17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kinerja Ekonomi Makro<br />

Bab 2<br />

MDGs 2015 yang telah tercapai yaitu peningkatan pendidikan dasar, kesetaraan jender dan<br />

pemberdayaan perempuan, penurunan angka kematian anak, serta membangun kemitraan<br />

global untuk pembangunan.<br />

Adapun 4 target MDGs lainnya yang masih perlu dilakukan peningkatan adalah penurunan<br />

tingkat kemiskinan, penurunan angka kematian ibu melahirkan, penurunan penyebaran HIV/<br />

AIDS, serta masalah perbaikan lingkungan terutama penyediaan air bersih. Saat ini masih terus<br />

dilakukan berbagai upaya dan terobosan Pemerintah untuk mencapai target-target tersebut.<br />

Khusus penurunan angka kemiskinan, diupayakan target sebesar 7,55 persen akan dapat dicapai<br />

pada tahun 2015.<br />

2.2.2.3 Inflasi<br />

Relatif tingginya harga komoditas energi dan bahan pangan khususnya beras, jagung, dan kedelai<br />

di pasar internasional sejak pertengahan tahun 2012 berlanjut hingga pertengahan tahun 2013.<br />

Hal ini mendorong peningkatan tekanan inflasi terutama pada kelompok pengeluaran untuk<br />

bahan pangan sebagai dampak belum dimulainya musim panen, serta tingginya curah hujan<br />

yang menimbulkan gangguan terhadap proses produksi, pasca panen, dan distribusi. Selain<br />

itu, tingginya laju inflasi pada awal tahun 2013 juga didorong oleh dampak beberapa kebijakan<br />

di bidang harga, antara lain mencakup peningkatan upah minimum (UMP) rata-rata nasional<br />

sebesar 18,32 persen, kebijakan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) rata-rata sebesar 4,3 persen<br />

per triwulan, serta implementasi kebijakan pengaturan komoditas hortikultura.<br />

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, kelompok bahan makanan, transportasi dan makanan<br />

jadi masih menjadi penyumbang kenaikan laju inflasi tertinggi hingga Juli 2013, sedangkan<br />

kelompok sandang masih menunjukkan penurunan. Kebijakan pengaturan importasi komoditas<br />

hortikultura mendorong peningkatan harga aneka komoditas bumbu, sayuran, dan buahbuahan.<br />

Selain itu, turunnya pasokan komoditas pangan sejenis dari sumber dalam negeri<br />

karena gangguan curah hujan, telah mendorong tingginya laju inflasi hingga Maret tahun<br />

2013. Deflasi yang terjadi pada April sebesar 0,10 persen didorong oleh telah masuknya masa<br />

panen raya tahun 2013, serta relatif stabilnya harga komoditas beras sejak akhir tahun 2012<br />

yang telah membantu menurunkan tekanan inflasi dari sisi harga komoditas bahan pangan,<br />

khususnya dari harga beras. Selain itu, penurunan harga komoditas emas di pasar internasional<br />

juga turut mendorong penurunan harga komoditas sejenis di pasar dalam negeri, sehingga turut<br />

mendorong terjadinya deflasi pada April 2013.<br />

Pelaksanaan kebijakan kenaikan harga jual BBM bersubsidi yang dilaksanakan Pemerintah<br />

mulai 22 Juni 2013 serta gangguan pasokan beberapa komoditas bahan pangan telah mendorong<br />

peningkatan laju inflasi sepanjang Juni dan Juli 2013. Pelaksanaan kebijakan kenaikan harga<br />

jual BBM bersubsidi telah mendorong peningkatan seluruh komponen inflasi pada Juli 2013.<br />

Komponen harga bergejolak (volatile food) tercatat sebesar 16,12 persen (yoy), mengalami<br />

peningkatan tajam bila dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar 11,46 persen (yoy).<br />

Peningkatan laju komponen inflasi tersebut sebagai dampak kebijakan di bidang energi serta<br />

meningkatnya permintaan komoditas bahan pangan seiring pelaksanaan Puasa dan menjelang<br />

Lebaran. Pada saat yang bersamaan, peningkatan jumlah permintaan tersebut kurang dapat<br />

diimbangi oleh ketersediaan dan kecukupan pasokan sebagai dampak gangguan cuaca yang<br />

terjadi. Di beberapa wilayah sentra produksi bahan pangan, gangguan cuaca menyebabkan<br />

kegagalan panen serta mengganggu kelancaran arus distribusi, terutama untuk komoditas<br />

bahan pangan yang bersifat mudah rusak (perishable) seperti produk bumbu-bumbuan dan<br />

sayuran. Kondisi tersebut mendorong Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

2-25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!