majalah kredibel edisi-01-2011 - LKPP
majalah kredibel edisi-01-2011 - LKPP
majalah kredibel edisi-01-2011 - LKPP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
MANCA NEGARA<br />
JAMES KANG (PUBLIC PROCUREMENT SERVICE (PPS) KOREA SELATAN)<br />
“E-Procurement Bukan Soal Pilihan,<br />
tapi Sebuah Keharusan”<br />
ISTIMEWA<br />
Korea Selatan<br />
merupakan salah<br />
satu negara yang<br />
memiliki sistem<br />
pengadaan yang<br />
komprehensif<br />
di dunia, yang<br />
telah memberikan<br />
penghematan<br />
yang cukup<br />
besar bagi Korea,<br />
meningkatkan<br />
produktifitas hingga lima kali lipat, serta mampu<br />
mengurangi korupsi secara drastis.<br />
Apa yang menjadi solusi bagi Korea? Ya, sistem<br />
e-procurement. Dalam wawancaranya dengan International<br />
Quality and Productivity Center (IQPC),<br />
James Kang dari Public Procurement Service<br />
(PPS) Korea Selatan memberikan pandangannya<br />
mengenai manfaat e-procurement, dan berbagi<br />
pengalaman Korea menerapkan e-procurement<br />
lewat KONEPS selama 10 tahun terakhir ini.<br />
Apa manfaat utama dengan beralih ke e-procurement?<br />
E-procurement menawarkan 3 manfaat utama.<br />
Pertama, penghematan biaya. E-procurement<br />
menghemat biaya yang cukup besar terkait pengadaan.<br />
Misalnya, penyedia tidak perlu mengunjungi<br />
kantor pengadaan lagi karena mereka dapat<br />
melakukan urusan mereka melalui komputer di<br />
kantor mereka. Pengurangan penggunaan kertas<br />
juga merupakan penghematan biaya yang cukup<br />
besar. Kedua, peningkatan produktivitas. Produktivitas<br />
panitia pengadaan akan lebih meningkat<br />
jika menggunakan e-procurement. Jumlah paket<br />
yang bisa ditangani oleh panitia pengadaan bisa<br />
meningkat lima kali lipat dibandingkan dengan<br />
jumlah yang bisa ditangani sebelum menggunakan<br />
sistem e-procurement. Ketiga, penurunan<br />
praktek ilegal. E-procurementmemberikan<br />
kontribusi secara drastis untuk mengurangi<br />
praktik-praktik ilegal. Memungkinkan celah untuk<br />
melakukan korupsi menurun tajam, karena sistem<br />
ini mengeliminasi kegiatan tatap-muka antara<br />
pejabat pengadaan dan penyedia.<br />
Dalam kiprah KONEPS telah berjalan selama 10 tahun<br />
ini, apa saja yang masih menjadi kendala? Bagaimana<br />
mengatasinya?<br />
Tidak ada masalah dalam sistem e-procurement<br />
kami. Pada saat kami mulai mengembangkan<br />
sistem ini, kami berusaha membuat sistem ini<br />
bisa berjalan mendekati sempurna. Tetapi dalam<br />
perjalanan sistem e-procurement selama 10 tahun<br />
terakhir ini kami menemukan beberapa masalah<br />
dengan penyedia, yang berusaha mengambil<br />
keuntungan dari sistem ini. Masalah-masalah<br />
tersebut antara lain yaitu, pertama, ‘meminjam’<br />
sertifikat penyedia. Kami menemukan bahwa<br />
beberapa penyedia ‘meminjam’ secara ilegal sertifikat<br />
dari penyedia lain untuk masuk ke sistem,<br />
dengan maksud untuk meningkatkan peluang<br />
mereka mendapatkan kontrak selama proses tender.<br />
Maksudnya adalah bahwa ada penyedia yang<br />
sama yang berpura-pura menjadi penyedia yang<br />
berbeda. Untuk mengatasi masalah ini, kami menerapkan<br />
sistem registrasi bio-fingerprint. Hanya<br />
penyedia yang telah melakukan pendaftaran sidik<br />
jari ini yang diizinkan untuk memasuki sistem dan<br />
mendaftar. Karena sejak proses registrasi sudah<br />
harus menggunakan sidik jari, dan karena itu<br />
sangat unik, sehingga penyedia tidak akan dapat<br />
lagi ‘meminjam’ sertifikat penyedia lain untuk<br />
mengelabui sistem.<br />
Kedua, kolusi diantara peserta atau penyedia.<br />
Salah satu masalah yang kami alami adalah<br />
kolusi diantara peserta tender, meskipun sudah<br />
menggunakan sistem e-procurement yang sangat<br />
transparan. Ini bukan hal mudah untuk mengontrolnya.<br />
Ada kalanya para penyedia sudah<br />
menjalin kesepakatan diantara mereka proses<br />
tender dilakukan. Hal ini tentu saja membutuhkan<br />
’close monitoring’. Jadi kita menganalisa<br />
setiap penawaran untuk mengidentifikasi pola<br />
penawaran yang mencurigakan, serta mengambil<br />
tindakan segera untuk menghukum pelanggar<br />
tersebut.<br />
Ketiga, penyedia yang tidak memenuhi kualifikasi.<br />
Sebelumnya, tidak ada sistem untuk mencegah<br />
penyedia yang tidak memenuhi kualifikasi untuk<br />
44<br />
KREDIBEL Edisi <strong>01</strong> | Oktober-Desember 2<strong>01</strong>1