lutjanidae Penangkapan Berlebih<br />
Ikan Kakak Tua (> 20 cm) Scaridae Penangkapan Berlebih<br />
Moray Eel (Semua spesies) Muraenidae Penangkapan Berlebih<br />
Kerapu (semua >30 cm) Serranidae Penangkapan Berlebih<br />
Nassau Grouper Epinephalus striatus Penangkapan Berlebih<br />
Ikan Kepe- Kepe (semua<br />
spesies)<br />
Chaetodontidae<br />
Indikator penangkapan berlebih dan<br />
perdagangan ikan hias<br />
Contoh: Four-eye butterflyfish<br />
Grunts/Margates<br />
Haemulidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: White margate<br />
Snapper<br />
Lutjanidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: Schoolmaster snapper<br />
68<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />
John E. Randall<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)
Ikan Kakak tua (semua ><br />
20cm)<br />
Scaridae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: Princess parrotfish<br />
Moray Eel (semua spesies)<br />
Muraenidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: Spotted moray<br />
Kerapu (any > 30 cm)<br />
Serranidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: Yellowfin grouper<br />
Nassau Grouper<br />
Epinephalus striatus<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
I N D I K A T O R DI A T L A N T I K / K A R I B I A<br />
69<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />
John E. Randall
Invertebrata:<br />
I N D I K A T O R DI A T L A N T I K / K A R I B I A<br />
Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />
Banded Coral Shrimp Stenopus hispidus Penangkapan ikan hias<br />
Long-spined Black Sea Urchin Diadema spp. Penangkapan berlebih<br />
Pencil Urchin Eucidaris spp Perdagangan suvenir<br />
Sea Egg/Collector Urchin Tripneustes spp. Penangkapan berlebih<br />
Triton Charonia variegata Perdagangan suvenir<br />
Flamingo Tongue Cyphoma gibbosum Penangkapan ikan hias<br />
Gorgonian Berkaitan dengan Flamingo tongue dan<br />
Penyakit<br />
Lobster (spiny dan slipper/batu) Malacostraca (Decapoda) Penangkapan berlebih<br />
Banded Coral Shrimp<br />
Stenopus hispidus<br />
Indikator penangkapan utuk ikan hias<br />
akuarium<br />
Long-spined Black Sea<br />
Urchin<br />
Diadema antillarum<br />
Sedikitnya kelimpahan mereka, mungkin<br />
mengdindikasikan penyalit bulu babi; tingginya<br />
jumlah mereka merupakan indikator<br />
penangkapan belebih pada predator Bulu Babi<br />
Pencil Urchin<br />
Eucidaris spp.<br />
Indikator penangkapan untuk perdagangan<br />
suvenir<br />
Collector Urchin/Sea Egg<br />
Tripneustes spp.<br />
Indikator penangkapam berlebih<br />
70<br />
Jeff Jefford<br />
Gregor Hodgson<br />
Trish Baily<br />
Trish Baily
Triton<br />
Charonia variegate<br />
Indikator penangkapan untuk suvenir<br />
Flamingo Tongue<br />
Cyphoma gibbosum<br />
Indikator penangkapan untuk ikan hias<br />
Gorgonian<br />
Indikator terkait dengan adanya Flamingo<br />
tongue dan penyait<br />
Contoh: sea fans (left), sea whips (right)<br />
Lobster (spiny dan<br />
slipper/batu)<br />
Malacostraca (Decapoda)<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
I N D I K A T O R DI A T L A N T I K / K A R I B I A<br />
71<br />
www.jaxshells.org<br />
Ruben Torres<br />
Gregor Hodgson
I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />
Ikan:<br />
Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />
Ikan Kepe-Kepe (semua spesies) Chaetodontidae Penangkapan Berlebih<br />
Penangkapan Ikan hias<br />
Grunts/Sweetlips Haemulidae Penangkapan Berlebih<br />
Ikan Kakak tua (> 20 cm) Scaridae Penangkapan Berlebih<br />
Moray Eel (semua spesies) Muraenidae Penangkapan Berlebih<br />
Kerapu /Coral Trout (semua >30 cm) Serranidae Penangkapan Berlebih<br />
Perdagangan Ikan hidup<br />
Barramundi Cod Cromileptes altivelis Penangkapan Berlebih<br />
Perdagangan Ikan hidup<br />
Penangkapan dengan menembak<br />
Bumphead Parrotfish Bolbometopon muricatum Penangkapan Berlebih<br />
Humphead (Napolean) Wrasse Cheilinus undulatus Penangkapan Berlebih<br />
Perdagangan Ikan hidup<br />
Ikan Kepe-Kepe (semua<br />
spesies)<br />
Chaetodontidae<br />
Indikator penangkapan berlebih &<br />
perdagangan ikan hias<br />
Contoh: Vagabond butterflyfish<br />
Grunts/Sweetlips<br />
Haemulidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: Plectorhincus spp.<br />
Snapper<br />
Lutjanidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: Kakap bluestripe biasa<br />
72<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />
John E. Randall<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)
Barramundi Cod<br />
Cromileptes altivelis<br />
Indikator penangkapan berlebih, perdagangan<br />
ikan hidup dan penangkapan dengan senapan<br />
Humphead (Napolean)<br />
Wrasse<br />
Cheilinus undulates<br />
Indikator penangkapan berlebih dan<br />
perdagangan ikan hidup<br />
Bumphead Parrotfish<br />
Bolbometopon muricatum<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Ikan Kakak Tua (semua><br />
20cm)<br />
Scaridae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Moray Eel (semua spesies)<br />
Muraenidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh: Yellow edged moray<br />
Grouper/Coral Trout<br />
(semua > 30 cm)<br />
Serranidae<br />
Indikator penangkapan berlebih dan<br />
perdagangan ikan hidup<br />
Contoh: Coral trout<br />
I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />
73<br />
Robert A. Patzner (Salzburg, Austria)<br />
John E. Randall<br />
John E. Randall<br />
John E. Randall<br />
Dee Wescott<br />
John E. Randall
Invertebrata:<br />
I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />
Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />
Banded Coral Shrimp Stenopus hispidus Aquarium collection<br />
Long-spined Black Sea Urchin Diadema spp. & Echinothrix diadema Penangkapan Berlebih<br />
Pencil Urchin Heterocentrotus mammilatus Perdagangan untuk suvenir<br />
Sea Egg/Collector Urchin Tripneustes spp. Penangkapan Berlebih<br />
Bulu Seribu Acanthaster planci Merebaknya populasi<br />
Triton Charonia tritonis Perdagangan untuk suvenir<br />
Lobster (spiny dan slipper/batu) Malacostraca (Decapoda) Penangkapan Berlebih<br />
Kima (catat ukuran/spesies) Tridacna spp. Penangkapan Berlebih<br />
Teripang yang bisa dimakan (3 spesies) Penangkapan Beche-de-mer<br />
Prickly Redfish Thelenota ananas<br />
Greenfish Stichopus chloronotus<br />
Pinkfish Holothuria edulis<br />
Banded Coral Shrimp<br />
Stenopus hispidus<br />
Indikator penangkapan untuk ikan hias<br />
Long-spined Black Sea<br />
Urchin<br />
Diadema spp., Echinothrix<br />
diadema<br />
Jika jumlahnya banyak, indikator penangkapan<br />
berlebiih predator bulu Babi<br />
Pencil Urchin<br />
Heterocentrotus mammillatus<br />
Indikator penangkapan untuk suvenir<br />
74<br />
Dee Wescott<br />
Gregor Hodgson<br />
Gregor Hodgson
Collector Urchin<br />
Tripneustes spp.<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Bulu Seribu<br />
Acanthaster planci<br />
Indikator merebaknya populasi Bulu Seribu<br />
Triton<br />
Charonia tritonis<br />
Indikator pengambilan untuk perdagangan<br />
suvenir<br />
Lobster (spiny dan<br />
slipper/batu)<br />
Malacostraca (Decapoda)<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Kima (berikan ukuran dan<br />
Spesies)<br />
Tridacna spp.<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />
75<br />
Gregor Hodgson<br />
Mark Rosenstein<br />
Jeff Jeffords<br />
Karenne Tun<br />
Chuck Savall
Teripang yang bisa dimakan<br />
(3 spesies)<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Contoh:<br />
Prickly Redfish<br />
Thelenota ananas<br />
Indikator penangkapan beche-de-mer<br />
Greenfish<br />
Stichopus chloronotus<br />
Indikator penangkapan beche-de-mer<br />
Pinkfish<br />
Holothuria edulis<br />
Indikator penangkapan beche-de-mer<br />
I N D I K A T O R I N D O - P A S I F I K<br />
76<br />
Karenne Tun<br />
Karenne Tun<br />
Gregor Hodgson
I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />
Ikan:<br />
Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />
Bluestripe Snapper (Ta'ape) Lutjanus kasmira Penangkapan berlebih<br />
Jacks (Ulu) Carangidae Penangkapan berlebih<br />
Peacock Grouper (Roi) Cephalopholis arus Penangkapan berlebih<br />
Ikan Kakaktua (>20cm) (Uhu) Scaridae Penangkapan berlebih<br />
Ikan kepe Kepe (Semua spesies) Chaetodontidae Penangkapan berlebih<br />
Penangkapan untuk ikan hias<br />
Kakap Lutjanidae Penangkapan berlebih<br />
Orangespine Unicornfish (Umauma-lei) Naso lituratus Penangkapan berlebih<br />
Perdagangan Ikan hias<br />
Moray Eel (Puhi) Muraenidae Penangkapan berlebih<br />
Penangkapan dengan senapan<br />
Yellow Tang (Lau'ipala) Zebrasoma flavescens Perdagangan Ikan hias<br />
Yellow(fin) Goatfish (Weke-ula) Mullodichthys vanicolensis Penangkapan berlebih<br />
Ikan Kepe-Kepe<br />
Chaetodontidae<br />
Indikator penangkapan berlebih dan<br />
perdagangan ikan hias<br />
Blueline Snapper (Ta'ape)<br />
Lutjanus kasmira<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Jacks (Ulu)<br />
Carangidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
77<br />
Dee Wescott<br />
John E. Randall<br />
John E. Randall
Yellow(fin) Goatfish<br />
(Wekeula)<br />
Mullodichthys vanicolensis<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Ikan Kakaktua (Uhu) (> 20<br />
cm)<br />
Scaridae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Yellow Tang (Lau'ipala)<br />
Zebrasoma flavescens<br />
Indikator perdagangan ikan hias<br />
Kakap<br />
Lutjanidae<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Moray Eel<br />
Muraenidae<br />
Indikator penangkapan berlebih dan<br />
penangkapan dengan senapan<br />
Contoh: Spotted eel<br />
I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />
78<br />
John E. Randall<br />
Dee Wescott<br />
John E. Randall<br />
John E. Randall<br />
John E. Randall
Orangespine Unicornfish<br />
(Umauma-lei)<br />
Naso lituratus<br />
Indikator penangkapan berlebih dan<br />
perdagangan ikan hias<br />
Peacock Grouper (Roi)<br />
Cephalopholis arus<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />
79<br />
John E. Randall<br />
Dee Wescott
Invertebrata:<br />
I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />
Nama Umum Nama Famili Indikator Dari<br />
Banded Coral Shrimp Stenopus hispidus Koleksi ikan hias<br />
Long-spined Black Sea Urchin Diadema spp. dan Echinothrix diadema Penangkapan berlebih<br />
Pencil Urchin Heterocentrotus mammilatus Koleksi<br />
Collector Urchin Tripneustes spp. Penangkapan berlebih<br />
Lobster (spinydan slipper/batu) Malacostraca (Decapoda) Penangkapan berlebih<br />
Cowries Cypraeidae Perdagangan suvenir<br />
Triton Charonia tritonis Penangkapan berlebih<br />
Bulu Seribu Acanthaster planci Merebaknya populasi<br />
Banded Coral Shrimp<br />
Stenopus hispidus<br />
Indikator koleksi Ikan Hias<br />
Long-spined Black Sea<br />
Urchin<br />
Diadema spp., Echinothrix<br />
diadema<br />
Jika jumlahnya banyak, indikator adanya<br />
penangkapan berlebih dari predator bulu babi<br />
Pencil Urchin<br />
Heterocentrotus mammilatus<br />
Indikator koleksi<br />
Collector Urchin<br />
Tripneustes spp.<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
80<br />
Dee Wescott<br />
Gregor Hodgson<br />
Gregor Hodgson<br />
Gregor Hodgson
Lobster (spiny and<br />
slipper/rock)<br />
Malacostraca (Decapoda)<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Cowries<br />
Cypraeidae<br />
Indikator perdagangan untuk suvenir<br />
Triton<br />
Charonia tritonis<br />
Indikator penangkapan berlebih<br />
Bulu Seribu<br />
Acanthaster planci<br />
Indikator merebaknya populasi Bulu Seribu<br />
I N D I K A T O R H A W A I ‘ I<br />
81<br />
Mark Rosenstein<br />
Dr. James P. McVey, NOAA Sea Grant Program<br />
Karenne Tun<br />
Jeff Jeffords
F. Lembar data Lapangan<br />
Formulir Gambaran Lokasi<br />
82
Formulir Transek Sabuk (Atlantik/Karibia)<br />
84