17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 3<br />

Pendapatan Negara<br />

PNBP memberikan kontribusi rata-rata masing-masing sebesar 71,9 persen dan 28,1 persen.<br />

Peningkatan pendapatan dalam negeri tersebut didukung oleh dinamika perekonomian nasional<br />

dan kebijakan optimalisasi di bidang perpajakan dan PNBP yang dilaksanakan secara konsisten<br />

dan berkesinambungan.<br />

Dalam APBNP 2013, pendapatan dalam negeri ditargetkan sebesar Rp1.497,5 triliun, naik 12,4<br />

persen dari realisasinya pada tahun 2012. Jumlah tersebut terdiri atas penerimaan perpajakan<br />

sebesar Rp1.148,4 triliun dan PNBP sebesar Rp349,2 triliun.<br />

3.2.1.1 Penerimaan Perpajakan<br />

Dalam periode 2008―2012, realisasi penerimaan perpajakan mengalami peningkatan secara<br />

signifikan, dari Rp658,7 triliun (2008) menjadi Rp980,5 triliun (2012). Sejalan dengan makin<br />

meningkatnya penerimaan perpajakan, kontribusi penerimaan perpajakan terhadap pendapatan<br />

negara juga meningkat, dari 67,3 persen (2008) menjadi 73,6 persen (2012). Pendapatan<br />

pajak dalam negeri dalam periode tersebut meningkat rata-rata sebesar 10,6 persen per tahun,<br />

sedangkan pendapatan pajak perdagangan internasional meningkat rata-rata sebesar 8,1 persen<br />

per tahun. Dilihat dari kontribusinya, pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak<br />

perdagangan internasional memberikan kontribusi rata-rata masing-masing sebesar 95,2 persen<br />

dan 4,8 persen.<br />

Pendapatan pajak dalam negeri dalam<br />

periode 2008—2010 terdiri atas pendapatan<br />

pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan<br />

nilai dan pajak penjualan atas barang<br />

mewah (PPN dan PPnBM), pajak bumi dan<br />

bangunan (PBB), bea perolehan hak atas<br />

tanah dan bangunan (BPHTB), cukai, dan<br />

pajak lainnya. Sejak tahun 2011, pendapatan<br />

BPHTB sudah bukan merupakan bagian<br />

dari pendapatan pajak dalam negeri karena<br />

telah dialihkan sebagai pendapatan pajak<br />

daerah. Pendapatan pajak dalam negeri<br />

dalam periode 2008—2012 terutama<br />

berasal dari pendapatan PPh (migas dan<br />

nonmigas) dengan kontribusi rata-rata<br />

persen<br />

14<br />

13<br />

12<br />

11<br />

10<br />

GRAFIK 3.1<br />

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PERPAJAKAN, 2008−2013<br />

sebesar 51,9 persen, serta pendapatan PPN dan PPnBM dengan kontribusi rata-rata sebesar 33,8<br />

persen. Sementara itu, pendapatan pajak perdagangan internasional dalam periode 2008—2010<br />

terutama berasal dari pendapatan bea masuk, sedangkan pendapatan bea keluar masih rendah.<br />

Namun, sejak tahun 2011 pendapatan bea keluar meningkat secara signifikan sehingga hampir<br />

sama dengan pendapatan bea masuk, sebagai akibat dari kenaikan harga CPO serta kebijakan<br />

Pemerintah dalam rangka penghiliran CPO yang menyebabkan pengenaan tarif bea keluar CPO<br />

makin tinggi dan progresif.<br />

Penerimaan perpajakan dalam APBNP 2013 ditargetkan mencapai Rp1.148,4 triliun, naik 17,1<br />

persen dari realisasinya dalam tahun 2012. Beberapa faktor yang mendukung peningkatan<br />

tersebut antara lain adalah terjaganya pertumbuhan ekonomi, terjaganya pertumbuhan<br />

13,3<br />

658,7<br />

Penerimaan Perpajakan<br />

Tax Ratio<br />

619,9<br />

11,0<br />

723,3<br />

11,3<br />

873,9<br />

11,8<br />

980,5<br />

11,9<br />

1.148,4<br />

12,2<br />

2008 2009 2010 2011 2012 APBNP<br />

2013<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

triliun<br />

rupiah<br />

1400<br />

1200<br />

1000<br />

800<br />

600<br />

400<br />

200<br />

0<br />

3-4<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!