Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
EDISI 6 / <strong>2008</strong><br />
LINTAS KOTA<br />
mua perangkat yang ada diperuntukkan<br />
bagi kepentingan<br />
umum, semua bersifat free<br />
services. (Ema kemudian mencontohkan,<br />
dimana mayarakat<br />
bisa mengakses internet di<br />
taman-taman, penyediaan billboard<br />
untuk memberikan<br />
layanan informasi kebutuhan<br />
bahan pokok, menjadikan<br />
Alun-alun <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> sebagai<br />
pusat layanan informasi,<br />
memberi kemudahan<br />
pelayanan perizinan, hingga<br />
penerapan paper less baik di<br />
lembaga pemerintahan<br />
maupun swasta).<br />
Kemudian ada gagasan untuk<br />
pembuatan bangunan publik<br />
berkualitas yang memberikan<br />
ruang bagi peningkatan ekspresi<br />
seni. Mereka siap tidak dibayar<br />
asalkan disediakan tempat<br />
dan dipermudah dalam hal perizinan.<br />
Kalau sudah begitu,<br />
seperti air yang mengalir, akan<br />
lahir inspirasi-inspirasi yang<br />
akan kita tangkap sebagai fasilitator<br />
dan penyusun regulator.<br />
Ide lain, adanya public art sebagai<br />
wadah bagi karya-karya<br />
seni, penataan pedestrian, termasuk<br />
mengubah gaya hidup<br />
konsumerisme menjadi lebih<br />
produktif dan sehat. Mimpi ini<br />
penting, sebagaimana falsafah<br />
Sunda, ngalamun heula lah<br />
baru ngalaman, ini pun sama.<br />
Kenapa dalam manajemen modern<br />
harus ada visi, visi itu ’kan<br />
lamunan, sesuatu yang ingin kita<br />
capai, yang tentunya harus<br />
didukung dengan keseriusan,<br />
konsistensi, kerja keras,<br />
berpikir, kemauan yang kuat.<br />
Mereka juga menginginkan<br />
adanya keragaman festival<br />
seperti Helar Fest, sehingga semua<br />
komunitas kreatif<br />
berkumpul mengaktualisasikan<br />
diri yang dikemas dalam even<br />
yang sifatnya simultan. Saya<br />
bahkan berpikir, kenapa tidak<br />
Januari hingga Desember, <strong>Bandung</strong><br />
punya ciri. Misalnya Januari<br />
kita ada karnaval bunga,<br />
Februari ada even kuliner <strong>Bandung</strong>,<br />
dan seterusnya hingga<br />
Desember. Kenapa tidak, ada<br />
satu bulan khusus bagi penyelenggaraan<br />
pameran yang<br />
bernuansa Islami, atau<br />
menggambarkan kehidupan<br />
keagamaan di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>,<br />
itu bisa kita kemas dan tidak<br />
sulit. Termasuk pula upaya revitalisasi<br />
Sungai Cikapundung,<br />
sehingga bisa bernilai wisata<br />
dan <strong>Bandung</strong> benar-benar menjadi<br />
home town.<br />
Tanya : Bagaimana sikap<br />
Pemkot <strong>Bandung</strong><br />
Jawab : Ini baru usulan. Nantinya<br />
akan kita pilah, mana<br />
yang bisa diselenggarakan<br />
dalam jangka pendek, mana<br />
yang masih memerlukan kajian,<br />
telaahan, dan bentuk konstruksi<br />
kerjasama yang harus<br />
dilakukan. Yang pasti, kita sudah<br />
membentuk Forum Pemasaran<br />
<strong>Kota</strong>, sehingga kita<br />
punya mitra dari kalangan pebisnis<br />
dan perguruan tinggi<br />
yang akan bersama-sama menemukan<br />
srategi paten yang bisa<br />
mendorong pemasaran kota<br />
dengan beberapa tolok ukurnya,<br />
yaitu keberhasilan dalam<br />
tingkat life ebilitasnya, visitabilitasnya,<br />
atau bagaimana kita<br />
mendorong keberlangsungan<br />
kehidupan ekonomi (economic<br />
sustainability), sosial atau social<br />
suistainability, dan lingkungan<br />
atau environment suistainability.<br />
42