17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kinerja Ekonomi Makro<br />

Bab 2<br />

8,1 persen. Peningkatan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh berbagai aktivitas terkait<br />

persiapan pemilu seperti kampanye pemenangan calon anggota legislatif, rapat partai politik<br />

dan sejenisnya yang diperkirakan akan mendorong peningkatan frekuensi penggunaan ruang<br />

konvensi/pertemuan yang disediakan oleh industri perhotelan dan restoran.<br />

Sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih menjadi sektor dengan pertumbuhan<br />

tertinggi dimana hingga akhir tahun 2013 diperkirakan mampu tumbuh 11,1 persen. Subsektor<br />

komunikasi masih menjadi pendorong utama pertumbuhan mengingat kebutuhan komunikasi<br />

data dan internet yang tetap tinggi. Sementara itu, pertumbuhan subsektor pengangkutan<br />

diperkirakan melambat akibat pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi yang mendorong<br />

kenaikan tarif jasa angkutan, terutama angkutan jalan raya yang sampai saat ini masih dominan<br />

di subsektor pengangkutan.<br />

Kemiskinan<br />

Membaiknya perekonomian domestik telah berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan di<br />

tanah air. Pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 34,96 juta orang<br />

atau 15,42 persen dari populasi penduduk. Jumlah dan persentase tersebut terus menurun<br />

hingga tahun 2012. Berdasarkan survei bulan September tahun 2012, jumlah penduduk miskin<br />

di perkotaan dan perdesaan mencapai 28,59 juta orang atau dengan kata lain angka kemiskinan<br />

berhasil diturunkan ke tingkat 11,66 persen. Bila dibandingkan dengan tren penurunan angka<br />

kemiskinan antara perkotaan dan perdesaan selama periode tersebut, penurunan angka<br />

kemiskinan di perdesaan lebih besar daripada penurunan kemiskinan di daerah perkotaan.<br />

Angka kemiskinan di daerah perdesaan turun dari 18,93 persen pada tahun 2008 menjadi 14,70<br />

persen pada tahun 2012 atau turun 4,23 persen. Sementara itu, angka kemiskinan di perkotaan<br />

turun dari 11,65 persen pada tahun 2008 menjadi 8,60 persen pada tahun 2012 (lihat Grafik<br />

2.11).<br />

persen<br />

20,0<br />

15,0<br />

10,0<br />

5,0<br />

GRAFIK 2.11<br />

PERKEMBANGAN TINGKAT<br />

KEMISKINAN INDONESIA, 2005—2013<br />

16,0<br />

17,8<br />

16,6<br />

15,4<br />

14,2<br />

13,3<br />

12,4<br />

11,7<br />

11,7<br />

Perbaikan kesejahteraan penduduk<br />

miskin tidak hanya tercermin pada<br />

penurunan angka kemiskinan saja,<br />

tetapi juga terjadi perbaikan kualitas<br />

hidup penduduk miskin di Indonesia.<br />

Indikator kedalaman kemiskinan (P1)<br />

yang mengukur rata-rata konsumsi<br />

penduduk yang berada di bawah garis<br />

kemiskinan terus menurun. Hal ini<br />

menunjukkan walaupun masih tetap<br />

berada di bawah garis kemiskinan,<br />

terjadi peningkatan tingkat pendapatan<br />

dan kesejahteraan masyarakat golongan<br />

kurang mampu. Hal yang sama juga<br />

ditunjukkan oleh indikator keparahan<br />

kemiskinan (P2) yang juga menurun. Dalam hal ini jenjang perbedaan pendapatan antara<br />

penduduk termiskin dan penduduk miskin juga menurun. Kedua indikator tersebut menegaskan<br />

bahwa masyarakat golongan miskin juga mengalami perbaikan kesejahteraan secara lebih<br />

merata.<br />

10,5<br />

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

Sumber: Badan Pusat Statistik<br />

9,5<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

2-21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!