17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 2 Kinerja Ekonomi Makro<br />

pada peningkatan investasi langsung (PMA dan PMDN), belanja modal APBN dan BUMN, laba<br />

ditahan perusahaan swasta, kredit perbankan, kegiatan initial public offering (IPO) di pasar<br />

modal, serta sumber modal dan investasi masyarakat lainnya.<br />

Pada tahun <strong>2014</strong>, aktivitas ekspor dan impor diperkirakan akan kembali meningkat. Peningkatan<br />

tersebut didorong oleh perkembangan positif faktor eksternal maupun perekonomian domestik.<br />

Dari sisi eksternal, kondisi perekonomian global diperkirakan akan lebih baik, dengan<br />

pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.<br />

Perbaikan kondisi ekonomi tersebut juga terjadi pada negara-negara yang menjadi mitra dagang<br />

utama Indonesia, di antaranya adalah Amerika Serikat, India, Jerman, dan Perancis. Walaupun<br />

terdapat beberapa negara lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan, seperti Cina dan<br />

Jepang, total indeks pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama Indonesia diperkirakan dapat<br />

meningkat pada tahun <strong>2014</strong>. Dengan kata lain, agregat permintaan dari negara-negara mitra<br />

dagang Indonesia akan membuka peluang peningkatan ekspor Indonesia pada tahun tersebut.<br />

Faktor pendukung perbaikan kinerja ekspor lainnya adalah terkait dengan menurunnya tekanan<br />

inflasi pada tahun <strong>2014</strong>. Penurunan inflasi akan membuka peluang penurunan tingkat suku<br />

bunga, khususnya suku bunga kredit perbankan. Penurunan inflasi dan tingkat suku bunga<br />

diharapkan akan berimplikasi pada penurunan biaya produksi, yang akan berdampak positif<br />

pada daya saing dan aktivitas produksi di dalam negeri.<br />

Sementara itu, di sisi impor, peningkatan pertumbuhan juga diperkirakan akan terjadi.<br />

Peningkatan tersebut terutama disebabkan membaiknya daya beli masyarakat dan aktivitas<br />

pemilu, serta meningkatnya aktivitas investasi dan pembangunan infrastruktur. Peningkatan<br />

impor diperkirakan akan terjadi terutama pada barang modal dan bahan baku, yang dibutuhkan<br />

untuk menunjang kegiatan produksi output untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk<br />

kebutuhan ekspor.<br />

Pada tahun <strong>2014</strong>, pertumbuhan ekspor diperkirakan mencapai 7,4 persen dan impor mencapai<br />

7,5 persen. Walaupun pertumbuhan impor relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan ekspor,<br />

kinerja neraca perdagangan masih akan menunjukkan surplus. Pemerintah berupaya keras<br />

untuk tetap menjaga kontribusi neraca perdagangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.<br />

Untuk itu, kebijakan-kebijakan terkait aktivitas perdagangan yang berdampak positif akan<br />

terus ditempuh, baik dengan kebijakan baru maupun perbaikan dan kelanjutan kebijakan<br />

tahun-tahun sebelumnya.<br />

Salah satu isu terkait ekspor yang dihadapi Indonesia adalah masih terdapat ketergantungan<br />

yang tinggi terhadap ekspor komoditas primer. Pada umumnya, harga komoditas primer di<br />

pasar internasional relatif lebih bergejolak bila dibandingkan dengan harga produk manufaktur,<br />

yang antara lain disebabkan besarnya pengaruh iklim dan alam terhadap produk primer. Pada<br />

tahun 2012, gejolak harga komoditas primer di pasar global turut menyebabkan defisit neraca<br />

perdagangan Indonesia. Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan Pemerintah untuk lebih<br />

mendorong peningkatan kinerja ekspor produk manufaktur. Pada tahun <strong>2014</strong>, Pemerintah akan<br />

terus melanjutkan strategi dan kebijakan disinsentif ekspor barang-barang mineral mentah<br />

dalam rangka pemenuhan kebutuhan industri dan pengembangan industri hilir dalam negeri.<br />

Arah kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong aktivitas industri dalam negeri untuk<br />

meningkatkan efisiensi dan daya saing produk-produk manufaktur, baik di pasar domestik<br />

maupun pasar global. Peningkatan output manufaktur di dalam negeri akan diarahkan untuk<br />

mengurangi ketergantungan pada produk-produk impor sejenis, yang pada gilirannya berdampak<br />

positif pada posisi neraca perdagangan. Kebijakan tersebut dapat mendorong dan mengakselerasi<br />

2-38<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!