17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 2 Kinerja Ekonomi Makro<br />

800<br />

600<br />

400<br />

200<br />

-<br />

GRAFIK 2.9<br />

LIFTING MINYAK DAN GAS BUMI, 2008—2012<br />

ribu bph<br />

1.600<br />

Gas Minyak<br />

1.400<br />

1.208 1.250<br />

1.391<br />

1.200<br />

1.000<br />

931 944 954<br />

1.318<br />

pengadaan fasilitas terapung, dan<br />

meningkatnya kegiatan perbaikan<br />

dan pemeliharaan fasilitas<br />

produksi. Dengan kendalakendala<br />

tersebut, Presiden<br />

menginstruksikan kepada<br />

lembaga pemerintahan pusat dan<br />

daerah melalui Inpres Nomor 2<br />

Tahun 2012 untuk mengambil<br />

langkah-langkah yang diperlukan<br />

secara terkoordinasi dan<br />

terintegrasi sesuai tugas, fungsi,<br />

dan kewenangan masing-masing<br />

untuk melakukan koordinasi<br />

dan percepatan penyelesaian<br />

permasalahan yang menghambat upaya peningkatan, optimalisasi, dan percepatan produksi<br />

minyak bumi nasional.<br />

Sementara itu, berdasarkan data SKK Migas realisasi lifting gas bumi selama periode 2008-<br />

2011 cenderung meningkat yaitu dari 1.146 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada<br />

tahun 2008 hingga mencapai level tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.318 MBOEPD. Akan<br />

tetapi memasuki tahun 2012, realisasi lifting gas bumi menurun menjadi 1.240 M Barrel Oil<br />

Equivalent Per Day (MBOEPD). Penurunan ini selain disebabkan oleh faktor-faktor panjangnya<br />

proses perijinan, masalah lahan, pengadaan barang operasi, serta penurunan performance<br />

reservoir dari lapangan-lapangan produksi, juga terkendala oleh penyerapan penyaluran gas<br />

di beberapa konsumen.<br />

2.2.2 Proyeksi Ekonomi 2013<br />

2.2.2.1 Perekonomian Dunia dan Regional<br />

Tahun 2013 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian dunia setelah terjadinya<br />

perlambatan pada tahun 2012. Kondisi ketidakpastian prospek pemulihan ekonomi dari krisis<br />

di Eropa serta berbagai langkah kebijakan penyesuaian yang ditempuh beberapa negara industri<br />

utama dalam menghadapi tekanan-tekanan yang ada, akan berdampak pada prospek kinerja<br />

perekonomian global selanjutnya. Faktor lain yang diperkirakan akan menjadi kendala bagi<br />

prospek kinerja perekonomian global adalah terkait dengan perlambatan yang terjadi di beberapa<br />

negara berkembang yang selama ini menunjukkan kinerja cukup baik seperti Cina dan India.<br />

Prospek melemahnya kinerja perekonomian global tercermin dari revisi ke bawah proyeksi<br />

pertumbuhan ekonomi global oleh beberapa lembaga internasional seperti IMF dan Bank<br />

Dunia. Dalam update World Economic Outlook Juli 2013, IMF merevisi ke bawah laju<br />

pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2013 dari semula 3,3 persen menjadi 3,1 persen. Kondisi<br />

tersebut sesungguhnya telah didukung oleh kinerja pertumbuhan negara-negara berkembang<br />

yang diperkirakan masih menguat dari 4,9 persen pada tahun 2012 menjadi 5,0 persen pada<br />

2013. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diperkirakan stagnan pada<br />

level 1,2 persen.<br />

1.240<br />

899 861<br />

2008 2009 2010 2011 2012<br />

Sumber: Kementerian ESDM dan SKK Migas<br />

2-14<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!