Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung Swara Bina Kota - Edisi 05/2008 - Pemerintah Kota Bandung

bandung.go.id
from bandung.go.id More from this publisher
06.02.2015 Views

EDISI 6 / 2008 LAPORAN UTAMA taan dan transaksi nilai-nilai, baik secara artistik maupun ekonomi. Ada baiknya untuk disadari bahwa membangun perspektif keberagaman budaya adalah sebuah langkah politik yang diperlukan untuk meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat sipil, termasuk dalam mengembangkan kebijakan dan program pembangunan yang berkeadilan. Hal ini setidaknya tercermin melalui uraian Fotis Kapetopoulos yang memaparkan bahwa pengembangan pemahaman akan keberagaman budaya senantiasa memerlukan keterlibatan masyarakat secara langsung, selain pengembangan kebijakan dan alokasi dana pajak yang bertanggung jawab. Kepentingan publik harus dapat tercermin dalam keseluruhan proses pembentukan kebijakan, kegiatan kebudayaan dan aktivitas lain yang melibatkan masyarakat umum, karena keberagaman budaya merupakan tulang punggung dari aktivitas ekonomi masyarakat kota yang kreatif. Profesor Marcia Langton AM (AU), salah seorang panelis dalam seminar ini lebih jauh menyatakan bahwa untuk membangun perspektif keberagaman budaya dibutuhkan kepemimpinan dan penghubung masyarakat yang berwawasan luas. Dalam beberapa hal, kebutuhan semacam ini dapat ditemukan pada energi kaum muda yang lebih dinamis dan terbuka akan gagasangagasan baru. Selain itu, kepemimpinan yang dibutuhkan adalah sosok yang memiliki tingkat intelektualitas dan kemampuan manajemen yang baik, sehingga dapat terhindar dari tata kelola pemerintahan yang buruk dan korup karena minimnya kemampuan intelektual yang terpuji. Untuk itu, tidaklah berlebihan apabila panelis Darcy Nicholas (NZ) menyatakan bahwa pemahaman akan keberagaman budaya hanya dapat ditemukan dalam sosok pemimpin yang memiliki kesadaran yang berlapis dan berorientasi pada inovasi dan perubahan. Dalam hal ini, seorang pemimpin yang memiliki intelektualitas dan perspektif keberagaman budaya akan secara kreatif mampu merancang dan mendorong proses perubahan ke arah yang lebih baik. (Penulis adalah seniman, bekerja untuk Common Room Networks Foundation)** Parade Bandung Kreatif HARI jadi Kota Bandung ke-198 tahun 2008 ini ditandai dengan Parade Bandung Kreatif. Kegiatan yang cukup meriah ini berlangsung Sabtu (6/12) lalu. Di antaranya dengan pawai kendaraan hias bunga “Bandung Blossom” mengelilingi beberapa jalan protokol di Kota Bandung sehingga menarik perhatian masyarakat. Wali Kota Bandung H.Dada Rosada sendiri membuka acara tersebut di halaman Balai Kota Bandung, ditandai dengan penabuhan bedug. Menurut wali kota, kegiatan ini merupakan media untuk mempromosikan produk-produk unggulan Kota Bandung. Tercatat 700 peserta mendandani kendaraan dengan bunga-bunga yang dipasang di mobil, becak, delman dan tampak indah dipandang mata. Ikut juga berparade, kelompok sepada ontel. Perkumpulan sepeda motor, serta marching band. Kesenian juga ditampilkan di lapangan Gasibu, di antaranya , Tari Kangsreng, kuda renggong, karinding. Dan tarian dari Korea Selatan. Hadir tamu undangan Wali Kota Surabaya, utusan Pemkot Batam, Palembang, Pontianak dan Suwon Korea Selatan. 12

EDISI 6 / 2008 LINTAS KOTA Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-44 Pemkot Bandung Berhasil Raih Manggala Karya Bhakti Husada Kartika ATAS jasa luar biasa dalam menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, Wali Kota Bandung H Dada Rosada, dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 44 Tahun 2008, menerima penghargaan ”Manggala Karya Bhakti Husada ( MKBH ) Kartika. 13

EDISI 6 / <strong>2008</strong><br />

LAPORAN UTAMA<br />

taan dan transaksi nilai-nilai, baik secara artistik<br />

maupun ekonomi.<br />

Ada baiknya untuk disadari bahwa membangun<br />

perspektif keberagaman budaya adalah sebuah<br />

langkah politik yang diperlukan untuk<br />

meningkatkan akses dan partisipasi<br />

masyarakat sipil, termasuk dalam mengembangkan<br />

kebijakan dan program pembangunan<br />

yang berkeadilan.<br />

Hal ini setidaknya tercermin melalui uraian<br />

Fotis Kapetopoulos yang memaparkan bahwa<br />

pengembangan pemahaman akan keberagaman<br />

budaya senantiasa memerlukan keterlibatan<br />

masyarakat secara langsung, selain pengembangan<br />

kebijakan dan alokasi dana pajak yang<br />

bertanggung jawab.<br />

Kepentingan publik harus dapat tercermin<br />

dalam keseluruhan proses pembentukan kebijakan,<br />

kegiatan kebudayaan dan aktivitas lain<br />

yang melibatkan masyarakat umum, karena keberagaman<br />

budaya merupakan tulang punggung<br />

dari aktivitas ekonomi masyarakat kota<br />

yang kreatif.<br />

Profesor Marcia Langton AM (AU), salah seorang<br />

panelis dalam seminar ini lebih jauh menyatakan<br />

bahwa untuk membangun perspektif keberagaman<br />

budaya dibutuhkan kepemimpinan<br />

dan penghubung masyarakat yang berwawasan<br />

luas. Dalam beberapa hal, kebutuhan semacam<br />

ini dapat ditemukan pada energi kaum muda<br />

yang lebih dinamis dan terbuka akan gagasangagasan<br />

baru.<br />

Selain itu, kepemimpinan yang dibutuhkan<br />

adalah sosok yang memiliki tingkat intelektualitas<br />

dan kemampuan manajemen yang baik, sehingga<br />

dapat terhindar dari tata kelola pemerintahan<br />

yang buruk dan korup karena minimnya<br />

kemampuan intelektual yang terpuji.<br />

Untuk itu, tidaklah berlebihan apabila panelis<br />

Darcy Nicholas (NZ) menyatakan bahwa pemahaman<br />

akan keberagaman budaya hanya dapat<br />

ditemukan dalam sosok pemimpin yang memiliki<br />

kesadaran yang berlapis dan berorientasi pada<br />

inovasi dan perubahan. Dalam hal ini, seorang<br />

pemimpin yang memiliki intelektualitas<br />

dan perspektif keberagaman budaya akan secara<br />

kreatif mampu merancang dan mendorong<br />

proses perubahan ke arah yang lebih baik.<br />

(Penulis adalah seniman, bekerja untuk Common<br />

Room Networks Foundation)**<br />

Parade <strong>Bandung</strong> Kreatif<br />

HARI jadi <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> ke-198 tahun <strong>2008</strong> ini<br />

ditandai dengan Parade <strong>Bandung</strong> Kreatif.<br />

Kegiatan yang cukup meriah ini berlangsung<br />

Sabtu (6/12) lalu. Di antaranya dengan pawai<br />

kendaraan hias bunga “<strong>Bandung</strong> Blossom” mengelilingi<br />

beberapa jalan protokol di <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong><br />

sehingga menarik perhatian masyarakat.<br />

Wali <strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong> H.Dada Rosada sendiri<br />

membuka acara tersebut di halaman Balai <strong>Kota</strong><br />

<strong>Bandung</strong>, ditandai dengan penabuhan bedug.<br />

Menurut wali kota, kegiatan ini merupakan media<br />

untuk mempromosikan produk-produk unggulan<br />

<strong>Kota</strong> <strong>Bandung</strong>.<br />

Tercatat 700 peserta mendandani kendaraan<br />

dengan bunga-bunga yang dipasang di mobil,<br />

becak, delman dan tampak indah dipandang<br />

mata. Ikut juga berparade, kelompok sepada ontel.<br />

Perkumpulan sepeda motor, serta marching<br />

band.<br />

Kesenian juga ditampilkan di lapangan Gasibu,<br />

di antaranya , Tari Kangsreng, kuda renggong,<br />

karinding. Dan tarian dari Korea Selatan.<br />

Hadir tamu undangan Wali <strong>Kota</strong> Surabaya, utusan<br />

Pemkot Batam, Palembang, Pontianak dan<br />

Suwon Korea Selatan.<br />

12

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!