Majalah-OJK-2
Majalah-OJK-2
Majalah-OJK-2
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
26<br />
DIALOG<br />
Nurhaida<br />
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal<br />
Kami Ingin<br />
Meningkatkan Penetrasi<br />
Investor Lokal<br />
engawasan pasar modal<br />
P<br />
telah beralih ke tangan<br />
Otoritas Jasa Keuangan<br />
(<strong>OJK</strong>) melalui Komisioner<br />
Pengawas Pasar Modal. Menurut<br />
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar<br />
Modal, Nurhaida, hal itu akan membuat<br />
pengawasan pasar modal lebih baik<br />
dan lebih terintegrasi dengan sektor<br />
keuangan yang lain. Meski begitu, bukan<br />
berarti tantangan untuk membangun<br />
pasar modal Indonesia menjadi lebih baik<br />
selesai sudah.<br />
Hingga saat ini industri pasar modal<br />
memiliki tantangan berupa masih<br />
minimnya investor dalam negeri.<br />
Untuk itu, otoritas tengah mendorong<br />
upaya sosialiasi dan pembangunan<br />
infrastruktur pasar modal. Salah satunya<br />
dengan edukasi.<br />
Sejatinya, upaya sosialisasi sudah<br />
dijalankan saat pengawasan masih<br />
di Badan Pengawas Pasar Modal dan<br />
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Akan<br />
tetapi, kini rencana itu akan dibarengi<br />
dengan edukasi dan aturan-aturan<br />
lain yang mewajibkan setiap broker<br />
meningkatkan jumlah investornya.<br />
“Misalnya, setiap tahun meningkat<br />
berapa persen. Ini challenge bagi broker<br />
joint venture yang nasabahnya banyak<br />
yang institusi,” kata Nurhaida.<br />
Berikut petikan lengkapnya:<br />
Mulai tahun ini pengawasan pasar<br />
modal berada di bawah <strong>OJK</strong> dan Anda<br />
berada di dalamnya. Dari sisi beban<br />
kerja, apa bedanya dengan saat masih di<br />
Bapepam-LK<br />
Dari sisi fungsi pengawasan, jika<br />
dibandingkan dengan masa di Bapepam,<br />
pasti berbeda. Karena ketika di Bapepam-<br />
LK, itu mengawasi dua bidang, yakni<br />
pasar modal dan IKNB (Industi Keuangan<br />
Non Bank). Nah, sekarang di <strong>OJK</strong>,<br />
Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar<br />
modal hanya mengawasi Pasar Modal.<br />
Sementara untuk IKNB, ada Kepala<br />
Eksekutif Pengawas IKNB.<br />
Tetapi dari sisi koordinasi, kami<br />
tetap harus saling koordinasi dengan<br />
IKNB, maupun dengan <strong>OJK</strong> secara<br />
keseluruhan. Contohnya, ketika di<br />
Bapepam, untuk audit langsung diurus<br />
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian<br />
Keuangan, kalau di <strong>OJK</strong>, ada unit sendiri<br />
melalui audit internalnya <strong>OJK</strong>. Jadi kami<br />
ada koordinasi secara internal. Dulu<br />
tidak begitu intensif koordinasinya.<br />
Dengan kata lain, apakah bisa dikatakan<br />
sistem pengawasan melalui <strong>OJK</strong> lebih<br />
efektif<br />
Saya rasa lebih efektif karena di bawah<br />
Komisioner Pengawas Pasar Modal ada<br />
dua Deputi Komisioner. Jadi, untuk<br />
pekerjaan memang lebih banyak<br />
dilimpahkan ke dua Deputi Komisioner,<br />
bahkan hingga ke Direktur. Itu supaya<br />
pekerjaan lebih efektif. Sementara Kepala<br />
Eksekutif atau Dewan Komisioner lebih<br />
memegang peranan untuk sesuatu<br />
yang strategis, misalnya ke arah<br />
pengembangan, dan koordinasi dengan<br />
pihak terkait, hingga hubungan kita di<br />
tingkat internasional. Saya rasa lebih<br />
baik seperti itu karena hal ini memang<br />
cukup menyita waktu. Sehingga perlu<br />
pelimpahan tugas lain, terutama yang<br />
rutin, ke para Deputi dan Direktur.<br />
Bagaimana sistem koordinasi yang<br />
dibangun di Komisioner Pengawas Pasar<br />
Modal, terutama saat pasar modal<br />
gonjang-ganjing Mei-Agustus<br />
lalu<br />
Ada satu hal yang menarik<br />
di <strong>OJK</strong> saat ini adalah<br />
bahwa kami selalu<br />
melakukan rapat rutin