Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung
EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA P enghargaan diserahkan langsung Menteri Kesehatan RI, Dr. dr. Siti Fadilah, Sp, Jp. (K), di Ballroom Four Sessions Hotel, Jalan Rasuna Said Jakarta, Kamis (18/12) lalu. Manggala Karya Bhakti Husada diberikan kepada institusi yang dukungannya sangat besar terhadap pembangunan kesehatan diwilayahnya, sehingga mampu menunjukan komitmen yang tinggi, memiliki kerjasama yang baik dan nyata dalam menyukseskan programprogram kesehatan di wilayahnya. Penilaian juga didasarkan pada sejumlah indikator, di antaranya pencapaian prioritas program kesehatan dengan hasil yang tercakup dalam riset kesehatan dasar (Riskesdas) untuk tingkat provinsi, kabupaten/kota, alokasi anggaran pada APBD diatas/mendekati 15 %, kabupaten/kota di luar Jawa Bali dengan desa siaga 100 %, serta kabupaten/kota yang mempunyai pelayanan khusus. Dalam pemberian penghargaan tersebut, Menkes menyerahkan 53 penghargaan lainnya, di antaranya Ksatria Bhakti Husada (14), Manggala Karya Bhakti Husada (19), UPT dengan kinerja paling baik (5), individu berprestasi (9), pemenang lomba (6). Bersama Kota Bandung, satu rumah sakit dan dua kota di Jawa Barat juga menerima penghargaan dari Menkes, penghargaan institusi dengan Pelayanan Prima diterima Rumah Sakit Hasan Sadikin, penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala diterima Wali Kota Cirebon, Subardi, S.Pd, dan Wali Kota Sukabumi, H Mokh Muslikh Abdussyukur, S.H, M.Si. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. H. Gunadi S. Bhinekas menuturkan, dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2008, Kota Bandung merupakan urutan ketiga dalam pencapaian indikator prioritas pembangunan kesehatan. Untuk prestasi lainnya, Kota Bandung juga mampu memberikan fasilitasi penyediaan dana penyangga pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin dan kurang mampu sejak 2006 melalui Bawaku Sehat dengan anggaran di APBD setiap tahun meningkat, Rp 4 miliar (2006), Rp 5,9 miliar (2007) dan Rp 18 miliar (2008), pengangkatan kualitas melalui sertifikasi ISO 9001- 2000, peningkatan kinerja dan kesejahteraan Kader Posyandu Rp 125 ribu/Posyandu sejak tahun 2006, revitalisasi 1.915 posyandu dengan 15.000 kader aktif. Wali Kota Bandung H.Dada Rosada usai menerima penghargaan mengatakan, konsistensi di bidang pembangunan kesehatan, Pemkot Bandung secara bertahap akan terus berupaya meningkatkan dukungan APBD untuk sebesarbesarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Antara lain diwujudkan melalui terciptanya lingkungan sehat, pelayanan kesehatan yang meningkat baik cakupan maupun kualitas, serta meningkatnya perilaku masyarakat untuk hidup sehat mandiri menuju terwujudnya Bandung Sehat. Dada menegaskan, jangan ada satupun warganya, khususnya mereka yang kurang mampu tidak terjamin kesehatannya karena Pemkot telah menyediakan dana, tidak saja gratis berobat ke Puskesmas tapi juga menjamin biaya jika harus dirujuk ke rumah sakit. ”Warga yang sakit dan melaporkan ketidak mampuannya, kita selesaikan,” ujarnya. Pelayanan ini kata wali kota, tidak terbatas pada penyakit yang dijamin jamkesmas. “Mudahmudahan dengan berbagai bantuan kita, baik bidang pendidikan gratis, pelayanan kesehatan gratis juga bantuan modal usaha yang gratis, akan mendorong terwujudnya masyarakat sejahtera yang sehat serta mandiri,” ujarnya. Perwujudan Bandung Sehat menurut wali kota, sangat ditentukan oleh perilaku manusianya, namun tidak kalah penting adalah meratanya infrastruktur mandi, cuci dan kakus (MCK), penyediaan air bersih dan lingkungan hidup yang sehat. ”Kita bangga upaya pembangunan kesehatan yang kita lakukan mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan. Mudah-mudahan penghargaan ini menjadi dorongan lebih baik lagi bagi Pemkot Bandung untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, khususnya dalam mewujudkan Bandung Sehat yang Bermartabat,” ucapnya. (Bardi)** 14
EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Seminar Pengelolaan Pohon Perda 23/1987 Perlu Diubah POHON merupakan elemen utama ruang terbuka hijau (RTH). Keberadaannya perlu dijaga dan dipelihara agar mampu berperan menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan. Realitanya, karena desakan tuntutan pembangunan baik untuk infrastruktur gedung pemerintahan, swasta maupun rumah untuk tempat tinggal, kepentingan ekologi sering terkalahkan. 15
- Page 1 and 2: B A N D U N G B E R M A R T A B A T
- Page 3 and 4: EDISI 6 / 2008 DARI REDAKSI SWARA B
- Page 5 and 6: EDISI 6 / 2008 LAPORAN UTAMA BANDUN
- Page 7 and 8: EDISI 6 / 2008 LAPORAN UTAMA aktual
- Page 9 and 10: EDISI 6 / 2008 LAPORAN UTAMA tas ar
- Page 11 and 12: EDISI 6 / 2008 LAPORAN UTAMA nya, K
- Page 13: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Peringat
- Page 17 and 18: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Taman Sa
- Page 19 and 20: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA bagai wa
- Page 21 and 22: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA November
- Page 23 and 24: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA jika hab
- Page 25 and 26: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA waspada
- Page 27 and 28: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA kemandir
- Page 29 and 30: EDISI 6 / 2008 ALBUM KOTA ANUGERAH
- Page 31 and 32: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Sekda La
- Page 33 and 34: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA menyatak
- Page 35 and 36: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA rasi pen
- Page 37 and 38: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA (NPSN).
- Page 39 and 40: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA gan sang
- Page 41 and 42: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA tujuan p
- Page 43 and 44: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Tanya :
- Page 45 and 46: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Gustaff
- Page 47 and 48: EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Tanya: S
- Page 49 and 50: EDISI 6 / 2008 PARLEMENTARIA DPRD M
- Page 51: EDISI 6 / 2008 SWARA WARGA Tempat S
EDISI 6 / <strong>2008</strong><br />
LINTAS KOTA<br />
Seminar Pengelolaan Pohon<br />
Perda 23/1987 Perlu Diubah<br />
POHON merupakan elemen utama ruang terbuka hijau (RTH).<br />
Keberadaannya perlu dijaga dan dipelihara agar mampu berperan menjaga<br />
keseimbangan ekosistem perkotaan. Realitanya, karena desakan tuntutan<br />
pembangunan baik untuk infrastruktur gedung pemerintahan, swasta maupun<br />
rumah untuk tempat tinggal, kepentingan ekologi sering terkalahkan.<br />
15