Tourism Review - Edisi Januari

Menyasar 20 Juta Wisatawan Mancanegara Tahun 2019 Menyasar 20 Juta Wisatawan Mancanegara Tahun 2019

xiaoindonesia
from xiaoindonesia More from this publisher
26.02.2015 Views

Cover Story Tingginya portofolio bisnis sektor pariwisata maupun sektor ekonomi kreatif tersebut menjadi salah satu pertimbangan mengapa Kemenparekraf berubah menjadi Kemenpar, sedangkan ekonomi kreatif dibentuk unit khusus Badan Ekonomi Kreatif. “Perubahan nomenklatur dan organisasi Kemenpar maupun Badan Ekonomi Kreatif telah dibahas dengan Kemen- PAN/RB. Dalam waktu dekat ini akan diumumkan,” kata Arief Yahya. Menpar Arief Yahya menjelaskan lebih jauh, untuk mencapai target 20 juta wisman pada 2019 berbagai upaya harus dilakukan di antaranya perbaikan infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT (Information and Communication Technology ), health and hygiene dan aksesibilitas (conectivity, seat capacity dan direct flight) serta regulasi. Terobosan-Terobosan Dalam regulasi, pemerintah melakukan terobosan diantaranya dengan memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) bagi 5 negara yakni; Australia, Jepang, Korea, China, dan Rusia yang mulai diterapkan tahun 2015. Selain itu memberikan kemudahan perizinan masuknya kapal layar (yacht) ke perairan Indonesia dalam upaya mendorong masuknya para yachter internasional yang menjadi bagian penting dari pengembangan wisata bahari (marine tourism) di tanah air. Upaya lain adalah melakukan promosi secara efektif dengan menggunakan jalur digital atau on-line antara lain melalui kegiatan; mobile apps, digital campaign, interactive campaign, viral marketing (Facebook, Twitter, Youtube, blog, etc), maupun jalur konvensional atau off-line antara lain dengan memasang advertisement di majalah tematik dan lifestyle mags, media placement di titik-titik strategis, mengukuti consumer shows (B2C), consumer promotions, maupun melakukan sales missions, road show dan famtrips dengan mengundang para tour operator dan penulis pariwisata dari negara-negara yang menjadi sumber wisman. 14 Tourism Review | January 2015

Cover Story Selain itu untuk mempresentasikan daya tarik keindahan alam (nature), keanekaragaman budaya dan keramahtamahan masyarakat Indonesia (culture) maupun fasilitas pariwisata menarik lainnya yang dikembangkan oleh orang kreatif Indonesia (manmade) perlu diperkuat melalui branding pariwisata Indonesia. Untuk ini dilakukan re-launching branding “Wonderful Indonesia” dan “Pesona Indonesia” yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan pemasaran dan promosi pariwisata di luar maupun di dalam negeri. Branding “Wonderful Indonesia” dan “Pesona Indonesia” sebagai country branding wajib digunakan, sedangkan destination branding di masing-masing destinasi bersama-sama menggunakan branding “Wonderful Indonesia” atau “Pesona Indonesia”. Menpar menjelaskan kekuatan pariwisata Indonesia pada tiga unsur yakni nature, culture, dan manmade. Ketiga unsur ini masing-masing akan dikembangkan sebagai produk wisata andalan secara proporsional. Untuk nature potensinya sebesar 60% dikembangkan dalam produk wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan, sedangkan culture potensinya sebesar 35% dikembangkan sebagai wisata heritage dan religi; wisata kuliner dan belanja; dan wisata kota dan desa. Untuk manmade potensinya sebesar 5% dikembangkan sebagai wisata MICE dan Event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpatu (integreted resort). Program kerja 100 Hari Menpar Arief Yahya juga melaporkan program kerja 100 hari sebagai menteri pariwisata dalam “Kabinet Kerja” antara lain penerapan e-office di lingkungan Kemenpar; pencanangan pembangunan zona integritas; pelaksanaan revisi RKK/L; pekan wisata kuliner tradisional nusantara; peluncuran CAIT (Clearance Approval for Indonesia Territory) secara on-line; bebas visa kunjungan singkat (BVKS) bagi 5 negara (Jepang, China, Korea Selatan, Australia, dan Rusia); launching branding Wonderful of Indonesia; peluncuran e-tourism; penghargaan para blogger pariwisata (Travel Blogger Award); serta soft launching gerakan akselerasi tenaga kerja dalam menghadapi MEA 2015. Selain itu juga melakukan groundbreaking gedung pertunjukan; pelaksanaan Festival Film Indonesia (FFI) 2014, anugrah kriya kreatif daur ulang, penyelenggaraan Indonesia Fashion Foward (IFF), serta program buku digital maupun penguatan situs Indonesiakreatif.Net sebagai sarana komunikasi orang-orang kreatif Indonesia. (Puskompublik dan diolah) 1_ahok.org Tourism Review | January 2015 15

Cover<br />

Story<br />

Tingginya portofolio bisnis sektor<br />

pariwisata maupun sektor ekonomi<br />

kreatif tersebut menjadi salah satu pertimbangan<br />

mengapa Kemenparekraf<br />

berubah menjadi Kemenpar, sedangkan<br />

ekonomi kreatif dibentuk unit<br />

khusus Badan Ekonomi Kreatif. “Perubahan<br />

nomenklatur dan organisasi<br />

Kemenpar maupun Badan Ekonomi<br />

Kreatif telah dibahas dengan Kemen-<br />

PAN/RB. Dalam waktu dekat ini akan<br />

diumumkan,” kata Arief Yahya.<br />

Menpar Arief Yahya menjelaskan<br />

lebih jauh, untuk mencapai target<br />

20 juta wisman pada 2019 berbagai<br />

upaya harus dilakukan di antaranya<br />

perbaikan infrastruktur pariwisata, infrastruktur<br />

ICT (Information and Communication<br />

Technology ), health and<br />

hygiene dan aksesibilitas (conectivity,<br />

seat capacity dan direct flight) serta<br />

regulasi.<br />

Terobosan-Terobosan<br />

Dalam regulasi, pemerintah melakukan<br />

terobosan diantaranya dengan<br />

memberikan bebas visa kunjungan<br />

singkat (BVKS) bagi 5 negara yakni;<br />

Australia, Jepang, Korea, China, dan<br />

Rusia yang mulai diterapkan tahun<br />

2015. Selain itu memberikan kemudahan<br />

perizinan masuknya kapal layar<br />

(yacht) ke perairan Indonesia dalam<br />

upaya mendorong masuknya para<br />

yachter internasional yang menjadi<br />

bagian penting dari pengembangan<br />

wisata bahari (marine tourism) di tanah<br />

air.<br />

Upaya lain adalah melakukan promosi<br />

secara efektif dengan menggunakan<br />

jalur digital atau on-line antara<br />

lain melalui kegiatan; mobile apps,<br />

digital campaign, interactive campaign,<br />

viral marketing (Facebook, Twitter,<br />

Youtube, blog, etc), maupun jalur<br />

konvensional atau off-line antara lain<br />

dengan memasang advertisement di<br />

majalah tematik dan lifestyle mags,<br />

media placement di titik-titik strategis,<br />

mengukuti consumer shows (B2C),<br />

consumer promotions, maupun melakukan<br />

sales missions, road show dan<br />

famtrips dengan mengundang para<br />

tour operator dan penulis pariwisata<br />

dari negara-negara yang menjadi sumber<br />

wisman.<br />

14 <strong>Tourism</strong> <strong>Review</strong> | January 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!