06.02.2015 Views

Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

EDISI 6 / <strong>2008</strong><br />

LINTAS KOTA<br />

November <strong>2008</strong>. Diikuti 1.510 kader posyandu<br />

dari 151 kelurahan, ditambah 260 pembina kader<br />

tingkat kecamatan dan puskesmas. Kegiatan<br />

meliputi kreasi seni dan lomba menu makanan<br />

tambahan pada ibu hamil dan balita.<br />

Kadinkes menyatakan, di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> hingga<br />

kini terdapat 1.915 posyandu aktif, dikelola tidak<br />

kurang dari 15.000 kader, 1.000 orang di antaranya<br />

telah mengabdi lebih dari 25 tahun. Ini<br />

merupakan pengabdian luar biasa. Kader merupakan<br />

bagian integral dari kelangsungan aktivitas<br />

posyandu. Kader adalah masyarakat yang secara<br />

sukarela mengabdikan sebagian hidupnya untuk<br />

pembangunan kesehatan. “Jambore ini juga<br />

merupakan upaya guna menjaga komitmen, agar<br />

kader tetap aktif dalam kegiatan posyandu. Tema<br />

jambore kita kali ini, keluarga sadar gizi adalah<br />

investasi, melalui pencegahan persalinan kita cegah<br />

terjadinya kematian pada ibu hamil dan<br />

melahirkan,” tuturnya.<br />

Jambore juga diisi dengan dialog bersama Wali<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> H.Dada Rosada. Melalui perwakilan<br />

kader dari tiap wilayah, terinventarisasi sejumlah<br />

masukan, di antaranya perwakilan Kader<br />

Bojonegara, mengusulkan Pemkot <strong>Bandung</strong><br />

memfasilitasi institusi pelayanan kesehatan<br />

swasta, dokter, bidan, klinik dan rumah sakit,<br />

mau berkontribusi menjadi orang tua asuh<br />

posyandu secara rutin.<br />

Kader Cibeunying, selain menyampaikan terima<br />

kasih atas insentif diterimanya, buku panduan<br />

kader, seragam dan buku saku PKK, mengusulkan<br />

bantuan sarana darurat penganggulangan<br />

bencana, di antaranya alat pemadam kebakaran<br />

atau ambulan di kelurahan siaga. Kader<br />

Karees, kader yang mendapat dukungan keluarga,<br />

perlu diimbangi dengan perhatian layanan<br />

publik dari pemkot, di antaranya diringankan biaya<br />

dan dimudahkan dalam pembuatan KTP<br />

karena tidak semua kader ekonomi mampu.<br />

Kader Ujungberung, merasa sudah waktunya<br />

kader dihimpun dalam suatu wadah, forum komunikasi<br />

kader posyandu. Forum ini tidak saja<br />

sebagai forum tukar menukar informasi,<br />

berdiskusi, berbagi pengalaman, juga sebagai wujud<br />

diakuinya keberadaan kader posyandu. Kader<br />

Gedebage, usul agar kader diberi kartu jaminan<br />

kesehatan masyarakat (Jamkesmas) sekaligus<br />

menginformasikan, di sejumlah wilayahnya,<br />

masih banyak masyarakat tidak bisa menggunakan<br />

Jamkesmas karena untuk ke Puskesmas<br />

harus mengeluarkan jasa ojeg Rp 15.000,00. Jika<br />

mungkin, di wilayah Gedebage Selatan, dibuatkan<br />

Puskesmas baru.<br />

Menanggapi apsirasi kader, wali kota mengemukakan,<br />

jambore kader posyandu yang sebelumnya<br />

telah 2 kali dilaksanakan, sebagai forum<br />

tukar pikiran, tukar pengalaman dan<br />

penyampaian aspirasi.”Karena kita sudah saling<br />

ketemu, aspirasinya masih ringan. Karenanya,<br />

harus dapat dipenuhi, semuanya sudah kita<br />

catat, tinggal direalisasikan,” ujarnya.<br />

Meski warga <strong>Bandung</strong> termasuk kader posyandu<br />

yang mendukung dirinya menjadi wali kota<br />

hanya 65 %, tapi yang diupayakan harus dilayani,<br />

adalah semua warga <strong>Bandung</strong> yang 100 %. Tugasnya<br />

sebagai wali kota, adalah melindungi,<br />

memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan<br />

warganya. “Jika selama ini <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

banyak meraih prestasi, keberhasilan ini<br />

tentunya berkat semua. Tanpa bantuan seluruh<br />

stakeholder, swasta dan masyarakat termasuk<br />

kader posyandu, semua upaya menyejahterakan<br />

dan mencerdaskan masyarakat, tidak mungkin<br />

bisa diwujudkan,”ujar Dada.<br />

Upaya meningkatkan kesejahteraan, mengurangi<br />

kemiskinan, mengurangi pengangguran,<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> memulainya dengan gratis sekolah,<br />

gratis kesehatan, gratis pemberian bantuan<br />

peningkatan kemakmuran.<br />

Hingga tahun <strong>2008</strong>, Pemkot <strong>Bandung</strong> telah<br />

menyalurkan bantuan modal usaha peningkatan<br />

kemakmuran kepada lebih kurang 51.000 pemohon<br />

dengan total bantuan Rp 36.529.887.000,00<br />

bervariasi antara Rp 500.000,00 hingga Rp 15 juta.<br />

Bantuan sekolah gratis bagi 325 sekolah, beasiswa<br />

bawaku pendidikan kepada 67.250 siswa,<br />

perbaikan 1.030 rumah tidak layak huni, serta<br />

pendampingan layanan kesehatan rujukan ke<br />

rumah sakit dan pelayanan gratis di puskesmas<br />

bagi lebih kurang 340.000 jiwa keluarga kurang<br />

mampu.<br />

“Kebijakan ini akan terus kita lanjutkan, sampai<br />

semua warga yang membutuhkan termasuk<br />

rumah tangga miskin, semuanya kebagian. Harapan<br />

saya, bagaimana kita memperbaiki kehidupan<br />

warga <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> dengan meringankan<br />

beban hidup kebutuhan dasarnya,” ujar wali kota.**<br />

21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!