Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
EDISI 6 / <strong>2008</strong><br />
LINTAS KOTA<br />
jika habis, ditambah penghasilan suami yang<br />
penjaga malam di perumahan Suryalaya Rp.<br />
300.000/bulan, sangat berat dengan beban tanggungan<br />
3 anaknya yang mengenyam pendidikan<br />
hanya sampai SD.<br />
“Alhamdulillah, atas pemberian bantuan modal<br />
usahanya kepada saya pedagang nasi kuning keliling,<br />
saya mengucapkan terima kasih. Mudahmudahan<br />
Pak Dada di tahun-tahun mendatang<br />
diangkat kembali menjadi Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />
Bantuan ini akan saya manfaatkan menambah<br />
dan melengkapi dagangan saya,” ujarnya.<br />
Asep Ayatullah Hidayat, Satpam SPBU warga<br />
Kopo Bojongloa Kidul, dengan suara tersendat<br />
hampir menangis, bersyukur menerima bantuan<br />
Rp 5 juta untuk rehab rumahnya. Gaji Rp<br />
850.000/bulan dengan tanggungan istri dan 4<br />
anaknya, sangat sulit bisa mmperbaiki rumahnya<br />
yang sudah banyak bocor jika hujan.<br />
“Alhamdulillah, hari ini saya bisa berdekatan,<br />
berdampingan dengan bapak wali kota. Ini suatu<br />
kebanggaan. Bantuan program perbaikan rumah<br />
kumuh yang saya terima, sangat membantu saya,<br />
anak dan istri saya, yang mengharapkan bisa<br />
menikmati hidup di tempat tinggal yang layak.<br />
Harapan saya semoga program Pak Wali ini<br />
berlanjut dan berkesinambungan,” ungkapnya,<br />
seraya mendoakan wali kota beserta keluarga dan<br />
jajaran di pemerintahan kota, mendapat perlindungan<br />
dan pertolongan Allah SWT .<br />
Program Bawaku Makmur kata wali kota, merupakan<br />
bantuan hibah yang sangat ketat dikoreksi<br />
DPRD, namun sayang tidak satupun yang hadir<br />
menyaksikan. Bantuan hibah ini, sesuai aturan,<br />
hanya dapat diberikan satu kali tidak bisa terus<br />
menerus. Jadi harus benar-benar dimanfaatkan<br />
maksimal untuk kegiatan ekonomi produktif<br />
keluarga.<br />
Hingga Tahap IV Tahun <strong>2008</strong>, disebutkan wali<br />
kota, Pemkot telah menyalurkan Bawaku Makmur<br />
kepada 51.000 pemohon yang lolos verifikasi.<br />
Menurutnya, masih banyak yang belum kebagian,<br />
sehingga di Tahun 2009 akan diupayakan<br />
kembali. “Jika evaluasi yang kita lakukan, hasilnya<br />
ada dampak dalam peningkatan ekonomi kerakyatan.<br />
Program ini bisa kita perjuangkan<br />
berlanjut. Di tahun 2009, selain melanjutkan<br />
Bawaku Pendidikan Gratis, Bawaku Sehat Gratis,<br />
Bawaku Kemakmuran Gratis, kita juga akan<br />
melaksanakan Bawaku Pangan Gratis,” ungkapnya.<br />
Dalam upaya meningkatkan aktivitas usaha<br />
masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan ini,<br />
Asisten Administrasi Ekonomi Pembangunan, Ir,<br />
Drs H Taufik Rahman MH menuturkan,<br />
berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor<br />
1/2007 tentang APBD 2007 Murni dan Perda<br />
Nomor 7/2007 tentang APBD 2007 Perubahan,<br />
serta Perda Nomor 3/<strong>2008</strong> tentang APBD <strong>2008</strong>,<br />
pada komponen belanja hibah telah tersalurkan<br />
Bawaku Makmur Rp 25.400.000.000, untuk<br />
39.916 penerima. Direalisasikan dalam bentuk<br />
fasilitasi permodalan dengan orientasi sasaran<br />
terhadap masyarakat, baik yang rintisan usaha,<br />
pelaku usaha maupun koperasi. Diharapkan<br />
mampu menggerakkan sektor riil perekonomian<br />
masyarakat. Yang akhirnya berimplikasi terhadap<br />
pencapaian kinerja ekonomi kota, di antaranya<br />
peningkatan produk domestik regional bruto<br />
(PDRB), peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi<br />
(LPE), peningkatan income perkapita serta peningkatan<br />
kemampuan daya beli masyarakat.<br />
Tahap pencairan pertama telah disalurkan Rp<br />
3.538.793 untuk 4.909 pemohon, terdiri 144 rintisan<br />
usaha, 4.725 pelaku usaha termasuk 37<br />
pedagang buku Palasari yang terkena musibah<br />
kebakaran dan 68 koperasi. Tahap kedua disalurkan<br />
Rp 10.861.207.000 kepada 18.637 pemohon,<br />
terdiri 1.964 rintisan usaha, 16.577 pelaku<br />
usaha dan 96 koperasi. Tahap III, disalurkan Rp<br />
11 miliar untuk 16.373 pemohon termasuk 11<br />
pedagang Pasar Ujungberung yang terkena musibah<br />
kebakaran.<br />
Dari evaluasi yang dilaksanakan pada kunjungan<br />
langsung di lapangan terhadap 23.467, dilaporkan<br />
Taufik Rahman, 88 % penerima hibah<br />
menggunakan dananya untuk usaha produktif, 6<br />
% untuk perbaikan ruang usaha dan hanya 6 %<br />
yang menggunakannya untuk keperluan lain.<br />
Sedangkan jenis usaha penerima bantuan, 40 %<br />
Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) produksi<br />
baik yang menghasilkan produk maupun<br />
jasa (warung, jasa penjahit, bengkel), sisanya<br />
yang 60 % merupakan UMKM Konsumsi (warung<br />
kelontong, pedagang pulsa, wartel). Sementara<br />
rumah tidak layak huni yang direhab, sejak 20<strong>05</strong><br />
hingga 2007 mencapai 10.030 rumah. Dengan total<br />
biaya Rp 4.980.341.400, bersumber dari APBD<br />
Rp 5 juta/rumah, selebihnya merupakan swadaya<br />
masyarakat.**<br />
23