Majalah-OJK-2
Majalah-OJK-2
Majalah-OJK-2
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
24<br />
SOROTAN UTAMA<br />
Masyarakat Indonesia yang memiliki pengetahuan dan<br />
keyakinan tentang asuransi serta produk dan jasa keuangan,<br />
termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait<br />
produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan<br />
dalam menggunakan produk asuransi (well literate), relatif<br />
masih sedikit, yaitu 17,84 persen.<br />
individu dan 74,4 juta jiwa atau 31<br />
persen untuk tertanggung kumpulan.<br />
Atau total tertanggung adalah sebanyak<br />
87,19 juta jiwa.<br />
Kendati demikian, pertumbuhan<br />
tertanggung baik individu maupun<br />
kumpulan di asuransi jiwa sudah sangat<br />
baik. Tertanggung individu kita tumbuh<br />
mendekati 30 persen menjadi 12,7 juta<br />
jiwa hingga kuartal kedua tahun ini.<br />
Ini cukup menggembirakan, sejalan<br />
dengan upaya Asuransi Jiwa mulai giat<br />
memasarkan produk micro insurance<br />
dengan premi terjangkau untuk<br />
masyarakat berpenghasilan rendah yang<br />
adalah potensi pasar terbesar sektor<br />
asuransi.<br />
Demikian juga dengan tertanggung<br />
kumpulan yang tumbuh hingga 59,89<br />
persen hingga kuartal kedua 2013<br />
menjadi 74,4 juta jiwa. Ini menunjukan<br />
bahwa sudah banyak perusahaan yang<br />
menyadari pentingnya proteksi bagi<br />
karyawannya, yang mana jika masa<br />
depan karyawan terproteksi asuransi<br />
secara baik, tentu menciptakan kepastian<br />
kerja dan iklim usaha yang tumbuh<br />
secara sehat.<br />
Maka dari itu, ke depan, inisiatif edukasi<br />
literasi keuangan dan pentingnya<br />
asuransi yang berkelanjutan yang<br />
melibatkan seluruh komponen<br />
industri, terutama agen, adalah kunci<br />
peningkatan penetrasi asuransi di<br />
Indonesia.<br />
Sektor Lain<br />
Kondisi literasi untuk sektor<br />
pembiayaan, dana pensiun dan<br />
pegadaian juga belum memberikan<br />
catatan berarti. Hasil Survei Nasional<br />
Literasi Keuangan menunjukkan bahwa<br />
masyarakat Indonesia banyak yang<br />
belum mengenal industri pembiayaan<br />
sebesar 72,10 persen. Sedangkan yang<br />
well literate di sektor pembiayaan<br />
jumlahnya hanya mencapai 9,80<br />
persen. Sehingga Indeks Utilitasia jasa<br />
pembiayaan oleh masyarakat hanya 6,33<br />
persen.<br />
Tak jauh beda dengan jasa dana pensiun.<br />
Hanya sebagian kecil saja yaitu 7,13<br />
persen dari masyarakat Indonesia yang<br />
memahami fungsi dana pensiun dengan<br />
baik. Tak heran jika indeks utilisasinya<br />
sangat rendah yaitu hanya 1,53 persen.<br />
Jika mencermati laporan Tahunan Biro<br />
Dana Pensiun Bapepam dan Lembaga<br />
Keuangan (sekarang <strong>OJK</strong>) menunjukkan<br />
bahwa pada periode 2007 hingga 2010<br />
ada peningkatan peserta hingga 15,85<br />
persen menjadi 2,8 juta jiwa.<br />
Tahun ini, peserta dana pensiun<br />
berkembang menjadi 9 juta jiwa, namun<br />
masih sangat minim jika melihat tenaga<br />
kerja aktif di Indonesia yang sekitar 119<br />
juta. Sembilan juta pegawai yang telah<br />
memiliki dana pensiun ini terdiri dari<br />
tiga juta pegawai swasta dan enam juta<br />
pegawai pemerintah. Sehingga, masih<br />
ada 110 juta pegawai aktif yang belum<br />
memiliki dana pensiun karyawan dan<br />
menjadi potensi yang sangat besar.<br />
Berdasarkan data <strong>OJK</strong>, pada akhir<br />
2012 jumlah tenaga kerja Indonesia,<br />
khususnya tenaga kerja yang termasuk