Majalah-OJK-2
Majalah-OJK-2
Majalah-OJK-2
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
NOVEMBER 2013 TH. I EDUKASI KONSUMEN 23<br />
memang masih tertinggal. Tentu saja,<br />
kondisi itu terkait dengan tingkat<br />
kesejahteraan dan pemahaman<br />
masyarakat terhadap manfaat<br />
berasuransi.<br />
Perkembangan asuransi di Indonesia<br />
berbeda jauh dengan negaranegara<br />
maju, seperti Singapura.<br />
Negara Singapura sebagian besar<br />
penduduknya telah menggunakan<br />
asuransi. Ini disebabkan sudut pandang<br />
ekonomi Singapura memiliki tingkat<br />
perekonomian yang maju. Berbeda<br />
dengan dengan Indonesia yang<br />
pendapatan perkapitanya masih jauh<br />
jika dibandingkan dengan Singapura.<br />
Perbedaan tingkat ekonomi sangat<br />
berpengaruh, jika kita melihat Indonesia,<br />
bagaimana mereka ingin berasuransi<br />
sedangkan untuk makan sehari-hari<br />
saja mereka masih kurang. Selain itu<br />
keterbatasan informasi yang didapat<br />
mengenai asuransi di Indonesia ini juga<br />
masih kurang, informasi yang kurang<br />
membuat minat untuk berasuransi juga<br />
akan sedikit.<br />
Kondisi itu terpapar dalam Indeks<br />
Literasi Perasuransian yang dirilis<br />
Otoritas Jasa Keuangan (<strong>OJK</strong>)<br />
menunjukkan bahwa masyarakat<br />
Indonesia yang memiliki pengetahuan<br />
dan keyakinan tentang asuransi serta<br />
produk dan jasa keuangan, termasuk<br />
fitur, manfaat dan risiko, hak dan<br />
kewajiban terkait produk dan jasa<br />
keuangan, serta memiliki keterampilan<br />
dalam menggunakan produk asuransi<br />
(well literate), relatif masih sedikit, yaitu<br />
17,84 persen.<br />
Hal itu berarti dari setiap 100 orang<br />
penduduk Indonesia, hanya terdapat<br />
18 orang yang memahami tentang<br />
asuransi. Rendahnya Indeks Literasi<br />
Perasuransian menyebabkan masih<br />
kurangnya pemanfaatan produk dan jasa<br />
perasuransian oleh masyarakat yang saat<br />
ini hanya mencapai 11,81 persen.<br />
Pertanyaannya, apakah masyarakat<br />
harus terlebih dahulu sejahtera baru<br />
mereka ditawari produk asuransi<br />
Atau sebaliknya. Justru karena belum<br />
sejahtera sehingga masyarakat perlu<br />
dan penting diajak berasuransi Itulah<br />
paradigma asuransi.<br />
Paradigma berasuransi yang terbangun<br />
saat ini di masyarakat ialah asuransi<br />
identik dengan kemalangan. Entah itu<br />
meninggal, kecelakaan, dan lainnya.<br />
Karena itu, saat seseorang diajak<br />
berasuransi atau ditawari polis asuransi,<br />
yang terbayang seketika ialah kematian,<br />
sakit, atau kecelakaan sehingga tidak<br />
mampu memenuhi kebutuhan finansial<br />
diri sendiri dan keluarga.<br />
Jika paradigma tadi dibiarkan terusmenerus<br />
hidup dalam masyarakat,<br />
perkembangan asuransi akan tetap<br />
lambat dibandingkan dengan besarnya<br />
harapan dan potensi pasar asuransi<br />
nasional. Padahal, dengan penduduk<br />
yang berjumlah sekira 230 juta jiwa<br />
bukanlah pasar kecil bagi asuransi<br />
di tengah semakin meningkatnya<br />
pendapatan per kapita penduduk.<br />
Oleh sebab itu, pesan proteksi dengan<br />
konotasi kemalangan yang masih sering<br />
dijual kalangan asuransi, perusahaan,<br />
agen, sudah harus diubah dan diganti<br />
menjadi pesan kesejahteraan. Di sinilah<br />
pentingnya peran agen asuransi sebagai<br />
ujung tombak industri ini. Merekalah<br />
yang berhadapan langsung dengan<br />
masyarakat.<br />
Industri asuransi pun mengakui hal<br />
ini bahwa saat ini penetrasi asuransi<br />
jiwa masih menjadi tantangan utama<br />
di industri. Maka dari itu, agen sebagai<br />
ujung tombak harus ditingkatkan jumlah<br />
dan pengetahuannya tentang manfaat<br />
asuransi, sehingga dalam mendistribusi<br />
produk asuransi bisa tepat sasaran<br />
dan tepat guna. Pasalnya, khusus dari<br />
lini asuransi jiwa yang pertumbuhan<br />
preminya sangat tinggi, dari total<br />
penduduk Indonesia baru sekitar 5,3<br />
persen (12,7 juta jiwa) yang terlindungi<br />
asuransi jiwa sebagai tertanggung<br />
www.ojk.go.id