Majalah CARE, Edisi Khusus Ramadhan 1430 H Majaalalah hh CA ...

Majalah CARE, Edisi Khusus Ramadhan 1430 H Majaalalah hh CA ... Majalah CARE, Edisi Khusus Ramadhan 1430 H Majaalalah hh CA ...

alazharpeduli.com
from alazharpeduli.com More from this publisher
05.03.2015 Views

Cover Story Naskah: Arum Nazlus Shobah Foto: Arza Wening Ketika Cholidi Berzakat Khairul Azzam, bintang dalam film Ketika Cinta Bertasbih (KCB), nunggang motor bebek jadul yang sudah berumur 10 tahun. Lakon ini, tentu tak ada dalam seting film produksi Sinema Art yang tengah merajai bioskop di tanah air itu. Tapi hadir, dalam kehidupan nyata pemeran Azzam, Cholidi Asadil Alam. Dia sosok yang bersahaja, murah senyum, dengan pengetahuan agama yang cukup baik. Bintangnya tengah bersinar di langit tinggi, tapi pemuda kelahiran Pasuruan 1989 itu, tetap merunduk ibarat padi. Cholidi, tetaplah dirinya yang santun bertutur dan tampil apa adanya. Cholidi, tengah berusaha tidak berubah. Dengan ketenarannya, ia tak berniat aji mumpung. Putra ketiga dari tiga bersaudara, pasangan H Abdul Latief Adenan dengan Hj Affidatuzzahro itu, selalu berusaha mengendalikan diri untuk tidak terjebak dalam dunia glamor. Suatu ketika, usai promosi KCB di Batam, salah seorang penggemarnya mau memberi Blackberry. Tapi Cholidi kebingungan, karena ia merasa barang itu amat mewah buat dirinya. “Saya merasa belum siap menggunakan barangbarang yang mahal”, akunya santun. Cerita dalam KCB, menempatkan Azzam sebagai sosok yang punya kepedulian tinggi. Tidak hanya pada keluarganya, tapi juga teman-temannya. Dalam realita pemerannya, kisah ini memang punya kemiripan dengan sikap hidup Cholidi. Ia merantau sekolah ke Jakarta sejak keluar SMP. Ditempa berbagai tantangan hidup, nurani kepedulian Cholidi makin kuat. Sejak di bangku SMP dan SMA, Cholidi aktif berorganisasi. Ia melibatkan diri dalam berbagai aktivitas kepedulian. Di SMA, ia pernah membuat 20 Majalah CARE, Edisi Khusus Ramadhan 1430 H

Majelis Maulid, misalnya. Dalam majelis itu, Cholidi mengajak teman-temannya menjadikan sedekah sebagai solusi keluar dari kesulitan. Hasilnya, tak sedikit temantemannya yang kurang mampu dapat dibantu. Meski pada saat itu, Cholidi sendiri juga dalam kesulitan. “Kita jangan takut menjadi miskin karena memberi”, tandas Cholidi menggetarkan. Sebagai orang yang dibesarkan dalam lingkungan pesantren, pengetahuan Choilidi pada dunia zakat juga cukup baik. Ia juga meyakini, zakat rukun Islam yang paling tepat sebagai instrument ekonomi umat. “Kita juga harus berzakat dalam keadaan lapang dan sempit. Kalau sholat adalah ketaatan jiwa raga kepada Allah, sedangkan zakat bentuk ketaatan dalam harta kepada Allah”, tandas Cholidi, yang kini menjadi mahasiswa baru di Universitas Al-Azhar Indonesia itu. Tiga jam bersama Cholidi, di ruang kantor Al-Azhar Peduli yang sempit, jadi terasa lapang. “Salah satu yang menjadikan kita manusia, adalah ketika kita peduli terhadap sosial dan kemanusiaan”, terang Cholidi, makin bernas. Komitmen Cholidil Asadil Alam pada kemanusiaan, ditunjukkan dengan terlibat aktif dalam aktivitas Al-Azhar Peduli Ummat. Dengan motor jadulnya, ia siap bergabung dimanapun, Al-Azhar Peduli menggelar aktivitas kemanusiaan. Apalagi, kini ia bagian dari keluarga besar Al-Azhar. “Saya bersyukur pada Allah, saya bahagia dan senang sekali dapat bergabung dengan Al-Azhar Peduli Ummat ini. Saya siap menjadi duta zakat Al-Azhar”, tegas Cholidi, diamini seluruh awak Al- Azhar Peduli Ummat. Bagi lembaga zakat ini, keterlibatan Cholidi menjadi satu anugerah. Tidak ada yang layak diucapkan pada bintang KCB itu, selain, “Ahlan wa sahlan Khairul Azzam dan Cholidi Asadil Alam”. Majalah CARE, Edisi Khusus Ramadhan 1430 H 21

Cover Story<br />

Naskah: Arum Nazlus Shobah<br />

Foto: Arza Wening<br />

Ketika Cholidi<br />

Berzakat<br />

Khairul Azzam, bintang<br />

dalam film Ketika Cinta<br />

Bertasbih (KCB), nunggang<br />

motor bebek jadul<br />

yang sudah berumur 10<br />

tahun.<br />

Lakon ini, tentu tak ada<br />

dalam seting film produksi<br />

Sinema Art yang tengah<br />

merajai bioskop di tanah<br />

air itu. Tapi hadir, dalam<br />

kehidupan nyata pemeran<br />

Azzam, Cholidi Asadil Alam.<br />

Dia sosok yang<br />

bersahaja, murah senyum,<br />

dengan pengetahuan<br />

agama yang cukup baik.<br />

Bintangnya tengah bersinar<br />

di langit tinggi, tapi pemuda<br />

kelahiran Pasuruan 1989<br />

itu, tetap merunduk ibarat<br />

padi. Cholidi, tetaplah<br />

dirinya yang santun<br />

bertutur dan tampil apa<br />

adanya.<br />

Cholidi, tengah<br />

berusaha tidak berubah.<br />

Dengan ketenarannya, ia<br />

tak berniat aji mumpung.<br />

Putra ketiga dari tiga<br />

bersaudara, pasangan H<br />

Abdul Latief Adenan dengan<br />

Hj Affidatuzzahro itu, selalu<br />

berusaha mengendalikan<br />

diri untuk tidak terjebak<br />

dalam dunia glamor.<br />

Suatu ketika,<br />

usai promosi KCB di<br />

Batam, salah seorang<br />

penggemarnya mau<br />

memberi Blackberry. Tapi<br />

Cholidi kebingungan, karena<br />

ia merasa barang itu amat<br />

mewah buat dirinya.<br />

“Saya merasa belum<br />

siap menggunakan barangbarang<br />

yang mahal”,<br />

akunya santun.<br />

Cerita dalam KCB,<br />

menempatkan Azzam<br />

sebagai sosok yang punya<br />

kepedulian tinggi. Tidak<br />

hanya pada keluarganya,<br />

tapi juga teman-temannya.<br />

Dalam realita pemerannya,<br />

kisah ini memang punya<br />

kemiripan dengan sikap<br />

hidup Cholidi. Ia merantau<br />

sekolah ke Jakarta sejak<br />

keluar SMP. Ditempa<br />

berbagai tantangan hidup,<br />

nurani kepedulian Cholidi<br />

makin kuat.<br />

Sejak di bangku SMP<br />

dan SMA, Cholidi aktif<br />

berorganisasi. Ia melibatkan<br />

diri dalam berbagai<br />

aktivitas kepedulian. Di<br />

SMA, ia pernah membuat<br />

20<br />

<strong>Majalah</strong> <strong><strong>CA</strong>RE</strong>, <strong>Edisi</strong> <strong>Khusus</strong> <strong>Ramadhan</strong> <strong>1430</strong> H

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!