06.02.2015 Views

Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

EDISI 6 / <strong>2008</strong><br />

LINTAS KOTA<br />

Gustaff sebagai salah satu contoh ideal,<br />

bagaimana komunitas masyarakat sipil bisa<br />

langsung berinteraksi dan bekerjasama dengan<br />

pemeritah kota untuk mengeksplorasi dan<br />

mengembangkan potensi warga secara maksimal.<br />

Menurut pria kelahiran Sukabumi 34 silam<br />

tersebut, salah satu catatan penting adalah,<br />

setelah momentum Helar fest <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> semakin<br />

mendapat<br />

perhatian<br />

dari<br />

banyak pihak,<br />

bukan<br />

hanya komunitas<br />

masyarakat<br />

lokal di <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong>,<br />

tetapi juga<br />

kota-kota internasional.<br />

“Itu hal<br />

yang membanggakan.<br />

Bahkan di beberapa<br />

headline<br />

koran nasional,<br />

<strong>Bandung</strong><br />

masih<br />

menjadi tren.<br />

Jadi sebetulnya<br />

<strong>Bandung</strong><br />

berhasil<br />

membangun<br />

reputasi baru<br />

dan saya<br />

pikir salah<br />

satu kontribusi<br />

penting adalah ketika <strong>Pemerintah</strong> <strong>Kota</strong><br />

bekerjasama langsung dengan masyarakat, “<br />

ujar istri dari Reyna Wulansari ini.<br />

Oleh karena itu, meski menilai sedikit terlambat,<br />

Gustaff berharap perhatian Pemkot terhadap<br />

perkembangan industri kreatif di <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong> tidak berhenti pada membantu penyelenggaraan<br />

even-even kreatif, tetapi lebih luas<br />

lagi, mengeluarkan kebijakan khusus yang dapat<br />

menjamin terwujudnya kebebasan pengembangan<br />

kreativitas di kalangan masyarakat,<br />

dengan memperhatikan keberagaman budaya<br />

bangsa yang ada saat ini. “Dengan begitu kebijakan<br />

yang dikeluarkan berlaku lebih universal<br />

dan tidak boleh mewakili kepentingan kelompok<br />

tententu,” ujarnya.<br />

Selain itu, Gustaff dan seluruh rekannya<br />

mengimpikan <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> memiliki gedung<br />

pertunjukan seni dan budaya yang representatif,<br />

sebab gedung pertunjukan yang ada saat ini jauh<br />

dari harapan,<br />

PENAMPILAN kreasi<br />

salah satu peserta pada<br />

acara Sabuga Jazz Fest<br />

(Foto Dok. BCCF).<br />

bahkan bisa<br />

dikatakan<br />

sangat<br />

menyedihkan.<br />

”Upaya ini<br />

harus dilihat<br />

sebagai peluang<br />

untuk<br />

menghilangkan<br />

stigma<br />

negatif<br />

tentang pemerintah.<br />

Karena<br />

pengembangan<br />

industri<br />

kreatif berkaitan<br />

erat dengan<br />

reputasi<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />

baik di<br />

mata publik<br />

lokal, regional<br />

hingga internasional.<br />

Apalagi <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong><br />

telah menjadi<br />

salah satu pilot<br />

project kota kreatif di Asia Timur,” ujarnya.<br />

Gustaff juga berharap pemerintah untuk lebih<br />

memperhatikan nasib para pelaku seni kreatif,<br />

karena sesungguhnya yang membuat mereka<br />

bertahan hingga kini tidak lebih karena rasa<br />

kecintaan kepada seni yang luar biasa dalam.<br />

“Kalau dari sisi finansial, mereka tidak dapat<br />

apa-apa. Padahal kalau mau dilihat, mereka<br />

tidak kaya-kaya amat, bahkan ada yang hidup<br />

sebagai tukang sablon, dan pekerjaan lain<br />

sekadar untuk bertahan hidup. (yun)**<br />

45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!